9. Dipenjara ...

Tidak terasa, sudah berjam-jam El, di sel tahanan itu, hingga malam pun tiba.

El hanya bisa duduk termenung memikirkan nasibnya. Di saat ia akan menggapai mimpinya, Kai malah menjatuhkan nya.

"God ... kenapa takdirku seperti ini?'' desis El sambil memeluk kakinya dan menempelkan keningnya di lututnya.

Dingin malam sudah tidak ia hiraukannya, di tambah lagi nyamuk yang sudah mulai mengeluarkan bunyi khasnya.

Karena sudah lelah duduk seperti itu, akhirnya El berbaring di atas dinginnya lantai penjara dengan posisi meringkuk dan akhirnya ia tertidur.

Kai yang sejak tadi sudah berada di kantor polisi itu, terus saja menatap El dari kejauhan.

"Apa tadi, ada yang datang ke sini menjenguknya?'' tanya Kai.

"Tidak ada, Tuan."

Kai mengerutkan alisnya. Merasa heran.

Apa dia tidak punya keluarga? Sebenarnya mau ke mana gadis angkuh ini tadi siang? Pakaian yang dikenakannya pun terlihat formal dan sangat rapi.

Kai bertanya-tanya dalam hatinya. Setelah itu,

Kai berjalan menghampiri sel tempat El berada. Di balik jeruji besi, Kai terus menatap wajah lelap El yang tampak tenang.

"Tuan? Apa Tuan ingin di bukakan pintu sel nya?'' tanya petugas yang berjaga.

Kai mengangguk.

Setelah pintu di buka, Kai menghampiri El lalu berjongkok di hadapannya. Lagi-lagi Kai, terus menatap wajah cantik El.

"Who are you? Kenapa sulit sekali mendapatkan informasi tentang dirimu?'' desis Kai lalu mengelus pipi mulus El.

.

.

.

Bronze Bar ...

Tara yang sejak tadi menghubungi ponsel El, lagi-lagi harus kecewa karena El tidak mengangkat ponselnya.

"Biasanya jam segini, El sudah asik meracik minuman, tapi ini sudah jam sembilan, kenapa dia belum datang? Sebaiknya aku ke rumahnya saja."

Tara beranjak dari kursi bar, lalu buru-buru keluar. Ia sempat berpapasan dengan Kai, yang baru saja datang.

"Tara, mau ke mana?'' tanya Kai.

"Kai, aku ada janji dengan seseorang,'' jawab Tara.

"Ya sudah, aku masuk dulu ya,'' kata Kai.

Tara hanya mengangguk, lalu menghampiri mobilnya. Setelah berada di dalam mobilnya, lagi-lagi ia menghubungi El dan hasilnya tetap sama.

Akhirnya Tara melajukan mobilnya ke rumah El. Tidak butuh waktu yang lama untuk sampai ke rumah El, karena jalanan sudah mulai senggang.

Sesampainya Tara di depan rumah El, ia mengerutkan alisnya karena motor El tidak ada di situ dan rumahnya terlihat gelap.

Karena penasaran, Tara turun dari mobilnya dan menghampiri rumah tante Karin. Tara kaget karena motor El ada di situ. Dengan hati-hati, Tara membuka pagar rumah tante Karin yang tidak terkunci.

Setelah berada di depan rumah tante Karin, Tara mengetuk pintu.

"Maaf mengganggu, aku mau tanya, pemilik motor ini di mana ya?'' tanya Tara.

Tante Karin mengerutkan alisnya lalu menatap Tara.

"Maksudmu ... El ya?'' Tante Karin balik bertanya.

"Iya, Tante,'' jawab Tara.

Raut wajah tante Karin langsung berubah menjadi sedih dan matanya mulai berair.

"Ada apa tante? Katakanlah, El di mana? Aku mengkhawatirkannya. Soalnya sejak kemarin malam, katanya, dia nggak enak badan,'' tanya Tara .

"Tadi siang, saat El mau berangkat ke rumah sakit, tiga orang polisi datang dan menangkapnya. Tante nggak tega melihat El seperti itu, apalagi saat tangannya di borgol dan di giring masuk ke dalam mobil, dia seperti orang yang melakukan kriminal saja. Padahal El, tidak pernah melakukan kejahatan apapun apalagi menyakiti orang," Ungkap tante Karin sambil menangis.

Tara cukup terkejut mendengar penjelasan dari tante Karin.

Kai, sh*it! Jadi dia benar-benar melakukannya?

Tara langsung menghubungi Daniel. Tara meminta Daniel untuk melacak nomor polisi yang telah Kai hubungi tadi. Tara ingin tahu di kantor polisi mana, El di tahan.

Sambil menunggu pesan masuk. Tara meminta kunci motor dan kunci rumah El.

"Tante maaf, bukannya aku lancang, tapi bisa nggak aku minta kunci motor dan kunci rumah El? Ada sesuatu yang ingin aku ambil di dalam rumahnya."

"Iya sebentar tante ambilkan."

Bisa-bisanya Kai melakukan ini pada El, aku benar-benar nggak menyangka. Bagaimana nasib karir El nantinya?

Tidak lama kemudian, tante Karin keluar dan memberikan kunci motor dan kunci rumah El kepada Tara.

"Ini kuncinya, Nak. Peganglah."

"Terima kasih tante. Oh ya, motor El, biar aku saja yang bawa tante. Ini kunci mobilku, aku titip sama tante, besok ada yang akan datang mengambilnya,'' ucap Tara sambil memberikan kunci mobil miliknya ke tangan tante Karin.

Tara mengeluarkan motor El yang terparkir di depan rumah tante karin lalu memarkirnya di belakang mobilnya sebelum ia ke rumah El.

Tara berjalan menghampiri pintu rumah El, lalu membukanya menggunakan kunci yang telah di berikan padanya tadi.

Perlahan-lahan, Tara berjalan dengan menggunakan cahaya dari ponselnya mencari saklar lampu di dinding rumah El. Setelah menemukan saklar lampu,Tara langsung menekannya.

Tara naik ke lantai dua tempat di mana kamar El berada. Tara menyalakan lampu kamar El dan memperhatikan seluruh ruangan kamar yang tampak rapi dan bersih. Ia merebahkan dirinya di atas ranjang milik El dan menatap langit-langit kamar.

Ting .......

Menandakan ada pesan yang masuk di aplikasi WhatsApp nya.Tara langsung membuka pesan yang masuk. Tara tampak tersenyum setelah membaca pesan dari Daniel.

"Good job, Daniel. Kamu memang selalu bisa di andalkan."

Tara menghampiri lemari pakaian El, lalu membukanya. Tara dapat melihat banyaknya koleksi jaket-jaket El. Ia lalu mengambil salah satu jaket tersebut untuk di bawa serta satu setel baju ganti untuk El.

Setelah mengambil jaket dan baju untuk El, Tara kembali mematikan lampu kamar El dan turun ke bawah. Ia melihat tas ransel El yang tergeletak di atas sofa.

Tara menghampiri sofa itu dan mengambil tas El lalu membukanya.

"Pantasan saja."

Tara mengambil ponsel milik El lalu menonaktifkan benda pipih tersebut. Setelah itu, ia memasukkan baju dan jaket El ke dalam tas ranselnya. Ketika semuanya sudah lengkap, Tara pun keluar dan kembali mengunci pintu rumah El.

Setelah memakai helm, tas ransel, dan menyalakan motor, Tara langsung meninggalkan tempat itu dan menuju kantor polisi tempat El di tahan.

Cukup lima belas menit saja, Tara sudah sampai di kantor polisi tersebut karena Tara mengebut dengan kecepatan tinggi. Setelah memarkir motor, Tara langsung masuk ke kantor polisi tersebut.

Sebelum ke sel tempat El di tahan, Tara meminta izin untuk menjenguknya. Meskipun sekarang sudah bukan jam besuk, namun petugas yang mengenalinya sebagai asisten Kai, tetap mengizinkannya.

Dengan langkah kecil, Tara menghampiri tempat di mana El berada. Setelah petugas membukakan pintu sel, Tara menghampiri El yang masih meringkuk dan terlihat tangannya bergetar.

Ia pun berjongkok lalu menggenggam tangan El yang bergetar.

"El, bangun. Ini aku, Tara" panggilnya.

Tiga kali Tara memanggilnya, barulah El membuka matanya lalu menatap pria yang ada di depannya.

"Tara?" lirihnya.

"Ya, ini aku, Tara,'' bisiknya.

El langsung bangun lalu memeluknya sambil menangis.

Lagi-lagi Tara bisa merasakan betapa eratnya pelukan El. Tara mengelus rambut panjangnya dan hanya membiarkannya menangis di pelukannya.

"Menangislah, jika kamu ingin menangis, jangan di tahan. Setidaknya, menangis bisa mengurangi kesedihan, beban di hati dan pikiranmu,'' bisik Tara lagi lalu mengecupnya.

El tidak bisa berkata-kata, hanya badannya yang terus bergetar karena tangisannya.

Setelah cukup lama menangis di pelukan Tara, El melonggarkan pelukannya.

"Sudah puas menangisnya?'' ledek Tara lalu menangkup wajahnya kemudian mengusap sisa air matanya lalu mengecup keningnya.

"Jangan khawatir, semuanya pasti akan baik-baik saja,'' bisik Tara sambil menatap bola mata gadis itu.

"Dari mana kamu tahu, jika aku di tahan di sini?'' tanya El.

"Apa sih, yang Tara nggak tahu? Jika hanya tempat seperti ini saja, kecil bagiku,'' kelakarnya lalu mengacak rambut El sambil terkekeh

Tara melepas jaketnya lalu memakaikan ke tubuh El dan kembali memeluknya.

"Aku sangat mengkhawatirkan mu, El,'' bisiknya lalu kembali mengecup puncak kepalanya.

El hanya diam.

"Aku membawakanmu sepasang baju dan juga jaket, supaya nanti kamu tidak terlalu kedinginan,'' bisik Tara.

"Terima kasih, Tara," ucap El pelan.

"Apa kamu sudah makan?''

"Aku nggak lapar Tara. Aku hanya memikirkan nasib karir dan pendidikanku yang sekarang berada di ujung tanduk. Apa pun yang akan terjadi, akan aku terima. Jika hukuman ini berlangsung lama maka, mau tidak mau aku harus terima jika akan di drop out dari kampus."

El menjeda ucapanya sejenak.

"Jika aku akan di drop out dari kampus, itu artinya selama 3,5 kuliahku hanya sia-sia. Tapi aku nggak mau putus asa Tara. Sejak kecil aku bercita-cita menjadi seorang dokter. Jika perlu, aku akan mendaftar ulang,'' jelas El sambil terisak.

Tara hanya diam, namun sekaligus kagum dengan tekad dan semangat El.

Aku akan membantumu El.

"Ya sudah kalau begitu. Nggak apa-apa kan, aku tinggal sendiri? Aku akan sering-sering datang menjenguk mu. Ranselmu aku titip di petugas,'' ucap Tara.

El hanya mengangguk. Sebelum meninggalkan El, lagi-lagi Tara memeluknya lalu mengecup puncak kepalanya.

Tara terpaksa meninggalkan El sendiri dan menghampiri petugas yang sedang berjaga.

"Aku peringatkan pada kalian dan dengarkan aku baik-baik. Jangan sampai kalian berbuat kasar pada gadis itu. Sedikit saja kalian menyentuh atau menyakitinya, kalian akan menanggung akibatnya,'' ancam Tara sambil menatap tajam petugas itu.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Dehan

Dehan

aduh el ditangkap polisi..
kasian 😩

2022-08-01

1

lihat semua
Episodes
1 1. AAE
2 2. AAE
3 3. AAE
4 4. Ternyata dia yatim piatu ...
5 5. Ada hubungan apa mereka ...
6 6. Tawaran Kai ...
7 7. Wanita pengganti ...
8 8. Penangkapan El ...
9 9. Dipenjara ...
10 10. Pasrah menerima hukuman ...
11 11. Benci ... dendam atau cinta ...?
12 12. Dijenguk partner kerja ...
13 13. Kehadiran Clara ...
14 14. Curiga ....
15 15. Memikirkan wanita yang sama ...
16 16. El versus Tasya ...
17 17. Ditikam ...
18 18. Kekhawatiran Tara ...
19 19. Batal menemani El ....
20 20. Takdir seolah mempermainkan ku ...
21 21. Kembali ke lapas ...
22 22. Perginya tante Karin ...
23 23. Dilema ...
24 24. Pertemuan singkat namun berkesan ...
25 25. Merasa getir ...
26 26. Menghirup udara bebas ...
27 27. Ziarah makam ...
28 28. Membuat Viona kesal ...
29 29. Merasa sangat berhutang Budi ...
30 30. Memprovokasi ...
31 31. Siapa kamu sebenarnya ...?
32 32. Weekend berdua ...
33 33. Apa ini cinta yang sebenarnya ...?
34 34. Bertemu Mike dan Lois
35 35. Ke Bronze Bar
36 36. Dasar bastard!!
37 37. Ancaman Tara
38 38. Merasa was-was
39 39. Siapa yang mengirim kalian ...?
40 40. Apa dia psycho ...?
41 41. Merindukan gadis itu ...
42 42. Rencana Kai ...
43 43. Direnggut paksa ...
44 44. Pergi menjauh ...
45 45. Pria bajingan ...!!!
46 46. Tetap semangat dan berjuanglah ...
47 47. Konferensi pers ...
48 48. Merubah penampilan ...
49 49. Maafkan aku ...
50 50. Aku akan membantumu ...
51 51. Cepatlah kembali ...
52 52. Menemui Dian ...
53 53. Mengerjai Candra ...
54 54. Jangan mimpi kamu!!
55 55. Maafkan aku, El ...
56 56. Kasih aku waktu setahun ...
57 57. Tetap semangat ...
58 58. Jangan berharap lebih dari itu ...
59 59. Emosi Tara ...
60 60. Memikirkan rencana ...
61 61. Semoga dia tidak mengenaliku ...
62 62. Dunia ini ternyata sangat kecil ...
63 63. Jika umurku tidak panjang ...?
64 64. Aku akan cari tahu ...
65 65. Only my number ...
66 66. El ... where are you ...?
67 67. Maukah kamu berteman denganku ...?
68 68. Mengerjai Kai ...
69 69. Semua masalah berawal darinya ...
70 70. Apa masalahmu ...!!!
71 71. Kembali dirawat ...
72 72. Aku akan mencari dan menemukannya ...
73 73. Kesal, jengkel, geram ...
74 74. Kamu ini kenapa sih?!
75 75. Aku membencimu!!!
76 76. Tidurlah denganku malam ini
77 77. Enough, just tonight ...
78 78. Sedikit melunak ...
79 79. Aku benar-benar sangat menyesal ...
80 80. Bukan aku tapi kamu Mr. bule bastard ...
81 81. Dasar wanita munafik ...!!!
82 82. Orang yang sama tapi berbeda karakter ...
83 83. Instingku memang nggak salah ...
84 84.Cintaku tulus bukan karena simpati ...
85 85. Syarat konyol ...
86 86. Berapa tarifmu semalam ...?!
87 87. Semua karena sikap egoku ...
88 88. Ada hubungan apa mereka ...?
89 89. Aku berjanji akan selalu membahagiakanmu ...
90 90. Dasar om mesum ...
91 91. Cintailah dia, sayangi dia dan bahagiakan dia ..
92 92. Ternyata kecurigaanku selama ini benar ...
93 93. Apa aku masih menjijikkan bagimu ...?
94 94. Aku takut kita kebablasan ...
95 95. Apa aku salah ucap ...?!
96 96. Ibarat musuh dalam selimut ...
97 97. Apa kamu sudah nggak waras ...?!
98 98. Aku nggak mau menjadi korban lagi ...
99 99. Hal yang membuatku takut adalah kehilangan orang yang aku cintai ...
100 100. Apa kamu nggak ingin berdamai denganku ....
101 101. Jangan sembunyikan apapun dariku ...
102 102. Jangan membuatku menunggu terlalu lama ...
103 103. Kekesalan Tara ...
104 104. Setidaknya bisa memberikan sensasi berbeda ...
105 105. Jangan protes ...
106 106. No ... ingat perjanjian kita ...
107 107. God, berapa lama lagi aku bisa bertahan ...
108 108. Ya, i'm promise ...
109 109. Kamu sulit sekali di atur ...
110 110. Maafkan aku, Dian ...
111 111. I'm scared ...
112 112. Benar benar nekat ...
113 113. Ternyata dia polos banget ...
114 114. Apa mereka kembar ...?
115 115. Pasti ada alasannya ...
116 116. Apa yang ingin kamu ketahui tentang dia ...
117 117. Dia gadis yang unik ...
118 118. Menjadi yang pertama dan terakhir ...
119 119. Apa kamu akan seperti ini terus ...?
120 120. Sebenarnya apa yang membuatmu seperti ini ...?
121 121. You are mine ...
122 122. Suka suka aku dong ...
123 123. Curhatan Kai ...
124 124. Menangislah semau yang kamu inginkan ...
125 125. Aku nggak tertarik dengan pria yang sudah beristri ...
126 126. Suami macam apa kamu ini ...?
127 127. Jangan bilang kamu sedang hamil ...
128 128. Aku nggak sekejam itu ...
129 129. Jujur saja aku cemburu padanya ...
130 130. Maaf aku sering mengabaikanmu ...
131 131. Selamat datang di kota Berlin ...
132 132. Tolong tetap rahasiakan ini dari El ...
133 133. So sweet banget sih mereka bertiga ...
134 134. Aku pernah gagal ...
135 135. Kalian layak bahagia ...
136 136. Spesial Moment ...
137 137. Please jangan biarkan El menangis lagi ...
138 138. Kita akan bertemu lagi di kota A
139 139. Ini gak gratis
140 140. Aku menginginkanmu
141 141. Sampai waktu itu tiba
142 142.
143 143.
144 144.
145 145.
146 146.
147 147.
148 148.
149 149.
150 150.
151 151.
152 152.
153 153.
154 Bab 156
155 154.
156 155.
157 156.
158 157.
159 158.
160 159.
161 160.
162 161.
163 162.
164 163.
165 164.
166 165.
167 166.
168 167.
169 168.
170 169.
171 170.
172 171.
173 172.
174 173.
175 174.
176 175.
177 176.
178 177.
179 178.
180 179.
181 180.
182 181.
183 182.
184 183.
185 184.
186 185.
187 186.
188 187.
Episodes

Updated 188 Episodes

1
1. AAE
2
2. AAE
3
3. AAE
4
4. Ternyata dia yatim piatu ...
5
5. Ada hubungan apa mereka ...
6
6. Tawaran Kai ...
7
7. Wanita pengganti ...
8
8. Penangkapan El ...
9
9. Dipenjara ...
10
10. Pasrah menerima hukuman ...
11
11. Benci ... dendam atau cinta ...?
12
12. Dijenguk partner kerja ...
13
13. Kehadiran Clara ...
14
14. Curiga ....
15
15. Memikirkan wanita yang sama ...
16
16. El versus Tasya ...
17
17. Ditikam ...
18
18. Kekhawatiran Tara ...
19
19. Batal menemani El ....
20
20. Takdir seolah mempermainkan ku ...
21
21. Kembali ke lapas ...
22
22. Perginya tante Karin ...
23
23. Dilema ...
24
24. Pertemuan singkat namun berkesan ...
25
25. Merasa getir ...
26
26. Menghirup udara bebas ...
27
27. Ziarah makam ...
28
28. Membuat Viona kesal ...
29
29. Merasa sangat berhutang Budi ...
30
30. Memprovokasi ...
31
31. Siapa kamu sebenarnya ...?
32
32. Weekend berdua ...
33
33. Apa ini cinta yang sebenarnya ...?
34
34. Bertemu Mike dan Lois
35
35. Ke Bronze Bar
36
36. Dasar bastard!!
37
37. Ancaman Tara
38
38. Merasa was-was
39
39. Siapa yang mengirim kalian ...?
40
40. Apa dia psycho ...?
41
41. Merindukan gadis itu ...
42
42. Rencana Kai ...
43
43. Direnggut paksa ...
44
44. Pergi menjauh ...
45
45. Pria bajingan ...!!!
46
46. Tetap semangat dan berjuanglah ...
47
47. Konferensi pers ...
48
48. Merubah penampilan ...
49
49. Maafkan aku ...
50
50. Aku akan membantumu ...
51
51. Cepatlah kembali ...
52
52. Menemui Dian ...
53
53. Mengerjai Candra ...
54
54. Jangan mimpi kamu!!
55
55. Maafkan aku, El ...
56
56. Kasih aku waktu setahun ...
57
57. Tetap semangat ...
58
58. Jangan berharap lebih dari itu ...
59
59. Emosi Tara ...
60
60. Memikirkan rencana ...
61
61. Semoga dia tidak mengenaliku ...
62
62. Dunia ini ternyata sangat kecil ...
63
63. Jika umurku tidak panjang ...?
64
64. Aku akan cari tahu ...
65
65. Only my number ...
66
66. El ... where are you ...?
67
67. Maukah kamu berteman denganku ...?
68
68. Mengerjai Kai ...
69
69. Semua masalah berawal darinya ...
70
70. Apa masalahmu ...!!!
71
71. Kembali dirawat ...
72
72. Aku akan mencari dan menemukannya ...
73
73. Kesal, jengkel, geram ...
74
74. Kamu ini kenapa sih?!
75
75. Aku membencimu!!!
76
76. Tidurlah denganku malam ini
77
77. Enough, just tonight ...
78
78. Sedikit melunak ...
79
79. Aku benar-benar sangat menyesal ...
80
80. Bukan aku tapi kamu Mr. bule bastard ...
81
81. Dasar wanita munafik ...!!!
82
82. Orang yang sama tapi berbeda karakter ...
83
83. Instingku memang nggak salah ...
84
84.Cintaku tulus bukan karena simpati ...
85
85. Syarat konyol ...
86
86. Berapa tarifmu semalam ...?!
87
87. Semua karena sikap egoku ...
88
88. Ada hubungan apa mereka ...?
89
89. Aku berjanji akan selalu membahagiakanmu ...
90
90. Dasar om mesum ...
91
91. Cintailah dia, sayangi dia dan bahagiakan dia ..
92
92. Ternyata kecurigaanku selama ini benar ...
93
93. Apa aku masih menjijikkan bagimu ...?
94
94. Aku takut kita kebablasan ...
95
95. Apa aku salah ucap ...?!
96
96. Ibarat musuh dalam selimut ...
97
97. Apa kamu sudah nggak waras ...?!
98
98. Aku nggak mau menjadi korban lagi ...
99
99. Hal yang membuatku takut adalah kehilangan orang yang aku cintai ...
100
100. Apa kamu nggak ingin berdamai denganku ....
101
101. Jangan sembunyikan apapun dariku ...
102
102. Jangan membuatku menunggu terlalu lama ...
103
103. Kekesalan Tara ...
104
104. Setidaknya bisa memberikan sensasi berbeda ...
105
105. Jangan protes ...
106
106. No ... ingat perjanjian kita ...
107
107. God, berapa lama lagi aku bisa bertahan ...
108
108. Ya, i'm promise ...
109
109. Kamu sulit sekali di atur ...
110
110. Maafkan aku, Dian ...
111
111. I'm scared ...
112
112. Benar benar nekat ...
113
113. Ternyata dia polos banget ...
114
114. Apa mereka kembar ...?
115
115. Pasti ada alasannya ...
116
116. Apa yang ingin kamu ketahui tentang dia ...
117
117. Dia gadis yang unik ...
118
118. Menjadi yang pertama dan terakhir ...
119
119. Apa kamu akan seperti ini terus ...?
120
120. Sebenarnya apa yang membuatmu seperti ini ...?
121
121. You are mine ...
122
122. Suka suka aku dong ...
123
123. Curhatan Kai ...
124
124. Menangislah semau yang kamu inginkan ...
125
125. Aku nggak tertarik dengan pria yang sudah beristri ...
126
126. Suami macam apa kamu ini ...?
127
127. Jangan bilang kamu sedang hamil ...
128
128. Aku nggak sekejam itu ...
129
129. Jujur saja aku cemburu padanya ...
130
130. Maaf aku sering mengabaikanmu ...
131
131. Selamat datang di kota Berlin ...
132
132. Tolong tetap rahasiakan ini dari El ...
133
133. So sweet banget sih mereka bertiga ...
134
134. Aku pernah gagal ...
135
135. Kalian layak bahagia ...
136
136. Spesial Moment ...
137
137. Please jangan biarkan El menangis lagi ...
138
138. Kita akan bertemu lagi di kota A
139
139. Ini gak gratis
140
140. Aku menginginkanmu
141
141. Sampai waktu itu tiba
142
142.
143
143.
144
144.
145
145.
146
146.
147
147.
148
148.
149
149.
150
150.
151
151.
152
152.
153
153.
154
Bab 156
155
154.
156
155.
157
156.
158
157.
159
158.
160
159.
161
160.
162
161.
163
162.
164
163.
165
164.
166
165.
167
166.
168
167.
169
168.
170
169.
171
170.
172
171.
173
172.
174
173.
175
174.
176
175.
177
176.
178
177.
179
178.
180
179.
181
180.
182
181.
183
182.
184
183.
185
184.
186
185.
187
186.
188
187.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!