“Aku serius, Mia,” kata Aeron mengejutkan Lamia. Pemuda itu mulai memanggil Lamia dengan nama pendeknya, tanda ia merasa kesal pada gadis itu.
“Jadi, bagaimana rencana kalian?” tanya Lamia tersadar.
“Begini. Aku akan pura-pura memanggil petugas yang menjagamu untuk melakukan pekerjaan lain. Kemudian Bella kini sedang menyabotase kamera kamera pengawas dan membuatnya mati untuk beberapa saat. Nanti Mick yang menjemputmu dan membawamu keluar dari sini,” terang Aeron yang kini duduk di samping Lamia.
“Sepertinya mudah dan cepat,” komentar Lamia menimbang-nimbang.
“Jangan lengah. Orang-orang ini serius ingin membunuhmu. Jadi lebih baik kau pergi sejauh mungkin bersama Mick,” kata Aeron mengingatkan.
“Lalu kau bagaimana? Kau tidak ikut pergi bersama kami?” tanya Lamia.
“Aku tidak mungkin meninggalkan Yang Mulia Ratu,” jawab Aeron cepat.
“Tapi kalau kau ketahuan membantuku pergi... Ikutlah bersama kami,” kata Lamia membujuk. Aeron menggeleng.
“Yang mulia membutuhkanku,” jawab Aeron. Lamia tampak sangat kecewa.
“Dia hanya memanfaatkanmu, Aeron. Bella tahu perasaanmu dan membuatmu menuruti semua perintahnya,” kata Lamia.
“Dia tidak seperti itu!” seru Aeron mendelik.
Lamia menghela nafas dan melemparkan pandangannya ke sudut ruangan. Ia tahu bahwa Aeron akan membela gadis itu. Lamia bukannya membenci Cassabella. Bagaimanapun, Cassabella adalah salah satu dari sedikit sahabatnya. Tapi terkadang kelakuan Cassabella yang begitu manja dan memanfaatkan Aeron membuatnya muak.
“Maaf, aku berteriak padamu. Tapi tidak seharusnya kau berkata seperti itu tentang Yang Mulia. Ia sangat mengkhawatirkanmu,” kata Aeron sedikit merasa bersalah.
“Huh, kau sendiri tahu kalau yang kukatakan itu benar, tapi kau memilih menutup mata,” kata Lamia terus terang. Aeron tampak salah tingkah.
“Sudahlah. Lebih baik kau bersiap-siap dan pergi sebelum hasil lab-mu keluar,” kata Aeron mengalihkan topik. Lamia hanya menggumam tak jelas tanpa memandangnya. “Kalau begitu aku akan pergi,” lanjut Aeron berdiri dan melangkah pergi.
“Aeron...” panggil Lamia tiba-tiba. Aeron menoleh kepada Lamia yang menatapnya ragu. “Sudahlah... lupakan,” kata Lamia kemudian.
“Jaga dirimu baik-baik. Aku pasti merindukanmu,” ujar Aeron. Ia pun melangkah pergi meniggalkan Lamia yang kalut.
...***...
... ...
Belum ada lima menit Aeron meninggalkan Lamia, tiba-tiba sudah ada orang lain yang mendatanginya. Seorang penjaga yang tidak dikenalinya masuk dan menutup pintu. Lamia dan memperhatikan si petugas yang berjalan mendekatinya itu.
“Ayo, kita harus bergerak cepat!” kata petugas itu dengan suara yang dikenali Lamia.
“Mick?!” seru Lamia heran. “Bagaimana... kenapa... kau bisa....” kata Lamia mengerutkan dahi dan memandang petugas itu kebingungan.
“Iya ini aku. Aku harus menyamar untuk bisa membuka pintu ruangan ini. Wajah asliku ‘kan sudah tidak berguna untuk membuka pintu manapun di istana ini, sejak aku dipecat,” kata Mick terkekeh.
“Tapi kenapa kau bisa berubah menjadi orang lain seperti ini...?” tanya Lamia mengernyit. Ia menekan-nekan lengan Mick-si-penjaga itu dengan telunjuknya.
“Pertanyaan bagus! Ini salah satu ramuan faforitku. Ramuan Lokiluk, dengan sedikit sel tubuh korban dan hupla.... aku bisa segera berubah menjadi dirinya. Tapi karena aku membuanya dengan tergesa-gesa, suaraku masih tertinggal dan wujud ini hanya bertahan selama lima belas menit. Makanya, ayo cepat pergi,” jelas Mick yang kemudian menggandeng Lamia menuju pintu.
Lamia yang masih terkesima melihat Mick menurut saja dan berjalan mengikuti pemuda itu dengan mulut setengah menganga.
“Itu kan ilegal...” desah Lamia yang dijawab Mick degan senyuman penuh arti.
“Bukannya kau tahu kalau aku suka melakukan hal-hal yang ilegal,” kata Mick tertawa. “Sudah, tak usah pedulikan hal itu. Kata Bella, sebentar lagi kamera pengawas selesai diperbaiki. Jadi kita harus sudah berada di luar sebelum kamera itu menyala,” lanjut Mick yang buru-buru memakaiakn jubah panjang dengan penutup kepala lebar kepada Lamia.
“Tutup wajah dan rambutmu yang mencolok itu dengan ini,” kata Mick mengamat-amati hasil karyanya. Ia kemudian meluncur ke pintu dan detik selanjutnya wajahnya yang sudah selesai discan berhasil membuka pintu.
Mereka kemudian berlari keluar dan sebisa mungkin menghindari bertemu dengan orang lain. Setelah melewati beberapa ruangan dan sebuah koridor panjang, mereka berhasil masuk ke dalam lift transparan yang – untungnya – kosong. Lift itu mengantar mereka ke dasar bangunan.
“Kita tidak pergi dengan subbers?”tanya Lamia dalam perjalanan turun mereka yang terasa sangat lama – mengingat istana itu merupakan bangunan paling tinggi di Martian, bahkan istana itu memiliki empat pilar penyanga –.
“Kita harus memiimalisir barang bukti. Kalau kita mencuri subbers, akan sangat mudah ditemukan, karena ada nomor serinya,” jelas Mick yang sedikit demi sedikit sudah berubah menjadi dirinya sendiri.
“Memang subbersmu dimana?” tanya Lamia sambil berusaha menggelung rambut panjangnya yang mulai terasa menghambat pelarian mereka.
Mick menatap Lamia dengan wajah terkejut yang dibuat-buat.
“Memangnya aku punya cukup waktu untuk mengambil subbers sementara aku tengah menyelundup dalam istana dan membuat ramuan Lokiluk?” kata Mick dengan nada histeris.
“Lalu bagaimana cara kita pergi dari sini secepatnya? Dengan berlari?” tanya Lamia lagi. Mick berdecak tak sabar.
“Ini akibatnya kau terlalu lama tinggal di angkasa. Kau jadi tidak tahu kalau di darat juga ada alat transportasi,” kata Mick. “Hebe sudah menunggu kita dengan Flashwing,” lanjut Mick menjelaskan. Lamia hanya mengangkat bahu tanpa bertanya apa-apa lagi.
“Minum ini sebelum kita keluar,” kata Mick mengulurkan sebuah tabung kecil berisi cairan putih berasap. Lamia menurut dan menegak cairan itu. Rasanya hambar.
“Apa sih, ini?” tanya Lamia yang dan Mick hanya tersenyum.
Mendadak Lamia merasa tubuhnya bergejolak aneh. Ia semakin merasa sesak karena, entah bagaimana, dadanya membesar beberapa inci. Rambutnya menyusut menjadi sepanjang bahu dan berwarna hitam. Tubuhnya juga memendek sekitar sepuluh senti. Lamia berubah menjadi orang lain.
“Wow... kalau saja dada aslimu sebesar ini,” komentar Mick memandangi dada Lamia. Gadis itu mendelik mendengar tanggapan Mick.
“Tidak punya selera humor kau ini,” kata Mick meringis.
Akhirnya pintu lift terbuka. Ada beberapa penjaga yang mereka temui di bawah. Namun karena Lamia sudah berubah menjadi orang lain, penjaga itu sama sekali tidak mengacuhkannya. Keduanya terus berjalan keluar menuju sebuah kendaraan yang sangat asing bagi Lamia. Bentuknya seperti jajar genjang dengan sudut tumpul yang pada bagian atasnya menjorok ke belakang sementara ‘moncong’nya ada di bawah. Kendaraan itu dilapisi kaca di seluruh sisinya kecuali pada bagian tepi yang tampak menggunakan logam abu-abu. Kendaraan itupun tak beroda dan hanya ditopang oleh sebuah papan magnetis tebal yang membuatnya mengambang beberapa centi di atas tanah.
“Nah, ini adalah ‘Flashwing’” kata Mick bangga.
Seorang gadis manis tersenyum menyambut keduanya dan membukakan pintu otomatis untuk mereka. Interior di dalam Flashwing begitu elegan dengan empat kursi empuk berwarna hitam. Dua tempat duduk di depan – satu untuk pengemudi – dan ada dua tempat duduk penumpang lagi di belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
IG: _anipri
sebenarnya Mick sama Lamia mau lari kemana?
2022-08-08
0
IG: _anipri
bagsulah kalau rambutnya nggak di pangkas
2022-08-08
0
IG: _anipri
kayaknya Aeron beneran suka deh Ama Bella😌
2022-08-08
0