Kenyataan

Mick tampak tidak terbantahkan. Lamia menyadari bahwa posisinya saat ini bukan posisi yang tepat untuk berdebat. Tiga hari belakangan begitu banyak peristiwa yang berada di luar kendalinya. Di tengah kebingungan itu, Lamia sama sekali tidak bisa berpikir logis. Dia terombang-ambing dalam pusaran takdir yang entah akan membawanya kemana.

Tapi apakah benar ini takdir? Atau jangan-jangan kejadian ini adalah rancangan seseorang yang memang menargetkan sesuatu darinya? Lamia memutuskan untuk berhenti berpikir. Di saat-saat seperti ini, bila ia memaksakan diri untuk berpikir, ia hanya menjadi semakin tidak rasional dan berujung pada tindakan merugikan. Mungkin Mick memang punya rencana. Perasaannya campur aduk karena dia harus mendatangi Cydonia yang notabene menurutnya adalah musuh dari orang tuanya.

“Bisakah kalian sedikit menjelaskan situasinya padaku?” Shira akhirnya berhasil menenangkan diri. Dia menangis lama sekali, sampai hari sudah jatuh malam. Tapi Shira setuju ketika Mick mengajaknya kembali ke Cydonia. Toh, ia tidak punya tempat tujuan lain.

“Biar aku yang menjelaskan,” sahut Lamia yang tidak ingin mengganggu konsentrasi Mick. Menurut tingkat urgensi, sepertinya Mick-lah yang seharusnya ditenangkan. Dia mengemban tanggungjawab navigasi saat mereka tenggelam dalam kerimbunan Utopia Planatia.

“Tiga hari yang lalu aku adalah Komandan Pasukan Antariksa,” kata Lamia membuka ceritanya.

“Aku tahu siapa kau,” kata Shira. Sepertinya reputasinya memang meningkat akhir-akhir ini.

“Begitukah? Jadi tiga hari yang lalu aku melakukan suatu misi yang eh… berkaitan dengan gaian tentu saja. Dan dalam prosesnya, aku tergigit salah satu dari mereka.” Lamia menunggu respon Shira. Tapi gadis itu hanya memekik pelan dan tidak berkata apa-apa, jadi Lamia melanjutkan.

“Setelah itu kerajaan sepertinya memutuskan mengeksekusi mati diriku. Tapi seperti yang kau lihat, Mick menyelamatkanku,” tutup Lamia.

“Mia, Kau melupakan bagian terpenting. Shira, aku memberinya Antidoksin. Jadi dia aman. Gaian yang tadi sepenuhnya tidak ada kaitannya dengan Lamia. Aku menjamin itu,” ujar Mick menimpali.

Wajah tegang Shira melunak. Ia tampak lega mendengarnya. Namun Lamia yang berubah kebingungan. Antidoksin adalah vaksin illegal yang dikembangkan Mick. Tidak banyak orang yang mengetahui hal itu karena fakta bahwa Mick dipecat karena membuat vaksin itu sangat dirahasiakan. Tapi perempuan ini mengetahuinya. Hal itu mengganggu Lamia dengan cara yang aneh.

“Dia tahu tentang Antidoksin?” tanya Lamia.

“Yah… begitulah…” jawab Mick.

 “Sudah jangan bertengkar. Bukan hanya aku yang mengetahui tentang Antidoksin, karena Mick mengembangkan vaksin itu bersama ilmuan kami di Cydonia,” kata Shira mencoba menengahi.

Sayangnya usaha Shira justru menimbulkan efek sebaliknya. Lamia mendelik menatap Mick dengan wajah terkejut bukan main. Mulutnya sampai menganga karena kehilangan kata-kata. Di sisi lain, Mick menepuk kepalanya frustasi karena kerumitan yang semakin sulit diurai.

“Shira kau benar-benar memperburuk keadaan,” ungkapnya pasrah.

“Apa… kenapa?” Shira tak kalah bingung menanggapi.

Akhirnya Mick memutuskan menghentikan kendaraannya di tengah kegelapan hutan yang legam tak tertembus.

“Baiklah, mari kita bicarakan semuanya di sini dengan kepala dingin,” kata Mick kemudian, mantap menghadapi Lamia.

Mick sekali lagi memperkenalkan Shira dengan benar. Shira Patrova ternyata adalah adik dari pimpinan Cydonia saat ini. Dia mengubah nama keluarganya agar bisa memperoleh pelatihan menjadi paramedis di Isidis Planatia. Karena itulah Mick segera menyeret Shira pergi dari kekacauan pagi tadi.

Karena bila para prajurit Martian menyelidiki kasus di bar, Shira pasti terseret ke dalam masalah dan akhirnya kedoknya akan terungkap. Kerajaan tidak akan member ampun pada siapapun yang terlibat dengan para pemberontak Cydona. Terlebih Shira adalah adik kandung Kofv Bakumin, pimpinan Cydonia saat ini.

Mick rupanya kenal baik dengan kakaknya, dan mereka bertemu ketika Mick berkunjung ke Cydonia setahun yang lalu. Dia pernah beberapa kali bertemu dengan Shira dalam kunjungannya ke Cydonia. Namun Mick tampaknya enggan menjelaskan kenapa dirinya bisa sampai ke Cydonia dan dapat diterima dalam komunitas mereka. Tapi itu bukan hal yang penting bagi Lamia saat ini.

Setelah menyelesaikan pergulatan batinnya, Lamia mulai menuntut penjelasan. Bila memang orang tuanya adalah penduduk Cydonia dulunya, kenapa nama mereka tercatat sebagai mantan anggota Pasukan Antariksa Martian? Ayahnya bahkan pernah menjabat sebagai Komandan Utama. Dan semua orang di pangkalan mengetahui hal itu. Bahkan beberapa orang mengaku mengenal ayah dan ibunya.

“Orangtuamu memang bekerja di pangkalan antariksa,” terang Mick.

“Keluarga Linkheart adalah keluarga terakhir yang bekerja di luar kaum kita sebelum Cydonia dihancurkan. Namun seperti yang sudah diduga, kerajaan hanya memanfaatkan kemampuan kami untuk kepentingan mereka. Aku tidak mengenal mereka secara langsung, tapi cerita tentang keluarga kalian sangat terkenal di Cydonia,” ungkap Shira turut menjelaskan.

“Tolong ceritakan semuanya,” pinta Lamia pada Shira. Shira mengangguk pelan.

Entah nasib baik apa yang membuat rombongan mereka bertemu dengan Shira. Meskipun dramatis, namun Mick cukup lega karena berkat pertemuan mereka dengan Shira, ia akhirnya bisa mengungkapkan rahasia yang disimpannya selama ini. Rahasia yang mungkin akan melukai Lamia.

“Aku hanya mendengar cerita ini dari kakakku karena aku belum lahir saat Cydonia  dihancurkan. Yang aku tahu, keluarga Linkheart adalah keturunan terakhir dari penduduk Cydonia yang masih bekerja di pemerintahan. Seperti yang sudah diketahui, warga Cydonia menuntut hak otonom atas wilayahnya sendiri. Tentu saja itu bukan tanpa sebab. Kami dulunya juga merupakan bagian dari Martian, namun beberapa ilmuan kami menemukan kenyataan mengerikan dalam kerajaan, yang membuat kami tidak lagi sepaham dengan mereka.

“Karena itu orang-orang kami menolak untuk bekerja dengan pemerintah. Hingga akhirnya kerajaan menganggap kami terlalu berbahaya karena mengetahui rahasia mereka. Saat perang besar yang menghancurkan Cydonia, keluarga Linkheart yang dikhianati pasukan antariksa membawa sisa-sisa penduduk Cydonia yang selamat menuju Tartarus Montes. Ayahmu dan ayahku mengorbankan nyawa mereka untuk menstabilkan anomaly radioaktif Elysium Mons dan membuat area tersebut dapat ditinggali,” jelas Shira panjang lebar. Ia menghela napas panjang kemudian melanjutkan penjelasannya.

“Dalam upaya pengungsian itu, Ellea Linkheart yang berusaha membawa putrinya kabur dari pangkalan antariksa ditangkap. Dan kabarnya beliau tidak selamat. Kami mengetahui kemudian bahwa kau, Lamia Linkheart, ternyata menjadi Komandan Pasukan Antariksa saat ini. Awalnya kami mengira kau telah memihak pemerintah dan membuang identitasmu sebagai seorang Cydonia. Namun setelah kakakku bertemu dengan Mick, kami tahu bahwa kerajaan juga menipumu,” tutup Shira kemudian.

Lamia tidak bisa memutuskan apakah dirinya harus percaya kata-kata Shira. Meskipun Mick juga terlibat dalam cerita itu, namun Lamia tetap sulit diyakinkan. Lima belas tahun hidupnya sudah terdoktrin dengan sejarah yang dibuat pemerintah. Sungguh sulit mempercayai cerita yang diutarakan oleh paramedis muda gemetaran dan bermata sembab karena menangis sepanjang pertemuan mereka.

“Mia, ini mungkin kedengaran mustahil. Tapi kau pasti akan percaya setelah melihatnya sendiri,” ujar Mick.

“Yang tidak masuk akal adalah, kalau aku memang keturunan Cydonia, kenapa kerajaan memberikan jabatan tinggi di pangkalan? Seharusnya mereka membunuhku sejak awal,” komentar Lamia mulai menganalisis dari sisi rasional.

“Karena kerajaan punya rencana terhadapmu,” jawab Mick.

“Rencana apa?”

“Kau akan mengetahuinya setelah kita mencapai pintu masuk Cydonia.”

...***...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***