Bandel

Keesokan harinya, Chandresh datang ke sekolah dengan wajah lesu. Sepanjang malam, Shinta terus mengajaknya mengobrol di ponsel dan bodohnya dia, dia meladeni Shinta, Godaan dari Shinta mengenang kembali masa indahnya dengan Shinta dulu kala, membuatnya mengobrol hingga larut malam.

Chandresh mengusap kedua kelopak matanya karena kedua kelopak matanya terasa lengket dan ingin terus dipejamkan.

"Pak Chandresh, Anda mengantuk, ya? Lembur bikin soal kimia?" tanya salah satu guru yang duduk di dekat mejanya Chandresh.

Chandresh yang memiliki karakter malas berbasa-basi, hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum kaku ke temannya sesama guru.

"Kalau gitu, minum kopi dulu!" Rekan guru itu berucap sembari berdiri dan tersenyum ke Chandresh.

Chandresh masih terus mengulas senyum kakunya sampai rekannya itu menghilang dari pandangannya. Chandresh menghela napas panjang lalu bangkit berdiri untuk melangkah menuju ke kelasnya.

Di perjalanan menuju ke kelas MiPA X, ia melintasi lapangan bola dan di sana, Chandresh melihat Lintang tengah berhadapan dengan seorang anak laki-laki. Chandresh menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas, siapa anak laki-laki itu dan dia kemudian bergumam, "Tuan muda? Ah, sial! Kenapa aku lupa kalau tuan muda bersekolah di sini"

Chandresh langsung berlari ke tengah lapangan bersama dengan guru yang lain saat ia melihat Lintang membanting anak lali-laki itu di atas rumput lapangan bola yang hijau segar.

Chandresh menarik Lintang dan rekan gurunya membantu anak laki-laki yang terkapar di atas rumput untuk bangun dan bangkit berdiri.

"Pak Chandresh, tolong aku! Dia tiba-tiba membantingku" anak laki-laki itu langsung mengeluarkan suara untuk menutupi alasan kenapa Lintang membantingnya di atas rumput.

Lintang menarik lengannya dari tangannya Chandresh dan langsung berteriak ke anak laki-laki di depannya, "Kamu memang brengsek! Kamu, kan, yang menjebak aku di hotel kemarin. Jika bukan karena Pak Chandresh, entah apa yang akan terjadi padaku, dasar brengsek!" Lintang melangkah maju dan hendak melayangkan bogem mentah ke wajah anak laki-laki itu dan rekan gurunya Chandresh langsung menghalangi Lintang dan berkata, "Ikut Bapak ke ruang BK!" (Bimbingan dan Konseling).

Chandresh meraup wajah gantengnya dengan helaan napas panjang, lalu bergumam, "Kenapa jadi seperti ini? Bos pasti akan tahu kelakuan putranya kalau Bos sampai dipanggil ke sekolahan"

Chandresh ingin berlari mengikuti guru BK tersebut, namun ia terpaksa melangkah ke kelasnya karena bel tanda dimulainya jam pertama belajar dan mengajar di hari itu, sudah berbunyi.

"Kenapa kalian berkelahi di dalam sekolahan? Dan kenapa kamu tiba-tiba membantingnya?" Guru BK yang bernama Bowo itu, mendelik ke Lintang.

Anak laki-laki yang berdiri di sebelahnya Lintang memasang wajah memelas dan berharap guru BK-nya membela dia sebagai yang teraniaya dan tidak bersalah.

Lintang mendelik ke anak laki-laki itu, lalu ia menatap guru BK-nya, melangkah ke depan dan meletakkan ponselnya di meja guru BK-nya dengan kata, "Silakan Bapak buka rekaman yang ada di dalam ponsel saya itu" Lalu Lintang mundur lagi ke belakang.

Anak laki-laki yang berdiri di sampingnya Lintang langsung panik dan mendelik ke Lintang. Lintang langsung mencebikkan bibirnya ke anak lali-laki itu lalu bergumam, "Kau akan tamat karena udah berani mengusik Lintang Rajendra"

Guru BK menautkan alisnya sambil memencet tombol play yang ada di layar ponsel pintarnya Lintang dan langsung terdengar percakapan antara Lintang dan anak laki-laki itu.

"Kamu yang membuatku tidak sadar kemarin dan memasukkan aku ke kamar hotel? Ayo, ngaku! Aku udah liat rekaman CCTV-nya!"

Mendengar suara itu, guru BK mulai mendelik ke anak laki-laki yang berdiri di depannya.

"Kalau iya emangnya kenapa? Aku ingin balas dendam sama kamu, karena kamu udah berani memutuskan aku, Edric Baron, kau dengar, aku Edric Baron"

"Cih! Aku bahkan nggak ingat nama kamu, dasar brengsek!" Lintang berteriak kencang dan Bruk!

Guru BK bangkit berdiri dari kursinya dan menyerahkan ponsel yang dia genggam ke Lintang sambil terus menatap tajam anak laki-laki di depannya. Guru BK itu kemudian berdiri tegak di depan anak laki-laki itu dan berkata, "Edric Baron, aku akan memanggil Papa kamu ke sini"

Edric Baron langsung panik dan berkata, "Jangan panggil Papa saya, Pak, saya mohon?"

"Saya akan tetap memanggil Papa kamu ke sini" Guru BK itu mengeluarkan ponselnya dan mulai melakukan panggilan telepon di sana. Anak laki-laki itu langsung panik dan keringat mulai mengucur di sekujur tubuhnya dan Lintang tersenyum. lebar penuh dengan kemenangan.

Chandresh melihat Lintang masuk ke dalam kelas dengan wajah santai dan ia meraup wajah kasarnya, karena itu berarti tuan mudanya, berada di dalam masalah dan bosnya tengah menuju ke sekolah Bina Kasih. Chandresh mengkhawatirkan bosnya.

Lintang memekik kaget, "Kertas apa ini?!"

Mira langsung menyenggol bahunya Lintang.

Seisi kelas menoleh ke Lintang dan Chandresh langsung menyipitkan kedua kelopak matanya sambil melangkah lebar ke mejanya Lintang.

Chandresh berdiri di samping mejanya Lintang dan berkata dengan geram, "Ada masalah apalagi, Lintang Rajendra?"

Lintang mengibarkan secarik kertas di depan Chandresh dan bertanya, "Kenapa ada kuis Kimia tanpa pemberitahuan sebelumnya?"

"Kerjakan saja jangan banyak tanya!" Chandresh mendelik ke Lintang.

"Ini nggak benar. Siswa nggak siap kalau ada kursi dadakan seperti ini"

"Itulah kenapa diadakan kuis dadakan agar kalian para siswa belajar setiap hari!" Chandresh berkata dengan nada meninggi karena, ia mulai kehilangan kesabarannya.

"Tapi, tetap saja......."

"Kerjakan atau Bapak akan suruh kamu membersihkan toilet saat ini juga!?" Chandresh menggeram kesal ke Lintang.

Lintang langsung meletakkan kembali kertas yang berisi soal Kimia di atas meja dan mulai mengerjakannya.

Chandresh menatap Lintang dengan kesal sebelum ia melangkah kembali ke meja guru yang ada di pojok Utara kelas tersebut

Chandresh duduk di kursi dan mengawasi semua muridnya yang tengah mengerjakan kuis Kimia. Chandresh lalu melihat Lintang dan berkata di dalam hatinya, dia masih takut sama kecoa. Untuk itulah dia langsung nurut saat aku mengancamnya membersihkan toilet, tadi. Dasar bocah bandel.

Lintang terus merengut saat ia mengerjakan kuis Kimia yang berjumlah sepuluh soal pendek, namun ia mengerjakan paling cepat di antara semua temannya padahal dia datang ke kelas yang paling lambat.

Lintang maju ke depan dan meletakkan lembar kertas jawabannya di meja guru. Chandresh berkata, "Sudah kau teliti?"

Lintang menyipitkan matanya dan memilih untuk berbalik badan tanpa menjawab ucapannya Chandresh. Chandresh hanya bisa menghela napas panjang melihat tingkahnya Lintang lalu ia memeriksa lembar jawabannya Lintang dan Chandresh tersenyum dan berkata di dalam hatinya, Dia bilang benci Kimia, tapi bisa mengerjakannya dengan sangat cepat dan dapat nilai seratus di kuis dadakan ini. Dia bandel, tapi cerdas. Aku akan merubah kamu menjadi anak baik lagi, Lintang, untuk menebus kesalahanku di masa lalu sama kamu dan untuk membalas kebaikan Mama kamu.

Terpopuler

Comments

Author yang kece dong

Author yang kece dong

semangat chandresh

2022-08-18

1

Asni J Kasim

Asni J Kasim

Kak author, aku nggak suka Lintang dan Candres, sejarah Candresnya dha botak 🤣🤣

2022-07-09

0

Buna Seta

Buna Seta

Keren banget kak

2022-06-20

1

lihat semua
Episodes
1 Perjumpaan Pertama
2 Santai
3 Bahagia Tiada Tara
4 Kejutan
5 Luka Batin
6 Pertemuan Tidak Terduga
7 Kaget
8 Tersedak
9 Perubahan Sikap Lintang
10 Shinta
11 Bandel
12 Sanksi
13 Bertemu Dengan Mamanya Chandresh
14 Hari Pertama.
15 Rayuannya Shinta
16 Napas Buatan
17 Hari Kedua
18 Tanggung Jawab
19 Kue Bolu Pandan Keju
20 Ikut
21 Lintang dan Shinta
22 Barbar
23 Kecelakaan
24 Dewasa dan Anggun
25 Menikah
26 Butuh
27 Satu Kamar
28 Wajah Memerah
29 Melindungi
30 Sup Ayam
31 Puisi
32 Kesal
33 Bukti
34 Ciuman Pertama
35 Cantik
36 Membeliak Kaget
37 Mencium Yang Benar
38 Berdesir Hangat
39 Naik Motor Berdua
40 Boleh
41 Luar Biasa
42 Missing You
43 Merindu
44 Malu
45 Ulah Shinta
46 Melindungi
47 Menyadari
48 Mencintaimu
49 Berdesir
50 Sayang
51 Istriku
52 Pesta Ulang Tahun
53 Cerah
54 Main Basket
55 Pemintaan Sulit
56 Rindu
57 Malu
58 Maafkan Aku!
59 Wanita Cantik dan Seksi
60 Kamu?!
61 Menang
62 Rumah
63 Godaan
64 Godaan Lagi
65 Rumah Baru
66 Menyesal
67 Insting Lintang
68 Maafkan Aku
69 Nomer Asing
70 Kejutan
71 Maafkan Aku!
72 Cemburu
73 Sudah Berakhir
74 Masakan
75 Lupakan Aku!
76 Rekaman Video
77 Histeris
78 Maafkan, Aku!
79 Menata Hidup
80 Brak!!!!!
81 Bahagia
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Perjumpaan Pertama
2
Santai
3
Bahagia Tiada Tara
4
Kejutan
5
Luka Batin
6
Pertemuan Tidak Terduga
7
Kaget
8
Tersedak
9
Perubahan Sikap Lintang
10
Shinta
11
Bandel
12
Sanksi
13
Bertemu Dengan Mamanya Chandresh
14
Hari Pertama.
15
Rayuannya Shinta
16
Napas Buatan
17
Hari Kedua
18
Tanggung Jawab
19
Kue Bolu Pandan Keju
20
Ikut
21
Lintang dan Shinta
22
Barbar
23
Kecelakaan
24
Dewasa dan Anggun
25
Menikah
26
Butuh
27
Satu Kamar
28
Wajah Memerah
29
Melindungi
30
Sup Ayam
31
Puisi
32
Kesal
33
Bukti
34
Ciuman Pertama
35
Cantik
36
Membeliak Kaget
37
Mencium Yang Benar
38
Berdesir Hangat
39
Naik Motor Berdua
40
Boleh
41
Luar Biasa
42
Missing You
43
Merindu
44
Malu
45
Ulah Shinta
46
Melindungi
47
Menyadari
48
Mencintaimu
49
Berdesir
50
Sayang
51
Istriku
52
Pesta Ulang Tahun
53
Cerah
54
Main Basket
55
Pemintaan Sulit
56
Rindu
57
Malu
58
Maafkan Aku!
59
Wanita Cantik dan Seksi
60
Kamu?!
61
Menang
62
Rumah
63
Godaan
64
Godaan Lagi
65
Rumah Baru
66
Menyesal
67
Insting Lintang
68
Maafkan Aku
69
Nomer Asing
70
Kejutan
71
Maafkan Aku!
72
Cemburu
73
Sudah Berakhir
74
Masakan
75
Lupakan Aku!
76
Rekaman Video
77
Histeris
78
Maafkan, Aku!
79
Menata Hidup
80
Brak!!!!!
81
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!