MEMBERIKAN SESAJEN KEPADA NYAI DELIMA

"pi-pisau? Apa yang kamu lakukan susi letakkan pisau itu." ucap pak dimas dengan wajah takut

"anda kurang ajar pak! Saya tidak suka jika dipaksa seperti itu, kalau anda berlaku lembut kepada saya, maka saya akan memberikan apa yang anda minta." jawabku

"maafkan aku susi! Bisakah pisau itu kamu simpan kembali? Aku janji tidak akan lagi memaksakan kehendakku." ucapnya

"apakah anda bisa berjanji padaku?" tanyaku

"iya, saya janji susi." jawabnya lagi

"kalau begitu, silakan anda keluar dari kamarku dan serahkan kartu itu kepadaku. aku sudah sangat lelah dan mau beristirahat!" ucapku

"baiklah aku letakkan kartu di meja ini. Sekali lagi maafkan aku susi, aku cemburu melihatmu dengan andika tadi siang, makanya aku sampai berbuat seperti itu kepadamu." jawab pak dimas sambil meninggalkan kamarku.

Aku pun segera menutup pintu dan menguncinya. aku benar-benar benci sekali pada pria itu, Mungkin dulu pun dia melakukan hal yang sama kepada kakakku.

Aku bukan natalia yang pasrah saja, aku akan menghancurkannya, kita lihat saja nanti.

Pov author

Kebencian susi terhadap dimas sudah sangat mendarah daging, setan di dalam dirinya lebih berkuasa daripada Tuhan. Dan takutnya kalau terlalu benci malah lama-lama jadi cinta. Tapi sepertinya tidak mungkin, apakah akan ada pria yang bisa melunakkan hatinya? baca terus saja "SUSUK SANG PELAKOR"

***

Pagi ini aku terbangun dengan hati yang masih sangat jengkel kepada pak dimas. Aku pun segera mandi, dan membersihkan tubuhku sebersih-bersihnya, karena aku tidak mau ada sisa jejak tangan dari pria itu di badanku.

Setelah selesai mandi, aku segera turun ke bawah untuk breakfast sambil menunggu pak dimas.

sepuluh menit kemudian pak dimas sudah duduk di hadapanku untuk sarapan. Dia pun hanya terdiam tanpa berbicara sepatah katapun kepadaku, aku pun tidak mau ambil pusing melihat kelakuannya karena aku pun masih sangat kesal dengan dirinya.

Selesai sarapan kami langsung sama-sama menuju parkiran untuk berangkat ke tempat proyek.

"maafkan aku susi, aku tadi malam terlalu emosi sampai aku melakukan hal yang tidak baik kepadamu." ucap pak dimas ketika kami sudah berada di dalam mobil.

"pak, aku tidak suka jika dipaksa seperti itu! Aku lebih suka jika aku melakukannya dengan inisiatif sendiri. Jika pak santai, maka aku akan menyerahkan semua yang ada padaku kepada bapak dengan ikhlas." jelasku kepadanya

"maafkan aku susi, aku mohon maafkan aku. Aku berjanji akan lebih bersabar lagi." ucapnya sambil menggenggam erat tanganku

"baiklah, kali ini aku memafkan bapak! Sekarang lebih baik kita berangkat, jangan sampai nanti terlambat." ucapku sambil berusaha melepaskan genggaman tangannya. Setelah itu pak dimas pun melajukan kendaraan menuju tempat proyek.

***

Sesampai di sana ternyata pak agung dan pak andika sudah menunggu kami berdua.

"maaf pak, tadi ada masalah sedikit dengan mobil, makanya kami terlambat." bohong pak dimas

"iya, tidak masalah." ucap pak agung

Lalu pak agung pun mengajak kami ke kantor tempat kami akan mulai bekerja. Di sana pak agung menyuruh aku untuk membuat laporan dan juga membuat anggaran untuk proyek ini.

Aku pun segera mengerjakan apa yang diperintahkan oleh pak agung kepadaku dengan persetujuan pak dimas.

Aku membuat laporan itu sampai siang hari, setelah selesai semuanya aku segera membawa laporanku itu kepada pak dimas dan juga pak agung.

Mereka memeriksa laporanku dan pada akhirnya mereka sangat senang sekali dengan apa yang aku kerjakan, mereka puas dengan laporan yang aku berikan itu.

Lalu setelah itu pun kami makan siang bersama di sebuah cafe yang menurutku sangat high class. Pak andika pun menatapku sejak tadi, tapi tatapannya bukan seperti tatapan pria yang lapar, melainkan seperti tatapan yang ingin mencari tau tentang diriku, dan itu membuatku merasa tidak nyaman.

"susi, kamu tinggal bersama siapa?" tanya pak andika

"aku tinggal sendiri, pak." jawabku

"lalu dimana kedua orangtuamu dan apakah kamu tidak punya saudara kandung?" tanyanya lagi.

"kedua orangtuaku sudah meninggal sejak aku masih kecil, dan kakakku meninggal bunuh diri karena dia hamil dan sang pria tidak mau bertanggung-jawab, apalagi pria itu sudah mempunyai istri dan anak." jelasku tanpa ada yang disembunyikan

"uhuk...uhuk..." pak dimas pun langsung terbatuk-batuk saat aku menyinggung tentang kematian kakakku.

"pak, anda tidak apa-apa? Diminum dulu pak dimas airnya," ucapku sambil memberikan air kepada pak dimas

"anda kenapa pak dimas?" tanya pak agung

"tidak apa-apak pak! Sepertinya ada yang membicarakan saya, sampai saya keselek." ucap pak dimas

"mungkin istri anda yang membicarakan anda, pak?" jawab pak andika sambil tertawa dan itu pun membuat pak dimas menatap pak andika dengan tatapan sinis.

"sudahlah, selesaikan makan siang kita. Kita harus segera kembali ke kantor, karena banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan. Apalagi besok kita harus bertemu dengan client kita dari jepang, karena dia pun mau menanamkan saham di proyek kita yang baru ini." ucap pak agung dengan penuh wibawa.

Proyek yang sedang aku tangani bersama pak dimas itu bukan hanya dibangun di jambi, tapi akan dibangun di surabaya, kalimantan dan papua.

pada akhirnya kami berempat pun segera kembali ke kantor dan menyelesaikan semua laporan-laporan untuk meeting besok.

***

Hari ini aku sangat lelah dan capek, bahkan sampai di dalam kamar aku tidak lagi mandi, melainkan langsung tertidur. dan aku bermimpi tentang perempuan berselendang merah yang sangat cantik sedang meliuk-liukkan badannya di hadapan orang banyak dengan diiringi musik gamelan yang sangat bagus. Tapi pada akhirnya wajah perempuan itu menjadi sangat menyeramkan dengan lidahnya yang terjulur keluar dan berusaha untuk mencekikku. Aku pun sampai tersadar dari tidurku dengan sangat kaget, "haaa...haaa...mimpi yang sama lagi! Tapi perempuan itu sangat menyeramkan dan kenapa dia selalu ingin mencekikku." ucapku berpikir sambil melihat ternyata aku belum berganti pakaian sama sekali.

Aku pun tanpa berpikir panjang segera mandi dengan shower air hangat untuk menyegarkan badanku. Dan setelah itu aku langsung memakaikan bedak yang diberikan oleh dukun itu ke wajahku. Dan aku baru ingat kalau besok adalah hari kamis, hari di mana aku harus memberikan sesajen kepada Nyai Delima.

Jadi besok aku harus minta pak dimas mengantarkan aku ke pasar tradisional untuk membeli bunga dan juga kemenyan.

***

Setelah meeting dengan client dari jepang itu selesai, aku pun segera mengajak pak dimas untuk menemaniku ke pasar tradisional yang ada di daerah tersebut.

Di sana aku membeli kembang 7 rupa dan juga kemenyan, dan barang itu aku sembunyikan di dalam tasku. Lalu aku membeli celana dalam dan juga BH yang baru dan juga membeli perlengkapan kosmetik dan juga cemilan.

"sudah selesai belanjanya, sus?" tanya pak dimas setelah aku kembali naik ke mobil

"sudah pak, sekarang kita kembali ke hotel ya pak, aku sangat lelah." ucapku kepadanya

Pak dimas pun menganggukkan kepalanya dan segera menjalankan mobilnya menuju hotel tempat kami menginap.

Sesampainya di dalam kamar, aku segera mandi dan segera mulai untuk membakar sesajen untuk Nyai Delima. Dan setiap kali aku memberikan makan kepada Nyai Delima aku akan merasa sangat merinding dan takut.

Dan setelah selesai semuanya aku segera memakai bedak yang sudah diberikan oleh dukun itu kepadaku.

Aku sudah bersiap akan tidur, tapi entah kenapa malam ini aku merasa sangat panas dan sepertinya diriku sangat bergairah. Aku pun segera mengganti pakaianku dengan gaun tidur yang transparan dan juga seksi, lalu aku pun segera menuju kamar pak dimas.

aku mengetuk pintu kamar pak dimas, dan tidak lama pak dimas pun membuka pintu kamarnya itu dan sangat kaget melihat kedatanganku yang tiba-tiba.

"sus-susi...??"

***BERSAMBUNG***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!