POV AUTHOR
Susi dan andika sedang asyik berbincang-bincang tanpa menyadari ada mata yang sedang mengintai mereka dengan wajah emosinya.
Dia adalah dimas, dimas betul-betul sudah tidak bisa melepas susi. Susuk yang dipakai oleh susi itu betul-betul sudah membuat dimas menjadi bucin terhadap susi.
"perempuan itu membuat aku gila? Dia sudah berani menggodaku, dan sekarang dia mulai mendekati andika. Aku tak akan pernah melepaskan kamu susi, kamu sudah membuat aku terperangkap dalam cintamu. Maka jangan harap kamu bisa pergi dari hidupku." ucap dimas
Author jadi bingung sendiri, kok mereka malah jadi saling ancam ya, (😂😂😂) kira-kira nanti endingnya akan jadi seperti apa ya? Baca terus kisah "SUSUK SANG PELAKOR."
***
POV SUSI
aku senang bisa berbincang-bincang dengan pak andika, dia pria yang sangat humoris dan juga baik hati. Kalau seandainya aku tidak sedang menjalankan rencana balas dendamku, aku pasti akan jatuh cinta kepada pak andika, karena dia merupakan tipe pria idamanku.
Tapi masalahnya saat ini aku sudah terjebak dalam rencanaku sendiri, jadi aku sudah tidak bisa lagi untuk mundur. Maka mau tidak mau aku harus menjalankan rencanaku ini sampai selesai, sampai aku melihat kehancuran rumah tangga dimas.
Sebenarnya aku bukanlah wanita yang suka merebut pasangan orang. Tapi entah kenapa dendam ini begitu kuat, bahkan natalia sering mampir dalam mimpiku, dimana dalam mimpiku aku melihat natalia menangis dan memintaku untuk membalaskan dendamnya. Jadi mau tidak mau aku harus menepatinya demi untuk membuat arwah natalia tenang di Sana.
Akhirnya aku sampai juga di hotel, aku pun segera menuju kamarku. dan ketika aku menyalakan lampu kamar, aku kaget melihat dimas sudah duduk di atas tempat tidurku.
"di-dimas, sedang apa kamu di kamarku?" tanyaku kepadanya
"aku menunggumu! Dan kamu dari mana jam segini kamu baru datang?" tanyanya dengan sorot mata berkilat kepadaku
Aku sedikit takut melihat tatapan matanya kepadaku. Tapi aku memberanikan diri untuk menatap matanya itu.
"aku baru saja bertemu dengan pak andika di cafe." jawabku
"kamu sudah berani bertemu dengan pria lain di belakangku?" jawabnya setengah berteriak kepadaku
"kenapa kamu marah? Terserah aku dong mau ketemu dengan siapa di luar sana, lagian kamu juga bukan siapa-siapanya aku di sini." jawabku
"kamu lupa kalau sebentar lagi kamu akan menjadi istriku!" ucapnya
"hanya istri siri, ingat itu?" jawabku menekankan kata istri siri
"walaupun cuma istri, aku tetap mempunyai hak untuk kamu." jawabnya lagi
"aku bisa saja meninggalkan kamu, kalau kelakuan kamu seperti ini." ucapnya mengancamku
"kamu pikir aku perduli haa...??" jawabku dengan berteriak kepadanya
"kalaupun kamu mau meninggalkanku, silakan! Aku tidak perduli." ucapku lagi dengan tegas
Enak saja dia berbicara, seolah-olah dia adalah segalanya bagiku.
"KAMU...!!" teriaknya dengan mengangkat tangan hendak memukulku
"kamu mau memukulku? Silakan!" ucapku sambil mengambil tangannya dan mengarahkan ke pipiku.
Pada akhirnya dia pun meninggalkan aku dengan wajahnya yang sangat kesal kepadaku. Aku heran sekali kenapa dia menjadi sangat overprotective kepadaku. Aku pun memutuskan sepulang dari sini aku harus bertemu kembali dengan dukun itu untuk konsultasi lagi, lama-kelamaan aku menjadi sangat tidak nyaman melihat kelakuan dimas.
Aku pun segera beristirahat, karena jam 5 pagi kami sudah harus berada di bandara untuk check in.
***
Selama perjalanan pulang dari mobil sampai di dalam pesawat dan bahkan sampai dia mengantarkan aku pulang ke rumah, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Aku pun juga tidak mau perduli dengan dirinya, dia pikir dia siapa? Kalau bukan karena Almarhumah Natalia, aku tidak akan sudi masuk ke dalam kehidupan bajingan itu.
Setelah beristirahat sejenak, aku pun segera bersiap-siap untuk bertemu dengan dukun itu, karena memang aku merasa tidak nyaman dengan sikap yang ditunjukkan oleh pak dimas kepadaku.
setelah membagikan oleh-oleh yang sudah aku belikan untuk bude lastri, bang joni, dan mbak tyas, aku pun langsung menaiki taksi online yang sudah aku pesan untuk pergi ke rumah sang dukun.
***
"saya sangat tidak suka mbah dengan sifat overnya itu." keluhku kepada mbah dukun
"bukannya itu yang kamu mau supaya sang pria meninggalkan istrinya itu?" ucap mbah dukun
"justru aku malah takut mbak! Niatku hanya untuk menghancurkan rumah tangganya, dan di saat dia sudah hancur, aku akan meninggalkannya. Tapi justru yang aku lihat nantinya malah akan jadi senjata makan tuan, aku sangat takut melihat sifatnya itu mbah!" jelasku
"kamu harus rajin memberi sesajen kepada Nyai Delima, dan percayalah dia akan membantumu. Apapun yang kamu inginkan, katakanlah kepada Nyai Delima disaat kamu memberikan sesajen kepadanya, maka ia akan mengabulkannya." ucap mbah dukun itu, "karena yang saya lihat, disaat kamu memberikan sesajen, kamu tidak pernah berkomunikasi dengannya." tambahnya lagi
"iya, mbah benar selama aku memberikan dia sesajen, aku tidak pernah berbicara sepatah katapun." jawabku
"nah, maka dari itu mulai malam jumat nanti apapun yang kamu mau katakanlah kepada Nyai Delima, maka dia akan mengabulkan permintaanmu. Dan pastinya nanti sifat dimas akan mulai berubah kepadamu, dia akan selalu menuruti apapun kehendakmu." ucap mbah dukun itu
"oke, kalau begitu terimakasih banyak mbah untuk wejangannya. Kalau begitu saya pamit dulu," pamitku kepada dukun tersebut.
***
Akhirnya tibalah hari kamis, hari di mana aku akan memberikan sesajen kepada Nyai Delima. Dan selama beberapa hari itu, dimas tidak pernah sedikitpun menghubungiku, bahkan di kantor pun dia sangat cuek kepadaku. tapi aku tidak mau ambil pusing, toh pada akhirnya dia akan datang lagi kepadaku.
aku pun segera membakar kemenyan dan menyiapkan bunga kembang 7 rupa dan mulai mengucapkan dalam hati permintaanku kepada Nyai Delima, "Nyai buatlah dimas tergila-gila kepadaku dan selalu mengikuti semua keinginanku. Tapi disaat dendamku sudah terbalaskan, biarkan pria itu pergi dari hidupku dan tidak akan pernah mengganggu kehidupanku lagi."
dan setelah aku mengucapkan permintaan itu, aku mencium harum melati yang begitu tajam di hidungku. Dan di saat itu aku mendengar suara yang berkata, "hahahaha, tenanglah cucuku yang cantik! Aku akan mengabulkan permohonanmu, tapi ingat di minggu depan kamu harus memberikan aku sesajen tapi harus disertai dengan ayam hitam jantan dan betina yang masih hidup kepadaku. Kamu harus mencarinya sampai dapat, ingat itu dan jangan pernah berani menolak permintaanku, hahahaha...!!" ucapnya sambil tertawa, dan setelah itu suaranya langsung menghilang dan wangi melati itu pun mulai menghilang sedikit demi sedikit.
Dimana aku harus mencari pasangan ayam hitam ya? Aku merasa permintaan itu sangat susah, tapi aku harus berusaha kalau ingin permintaanku dikabulkan.
Setelah membereskan semua bekas sesajen, aku pun segera beristirahat dan terlelap dalam mimpi indahku.
Kira-kira apakah dimas akan kembali kepada susi? Baca terus kelanjutan cerita "SUSUK SANG PELAKOR."
***BERSAMBUNG***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments