Janji Sang Prajurit
" Abang sedang apa disana? " Tanya Niken saat baru sampai dari kampus.
" Abang sedang kangen sama kamu sayang." Jawab Heru dari seberang.
" Bagaimana nggak kangen, 5 tahun kita kita LDR Bang dan Abang masih setia menunggu Niken."
" Saat kamu pulang nanti, Abang ingin kita langsung menikah."
" Ah... itu lah yang Niken inginkan."
" Abang benar - benar kangen sama kamu sayang, setiap video call ingin rasanya bisa memeluk tubuh kamu langsung. 5 Tahun Yank ciumin HP bahkan memeluk boneka yang kamu kirim kan ke Abang." Ucap Heru sambil menunjukkan ekspresinya lewat panggilan Video call.
Hahahahha
" Lucu tahu Bang." Ucap Niken.
" Ehm... yank, minggu depan Abang di kirim ke Luar negeri untuk Satgas di negara L, satu tahun Abang di Sana. Tepat Abang pulang kamu pulang."
" Abang sudah bicara sama Papah belum? Untuk rencana yang ini? " Tanya Niken.
" Abang belum bicara, tapi insya Allah Abang akan datang langsung menemui Papah sebelum berangkat Satgas." Jawab Heru.
" Makasih Bang, sudah Mau menunggu Niken di usia Abang yang sudah di bilang sudah pantas menikah."
" Yank, di dunia ini hanya kamu yang pantas bersanding dengan Abang. Jarak bagi Abang tidak masalah. Karena Abang memegang janji setia itu saat kamu akan pergi."
" I love you sayang." Ucap Niken.
" I love you too." Ucap Heru.
Niken pun menutup sambungan teleponnya lantas menatap figura dirinya bersama Heru yang dia ambil 5 tahun yang lalu.
" Ada yang sedang happy ini, rupanya teman awak sedang rindu pada kekasihnya." Ucap Fatimah teman satu kamar Niken yang berasal dari negara Tetangga.
" Iya nih Fatimah, Saya kangen sama om Tentara yang satu ini."
" Hubungan yang sangat luar biasa, Awak tak bisa menjalin hubungan seperti you selama 5 tahun long distance seperti ini. Awak pernah merasakan akhir nya kami putus."
" Intinya satu, saling percaya."
******
" Ampun Papah...!! "
Plaakk
Plaakk
" Ampun... !!! "
" Teriak kamu yang kencang, selalu bikin ulah." Bentak Alvino.
Plaaak
Plaakk
Alvino memukul pa*****t Panji dengan penggaris panjang hingga menangis. Sendangkan Alenka tak bisa berbuat apa - apa hanya bisa menangis.
" Mamah.. tolong." Ucap Panji.
" Menangis terus minta tolong sama Mamah kamu nggak akan membuat kamu berubah." Bentak Alvino.
" Panji janji Papah, nggak merokok, nggak bolos sekolah dan ikut tawuran."
" Panji, umur kamu itu baru 12 tahun. Kamu Mau jadi apa hah, umur segini kamu bandelnya nggak ketulungan."
" Panji Janji Pah."
" Nggak, Papah sudah nggak percaya lagi sama kamu."
" Pah, sudah ya jangan marahin panji terus. Hati Mamah sakit lihat Papah pukul panji." Ucap Alenka sambil memeluk panji yang kesakitan pa****t nya karena di pukul oleh Papah nya.
" Mah, panji berulah nggak satu dua kali. Dia satu tahun pindah sekolah sudah 3 kali karena di keluar kan. Papah malu punya anak seperti dia."
" Kalau Papah malu punya anak seperti Panji, lebih baik Panji ikut sama Nenek Kakek." Ucap Panji.
" Kamu sudah berani nantang ya sama Papah. Ok Papah Kabul kan permintaan kamu."
" Jangan Pah, Mamah nggak Mau pisah sama Panji. Kalau Panji di kirim kesana, Mamah ikut kesana."
******
Awwww
" Kamu jangan bandel Panji, apa kamu nggak malu dan nggak takut setiap Papah kamu itu marah." Ucap Alenka sambil mengoles salep di pa****t Panji yang memerah.
" Mah ini tuh keren, gentle sebagai pria."
Pletak
Aawwww
Panji memegang keningnya saat di sentil oleh Alenka.
" Kamu Mau jadi apa hah? Kamu nggak didik jadi seperti ini. Pantas Papah kamu marah, Mamah juga marah Panji sama kamu."
" Maaf kan Panji."
" Kamu harus tahu Panji, hidup kamu nggak kekurangan, lantas jajan kamu juga cukup, apa yang kamu minta kami Kabul kan. Apa masih kurang kasih sayang Mamah sama Papah? Tindakan kamu ini seperti tindakan protes. Mamah nggak Mau dengan tingkah laku kamu sekolah kamu hancur." Ucap Alenka pergi meninggalkan Panji yang masih menatap punggung Mamah nya.
******
" Hi... Niken." Sapa Nino.
" Hi juga." Balas Niken sambil mencari buku untuk referensinya di perpustakaan.
" Nanti malam kita jalan yuk? " Ajak Nino Mahasiswa satu tingkat dengan Niken.
" Maaf nggak bisa, banyak tugas dari Profesor Robert untuk segera di selesaikan."
" Ayolah, kamu kenapa sih nggak mau terus di ajak jalan sama Saya. Pacar kamu yang Tentara itu belum tentu dia setia sama kamu di sana."
" Tahu apa kamu sama Pacar Saya? Yang nggak setia itu kamu. Jelas - jelas kamu pacaran sama Haruka, Malah kamu masih kejar Saya untuk di jadi kan Pacar. Nggak tahu malu, memangnya Saya ini cewek apa an." Niken beranjak pergi meninggalkan Nino yang masih tersenyum penuh arti.
******
" Kamu mendadak sekali Heru." Ucap Vidi saat menjemput ponakannya di Bandara.
" Minggu depan Saya sudah harus berangkat Satgas om, nggak ada waktu lagi." Ucap Heru.
" Kamu ingin melamar Niken sekarang? " Tanya Vidi sambil fokus membantu memasukan koper kedalam bagasi.
" Iya Om, Saya lamar dia sekarang. Tahun depan Niken kan selesai kuliah, Saya ingin langsung menikah tepat Saya pulang Satgas."
" Om Sih mendukung apa yang kamu niat kan."
******
" Begini Pak Saya ingin melamar Niken hari ini juga, dan menikah tahun depan saat kami sama - sama pulang dari luar negeri." Ucap Heru.
" Apa Niken sudah tahu? " Tanya Alvino.
" Sudah tahu Pak, Saya hubungi Niken dulu." Jawab Heru.
" Jam segini, dia sedang tidur Heru." Ucap Alenka.
" Dia masih terjaga bu, Saya hubungi Niken." Ucap Heru.
Panggilan Video call pun tersambung, terlihat Niken yang masih terjaga dengan laptop yang masih menyala.
" Hallo sayang, Abang sudah di rumah Mamah Papah." Ucap Heru sambil mengarahkan kamera video call nya pada Alvino dan Alenka.
" Niken, Heru kemari ingin melamar kamu. Apa kamu bersedia? " Tanya Alvino.
" Iya Papah Niken bersedia." Jawab Niken dari seberang.
" Papah tanya lagi, tahun depan kalian benar berniat untuk menikah? "
" Insya Allah Papah Niken sama Bang Heru ingin menikah." Ucap Niken.
" Heru, apakah kedua orang tua kamu sudah tahu? " Tanya Alvino.
" Sudah tahu Pak, dan mereka belum bisa kemari jadi Om Saya yang wakil kan." Jawab Heru.
" Jadi bagaimana lamaran ponakan Saya, kamu terima? " Tanya Vidi.
" Saya terima lamaran kamu, dan sesuai perjanjian tahun depan kalian menikah." Jawab Alvino.
" Alhamdulilah."
******
" Jadi Abang sudah melamar Niken? "
" Iya sayang, kamu kan tahu sendiri tadi."
" Ah.. Bang Niken nggak percaya tahu, kalau Saya sudah jadi calon istri Abang."
" Tunggu satu tahun lagi, kita akan bersama."
" Ah... jadi ingin cepat - cepat tahun depan Bang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Marsha Andini Sasmita
👍👍👍👍👍
2022-11-20
1
Marsha Andini Sasmita
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2022-11-20
1
Laila Mariah
haii ....kak othor slm kenal .saya dah baca beberapa karya mu ...semua mngangkat tema abdi negara ..apakah othor seorang abdi negara ...kereeeen Thor semangaaaat ya,,sehat sll ...love you👍👍👍🥰🥰🥰🥰
2022-09-21
2