MIMPI BURUK

"AKHHHH...!!"

Aku terbangun dengan sangat kaget, aku bermimpi hal yang sangat menyeramkan dimana suamiku sedang diikat dengan rantai dan ada perempuan berselendang merah sedang duduk di pangkuannya dengan lidahnya yang panjang dan terjulur keluar.

Ya Tuhan, lindungilah suamiku di manapun dia berada, entah mengapa perasaanku sangat tidak enak. Aku melihat hpku yang terdapat di nakas ternyata baru jam 1 pagi. Aku pun sempat mengecek handphoneku tapi sedikit pun tidak ada sms ataupun panggilan dari suamiku,

kemana dia sebenarnya? ucapku dalam hati.

Aku pun pada akhirnya melanjutkan tidurku hingga tersadar di jam 4 pagi, aku pun segera mandi membersihkan diri dan setelah itu mulai melakukan shalat subuhku.

Setelah selesai melakukan kewajiban dan menceritakan tentang keluh kesahku kepada yang Mahakuasa. Aku segera menuju dapur untuk membuat susu untukku dan juga untuk rara agar ketika dia bangun nanti susunya tidak terlalu panas.

"selamat pagi mbok Mirna." sapaku kepada mereka berdua

"selamat pagi juga ibu! Eh, apa yang ibu lakukan di dapur? Biar saya saja yang membuatkan susu untuk ibu dan non rara." ucap mbok mirna

"udah gak apa-apa kok mbok, saya kan sudah biasa buat susu sendiri. Mbok mirna, tolong buatkan nasi goreng dengan telur mata sapi ya?" pesanku kepadanya

"siap ibu." jawabnya

Aku pun segera meletakkan dua gelas susu di meja makan dan segera menuju kamar untuk membangunkan rara, anakku yang baru berumur 5 tahun.

Aku melihat mbok ratih sedang membersihkan rumah, aku pun menyapanya. "selamat pagi mbok?"

"selamat pagi juga ibu, gimana tadi malam tidurnya nyenyak?" tanya mbok ratih.

Aku merasa mbok ratih sepertinya tau kalau tidurku itu kurang nyenyak karena bermimpi buruk.

"ibu pasti bermimpi yang tidak baik ya?" tanyanya lagi

DEG...

mbok ratih ini kok bisa tau ya? Padahal aku belum cerita, tapi dia sudah tau semuanya.

"iya seperti itulah mbok! Aku bermimpi yang tidak baik tentang mas dimas." keluhku

"gak apa-apa ibu, tetap rajin shalat ya? Nanti ibu pasti akan tau kebenarannya." ucap mbok ratih

"saya lanjut bersih-bersih rumah dulu ya ibu." ucap mbok ratih sambil pamit dari hadapanku.

Aku masih mau bertanya lebih lanjut, tapi aku tahan karena tidak mau mengganggu dirinya yang sedang beberes rumah.

Mereka berdua selalu membagi tugasnya, kalau mbok mirna yang masak, maka mbok ratih yang membersihkan rumah begitupun sebaliknya. Tapi kalau untuk halaman luar sudah ada tukang bersih-bersihnya sekalian dengan tukang kebunnya.

Di rumah ini ada lima orang yang bekerja, mbok mirna dan mbok ratih sebagai asisten rumah tangga, pak mamat sebagai tukang bersih di luar dan tukang kebun, pak anwar sebagai supir merangkap satpam, dan yang terakhir pak dodi sebagai security rumah ini. Mereka sudah sangat lama bekerja dengan saya, bisa dibilang mereka sudah saya anggap seperti keluarga sendiri.

Di sini saya tidak pernah membeda-bedakan antara pekerja yang satu dengan pekerja yang lain. Bahkan untuk makan pun menunya sama, hanya saja mereka selalu makan di dapur.

aku yang tadi sempat diam beberapa saat, pada akhirnya baru ingat untuk membangunkan rara.

Sesampai di kamar saat aku akan membangunkan rara, aku sangat kaget karena ketika kuraba keningnya. "Ya Allah, kenapa badan anakku rara panas sekali. Aku mencoba menyadarkan rara, tapi rara tidak bangun-bangun.

Aku pun segera mencari jaketku dan juga jaket rara, ketika sudah dapat, aku segera menggendongnya keluar dari kamar dan segera memanggil mbok ratih dan mbok mirna dan juga tidak lupa memanggil pak anwar.

"ya ampun ibu, ada apa? Kenapa panik sekali wajahnya." tanya mbok mirna

"badan rara panas sekali, mbok ratih bisa temani saya ke rumah sakit sekarang, mbok mirna gak apa-apa ya sendiri di rumah?" tanyaku

"gak apa-apa ibu, yang penting sekarang bawa non rara ke rumah sakit, takutnya nanti malah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan." usulnya

Aku dan mbok ratih pun segera menuju ke halaman, dan di sana pak anwar sudah menunggu kami.

Mbok ratih di depan, sedangkan aku di belakang duduk diam sambil menggendong Rara.

"buruan Pak Anwar kita ke rumah sakit Budi Asih sekarang juga!" ucapku dengan tegas kepadanya

Maka pak anwar pun segera melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit.

Sampai di rumah aku dan mbok ratih segera turun dari mobil dan segera menuju ruang UGD.

"dokter, suster tolong anak saya! Badannya panas sekali, bahkan dia tidak bisa membuka matanya, aku membangunkannya berulang kali tapi dia tidak sadar-sadar juga, dok. Please dok, tolong anakku ini!" ucapku sambil menangis histeris. Aku takut, takut kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk terhadap anak semata wayangku ini.

"ibu, ibu tenang dulu ya! Dan ijinkan saya untuk memeriksa keadaan anak anda." ucap dokter itu sambil berusaha menenangkan aku.

"sus, cepat pasangkan infus kepada ade kecil ini, lalu kompres dia ya? Panasnya terlalu tinggi, makanya dia sampai seperti ini! Tapi syukurnya anda cepat datang kesini, terlambat sedikit saja, anak anda bisa meninggal dunia. Dan Untuk sementara ini anak anda harus dirawat dulu ya sampai dia sadar dan sehat. Sus, kalau nanti dia sadar cepat berikan obat ini kepadanya ya, tapi ingat sebelum minum obat, berikan dulu makanan ya." pesan dokter itu

"kalau begitu saya pamit dulu ya ibu," ucapnya sambil tersenyum kepadaku

"iya dok, sekali lagi terimakasih banyak." balasku dengan tersenyum kepadanya

***

aku sempat menelepon mas dimas, tapi kali ini nomornya tidak aktif sama sekali.

"teganya pria ini kepadaku, bisa-bisanya tidak ada kabar sama sekali untukku, apakah dia tidak ada ikatan batin sama sekali dengan anaknya ini." ucapku pelan-pelan

Aku merasa curiga, aku merasa kalau mas dimas sudah berubah dan sepertinya ada perempuan lain yang dia taksir.

Dan aku pun memang dari awal sudah tidak suka dengan sekretaris barunya yang namanya susi itu, aku hanya takut kalau suamiku tiba-tiba diambil oleh wanita itu. Karena memang wanita itu sangat cantik, masih muda, dan yang pastinya masih sangat seksi. Ya Tuhan ampuni aku yang sering berpikiran buruk dengan suamiku, semoga saja dugaanku ini tidak benar dan salah.

Tapi kalau memang itu benar terjadi, maka aku bersumpah akan meninggalkan mas dimas, dan akan memberikan pelajaran untuk wanita itu.

Ketika aku sedang asyik melamun, aku merasa seperti jariku digenggam oleh seseorang. Dan ketika aku melihat lagi, ternyata anakku rara sudah sadar, dan mulai memanggil namaku terus.

"anak mama sudah sadar kah sayang? Ya ampun sayang, mama bahagia sekali kamu akhirnya sadar juga ,nak." ucapku sambil mencium kening dan juga pipinya

"rara, ada si mana sekarang?" tanyanya lagu kepadaku

"rara sekarang ada di rumah sakit. Karena tadi pagi ketika mama mau membangunkan rara, rara malah sakit dan tidak sadarkan diri, makanya mama bawa rara ke rumah sakit." jelasku kepadanya secara pelan-pelan.

"trus papa di mana, ma?" pertanyaannya itu yang membuatku kembali berpikir keras.

"hmmm... papa...??"

***BERSAMBUNG***

Gimana ya kelanjutan kisah anak dan istri mas dimas? Baca terus ya, hanya di novel toon

Terpopuler

Comments

Fara Sausan

Fara Sausan

Ko.. Fiz** kak? Pindah kah?😭

2022-12-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!