TERPISAHKAN OLEH KEMATIAN

aku tersadar dan aku merasa perutku sangat sakit. aku melihat sekelilingku semuanya berwarna putih, aku berpikir kalau aku sudah ada di Surga, tapi ternyata aku masih berada di rumah sakit, dan di sana ada susi yang menjagaku.

"kamu sudah sadar kak?" tanya susi

"aku ada di mana?" tanyaku

"kamu ada di rumah sakit dan kamu keguguran." ucap susi

"kenapa kamu tega melakukan itu semua kak, kenapa kamu tidak mau terbuka padaku. dan karena kebodohanmu itulah kamu sampai kehilangan anakmu." ucap susi merasa kecewa padaku.

"biarkan saja anak itu mati, karena aku pun belum siap untuk hamil dan melahirkan anak itu, apalagi anak itu adalah hasil dari pemerkosaan." ucapku menjelaskanya semua pada susi

"walaupun seperti itu, tetap saja dia tidak salah, kak...!!" ucap susi dengan penuh kemarahan

"kamu tau apa susi! kamu tidak pernah berada di posisiku jadi kamu tidak akan pernah tau bagaimana rasanya saat kamu diperkosa, lalu kamu hamil tapi laki-laki itu tidak mau bertanggung-jawab. rasanya sakit sekali sus, tolong mengerti dengan aku." jawabku dengan rasa kesal padanya.

"baiklah, aku mengerti kak! dan aku akan menemui pria itu untuk bertanggung-jawab padamu." ucapku padanya

"tidak perlu sus, aku mohon tidak perlu. aku yakin pria brengsek itu akan mendapatkan karmanya suatu saat nanti. sekarang aku mau tidur, bisakah kamu belikan aku minuman atau makanan kecil? aku rasa perutku sangat lapar." ucapku

"baiklah, tapi kamu janji ya jangan melakukan hal-hal yang aneh lagi." pinta susi padaku

dan aku pun menganggukkan kepalaku, tanda aku setuju. dan ia pun akhirnya meninggalkan aku sendiri di dalam ruang rawatku.

sepeninggalan susi aku pun menulis surat wasiatku untuk adikku itu, dan setelah itu aku pun melakukan hal yang sudah selayaknya aku lakukan, yaitu menyusul anakku ke alam baka.

END POV NATALIA

***

aku membelikan natalia roti, kue, dan buah-buahan. dia adalah saudara kandungku satu-satunya, jadi aku tidak mau kalau ada yang menyakiti hatinya, apapun yang terjadi.

setelah semua yang natalia mau aku belikan, aku pun kembali ke rumah sakit tempat kakakku dirawat. aku segera naik ke atas ruang rawatnya, dan setelah sampai di kamar aku melihat natalia tidak ada di atas tempat tidurnya, lalu aku pun mengecek di dalam kamar mandi. dan ketika aku mengetuk pintu kamar mandi, tidak ada suara sahutan dari dalam, lalu aku pun mendorong pintu itu, ketika sudah terbuka terlihat pemandangan yang sama sekali tidak ingin aku lihat di dalam hidupku.

natalia terbujur kaku di dalam kamar mandi dengan tangan di sebelah kiri yang mengeluarkan banyak darah dengan pisau cutter di bawah lantai. dan di tangan sebelah kanan aku melihat ada sebuah kertas yang dilipat. aku segera mengambil surat itu lalu aku pun membangunkan natalia, tapi dia tidak bangun-bangun, lalu aku pun segera berteriak memanggil dokter dan suster.

"DOKTER, SUSTER...!!" teriakku

"ada apa ibu?" tanya salah satu perawat

"tolong kakakku berlumuran darah dan dia ada di dalam kamar mandi." seruku

dua orang perawat itu pun segera masuk ke dalam kamar mandi, dan mereka juga kaget melihat kondisi kakakku. mereka pun segera memanggil security untuk membantu menggendong natalia untuk dibaringkan di atas tempat tidur. dan mereka pun cepat memanggilkan dokter untuk melihat kondisi kakakku.

setelah dokter datang dan memeriksa keadaan kakakku, aku pun mendapatkan kabar yang sangat membuat hatiku sakit.

"maafkan kami buk, tapi kakak anda sudah meninggal karena beliau kehilangan banyak darah." ucap dokter itu dengan lirih

"gak mungkin dok, kakakku gak mungkin meninggal! anda pasti salah dok." jawabku sambil mengguncang-guncang tubuh dokter itu.

"maafkan kami buk! sekali lagi maaf." ucap dokter itu padaku

aku pun langsung memeluk jenazah natalia dan menangis sejadi-jadinya, hingga aku mengguncang tubuh natalia dengan sangat kencang, tapi natalia tetap terbujur kaku.

tidak lama datanglah bude lastri dan bang joni yang langsung menahan tubuhku. dan bude lastri pun memeluk kuat tubuhku.

"bude, kak natalia telah meninggalkan aku. tega sekali dirinya, dia meninggalkan aku seorang diri seperti ini. dia sudah berjanji tidak akan melakukan hal bodoh tapi dia mengingkarinya." ucapku sambil menangis histeris

"tenanglah nak, ini sudah takdir dari yang Mahakuasa. kamu harus tabah ya?" hibur bude lastri

"ini semua salahku bude, seandainya aku tidak meninggalkan dia sendiri, mungkin dia tidak akan bunuh diri dan mati." ucapku

"sutt...jangan menyalahkan dirimu, nak. ini memang sudah menjadi kehendak Yang Mahakuasa." ucap bude lastri

"sus, kita harus segera memandikan jenazah kakakmu dan menguburkannya. apakah kamu memberikan ijin kalau sekarang kita bawa mayat kakakmu ke rumah dan kita kuburkan?" tanya bang joni padaku, dan aku pun menganggukkan kepalaku tanda setuju.

lalu aku pun segera mengurus semua biaya administrasi dan segera pulang ke rumah membawa jenazah kakakku menggunakan ambulans.

sampai di rumah ternyata sudah banyak tetangga yang berkumpul menunggu kedatangan kami.

setelah sampai mereka pun langsung mengurus jenazah kakakku. kami pun segera memandikannya, dan membaringkan dia di atas kain kafan warna putih, mendoakannya dan setelah itu pun langsung melakukan proses pemakaman kakakku itu.

setelah semuanya beres dan pemakaman selesai, kami pun pulang kembali ke rumah masing-masing. sebagian tetangga masih duduk di rumah untuk menghiburku.

dan selama 7 malam berturut-turut kita akan melakukan doa bersama untuk mendoakan arwah kakakku itu. dan semuanya bude lastri dan beberapa ibu yang mengurus menyiapkan kue-kue untuk doa nanti.

***

malam ini adalah malam pertama kami mendoakan natalia, aku hanya berharap semoga Tuhan mengampuni segala dosanya dan mau menerima dia di Sisi-Nya.

setelah doa selesai dan tetangga mulai kembali ke rumah masing-masing. tinggallah bude lastri yang memang malam ini akan tidur di rumah untuk menemaniku.

ketika bude lastri sudah tidur, aku pun mengambil surat yang terakhir kali aku lihat ada di tangan natalia, aku pun mulai membuka surat itu dan membacanya.

"untuk adikku tercinta, susi."

"maafkan aku susi, mungkin setelah kamu membaca surat ini, aku sudah tidak ada lagi di dunia ini. aku minta tolong padamu untuk membalaskan dendamku kepada pak Dimas anggara, CEO dari tempat kerjaku yang lama. aku tidak akan pernah tenang kalau dendamku belum terbalaskan padanya. aku ingin dia hancur dan sakit hati seperti yang aku rasakan. dari kakakmu, Natalia." surat yang singkat, padat, dan jelas

ternyata natalia masih menyimpan dendam kepada pria itu. dan aku pun setelah membaca surat itu, aku pun tersadar bahwa pria itulah yang telah membuat kakakku mati, dan aku pun bersumpah akan menghancurkannya seperti dia menghancurkan kakakku.

Dimas Anggara, kamu tunggu saja pembalasanku...!!

***BERSAMBUNG***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!