Gaian

Lamia memberanikan diri keluar dari Flashwing dan tetap menembaki gaian-gaian yang mencoba menyerangnya. Tapi tanpa ia duga, seorang gaian berhasil menggigit lengannya dengan brutal. Anehnya ia sama sekali tidak merasa sakit ataupun hilang kesadaran. Ia hanya menembak kepala si gaian yang masih berkutat dengan lengannya dan membuat gaian itu jatuh terkulai ke tanah. Akhirnya semua gaian sudah selesai dibereskan dan Lamia kembali masuk ke Flashwing.

“Kau tak apa?” tanya Mick khawatir kemudian meraih lengan Lamia yang sobek.

“Kau... Kau tergigit...” rintih Shira takut-takut.

“Tenang saja, aku tidak berubah,” jawab Lamia datar, ikut mengamati lukanya. Tapi secara ajaib lukanya segera menutup dan kembali seperti semula, meninggalkan robekan di mantelnya. Lamia dan Mick berpandangan dengan bingung untuk beberapa saat.

“Tapi... bagaimana mungkin kau tidak terinfeksi...” Shira masih memandang Lamia dengan tubuh gemetar.

“Dengarkan aku, Shira, apa menurutmu aku seperti mereka yang mencoba menyerangmu secara membabi buta? Kalau aku terinfeksi, aku sekarang sudah menjadi seperti mereka,” kata Lamia mulai kesal. “Mick kau juga terluka.”

Lamia meraih punggung tanggan Mick yang juga tersayat lebar.

“Ah ini, terkena pecahan kaca,” jawab Mick mencoba mengompres lukanya.

“Kemarikan,” kata Shira lemah, lalu meraih tangan Mick yang terluka. Shira kemudian menangkupkan kedua tangannya ke luka Mick dan memejamkan mata. Ia mengkonsentrasikan ether ke kedua telapak tangannya. Sebuah gelang bertatah batu warna-warni yang berada di kedua pergelangan Shira mendadak bersinar terang dan serta merta luka Mick menutup kembali hingga sembuh.

"Kemampuan penyembuhmu selalu luar biasa, Shira" puji Mick.

"Itu karena aku memang seorang paramedis, Mick," sahut Shira meringis.

"Sebaiknya kita beristirahat dulu. Kukira kendaraan kita tidak terlalu banyak mengalami kerusakan. Flashwing ini masih berfungsi dengan baik," komentar Lamia setelah menelaah kerusakan di kendaraan mereka.

"Kau benar. Besok pagi kita bisa melanjutkan perjalanan," gumam Mick sepakat.

"Kalian berdua tidurlah. Biar aku yang berjaga," ucap Lamia.

Baik Mick dan Shira pun setuju. Shira lantas merebah di dalam kursi belakang Flashwing sementara Mick mengeluarkan kristal cahayanya dan kursi lipat. Pemuda itu memilih untuk tidur di luar bersama Lamia.

 

Pagi menjelang tanpa terasa. Mick pulas tertidur di kursi lipat, sementara Shira pulas di kursi belakang Flashwing. Lamia tetap terjaga sepanjang malam. Ia meminjam panel hologram Shira untuk mengakses info-info terbaru tentang Martian. Lamia terutama sangat penasaran tentang kabar Aeron. Berulang kali ia memaksa dirinya untuk tidak mencoba menghubungi Aeron. Meski Mick berkata bahwa Aeron dan Bella turut membantu proses pelariannya, namun bisa saja jaringan komunikasi mereka juga diawasi oleh kerajaan.

Lamia merindukan Aeron. Biasanya ia bertemu Aeron hampir setiap hari, berdiskusi, menyusun modul-modul pelatihan dan melakuan inspeksi, hingga melakukan simulasi perang angkasa dan uji coba mekanik pesawat tempur jenis baru. Begitu banyak kegiatannya hingga waktu terasa sempit dan tidak berjeda. Namun sekarang, hari-harinya terasa lengang. Lamia tidak terbiasa dengan hal itu. Sampai kapan ia harus berada dalam pelarian?

Lamia menarik napas panjang lalu merebah di kursi malasnya yang terbuat dari bantala busa kokoh, nyaman dan hangat. Ia ingin berhenti berpikir. Dilihatnya pemandangan sekitar yang dipenuhi pepohonan setinggi 12 hingga 20 meter. Cahaya matahari menelusup melalui celah-celah dedaunan, berwarna keemasan, berkilau menimpa embun pagi. Kristal cahaya sudah padam. Udara dingin dan basah melingkupi Lamia. Namun lamia menikmati kesegaran oksigen yang melimpah di tempat itu. Aroma tanah dan pepohonan yang belum pernah dia alami terasa memikat dan menyejukkan.

Selama beberapa saat waktu seperti berhenti. Lamia menikmati momen sakralnya saat terhubung dengan alam selama beberapa saat. Sampai akhirnya Mick mulai mengerang pelan dan terbangun dari tidur. Mick tidak membuang-buang waktu dan segera menyuruh Lamia bersiap-siap untuk segera melanjutkan perjalanan.

“Kalau kita berangkat sekarang, kita bisa sampai di pintu masuk Cydonia siang nanti. Aku sudah bosan makan kapsul energi. Setidaknya makan malam nanti aku harus bisa makan makanan manusia,”  keluh Mick sambil menyeka wajahnya dengan handuk basah.

Lamia menurut. Perjalanan mereka berlanjut mengarah ke timur laut, menuju Tartarus Montes. Shira sudah bangun dan tampaknya suasana hatinya sudah membaik. Meski masih tampak muram namun rona wajahnya mulai berubah cerah. Perjalanan mereka cukup lancer dan lebih menyenangkan disbanding hari sebelumnya.

Dan benar kata Mick, saat tengah hari mereka tiba di ujung Utopia Planatia. Pepohonan yang tadinya rapat mulai berjarak, hingga akhirnya habis sama sekali, menyisakan hamparan tanah tandus  penuh retakan. Mereka sudah memasuki area Tartarus Colles. Dataran gersang di kaki pegunungan Tartarus. Nun jauh di barat laut menjulan Elysium Mons, gunung api yang menyerupai piramida raksasa menjulang setinggi 13.862m. Di antara Tartarus Montes dan Elysium Mons itulah para penduduk Cydonia tinggal.

Memasuki area Tartarus, Lamia merasakan perbedaan signifikan terhadap energi ethernya. Tekanan kuat seperti memampatkan tubuhnya hingga terasa sesak dan sulit bernapas. Kondisi yang sama sekali berbeda dengan Utopia Planatia, Lamia seperti memasuki dunia lain. Bahkan keadaan di pangkalan antariksa tidak sepenat ini. Udara panas yang menyengat semakin memperburuk keadaan. Lamia sekalipun, yang menurut informasi Mick vitalitasnya telah diperkuat oleh Antidoksin, tetap merasa kelelahan. Energinya seperti disedot keluar hingga habis tak bersisa.

Ditengah jetlagnya, Mick tiba-tiba menghentikan Flashwing di pinggir perbatasan hutan. Lamia mengira Mick kehabisan tenaga dan ingin beristirahat. Namun pemuda itu justru menyuruh Lamia keluar dari Flashwing.

“Mulai dari sini kita kita harus berjalan kaki,” kata Mick datar.

“Apa? Kenapa?” tanya Lamia yang merasa kelelahannya tiga hari terakhir sepertinya terakumulasi saat itu dan malah disuruh melakukan kerja fisik yang tidak masuk akal.

“Anomali ether di area ini mengganggu medan magnet dan gelombang listrik sehingga tidak ada kendaraan ataupun alat apapun yang berfungsi,” jelas Mick tanpa emosi.

Lamia mengeluh dalam hati, menyesalkan ketidaktahuannya selama ini tentang seluk beluk Martian. Lemas, ia keluar dari Flashwing dan mencoba mengukur jarak yang harus ditempuhnya hingga mencapai kaki pegunungan Tartarus. Tidak lebih dari delapan kilometer. Lamia bahkan tidak punya tenaga untuk mengeluh.

“Pintu masuknya akan terbuka malam nanti saat Phobos dan Deimos muncul bersamaan di langit Mars,” terang Mick yang berjalan mendahului Lamia dan Shira. Keduanya tidak banyak merespon karena tidak lagi berselera untuk bicara. Rombongan itupun terus berjalan dalam diam.

Dua jam kemudian, mereka bertiga telah mencapai kaki Tartarus Montes. Sebuah cekungan batu seperti gua dangkal setinggi empat meter mengaga lengang di depan mereka. Dinding batu pualam berada sekitar sepuluh langkah dari mulut gua. Tidak ada desau angin, pun udara terasa mengambang, tak bergerak. Area itu benar-benar sunyi. Kesunyian yang ganjil.

“Kita menunggu. Phobos muncul tiga kali sehari, setiap tujuh jam sekali. Sementara Deimos perlu waktu 30 jam untuk mengorbit. Kalau perhitunganku sesuai, seharusnya mereka bertemu empat jam lagi di koordinat ini,” ucap Mick yang sudah duduk di salah satu batu besar di tepi gua. Mick tampak kepayahan dan menegak habis air minum dari botol velpes hijaunya.

“Bagaimana cara melewati pegunungan ini?” tanya Lamia sembari menengadah, memperhatikan barisan bebatuan besar yang menjulang tinggi.

“Kita lewat dalam situ,” sahut Mick menunjuk ke dalam gua berdinding pualam di belakangnya. 

Terpopuler

Comments

IG: _anipri

IG: _anipri

masuk gua? ngeri sih kalau iya. pasti gelap

2022-12-20

0

Kerta Wijaya

Kerta Wijaya

🤟

2022-08-01

0

𝕮𝕽𝕽.𝕽 𝖋𝖙. [𝐻𝐼𝐴𝑇𝑈𝑆]

𝕮𝕽𝕽.𝕽 𝖋𝖙. [𝐻𝐼𝐴𝑇𝑈𝑆]

aku mampirr

2022-05-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!