All About El (Kesucian Yang Ternoda)
"Duuuh ... sepertinya aku akan telat sampai di rumah sakit hari ini," gumam El.
Brukkkk!!!
El tidak sengaja menabrak sebuah mobil mewah yang ada di depannya.
"Sh*it! What the fu*ck! Tara, lihat siapa yang menabrak!" umpat Kai.
Merasa sang big boss sedang kesal, Tara yang merupakan asisten Kai pun keluar untuk melihat.
Saat tahu siapa yang menabrak, Tara mengerutkan kening, menggelengkan kepala kemudian menghampiri El.
"Maaf, aku nggak sengaja soalnya nggak sempat menghindar lagi pula aku buru-buru harus ke rumah sakit," jelas El penuh penyesalan sambil mengatupkan kedua tangan.
Tara tak menyangka jika yang menabrak adalah seorang wanita plus penampilannya seperti anak geng motor.
Sulit dipercaya, tenyata dia cewek.
Sudah, nggak apa-apa. Cuma tergores sedikit. Lanjutkan saja perjalananmu, mungkin keluargamu sudah menunggu,'' balas Tara.
"Terima kasih, Mas," ucap El dan dibalas dengan anggukan kepala oleh Tara.
Saat El kembali menaiki motornya, suara bariton sang pemilik mobil membentaknya. Ia mengarahkan pandangan ke arah sumber suara.
"Tunggu! Mau ke mana kamu! Kamu nggak boleh pergi sebelum membayar ganti rugi atas kerusakan mobilku!" Kai mendekat.
"Maaf, tapi aku benar-benar nggak sengaja, jika harus ganti rugi sekarang, aku nggak punya duit."
"Baik, kalau kamu nggak mau ganti rugi sekarang, aku akan melaporkanmu ke pihak berwajib, biar kamu tahu rasanya mendekam di penjara, atau ... aku punya pilihan kedua untukmu."
"Katakan ... jika aku mampu aku akan melakukannya,'' sahut El dengan nada lembut.
Kai mendekatkan wajah lalu berbisik di telinga El. "Pilihan kedua itu adalah, jadilah bed partnerku selama seminggu."
Mendengar ucapan Kai, El meletakkan helmnya lalu kembali berdiri. Dengan perasaan geram, ia melayangkan satu tamparan keras ke wajah tampan pria blasteran itu.
Sontak saja ulah gadis itu membuat Kai merasa dipermalukan di muka umum. Tangannya terangkat ingin mencengkeram leher El.
Namun dengan secepat kilat pula, El langsung menahan tangannya lalu menatap nyalang manik hazel pria itu.
"Beraninya kau ....!!"
Belum sempat Kai melanjutkan kalimatnya El sudah menyela.
"Dengarkan aku baik-baik Tuan yang terhormat! Lebih baik aku masuk penjara daripada harus menjadi bed partnermu selama seminggu. Kamu pikir aku ini wanita ja*lang ... hmm? Aku bukan boneka yang seenaknya bisa kamu atur. Jangan samakan aku dengan wanita-wanitamu itu. I'm different, Sir,'' tegas El lalu menghempaskan tangan Kai.
Setelah itu, ia kembali menunggangi kuda besinya lalu segera meninggalkan tempat itu.
Keberanian gadis itu seketika membuat Tara takjub. “Baru kali ini ada gadis yang berani pada Kai. Cukup menarik.”
"Tara, cari tahu di mana gadis sialan itu tinggal! Jika dalam seminggu dia nggak datang kepadaku, dia harus menerima konsekuensinya akibat sudah berani menampar dan mempermalukanku!!"
"Tapi Kai, memang aku yang salah karena mengerem mendadak. Lagian nggak ada yang rusak hanya tergores sedikit saja."
"Apa kamu membantahku!'' gertak Kai.
Tara hanya bisa pasrah jika Kai sudah bertitah.
Kasian gadis itu jika harus menghadapi Kai. Tapi sepertinya dia bukanlah gadis yang lemah dan mudah ditindas.
Sedangkan El, di sepanjang jalan menuju rumah sakit, ia hanya bisa meneteskan air mata sekaligus kesal.
Setelah tiba di rumah sakit tempatnya magang, El langsung menyapa teman-teman juga beberapa pasien yang berpapasan dengannya dengan senyum ramah.
"El, kamu habis nangis ya?''
"Nggak Mike, tadi mataku kelilipan karena kemasukan binatang kecil.''
"Hmm ... apa kamu sudah siap memeriksa pasien hari ini?'' tanya Mike dan di jawab hanya dengan anggukan kepala.
"Bagus ... semangat, ya."
"Siap, Dok," kata El lalu terkekeh.
Keduanya berjalan terpisah, karena hari ini jadwal gadis itu yang akan berkunjung dari satu kamar rawat inap ke kamar lainnya.
"Selamat pagi menjelang siang Pak, Bu, gimana kabarnya hari ini? Apa masih ada keluhan?" tanya El dengan seulas senyum pada Pak Mulia yang sudah tiga hari di rawat di ruangan itu.
"Pagi juga, Dok, terima kasih, hari ini saya sudah merasa jauh lebih baik.''
"Maaf, saya periksa tekanan darahnya dulu ya, Pak.''
El pun memeriksa tekanan darah Pak Mulia. Setelah memastikan semuanya baik-baik saja. Ia kembali mengulas senyum menatap Pak Mulia dan Bu Arini.
"Besok, Bapak sudah bisa kembali berkumpul lagi dengan keluarga. Maksud saya, Bapak sudah bisa pulang."
"Dokter, apa bisa sekarang saja kami pulang?Soalnya, suami saya sudah dalam kondisi baik-baik saja," tanya Bu Arini.
El kembali tersenyum lalu mengangguk.
"Oh ya, Pak, Bu, doain saya ya, mudah-mudahan saya mendapat nilai yang baik selama magang di rumah sakit ini," ucap El sambil mengatupkan kedua tangan.
Pak Mulia dan Bu Arini tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
"Jadi kamu Dokter magang?'' tanya Bu Arini. Pikirnya, El adalah Dokter tetap di rumah sakit itu.
El hanya mengangguk.
"Ibu dan Bapak tetap doain kamu semoga mendapat nilai yang bagus dan sukses menjadi Dokter Profesional," kata Bu Arini dengan tulus.
"Makasih ya, Bu, Pak, doanya. Kalau begitu saya permisi," pamit El lalu meninggalkan ruang rawat VIP itu.
Setelah meninggalkan ruang VIP, El kembali ke ruang kerjanya.
"Pah, aku pikir tadi dia sudah bekerja tetap di sini, anaknya ramah, sopan dan profesional pula."
"Iya, kamu benar, Mah. Papa juga tadinya berpikiran seperti itu. Semoga gadis itu sukses kedepannya menjadi Dokter Profesional.
Sementara El yang berada di ruangan kerja, kembali mengingat kejadian yang menimpanya tadi.
"Dasar laki-laki maniak, menyebalkan, dia pikir aku ini wanita nggak benar apa?! Seenaknya saja ingin aku menjadi bed partnernya. Lebih baik aku masuk penjara daripada harus melayaninya, cih!"
"Woooiii, kamu sawan, ya? Sudah seperti orang stres saja ngomong sendiri," tegur Lois sahabatnya sekaligus seniornya.
El mengarahkan pandangan ke arah sumber suara.
"El, sebentar malam kamu kerja nggak?"
"Kerjalah, Lois. Terus mau makan apa aku jika nggak kerja? Biaya kuliahku mau bayar pakai apa? Daun?" celetuk El lalu terkekeh.
Lois ikut terkekeh mendengar celetukkan sahabatnya itu.
"El."
"Hmm."
"Kok, kamu mau bekerja di Bronze Bar, padahal kamu bisa saja di cap perempuan nakal."
"Bodoh amat, si amat saja nggak bodoh. Why not, gajinya lumayan besar, apalagi membernya orang-orang seperti kamu, tajir melintir,'' jawab El.
"Aku dengar desas desus, pemilik bar itu bad boy. Masih muda, tampan dan tajir pula. Keknya bad boy lebih menantang."
"Setidaknya bad boy itu nggak munafik. Namanya juga bad boy, sudah terlihat jelas kalau dia itu casanova and player," sahut El. "Tapi itu sangat menjijikkan. Kamu bisa bayangin nggak? Eeww."
El langsung terbahak sekaligus merasa jijik membayangkan milik pria itu sudah keluar masuk lorong ajaib dengan banyaknya wanita bayaran.
''Haishh ... apa-apaan sih, kamu El,'' jawab Lois sambil terkekeh.
"Sudah, ah. Sebagai seorang dokter, kamu sudah tahu kan akibat dari itu semua?"
"Hmm." Lois mengangguk.
"Aku hanya ingin fokus kuliah karena sebentar lagi aku akan lulus," pungkas El.
********
Setelah seharian bertugas di rumah sakit, sorenya El pun pulang ke rumah lalu beristirahat.
Mah, Pah, seandainya kalian masih hidup, aku nggak akan sesepi ini. Semoga mimpiku bisa terwujud menjadi seorang dokter dan bisa membantu serta menyelamatkan banyak orang.
El menatap langit-langit kamar lalu memejamkan mata.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
eS tEH maNiS😎
mampir thor.. semangat berkarya...
2023-07-31
0
rose red
mampir thor...semoga critanya bagus😊
2022-12-17
0
Piter Mokiri
hallo salam kenal ya. 🙏
2022-12-12
1