Tepat jam 1 dini hari, El pamit ke manager bar untuk pulang, karena besok pagi ia harus ke kampus untuk menemui dosennya.
El menghampiri Hamdan yang sedang duduk bersama temannya di salah satu ruang tempatnya sering berkumpul.
"El, ada apa?" tanya Hamdan saat gadis itu membuka pintu.
"Aku mau pamit pulang, besok aku harus ke kampus menemui dosenku," jawab El.
"Ok, biar aku antar sampai ke parkiran," timpal Hamdan.
"Nggak usah," tolak El dengan seulas senyum lalu mengedipkan sebelah matanya ke Hamdan.
Hamdan hanya bisa tersenyum dengan tingkah genit, gadis bartender itu lalu menggelengkan kepalanya.
Setelah itu, El kembali melanjutkan langkah kakinya keluar dari ruangan itu dan bergegas ke parkiran.
Sesaat setelah berada di dekat motornya, El mengeluarkan sebatang rokok lalu membakarnya kemudian menyesapnya dalam-dalam.
Walaupun ia calon seorang dokter dan tau efek dari rokok yang sering di hisapnya, namun tetap saja ia tidak bisa melepaskan candunya terhadap rokok.
"Gadis sialan itu?!! Sedang apa dia di sini?" desis Kai dengan perasaan geram. "Sepertinya dia sudah terbiasa dengan tempat seperti ini," desisnya lagi. "Sekarang, mari kita lihat apa yang akan aku lakukan padamu." Kai tersenyum sinis dan masih memantau gerak gerik gadis itu lewat kaca mobilnya.
Setelah selesai menyesap rokoknya, El menggulung rambutnya lalu memakai helm. Menyalakan mesin motor lalu memacunya dengan kecepatan tinggi meninggalkan parkiran.
Kai yang baru saja akan membuka pintu mobilnya terpaksa harus kecewa karena rencananya gagal.
"What the hell!! Kita lihat saja nanti, cepat atau lambat aku akan segera menangkapmu!" geram Kai lalu keluar dari mobilnya dan membanting pintu mobil.
Ia pun melanjutkan langkah kakinya ke dalam bar. Tempat di mana ia sering menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang sekaligus menyewa jasa bed partner hanya untuk menuntaskan hasratnya.
Ia memilih duduk di salah satu sofa dan langsung bergabung dengan para ladies yang bekerja di club' malam itu. Merangkul, meraba dan menatap mereka dengan tatapan lapar.
Saat ia memejamkan matanya, seketika wajah El langsung terbayang di matanya. Masih segar dalam ingatannya, tatapan nyalang penuh amarah dari gadis itu tadi pagi.
"Damn!!!" umpatnya lalu membuka matanya.
Kai langsung melepas rangkulannya dari dua gadis yang duduk bersamanya. Ia menghampiri meja bartender lalu memesan minuman dengan kadar alkohol tinggi.
"Hei, rum please," pinta Kai.
Nico langsung meletakkan gelas dan menuang minuman yang di pesan oleh Kai. Begitu minuman itu terisi di gelasnya, ia langsung meneguk minuman itu dengan sekali teguk.
Entah mengapa, Kai begitu kesal, dendam sekaligus benci saat mengingat tatapan nyalang El. Apalagi saat gadis itu menamparnya tanpa ada rasa takut sedikitpun.
Aku belum merasa puas sebelum aku benar-benar membuatmu menderita.
"Kamu harus membayar mahal perbuatanmu itu, karena sudah berani menampar dan mempermalukanku. Menatapku dengan berani seolah-olah kamu menantangku!!" geramnya sambil menggenggam gelas minumannya itu hingga retak.
"Yo, Bro, ada apa?" tanya Nico lalu menatap gelas yang sudah retak dalam genggaman tangan pria blasteran itu.
Bukannya menjawab, Kai malah memutuskan meninggalkan meja bartender kemudian memilih ke privat room tempat Tara berada sekarang.
Begitu ia berada di depan pintu, ia langsung menekan akses code lalu membuka pintu kamar. Alisnya langsung bertaut saat mendapati Tara tertidur dengan nyenyaknya di kamar itu.
"Tara,'' desisnya.
Ia pun menghampiri sang asisten kemudian membangunkannya dengan menepuk-nepuk punggungnya.
"Hei ... Tara, wake up."
Tara menggeliat dan membuka matanya.Tahu jika Kai yang membangunkannya, seketika itu juga ia langsung panik lalu mencari ponselnya.
Huh, syukurlah ponselku ada di kantong celana.
"Kamu kenapa panik begitu? Disuruh cari alamat gadis itu, malah enak-enakkan tidur di sini,'' kesal Kai.
Tara hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pikirannya langsung ke El. Ia mengambil ponselnya dari kantong celananya lalu mengirim pesan ke Hamdan.
"Apa El sudah pulang?" Tara
"Iya." Hamdan
"Ok, thanks." Tara.
"Kamu chat siapa sih?" selidik Kai curiga.
"Bukan siapa-siapa, hanya Hamdan. Seperti biasa, aku memintanya untuk mencari barang bagus," bohong Tara lalu menatap sahabatnya itu sambil cengengesan. "Apa kamu sudah siap untuk bersenang-senang malam ini??'' tanya Tara sekaligus mengalihkan pembicaraan.
Kai hanya tersenyum lalu memukul lengannya.
...----------------...
Maaf banyak typo, Novel ini masih tahap revisi ya. Jika ada banyak bahasanya yang amburadul n membingungkan, mohon maaf 🙏🙏🙏 ... Silakan tinggalkan komentar, kritik dan saran. Terima kasih yang sudah mampir ☺️😘🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Jans🍒
hey kai main wanita juga trnyata
2022-09-25
1
Dehan
yahhh el.. calon dokter kok ngerokok sih.. 😢
ntar gimana mengedukasi pak bapak yaa..
2022-07-19
1