Suara riuh musik yang dimainkan DJ Varo terus menggema di club' malam elit itu. Di barengi cahaya temaram dan kelap kelip lampu disko, membuat para pecinta dunia malam semakin menggila dan asik bergoyang.
Lain lagi yang sedang berkumpul dan asik menenggak minuman beralkohol dan ditemani ladies seksi nan cantik.
Nico yang asik melayani tamu di depan meja bartender, seakan tidak bersemangat. Namun saat mengingat ucapan El, mau tidak mau ia tetap profesional.
"Nic, wiski please,'' pinta Tara sambil mengangkat tangannya.
Nico hanya mengangguk lalu mengambil minuman tersebut.
"Me too,'' timpal Kai yang baru datang dan langsung duduk di samping Tara.
"Hi, Kai, tumben kamu nggak gabung dengan mereka?" celetuk Tara sambil mengangkat dagunya mengarah ke arah sofa tempat di mana temannya berada.
Kai hanya menggelengkan kepalanya.
Nico meletakkan dua gelas wiski di depan Tara dan Kai lalu menuangnya.
"Ini minuman kalian, Bro."
"Thanks, Nic," kata Tara dan Kai bergantian.
Nico hanya mengangkat jempolnya.
Saat akan meneguk wiskinya, Tara malah terbayang wajah cantik El. Tanpa sadar ia mengulas senyum.
Aku merindukan kehadiranmu di sini El.
Tara langsung meneguk wiskinya dan minta ditambah.
Kai mengerutkan alisnya, ia merasa heran dengan sikap asisten sekaligus sahabatnya itu.
"Tara, kamu kenapa?'' tanya Kai sembari meneguk wiskinya.
Tara hanya menggeleng.
"Nic, botol wiskinya taruh di sini saja, aku ingin menikmatinya," pinta Tara sambil memainkan gelasnya.
"Ok," kata Nico lalu meletakan botol minuman itu di depan Tara.
"Kai, ayo kita minum sepuasnya.'' Tara menawarinya lalu mengulas senyum.
Kai hanya mengangguk. Sama halnya Tara, Kai juga tiba-tiba terbayang wajah cantik El. Apalagi saat El menatap matanya malam itu, tatapan lembut dan bukan tatapan nyalang.
Kai kembali menuang wiski ke dalam gelas lalu meneguknya.
Saat sedang asiknya memikirkan El, Clara menghampiri keduanya. Clara langsung memeluk Tara dari belakang.
"Sayang, kenapa nggak nelfon jika kamu ada di sini.'' tanya Clara lalu mengecup bibir sang kekasih.
Entah mengapa Tara merasa risih dengan kehadiran kekasihnya itu.
"Hi Kai, apa kabar?" sapa Clara yang masih memeluk Tara.
"Seperti yang kamu lihat, baik Ra,'' jawab Kai dan kembali meneguk wiskinya hingga tandas.
"Clara, Tara, aku ke ruangan Hamdan dulu,'' izin Kai kemudian berlalu begitu saja.
Saat sudah berada di ruangan Hamdan, Kai langsung duduk di sofa.
"Kai, ada apa?'' tanya Hamdan.
"Aku ingin bersenang-senang. Apa kamu punya barang bagus?'' Kai memejamkan matanya sambil membayangkan wajah El.
Kenapa aku sangat terobsesi pada gadis itu?
"Ada, namanya Siska. Soal servis tidak diragukan lagi," jelas Hamdan.
Kai menautkan alisnya. "Siska?''
"Hmm ... dijamin bisa bikin kamu melayang,'' kata Hamdan lalu terkekeh.
"Ok, nanti suruh saja dia ke kamar tempat biasa. Katakan saja aku sedang membutuhkan jasanya,'' pesan Kai.
Setelah itu ia langsung melangkahkan kakinya ke privat room satu. Kamar yang sering ia booking hanya untuk menuntaskan hasratnya.
Sambil menunggu Siska, seperti biasa Kai menelan pil untuk membuatnya perkasa di atas ranjang.
"What the fu*ck!! Sudah setahun berlalu, hanya memikirkannya saja juniorku langsung merespon. Tapi sekarang? Apa yang terjadi padaku? Ini benar-benar gila!!''
Kai langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang berukuran king size tersebut. Ia menatap langit-langit kamar lalu memejamkan matanya.
Saat merasa akan terlelap, ia merasa ada yang menaiki tubuhnya sambil meraba lembut.
"Hai ... kita bertemu lagi di kamar ini,'' bisik Siska tepat di telinga Kai. Ia sedikit melu*mat bibir pria blasteran itu.
Kai langsung membuka matanya lalu menatap Siska.
So, wanita ini yang menjadi bed partnerku malam itu?
Kai langsung menarik tengkuk Siska dan membalas luma*tan bibirnya dengan rakus. Perlahan-lahan Kai melepaskan tautan bibirnya lalu mendudukkan dirinya.
Ia kembali menatap wajah Siska dengan jelas karena lampu kamarnya tidak ia matikan seperti setahun yang lalu.
"Ayo ... pu*askan aku malam ini,'' bisik kai lalu mengecup dan menyesap leher jenjang Siska sebelum akhirnya kembali melu*mat bibir tipisnya.
Suara desa*han Siska lolos begitu saja, apalagi saat Kai mulai meremas kedua buah kenyal yang begitu menggodanya.
Setelah merasa puas bermain-main di buah ranum Siska, akhirnya mereka melakukan penyatuan. Lagi-lagi kamar itu menjadi saksi bisu pergulatan panas dan agresif Kai. Seperti biasa, ia selalu mendominasi permainan karena efek pil penunjang keperkasaannya di atas ranjang.
Suara erangan dan desa*han mereka kembali bersahut-sahutan di kamar tersebut. Siska sampai kewalahan melayani hasrat Kai malam ini. Ia merasa, Kai sedikit kasar dan begitu agresif. Tidak seperti saat pertama kali ia melayani Kai saat itu.
Sudah sejam lamanya mereka bergulat di atas ranjang tersebut, bahkan sudah bermacam gaya dan posisi, namun Kai belum mencapai puncaknya.
Hingga Siska sedikit meringis karena merasa area sensitifnya mulai terasa perih. Saat Siska mulai getir, akhirnya terdengar erangan nikmat yang keluar dari bibir seksi Kai, menandakan jika ia sudah mencapai puncaknya.
Lagi-lagi sebelum merebahkan tubuhnya, Ia melepas benda yang membalut aset berharganya lalu membuangnya asal di lantai kamar.
Setelah itu ia langsung merebahkan dirinya, di samping tubuh naked Siska, tanpa mengucapkan terima kasih dan tanpa memberikan kecupan seperti yang ia lakukan sebelumnya.
Entah mengapa ada rasa kecewa dihati Siska. Ia ikut memejamkan matanya di samping Kai dan akhirnya mereka sama-sama terlelap karena kelelahan.
Sementara itu, Tara yang masih betah di meja bartender, terus menenggak minuman favoritnya itu.
Clara yang merasa dicuekin, merasa sangat kesal. Akhirnya ia memutuskan ke dance floor dan ikut bergabung lalu bergoyang dengan sensual sambil terus menatap Tara yang asik dengan minumannya.
Tara yang asik memainkan bibir gelas, seakan tidak perduli. Karena yang ada di pikirannya saat ini adalah, El.
"Hai, Nic, tumben sendiri?
El mana?'' tanya Lois yang baru muncul setelah sekian lama tidak menginjakkan kakinya di club' malam tersebut.
Nico hanya mengangkat bahunya.
Lois duduk disalah satu kursi yang kosong dan hanya meminta cocktail.
Ia menatap Tara yang terlihat sedang merokok dan sesekali meneguk minumannya.
"Nic, siapa dia,'' tanya Lois dan mengarahkan pandanganya kearah Tara.
"Oh dia, Tara. Member club' ini juga, jangan coba-coba menggodanya, pacarnya ada di sini.'' Nico mengingatkan Lois.
"Really?''
"Yes."
"Tenang saja, aku tidak ingin menggodanya hanya bertanya saja kok,'' kata Lois, namun ia juga penasaran dengan sosok Tara yang terlihat cuek apalagi kepadanya yang terlihat begitu seksi dan sensual.
Sedangkan Tara yang merasa sudah terlalu banyak minum, akhirnya meninggalkan meja bartender dan menuju privat room nya.Tempat khusus dirinya jika sudah berada di tempat itu.
Sesaat setelah sampai di privat room, ia langsung merebahkan dirinya di atas ranjang empuk itu.
"El, aku sangat merindukan dirimu,'' gumamnya sembari memejamkan matanya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Dehan
aku kasih mawar ya thor..
maaf jarang mampir
2022-08-07
1
Senajudifa
i really miss u tp km melampiasknnya dgn clara...pusing Ku jdx thor
2022-08-05
2