Tanggung Jawab

Pramuniaga toko butik tersentak kaget saat pria seksi yang sangat ganteng telah menghilang dari hadapannya, dan langsung menyemburkan protes ke rekannya yang berjaga di kasir, "Kenapa kau terima uang basah itu? Uang itu basah semua"

Wanita yang berada di balik meja kasir langsung meringis dan berucap, "Nggak papa basah. Kan, bisa dikeringkan, nanti. Yang penting, mataku dapat vitamin A hari ini. Pria tadi seksi dan ganteng banget"

"Dasar gila" Sahut temannya.

Lintang menggelungkan kedua tangannya di lengan atasnya Chandresh dan berkata, "Aku akan nempel terus sama Kakak mulai dari........se........ka.......rang!"

Chandresh hanya bisa menghela napas.panjang dan berkata, "Terserah kamu. Tapi, Kakak akan minta ganti rugi dulu sama kamu"

Lintang langsung melepaskan gelungan tangannya dan berjalan di depan sampai ia berdiri berhadapan dengan Chandresh, lalu mendelik, "Ganti rugi apa? Harusnya aku yang minta ganti rugi. Oke, aku percaya kalau Kakak memejamkan mata pas Kakak mengganti bajuku. Tapi, pasti tangan Kakak sengaja atau nggak sengaja menyentuh sesuatu, kan?"

"Ehem!" Chandresh berdeham dengan memalingkan wajahnya.

"Bener begitu?!" Lintang berkacak pinggang dan memajukan wajah kesalnya.

Chandresh secara refleks mundur selangkah dan menatap Lintang, "Nggak! Nggak benar! Mana bisa menyentuh sesuatu wong Kakak nutup mata. Ngarang aja kamu! Kakak minta ganti pembayaran kamar ini dan minta ganti uang beli baju" Chandresh menengadahkan telapak tangan kanannya di depan Lintang sembari memalingkan wajahnya untuk menutupi rasa bersalahnya karena, dia gengsi mengaku di depan Lintang kalau memang benar, tanpa ia sengaja, ia menyentuh sesuatu.

"Siapa suruh Kakak menyewa kamar? Siapa suruh Kakak membeli baju?" Lintang masih berkacak pinggang dan mendelik ke Chandresh.

Chandresh menggerakkan kepalanya untuk menatap Lintang dan mendelik, "Kamu yang bikin gara-gara. Udah beberapa kali Kakak berteriak, jangan mendekat ke bibir pantai dan jangan masuk ke dalam air! Ingat, kan?"

Lintang melancipkan bibir, menurunkan matanya dan menunduk.

"Siapa yang ngeyel? Dan siapa yang akhirnya hampir mati tenggelam? Kalau Kakak tidak menyewa kamar dan tidak membeli baju, kamu akan kedinginan karena, baju kamu basah semua"

Lintang berucap dengan masih menundukkan wajahnya, "Oke. Aku salah. Maaf. Berapa yang harus aku ganti?"

"Sewa kamar ini satu juta dan............"

Lintang langsung mengangkat wajahnya dan mendelik, "Hah?! Satu juta?! Kenapa Kakak dewa kamar yang mahal, kenapa nggak yang murah aja?"

"Kakak panik, Lin. Kakak nggak bisa pikir panjang dan Kakak pikir kamar VIP itu jauh lebih aman untuk kamu saat Kakak pergi sebentar meninggalkan kamu untuk beli baju"

Lintang langsung melancipkan bibirnya, merengut dan menyipitkan kelopak matanya ke tengah. Dan di dalam hati, Lintang berkata pilu, tabunganku berkurang sejuta, dong. Padahal aku sudah mengumpulkan uang dengan susah payah selama ini dan hanya dalam hitungan jam, berkurang sejuta, hiks, hiks, hiks.

"Dan masih ada lagi. Baju yang kita pakai, habisnya tiga ratus ribu rupiah. Kau juga harus menggantinya" Chandresh mulai berkacak pinggang di depan Lintang.

Lintang langsung menyemburkan protes, "Kenapa beli baju tipis semahal ini? Dress tipis dan kaos plus celana kolor biasa kayak gini, kenapa malah banget?" Lintang mencubit dressnya lalu mencintai celana kolornya Chandresh dengan wajah kesal.

"Karena Kakak belinya di butik yang ada di dalam hotel ini. Tentu saja mahal. Kakak nggak ada waktu untuk pergi keluar dan beli baju di pasar. Bisa-bisa pas Kakak kembali, kamu sudah membiru kedinginan dan......"

"Oke, nanti aku ganti. Tas ranselku, kan, ada di mobilnya Kakak. Ayok kita pulang! Kita ambil yang dulu di mesin ATM terdekat"

"Lho, kok pulang! Sayang kalau kita hanya pakai kamar ini untuk beberapa jam saja. Lebih baik kita menginap di sini dan kita akan pulang ke rumah besok"

Lintang langsung mencengkeram pergelangan tangannya Chandresh dan menarik Chandresh dan melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar dengan langkah lebar dan tegap diringi wajah kesal.

"Lho, hei! Lin! Kenapa Keluar?" Chandresh berteriak kencang saat ia terus ditarik keluar oleh Lintang.

Lintang berkata dengan mecucu tanpa menoleh ke belakang, "Aku harus pulang. Aku tinggalkan pakaian dalamku di kamar mandi karena, badan dan aku nggak pakai pakaian dalam sekarang ini"

Chandresh langsung memekik kesal, "Lintang! Jangan dibiasakan mengucapkan kata itu di depan pria!" Dan blush! wajah Chandresh merona karena, nalurinya sebagai laki-laki normal terusik di saat ia mendengar kata pakaian dalam basah dan mendengar kenyataan, Lintang tidak memakai pakaian dalam. Chandresh lalu menarik tangannya Litbang untuk menahan laju langkahnya Lintang.

Lintang menoleh ke belakang dan dengan wajah kesal dia berucap, "Kenapa berhenti?"

Chandresh menarik kembali tangannya Lintang sampai Lintang berdiri berhadapan dengannya. Lalu ia melepas kaos dengan tangan kiri dan Lintang langsung menarik tangannya untuk menutup matanya sambil berteriak, "Kenapa Kakak melepas Kaos Kakak?! Kakak mau ngapain?"

CHandresh laku memakaikan. kaosnya ke Lintang dan berkata, "Dress kamu, kan, tipis. Kalau nggak ditutupi kaos, kamu akan jadi sorotan para pria nggak jelas"

Lintang menarik tangan dari kedua matanya dan secara perlahan ia membuka kedua matanya. Saat sorot matanya menubruk keenam tonjolan otot perutnya Chandresh yang seksi, Lintang secara refleks menelan ludah.

Chandresh menggenggam tangan Lintang dan sambil melangkah ia berkata, "Kita harus cepat sampai di dalam mobil. Berjalan dengan dada polos kayak gini, terus terang Kakak nggak nyaman juga"

Lintang diam saja dan terus melihat tangannya yang ada di dalam genggaman tangannya Chandresh. Lintang mulai merasakan rasa yang tidak biasa di dalam hatinya detik itu juga.

Saat Chandresh dan Lintang berdiri di depan meja resepsionis untuk mengembalikan kunci kamar mereka, mereka mendapatkan sorot mata aneh dari wanita yang bertugas di meja resepsionis dan karena risih, Chandresh langsung berkata sambil memeluk bahunya Lintang, "Jangan berpikiran yang nggak-nggak, Mbak! Ini adik perempuan saya"

"Bu......Hmmppth!"Lintang hendak membuka mulut untuk menyangkal pernyataannya Chandresh dan Chandresh langsung membungkam mulutnya Lintang dengan telapak tangannya dan mengajak Lintang bergegas pergi meninggalkan meja resepsionis.

Lintang menggigit tangannya Chandresh dan Chandresh spontan menarik tangannya dari mulut dan bahunya Lintang sambil mendelik, "Kenapa kau gigit tangan Kakak?!"

Lintang mendengus kesal dan berkata, "Pikir aja sendiri!" lalu ia melangkah lebar meninggalkan Chandresh yang masih mengelus tangannya di bekas gigitannya Lintang. Chandresh lalu berlari kecil menyusul Lintang laku berkata di saat ia telah berhasil mensejajari langkahnya Lintang, "Kamu udah gigit tangan Kakak. Bapak guru kamu lho ini. Kamu lupa? Udah nggak minta maaf malah ngeloyor pergi"

"Bodo amat!" pekik Lintang tanpa menoleh ke Chandresh.

"Dasar barbar" Chandresh berkata dengan nada kesal.

"Biarin!" Sahut Lintah dengan nada yang tak kalah kesalnya.

Mereka akhirnya sampai di dalam mobil dan Lintang langsung memekik di saat mobilnya Chandresh sudah cukup jauh meninggalkan hotel, "Astaga! Celana jins-nya Kakak dan kemejanya Kakak?"

"Kemejanya Kakak, ketinggalan di bibir pantai saat Kakak terjun ke dalam air untuk menolongmu, Kakak lepas dan lempar begitu aja kemejanya Kakak. Dan celana jinsnya Kakak, ketinggalan di kamar mandi hotel. Kenapa?"

"Nggak papa ditinggal begitu aja? Aku lihat baju dan celana jinsnya Kakak bermerk semua"

Chandresh menganggukkan kepalanya dan sambil terus melajukan mobilnya dengan tanpa memakai kaos, ia berkata, "Kamu jeli juga. Kamu hapal baju bermerk. Kamu benar. Dan cuma itu, setelan bermerk yang Kakak punya dan kini, semuanya lenyap. Itu karena, kamu dan kamu juga harus menggantinya"

"Kamu! Kenapa jadi Maya duitan kayak gini? Apa-apa minta ganti" Lintang langsung menoleh ke Chandresh dengan wajah kesal.

Chandresh melirik lintang sambil terus mengemudikan sedan tuanya dan berkata, "Kenapa? Nggak terima? Semua karena kamu, kan? Kakak ingin kita menginap di hotel sambil menunggu celana Kakak kering, tapi kamu malah menarik Kakak keluar dari dalam kamar. Kakak cuma mau mengajari kamu cara bertanggung jawab agar ke depannya, kamu kapok dan tidak mengulanginya lagi"

Lintang langsung mengalihkan pandangannya ke depan dengan bersedekap dan memasang wajah kesal.

Terpopuler

Comments

Author yang kece dong

Author yang kece dong

wkwkkw.. semangat kak 😍😁👍

2022-08-22

1

Zhree

Zhree

mampir lagi..

2022-07-19

0

Ana Yulia

Ana Yulia

mampir thor

2022-06-27

0

lihat semua
Episodes
1 Perjumpaan Pertama
2 Santai
3 Bahagia Tiada Tara
4 Kejutan
5 Luka Batin
6 Pertemuan Tidak Terduga
7 Kaget
8 Tersedak
9 Perubahan Sikap Lintang
10 Shinta
11 Bandel
12 Sanksi
13 Bertemu Dengan Mamanya Chandresh
14 Hari Pertama.
15 Rayuannya Shinta
16 Napas Buatan
17 Hari Kedua
18 Tanggung Jawab
19 Kue Bolu Pandan Keju
20 Ikut
21 Lintang dan Shinta
22 Barbar
23 Kecelakaan
24 Dewasa dan Anggun
25 Menikah
26 Butuh
27 Satu Kamar
28 Wajah Memerah
29 Melindungi
30 Sup Ayam
31 Puisi
32 Kesal
33 Bukti
34 Ciuman Pertama
35 Cantik
36 Membeliak Kaget
37 Mencium Yang Benar
38 Berdesir Hangat
39 Naik Motor Berdua
40 Boleh
41 Luar Biasa
42 Missing You
43 Merindu
44 Malu
45 Ulah Shinta
46 Melindungi
47 Menyadari
48 Mencintaimu
49 Berdesir
50 Sayang
51 Istriku
52 Pesta Ulang Tahun
53 Cerah
54 Main Basket
55 Pemintaan Sulit
56 Rindu
57 Malu
58 Maafkan Aku!
59 Wanita Cantik dan Seksi
60 Kamu?!
61 Menang
62 Rumah
63 Godaan
64 Godaan Lagi
65 Rumah Baru
66 Menyesal
67 Insting Lintang
68 Maafkan Aku
69 Nomer Asing
70 Kejutan
71 Maafkan Aku!
72 Cemburu
73 Sudah Berakhir
74 Masakan
75 Lupakan Aku!
76 Rekaman Video
77 Histeris
78 Maafkan, Aku!
79 Menata Hidup
80 Brak!!!!!
81 Bahagia
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Perjumpaan Pertama
2
Santai
3
Bahagia Tiada Tara
4
Kejutan
5
Luka Batin
6
Pertemuan Tidak Terduga
7
Kaget
8
Tersedak
9
Perubahan Sikap Lintang
10
Shinta
11
Bandel
12
Sanksi
13
Bertemu Dengan Mamanya Chandresh
14
Hari Pertama.
15
Rayuannya Shinta
16
Napas Buatan
17
Hari Kedua
18
Tanggung Jawab
19
Kue Bolu Pandan Keju
20
Ikut
21
Lintang dan Shinta
22
Barbar
23
Kecelakaan
24
Dewasa dan Anggun
25
Menikah
26
Butuh
27
Satu Kamar
28
Wajah Memerah
29
Melindungi
30
Sup Ayam
31
Puisi
32
Kesal
33
Bukti
34
Ciuman Pertama
35
Cantik
36
Membeliak Kaget
37
Mencium Yang Benar
38
Berdesir Hangat
39
Naik Motor Berdua
40
Boleh
41
Luar Biasa
42
Missing You
43
Merindu
44
Malu
45
Ulah Shinta
46
Melindungi
47
Menyadari
48
Mencintaimu
49
Berdesir
50
Sayang
51
Istriku
52
Pesta Ulang Tahun
53
Cerah
54
Main Basket
55
Pemintaan Sulit
56
Rindu
57
Malu
58
Maafkan Aku!
59
Wanita Cantik dan Seksi
60
Kamu?!
61
Menang
62
Rumah
63
Godaan
64
Godaan Lagi
65
Rumah Baru
66
Menyesal
67
Insting Lintang
68
Maafkan Aku
69
Nomer Asing
70
Kejutan
71
Maafkan Aku!
72
Cemburu
73
Sudah Berakhir
74
Masakan
75
Lupakan Aku!
76
Rekaman Video
77
Histeris
78
Maafkan, Aku!
79
Menata Hidup
80
Brak!!!!!
81
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!