Malam semakin larut dan semakin membuat club' malam itu semakin riuh degan bertambahnya pengunjung yang datang.
Kai, yang masih asik dengan teman-temannya, tak menyadari jika El, sejak tadi sudah meninggalkan tempat itu.
Ia menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangannya yang kini telah menunjukkan pukul dua dini hari.
Ia mengulas senyum membayangkan wajah cantik El. Tatapan matanya, serta sentuhan lembut gadis itu tadi seketika membuatnya seolah tidak sabar ingin mendengar suara de*sahanya.
Kai menoleh ke arah meja bartender dan mendapati gadis itu, sudah tidak ada di sana. Kai mengira, Jika El kini sudah mempersiapkan dirinya padahal sebaliknya.😂
Kai yang merasakan kepalanya mulai berat dan sedikit mabuk, akhirnya memutuskan beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menuju privat room 1.
Sesaat setelah berada di depan pintu menekan password pintu dan membiarkannya sedikit terbuka supaya El bisa masuk ke dalam kamar itu nantinya. Ralat El, tapi Siska.🤭
Ia langsung melepas semua pakaian yang membalut tubuhnya, sehingga tatto naga yang melingkar di dada hingga ke punggungnya tampak jelas.
Setelah memakai alat pengaman, Kai langsung merebahkan tubuhnya dengan posisi tengkurap di kasur empuk itu sambil menunggu El. Ia sengaja tak menyalakan lampu utama, sehingga suasana kamar itu terlihat temaram.
Ketika ia sedang asyik-asyiknya membayangkan wajah El, tiba-tiba ia merasa seseorang berada di atas belakangnya dan mengecup punggungnya dengan lembut.
Kai langsung tersenyum lalu berbalik, ia mengira jika sosok yang ada di atasnya itu adalah El.
"Akhirnya kamu datang juga, Sayang,'' bisik Kai dengan suara berat lalu mengecup kening, bibir, leher dan pundak Siska dengan lembut lalu mengeratkan pelukannya.
Kai sempat mengerutkan alisnya, karena wangi aroma parfum El berbeda dengan Siska. Namun Kai, sudah tidak mau ambil pusing, apalagi kepalanya yang sudah berat dan merasa sedikit mabuk.
Ia hanya mengira Siska, yang ada di kamar nya sekarang adalah El. Padahal gadis itu hanya wanita pengganti.
Seperti biasa, Siska yang sudah berpengalaman di bidang yang ia geluti itu, memulai aktifitas panasnya dengan Kai dan memberikan servis terbaiknya.
Terdengar suara erangan Kai dan dibalas dengan de*sa*han merdu Siska yang membuat Kai semakin menggila
Di sepanjang aktifitas panas yang mereka lakukan, Kai terus saja mengira Siska adalah El, sehingga ia melakukannya dengan lembut.
Sepertinya, dia sudah berpengalaman, pasti dia juga penikmat se*ks bebas.
Aktifitas panas mereka berlangsung, hampir satu jam lamanya. Dengan berbagai gaya dan posisi. Sebelum pada akhirnya, mereka berdua sama-sama mencapai puncak pelepasan. Sebelum merebahkan tubuhnya, Kai terlebih dulu melepas alat pengaman yang dipakainya ke lantai kamar.
Setelah itu, barulah Kai merebahkan tubuhnya di sampingnya Siska, dan membawanya masuk ke dalam pelukannya lalu mengecup keningnya dan berterima kasih.
"Thanks. Boleh aku tahu namanu? Aku Kai,'' bisik Kai sambil memejamkan matanya dan mengeratkan pelukan nya.
"Siska."
"Siska?" bisiknya masih dengan mata terpejam sebelum akhirnya Kai benar-benar terlelap.
Setelah mendengar dengkuran halus Kai, perlahan-lahan Siska, melepaskan dirinya dari pelukannya, lalu menatap wajah tampan pria blasteran itu.
Ia mengelus rambut dan rahang tegas Kai dengan lembut. Walaupun di bawah cahaya temaram, Siska dapat melihat dengan jelas wajah tampannya.
Tampan banget pria ini. Tapi kenapa El menolaknya?
Siska duduk disisi ranjang dan tampak melamun.
Selama menjadi bed partner dengan banyak pria, baru kali ini ada pria yang bermain lembut dengannya. Bahkan penuh kasih sayang.
Ia memungut pakaiannya yang tergeletak di atas lantai, lalu memakainya kembali. Sebelum keluar dari kamar itu, ia meninggalkan secarik kertas bertuliskan angka nomor rekening dan namanya.
.
.
.
Keesokkan harinya...
Kai menggeliatkan badannya dan meraba-raba ke samping kasur, namun sosok wanita yang ia cari sudah tidak ada di sampingnya.
Ia membuka matanya perlahan-lahan dan menoleh ke samping, namun sosok yang ingin di lihatnya sudah tidak berada di ranjang itu. Ia pun mendudukkan dirinya lalu merenggangkan otot-ototnya yang terasa pegal karena aktivitas panasnya semalam.
Ada senyum yang terukir di wajah tampannya, membayangkan wajah El. Kai menoleh ke samping nakas dan melihat ada secarik kertas yang di tinggalkan.
"Tidak masalah ... berapa pun yang kamu inginkan,'' gumamnya lalu meraih ponselnya lalu mentransfer sejumlah uang ke rekening Siska.
Setelah itu, ia bangkit dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah dirasa cukup barulah ia keluar dari kamar mandi itu.
Tiga puluh menit kemudian, ia sudah tampak rapi dan bersiap akan pulang untuk mengganti pakaiannya dan lanjut beraktivitas di kantornya.
Saat akan membuka pintu, ponselnya bergetar. Kai terpaksa mengurungkan niatnya dan menerima panggilan telepon itu.
Kai mengerutkan alisnya saat melihat nama kontak yang memanggilnya, yaitu orang suruhannya semalam.
"Ya, ada apa, Bob?''
"Tuan, saya sudah mengikuti gadis itu semalam, dan sudah tahu alamatnya. Nanti saya kirim alamat gadis itu ke WhatsApp, Tuan.''
"Barangkali kamu salah orang Bob, soalnya semalaman aku bersamanya.''
"Tapi Tuan, dari semalam, mulai saat gadis itu keluar dari bar sampai tiba di rumahnya, saya terus mengawasinya.''
Bob mengirim alamat rumah El beserta foto yang memperlihatkan hunian minimalis berlantai 2, dan motor besarnya yang sering di pakainya sebagai alat tranportasi ketika beraktivitas.
Setelah menerima pesan WhatsApp dari Bob, seketika wajahnya memerah karena marah. Tangannya terkepal, menggeretakkan giginya sekaligus emosi karena merasa dibodohi oleh gadis itu.
"Bisa-bisnya aku tertipu dengan gadis itu! Baiklah, kita lihat saja, apa yang akan aku lakukan padamu!" geram Kai.
Ia langsung menghubungi kantor polisi dan menginginkan El segera ditangkap. Kai ingin El segera di jebloskan ke penjara tanpa di sidangkan lalu di masukkan ke rutan selama dua tahun lamanya.
"Pokoknya, aku nggak mau tau! Segera laksanakan perintahku!! Aku ingin melihat, seberapa teguhnya pendirian dan harga diri gadis angkuh itu!!" bentak Kai dengan emosi yang meluap-luap.
Siapa yang tidak mengenal Kai, CEO kejam yang sering menggunakan kekuasaannya dan tidak segan-segan membuat perusahaan lawan bisnisnya hancur tak tersisa. Apalagi masalah sepele seperti El, ia hanya cukup menjentikkan jarinya, semua urusan langsung beres.
Setelah selesai menghubungi kantor polisi, Kai langsung melempar ponselnya ke dinding kamar hingga benda pipih tersebut langsung retak.
"Jika bukan gadis angkuh itu yang menjadi bed partnerku semalam, lalu siapa yang sudah aku tiduri?" tanya Kai merasa frustasi lalu mengusap wajahnya kasar.
Padahal semalam ia terus-terusan membayangkan jika yang bermain panas dengannya adalah El, tapi nyatanya bukan.
"Fu*cking!!! Seumur hidupku, belum pernah ada wanita yang berani menolakku, mempermainkanku apalagi berani membohongiku, kecuali gadis angkuh itu! Sial, bahkan namanya pun aku nggak tahu!" umpat Kau.
"Gadis seperti apa dia? Sehingga ia menjadi incaran member di club ini? Nggak ada satupun yang berhasil menyentuhnya. Aku bersumpah, suatu saat nanti, aku akan membuat dirimu jatuh ke dalam pelukanku," pungkas Kai.
Karena dari sekian banyaknya wanita, hanya El yang berani menentang dan menolaknya mentah-mentah.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
nobita
El itu wanita mahal Kay... bukan kayak dirimu seorang player... celup sana sini... wkwkwk kayak teh
2023-07-31
1
Dehan
hadeh sumpah sumpah
yg di sensor ada yg tau ada yg gak tau
dan yg gak tau itu bikin penasaran
2022-07-27
1
Senajudifa
ini pengaruh mabuk jd asal coblos aj
2022-07-26
1