Sanksi

Keluar dari kelas untuk beli minum karena, Lintang lupa membawa Tumbler jumbo berwarna hijau kesayangannya, dia dihadang seorang gadis berambut lurus dan berponi.

Tubuh Lintang didorong keras sampai punggungnya Lintang membentur tembok dan telapak tangan kanan gadis itu langsung menahan pundak kirinya Lintang sambil berkata geram, "Dasar cewek hina! Kau apakan Edric Baron?"

"Kau siapa? Emaknya Edric Baron?" Lintang tersenyum mengejek dan gadis yang masih mengungkungnya itu langsung. berteriak kesal, "Aku ceweknya Edric Baron! Jelaskan kenapa kau bisa berada di hotel dengannya dan .........."

"Dasar cewek bodoh. Masih aja mau dibohongi cowok playboy macam Edric Baron, cih!" Lintang menyeringai tanpa gentar sedikit pun.

Gadis itu langsung menekan lehernya Lintang dengan lengan bagian bawahnya dan menggeram, "Mampus kau!"

Lintang terkekeh lalu dengan cepat ia menyarangkan lututnya ke perut gadis itu sampai gadis itu mengaduh dan terhuyung ke belakang dengan membungkukkan badan

Lintang mengusap lehernya lalu menyentil ujung hidungnya dengan ibu jari dan berkata, "Cih! Segitu aja kemampuan Lo dan Lo berani menghadang gue? Bodoh!"

Gadis yang mengaku pacarnya Edric Baron itu langsung menegakkan badannya Kembali dan melesat ke Lintang tidak lupa membawa bogem mentahnya sambil berteriak, "Berani kau menantangku!"

Tanpa banyak bicara, Lintang mendorong maju bogem mentahnya ke arah depan dan bug! Bogem mentahnya Lintang tepat mengenai wajahnya gadis yang telah berani menantang Lintang. Lintang kemudian mengangkat kaki kanannya ke depan untuk bersarang di perut gadis itu sampai gadis itu terjengkang jatuh di atas lantai teras belakang SMA Bina Kasih dan gadis itu langsung pingsan.

Lintang melotot ke kedua teman gadis itu, "Kalian juga mau melawanku? Majulah!"

Kedua gadis itu menggelengkan kepala mereka secara serempak, lalu menggotong temannya masuk ke aula belakang sekolah Bina Kasih sambil berteriak, "Tolong, tolong!"

Lintang mengabaikan mereka dan melanjutkan langkahnya menyeberangi lapangan futsal yang memisahkan teras aula belakang sekolahnya dengan kantin bagian belakang, karena kantin di depan dan kantin yang ada di lantai dua, selalu penuh sesak.

Guru olahraga yang tengah mengajari senam murid kelas IPS XI langsung berlari untuk menolong kedua siswinya yang berteriak minta tolong dan langsung membopong siswi yang pingsan. Guru olahraga berlari ke ruang UKS sambil bertanya ke kedua siswinya yang mengekor, "Ada apa? Kok bisa pingsan seperti ini?"

"Dihajar sama anak kelas MIPA X, Pak. Anak baru yang bernama Lintang Rajendra, yang tadi pagi membanting Edric Baron"

Guru olahraga merebahkan siswinya di bed UKS dan melangkah lebar meninggalkan ruang UKS dengan pesan, "Jaga teman kalian! Bapak akan melaporkan masalah ini ke guru BK"

Beberapa menit kemudian, Lintang, Edric, Papanya Edric, orang tua gadis yang telah berani menantang Lintang, papanya Lintang, wali kelasnya Edric Baron yang juga wali kelas dari gadis yang telah berani menantang Lintang karena, Edric dan gadis itu sekelas, dan tidak lupa Chandresh, berkumpul di ruang kepala sekolah dengan didampingi guru BK.

Papanya Lintang yang duduk di bangku paling ujung, berbisik ke Lintang, "Kenapa kau berkelahi? Bikin malu aja!"

"Aku nggak salah, Pa. Aku hanya membela diri" Lintang bersuara lantang dengan maksud agar semua yang hadi di ruangan kepala sekolah, mendengarnya.

"Dasar anak gadis liar, nggak bisa diatur! Kenapa kau pukuli anakku sampai pingsan?!" Seorang ibu muda bangkit berdiri, melangkah lebar mendekati Lintang dan hendak memukul Lintang.

Chandresh yang masih berdiri di antara bangkunya Lintang dan dokter Andi, dengan sigap menangkap pergelangan tangan ibu muda itu dengan kata, "Jangan memukul murid saya!"

Papanya Lintang tersentak kaget dan langsung berdiri, "Saya juga nggak akan biarkan Ibu memukul putri saya"

Ibu muda itu menarik tangannya dan mendelik, "Dia berhak dipukul karena, liar! Dasar anak nakal" Ibu itu lalu berputar badan untuk kembali ke tempat duduknya semula.

Bosnya Chandresh, papanya Edric, langsung membuka suara, "Kita dengarkan dulu penjelasan Lintang!"

Chandresh tersenyum ke bosnya dan menganggukkan kepalanya tanda setuju, lalu duduk di bangku yang berada persis di belakang bangkunya Lintang.

Dokter Andi Rajendra menoleh ke papanya Edric dan berkata, "Terima kasih" Lalu papanya Lintang kembali duduk di bangkunya.

"Tidak perlu menjelaskan panjang lebar, karena nggak akan ada yang percaya ucapan saya, kan, kalau tidak ada buktinya?" ucap Lintang dengan wajah santai.

"Benar! Kamu pasti salah! Makanya kamu bersikap seperti itu!" Ibu muda itu masih belum terima dengan apa yang sudah Lintang lakukan pada putrinya.

Edric yang sudah terbukti bersalah hanya bisa diam dan terus menundukkan kepalanya. Dia tidak berani mengusik Lintang lagi.

"Bukan berarti saya salah. Kita bisa lihat rekaman CCTV, kan? Ada kamera CCTV saya lihat di sana tadi dan semoga tidak rusak" Sahut Lintang masih dengan nada dan wajah santai.

"Ah, iya benar. Kamu cerdas juga ternyata" Sahut guru BK yang langsung pamit dan berdiri untuk berlari menuju ke ruang komputer.

Beberapa saat kemudian, guru BK itu kembali dengan membawa rekaman CCTV yang ada di teras belakang SMA Bina Kasih

Beberapa menit kemudian, Kepala sekolah SMA Bina Kasih, menghela napas panjang saat ia menatap Dokter Andi Rajendra, lalu berkata, "Putri Anda memang membela diri. Semua bisa kita lihat di rekaman CCTV, tapi tetap saja putri Anda berkelahi di dalam sekolahan dan itu melanggar peraturan. Harus dikenakan sanksi"

"Saya setuju aja, Pak" Sahut dokter Andi Rajendra.

"Saya juga setuju! Anak itu perlu diberi sanksi biar kapok!" sahut ibu muda yang masih sangat kesal dengan kelakuannya Lintang.

Kepala sekolah menoleh ke ibu muda itu dan berkata, "Putri Anda juga akan kami kenakan sanksi karena, sudah berani menghadang dan memprovokasi perkelahian dengan Lintang. Putri Anda akan saya skors selama seminggu tidak boleh masuk sekolah"

Ibu muda itu langsung terdiam seribu bahasa.

"Pa, kenapa main setuju aja? Kita belum tahu apa sanksinya?" pekik Lintang dengan wajah panik.

Papanya Lintang mendelik ke Lintang dan berkata, "Jangan banyak bicara lagi!"

Kepala sekolah menatap lintang dan berkata, "Kamu harus tinggal selama seminggu di rumah wali kelas kamu untuk belajar mandiri dan melatih kesabaran kamu selama kamu hidup terpisah dari orang tua kamu. Biar kamu nggak manja dan bertindak semau kamu lagi. Dan untuk tinggal di rumahnya Pak Chandresh, bisa dimulai hari ini"

"Hah?! Kenapa harus di rumahnya Pak Chandresh?" Lintang langsung menautkan alisnya dan merengut.

"Karena pak Chandresh adalah wali kelas kamu" Sahut kepala sekolah.

Lintang langsung berdiri dan mendelik, "Saya nggak.........."

Papanya Lintang langsung menarik Lintang untuk duduk Kemabli dan berkata, "Kami menerima sanksi tersebut. Terima kasih Bapak Kepala sekolah yang terhormat"

"Baguslah. Sekarang kalian boleh keluar kecuali Edric Baron dan papanya" Sahut kepala sekolah.

Chandresh memutuskan tinggal di ruang kepala sekolah untuk menemani bosnya, namun kepala sekolah berkata, "Dia bukan wali murid kamu. Untuk apa kamu masih di sini? Keluarlah dan urus wali murid kamu!"

Chandresh menatap bosnya dan bosnya tersenyum, "Tinggalkan kami, nggak papa Chan!"

Chandresh menganggukkan kepala dan pamit pergi meninggalkan ruang kepala sekolah. Chandresh langsung berlari kecil mendekati dokter Andi yang masih menunggunya, "Apa masih ada yang perlu Anda tanyakan, Dok?"

Dokter Andi berkata, "Nggak ada. Cuma, pulang sekolah nanti, tolong ajak Lintang pulang ke rumah anda bersama dengan Anda. Biar baju gantinya Lintang dikirim sama supir saya nanti sore"

"Baik, Dok" Sahut Chandresh.

Terpopuler

Comments

Author yang kece dong

Author yang kece dong

Lanjut lintang 😁

2022-08-20

0

Asni J Kasim

Asni J Kasim

Aku suka wanita yang Kek Lintang, kalau dihadang ya dilawan 😁😁

2022-07-17

0

Eva Santi Lubis

Eva Santi Lubis

Keren

2022-06-21

1

lihat semua
Episodes
1 Perjumpaan Pertama
2 Santai
3 Bahagia Tiada Tara
4 Kejutan
5 Luka Batin
6 Pertemuan Tidak Terduga
7 Kaget
8 Tersedak
9 Perubahan Sikap Lintang
10 Shinta
11 Bandel
12 Sanksi
13 Bertemu Dengan Mamanya Chandresh
14 Hari Pertama.
15 Rayuannya Shinta
16 Napas Buatan
17 Hari Kedua
18 Tanggung Jawab
19 Kue Bolu Pandan Keju
20 Ikut
21 Lintang dan Shinta
22 Barbar
23 Kecelakaan
24 Dewasa dan Anggun
25 Menikah
26 Butuh
27 Satu Kamar
28 Wajah Memerah
29 Melindungi
30 Sup Ayam
31 Puisi
32 Kesal
33 Bukti
34 Ciuman Pertama
35 Cantik
36 Membeliak Kaget
37 Mencium Yang Benar
38 Berdesir Hangat
39 Naik Motor Berdua
40 Boleh
41 Luar Biasa
42 Missing You
43 Merindu
44 Malu
45 Ulah Shinta
46 Melindungi
47 Menyadari
48 Mencintaimu
49 Berdesir
50 Sayang
51 Istriku
52 Pesta Ulang Tahun
53 Cerah
54 Main Basket
55 Pemintaan Sulit
56 Rindu
57 Malu
58 Maafkan Aku!
59 Wanita Cantik dan Seksi
60 Kamu?!
61 Menang
62 Rumah
63 Godaan
64 Godaan Lagi
65 Rumah Baru
66 Menyesal
67 Insting Lintang
68 Maafkan Aku
69 Nomer Asing
70 Kejutan
71 Maafkan Aku!
72 Cemburu
73 Sudah Berakhir
74 Masakan
75 Lupakan Aku!
76 Rekaman Video
77 Histeris
78 Maafkan, Aku!
79 Menata Hidup
80 Brak!!!!!
81 Bahagia
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Perjumpaan Pertama
2
Santai
3
Bahagia Tiada Tara
4
Kejutan
5
Luka Batin
6
Pertemuan Tidak Terduga
7
Kaget
8
Tersedak
9
Perubahan Sikap Lintang
10
Shinta
11
Bandel
12
Sanksi
13
Bertemu Dengan Mamanya Chandresh
14
Hari Pertama.
15
Rayuannya Shinta
16
Napas Buatan
17
Hari Kedua
18
Tanggung Jawab
19
Kue Bolu Pandan Keju
20
Ikut
21
Lintang dan Shinta
22
Barbar
23
Kecelakaan
24
Dewasa dan Anggun
25
Menikah
26
Butuh
27
Satu Kamar
28
Wajah Memerah
29
Melindungi
30
Sup Ayam
31
Puisi
32
Kesal
33
Bukti
34
Ciuman Pertama
35
Cantik
36
Membeliak Kaget
37
Mencium Yang Benar
38
Berdesir Hangat
39
Naik Motor Berdua
40
Boleh
41
Luar Biasa
42
Missing You
43
Merindu
44
Malu
45
Ulah Shinta
46
Melindungi
47
Menyadari
48
Mencintaimu
49
Berdesir
50
Sayang
51
Istriku
52
Pesta Ulang Tahun
53
Cerah
54
Main Basket
55
Pemintaan Sulit
56
Rindu
57
Malu
58
Maafkan Aku!
59
Wanita Cantik dan Seksi
60
Kamu?!
61
Menang
62
Rumah
63
Godaan
64
Godaan Lagi
65
Rumah Baru
66
Menyesal
67
Insting Lintang
68
Maafkan Aku
69
Nomer Asing
70
Kejutan
71
Maafkan Aku!
72
Cemburu
73
Sudah Berakhir
74
Masakan
75
Lupakan Aku!
76
Rekaman Video
77
Histeris
78
Maafkan, Aku!
79
Menata Hidup
80
Brak!!!!!
81
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!