Tersedak

Lintang langsung berkata, "Bapak harus mengenalkan nama dan harus memilih ketua kelas dan wakilnya, kan, kalau kelamaan marah-marah di sini, keburu ganti tahun, Pak"

Chandresh menghembuskan napas kesalnya lalu memutar badan untuk melangkah kembali ke depan kelas dan berkata, "Saya akan memperkenalkan nama saya dan saya harap nggak akan ada yang jadi Kunti lagi"

Geeerrrr! semua murid di kelas MIPA X kembali menggemakan tawa serempak mereka kecuali, Lintang. Lintang sama sekali tidak tertawa.

"Nama saya, Chandresh Kusuma dan......."

"Apa?!" Lintang langsung bangkit berdiri dan ternganga menatap wali kelasnya.

Mira langsung menarik Lintang untuk duduk kembali dan Chandresh kembali mendengus kesal lalu menatap Lintang dengan tanya, "Kenapa kamu kaget mendengar nama saya?"

"Ah, tidak Pak. I...itu tadi ada lalat masuk ke kelas, tapi sekarang udah keluar lagi, hehehehe, maaf" Lintang tersenyum lebar setelah menyelesaikan kalimatnya. Lintang lalu bergumam di dalam hatinya, Kenapa bisa ada Kak Chandresh di sini? Lagian kenapa Lak Chandresh jelek banget sekarang? Kulitnya hitam, kepalanya botak, ish, ish, ish, sama sekali bukan tipeku.

"Lintang Rajendra! Lintang! Kenapa nggak tunjuk jari? Apa Lintang Rajendra nggak masuk sekolah hari ini?" Chandresh mengedarkan pandangannya ke semua muridnya, mencari sosok bertubuh tambun, berambut keriting, dikepang dua dan wajah jerawatan.

Karena keasyikan melamun dan memberikan penilaian atas Chandresh Kusuma versi dewasa, Lintang tidak mendengar namanya dipanggil beberapa kali oleh wali kelasnya yang tengah mengabsen semua muridnya.

Mira langsung menyenggol bahunya Lintang dan berkata, "Kamu dipanggil, cepetan tunjuk jari dan bilang hadir!"

Lintang langsung mengangkat jari telunjuknya dan berteriak, "Hadir!"

Chandresh dan Lintang bersitatap dalam diam. Chandresh melongo untuk sekejap karena bayangannya tentang Lintang Rajendra tidak ada yang benar. Lintang Rajendra yang tengah menunjukkan jari adalah seorang gadis yang cantik dengan rambut yang sangat indah dan memiliki kulit wajah yang.......sempurna.

Chandresh langsung berdeham dan membaca nama murid berikutnya yang ada di daftar absennya, "Pramono, Kendra, dan seterusnya sampai di nama Zena dan Zena adalah nama murid terakhir yang ada di daftar absennya.

Tibalah pemilihan kandidat ketua kelas, wakil, sekretaris dan bendahara kelas.

Lintang Rajendra terpilih menjadi kandidat ketua kelas karena memiliki nilai tertinggi. Chandresh tersenyum saat ia menuliskan nama Lintang Rajendra di papan tulis dan bergumam di dalam hati, Syukurlah kamu tumbuh dengan baik. Terima kasih kamu tidak depresi dan terpuruk saat dulu aku menolak kamu dengan sangat kejam. Kakak bangga dengan pencapaian kamu, Lintang.

Setelah menuliskan beberapa nama di papan tulis, Chandresh berbalik badan untuk menatap satu per satu muridnya sambil berkata, "Kalian boleh maju dan kasih vote kalian ke nama yang kalian pandang mampu menjadi ketua kelas kalian. Kasih tanda bintang di papan tulis di samping nama yang kalian pilih"

Satu per satu siswa maju secara bergiliran untuk memberikan vote mereka dan tibalah waktunya menghitung hasil akhir voting.

Beberapa jam kemudian, Chandresh mengumumkan posisi ketua kelas dimenangkan oleh Lintang Rajendra.

Lintang mendapatkan selamat dari Chandresh, namun Lintang tidak mengucapkan kata terima kasih. Lintang bahkan menarik tangannya dengan kasar dari dalam genggaman tangannya Chandresh.

Mira menoleh ke Lintang yang telah duduk kembali di sampingnya dengan tanya, "Kenapa kamu merengut di depannya Pak Chandresh?"

"Nanti aku ceritakan pas jam istirahat" Lintang mulai membuka buku paket Matematika dan buku tulis untuk mencatat. Karena, Lintang yakin kalau Chandresh Kusuma adalah guru bidang studi Matematika.

"Silakan siapkan buku paket Kimia kalian" Chandresh berucap di depan kelas sambil memegang buku paket Kimia.

"What?! Kenapa Kimia?!" Lintang melotot ke Chandresh.

Seisi kelas langsung menoleh ke Lintang yang duduk di kursi paling belakang pojok.

Chandresh menghela napas panjang dan berkata, "Memangnya kenapa dengan kimia?"

"Kenapa bukan Matematika?"

Seisi kelas masih menoleh ke Lintang dengan wajah yang penuh dengan tanda tanya.

Chandresh langsung berteriak, "Semuanya! Kembali menghadap ke depan dan jangan hiraukan Lintang?"

Seisi kelas langsung memutar kepala mereka ke depan secara bersamaan.

Lintang beberapa kali menggaruk-garuk kepalanya dan bergumam, "Ah, sial! Aku benci Kimia"

"Sssssttt! Jangan keras-keras!" Mira menyenggol bahunya Lintang.

"Di SMP nggak ada Kimia. Kenapa di SMA harus ada Kimia?" Lintang langsung meletakkan pensilnya di meja lalu bersedekap dan berkata, "Bodo amat! Aku nggak mau lagi nyimak"

"Lintang, maju ke papan tulis! Kerjakan soal nomer tiga!"

Lintang terlonjak kaget dan langsung menggelengkan kepalanya.

"Apa maksudnya kamu menggelengkan kepala kamu?" Chandresh mendelik ke Lintang.

"Saya nggak bisa, Pak"

"Coba dulu! Ayok maju!" Chandresh masih mendelik ke Lintang.

Lintang kembali menggelengkan kepalanya.

"Lintang!"

Akhirnya dengan wajah manyun dan malas, Lintang bangkit berdiri dan melangkah ke depan dengan malas-malasan. Dia menerima spidol khusus untuk dipakai di whiteboard dari Chandresh, lalu berdiri di depan papan tulis.

"Kenapa diam mematung? Kerjakan!" Chandresh menautkan alisnya saat ia melihat Lintang hanya diam mematung di depan papan tulis.

Lintang menoleh ke Chandresh dan berkata, "Saya akan berterus terang, Pak. Saya nggak suka Kimia. Saya baru kenal sama Kimia hari ini, tapi saya nggak suka. Kalau saya sudah nggak suka, saya nggak mau mengenalnya lebih dalam lagi. Itu berlaku di semua hal"

Chandresh langsung menggeram, "Kalau tidak suka, maka keluarlah dari kelas.ini! Berdiri di luar kelas sampai pelajaran selesai!"

Lintang menatap Chandresh dengan wajah kesal.

"Ayok, keluar!" Tangan Chandresh terangkat ke arah pintu kelas.

Lintang langsung memutar badan dan melangkah lebar keluar dari kelas.

Chandresh lalu menatap satu per satu muridnya, "Siapa lagi yang tidak menyukai Kimia? Tunjuk jari! Kalau tidak suka lebih baik jujur kayak Lintang tadi,.tapi harus keluar dari kelas ini!"

Seisi kelas langsung berteriak, "Nggak ada, Pak"

"Bagus! Sekarang Mira, kerjakan soal nomer tiga!"

Mira tersentak kaget dan langsung berdecak kagum pada wali kelasnya yang bisa.denahn cepat menghapal semua wajah dan nama semua muridnya.

Mira bisa mengerjakannya dengan baik.

Chandresh lalu berkata, "Good Job, Mira. Kalau ada waktu luang, tolong kamu ajari teman kamu sebangku yang bernama Lintang Rajendra!"

Mira menganggukkan kepalanya lalu melangkah kembali ke mejanya.

Kelas Kimia yang akhirnya selesai. Chandresh keluar dari kelas.dan menoleh ke Lintang, "Kau boleh masuk! Dan jangan ulangi lagi perbuatan kamu karena,........"

Lintang tidak menggubris ucapannya Chandresh, ia melangkah masuk ke dalam kelas tanpa menoleh ke Chandresh.

Kedua bola matanya Chandresh mengikuti arah perginya Lintang dengan helaan napa panjang dan bergumam, "Apa dia.membenciku bukannya Kimia?"

Jam istirahat tiba dan Mira langsung menagih Lintang, "Ayok cerita!"

Lintang membuka kotak makannya sambil berucap, "Dia Chandresh yang pernah aku tembak waktu aku masih berumur sepuluh tahun"

"Whaaaattt!" Mira langsung melotot ke Lintang. Lalu Kita.nertanya, "Apa.benar sama? Bukankah kata kamu dulu, Chandresh itu berambut bagus, berkulit putih dan......"

"Iya. Chandresh yang sekarang beda jauh dengan Chandresh yang dulu. Sekarang dia hitam dan botak" Sahut Lintang.

"Tapi masih tampan dan badannya bagus" Sahut Mira.

"Tapi, bukan tipeku lagi. Udah hitam, botak, berkumis lagi, cih!"

"Lalu kenapa kalau Chandresh hitam, botak dan berkumis?"

Mira langsung melipir pergi saat ia melihat guru Kimianya yang bernama Chandresh berdiri di samping meja mereka.

Lintang langsung tersedak roti panggang bikinan mamanya karena kaget dan Chandresh langsung berkata, "Nanti sepulang sekolah, datang ke ruang guru!" Lalu Chandresh pergi begitu saja meninggalkan Lintang yang masih terbatuk-batuk karena, tersedak.

Lintang menatap punggung Chandresh sambil menyesap Tumbler jumbonya yang berisi air putih. Lalu berkata dengan kesal, "Ngagetin aja! Dasar ngeselin!"

Terpopuler

Comments

Syhr Syhr

Syhr Syhr

GPP..kamu tetap gagah kok. 🤭🤭

2022-08-31

0

Author yang kece dong

Author yang kece dong

duh kok botak sich..😁

2022-08-15

0

Asni J Kasim

Asni J Kasim

Ya Ampun, Kak. Sampai dibuat botak candranya 🤣🤣

2022-07-04

0

lihat semua
Episodes
1 Perjumpaan Pertama
2 Santai
3 Bahagia Tiada Tara
4 Kejutan
5 Luka Batin
6 Pertemuan Tidak Terduga
7 Kaget
8 Tersedak
9 Perubahan Sikap Lintang
10 Shinta
11 Bandel
12 Sanksi
13 Bertemu Dengan Mamanya Chandresh
14 Hari Pertama.
15 Rayuannya Shinta
16 Napas Buatan
17 Hari Kedua
18 Tanggung Jawab
19 Kue Bolu Pandan Keju
20 Ikut
21 Lintang dan Shinta
22 Barbar
23 Kecelakaan
24 Dewasa dan Anggun
25 Menikah
26 Butuh
27 Satu Kamar
28 Wajah Memerah
29 Melindungi
30 Sup Ayam
31 Puisi
32 Kesal
33 Bukti
34 Ciuman Pertama
35 Cantik
36 Membeliak Kaget
37 Mencium Yang Benar
38 Berdesir Hangat
39 Naik Motor Berdua
40 Boleh
41 Luar Biasa
42 Missing You
43 Merindu
44 Malu
45 Ulah Shinta
46 Melindungi
47 Menyadari
48 Mencintaimu
49 Berdesir
50 Sayang
51 Istriku
52 Pesta Ulang Tahun
53 Cerah
54 Main Basket
55 Pemintaan Sulit
56 Rindu
57 Malu
58 Maafkan Aku!
59 Wanita Cantik dan Seksi
60 Kamu?!
61 Menang
62 Rumah
63 Godaan
64 Godaan Lagi
65 Rumah Baru
66 Menyesal
67 Insting Lintang
68 Maafkan Aku
69 Nomer Asing
70 Kejutan
71 Maafkan Aku!
72 Cemburu
73 Sudah Berakhir
74 Masakan
75 Lupakan Aku!
76 Rekaman Video
77 Histeris
78 Maafkan, Aku!
79 Menata Hidup
80 Brak!!!!!
81 Bahagia
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Perjumpaan Pertama
2
Santai
3
Bahagia Tiada Tara
4
Kejutan
5
Luka Batin
6
Pertemuan Tidak Terduga
7
Kaget
8
Tersedak
9
Perubahan Sikap Lintang
10
Shinta
11
Bandel
12
Sanksi
13
Bertemu Dengan Mamanya Chandresh
14
Hari Pertama.
15
Rayuannya Shinta
16
Napas Buatan
17
Hari Kedua
18
Tanggung Jawab
19
Kue Bolu Pandan Keju
20
Ikut
21
Lintang dan Shinta
22
Barbar
23
Kecelakaan
24
Dewasa dan Anggun
25
Menikah
26
Butuh
27
Satu Kamar
28
Wajah Memerah
29
Melindungi
30
Sup Ayam
31
Puisi
32
Kesal
33
Bukti
34
Ciuman Pertama
35
Cantik
36
Membeliak Kaget
37
Mencium Yang Benar
38
Berdesir Hangat
39
Naik Motor Berdua
40
Boleh
41
Luar Biasa
42
Missing You
43
Merindu
44
Malu
45
Ulah Shinta
46
Melindungi
47
Menyadari
48
Mencintaimu
49
Berdesir
50
Sayang
51
Istriku
52
Pesta Ulang Tahun
53
Cerah
54
Main Basket
55
Pemintaan Sulit
56
Rindu
57
Malu
58
Maafkan Aku!
59
Wanita Cantik dan Seksi
60
Kamu?!
61
Menang
62
Rumah
63
Godaan
64
Godaan Lagi
65
Rumah Baru
66
Menyesal
67
Insting Lintang
68
Maafkan Aku
69
Nomer Asing
70
Kejutan
71
Maafkan Aku!
72
Cemburu
73
Sudah Berakhir
74
Masakan
75
Lupakan Aku!
76
Rekaman Video
77
Histeris
78
Maafkan, Aku!
79
Menata Hidup
80
Brak!!!!!
81
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!