KEDATANGAN TIARA

Pagi ini aku segera bersiap untuk berangkat ke kantor menggunakan taksi online yang sudah aku pesan. Sampai di kantor ternyata masih sepi, aku pun segera membereskan ruangan pak dimas dan juga membuatkan minuman untuk beliau. Setelah itu aku kembali ke ruanganku untuk lanjut menyelesaikan laporan-laporan yang sudah menumpuk di mejaku.

Sepuluh menit kemudian aku mendengarkan langkah kaki yang ternyata adalah pak dimas yang datang, aku pun segera berdiri dan menundukkan badanku.

"susi, ikut aku ke dalam ruanganku sekarang!" ucapnya tanpa senyum sedikitpun kepadaku. Aku pun segera menyusul beliau untuk masuk ke dalam ruangannya.

Ketika sampai di dalam, pak dimas langsung mengunci pintu ruangannya dari dalam dan langsung memeluk badanku dengan sangat kuat.

"susi, aku sangat merindukanmu! Maafkan atas sifatku yang kasar kepadamu." ucap pak dimas sambil mencium keningku

"iya pak, tidak apa-apa! Aku sudah melupakan semuanya." jawabku

"sus, duduk dulu di sini ada yang mau aku bicarakan dengan kamu." ucap pak dimas sambil menarik tanganku untuk duduk dengannya di sofa yang sangat empuk itu.

"apa yang mau pak bicarakan?" tanyaku penasaran

"sabtu ini aku ingin kita menikah, tapi untuk sementara kita nikah siri dulu ya." ucap pak dimas

"oke, baiklah pak! Kalau memang itu maunya pak, tapi bagaimana dengan saksinya nanti apalagi " jawabku

Dan setelah itu aku pun segera keluar dari dalam ruangannya dan kembali mengurus pekerjaanku. Ketika aku sedang mengurus pekerjaanku, istri pak dimas datang ke kantor sambil membawa makanan untuk suaminya itu.

"apakah suamiku ada di ruangannya?" tanya perempuan itu dengan wajah sinis kepadaku

"iya, pak dimas ada di dalam." jawabku

Dan tanpa basa-basi perempuan itu langsung masuk ke dalam ruangan pak dimas tanpa berbicara apapun lagi denganku. Dan aku pun tidak perduli dengan dirinya dan melanjutkan pekerjaanku.

Setengah jam kemudian, aku mendengar bunyi suara bantingan gelas di dalam ruangan pak dimas. Dan aku juga mendengar suara dua orang berkelahi di dalam ruangan itu, dan Itu pasti suara pak dimas dan istrinya.

Dan tidak lama kemudian terdengar bunyi pintu yang dibanting, "dasar perempuan jalang, ini semua pasti karena ulahmu, hingga sikap suamiku berubah!" ucap wanita itu dengan kasar kepadaku

"hahaha...kamu pintar juga ya? Kamu tau saja kalau akulah yang membuat suamimu berubah. Tapi ini belum seberapa sayang, masih akan ada kejutan lain yang menantimu!" ucapku mencemoohnya

"KAMU...!!" ucap perempuan itu dengan penuh emosi dan mau menamparku tapi aku langsung menahan tangannya,

"jangan pernah sentuh aku dengan tangan kotormu! Berani kamu menyentuhku lagi, maka aku akan membalasmu berkali-kali lipat lebih dari yang kamu buat padaku." ucapku dengan penuh amarah kepadanya sambil mendorongnya hingga dia terjatuh di lantai.

"kurang ajar kamu! Aku pastikan dimas akan memecatmu." ucapnya lagi sambil berdiri kembali

"kita lihat saja, apakah pak dimas akan memecatku, atau jangan sampai tempatmu akan aku geser." ucapku sambil tertawa sinis kepadanya

Tidak lama pak dimas keluar dari tangannya, "kenapa kamu masih ada disini?" tanya pak dimas kepada istrinya

"pak, istrimu telah menamparku dan juga memakiku," ucapku sambil menangis

"apa yang kamu lakukan tiara? lebih baik kamu pulang ke rumah, jangan membuat kegaduhan di kantorku."

"ta-tapi mas...??" ucap tiara

"tidak ada tapi-tapian, pergi kamu sekarang juga dari sini! Kita akan bicara lagi di rumah nanti. Dan satu lagi jangan pernah kamu menyalahkan susi atas masalah di rumah tangga kita." ucap pak dimas dengan tegas

Tiara pun sempat menatapku dengan wajah penuh kebencian, dan segera berlari untuk pulang kembali ke rumahnya.

"kamu tidak apa-apa kah sayang?" tanya pak dimas

"istrimu itu sangat bar-bar, mas. Dia menamparku dan bahkan menghinaku, kalau sampai dia tau kita akan menikah siri, bisa jadi dia akan membunuhku." ucapku mengarang cerita di depan pak dimas

"tidak mungkin sampai membunuh! tiara bukanlah wanita yang berpikiran pendek." ucap dimas

"sudahlah sayang, kita tidak usah lagi membicarakan tentang istriku. Hari sabtu kita ke bandung dan hari minggu kita akan melaksanakan pernikahan siri kita di sana." ucap pak dimas

"tapi apakah harus menikah siri?" tanyaku lagi

"untuk sementara sayang, sampai aku berhasil meyakinkan istriku baru kita mensahkan pernikahan kita." jelasnya

"kalau dia tetap tidak setuju juga, gimana?" tanyaku lagi

"aku akan mencari cara lain supaya dia bisa menerima kamu sebagai madunya." ucap dimas meyakinkanku

Akhirnya pak dimas pun mengajakku untuk makan siang sekalian pergi melihat apartemen yang katanya akan dibelikan pak dimas untukku sebagai hadiah pernikahan kami nanti. Dan katanya juga supaya aman jika ingin bertemu denganku, karena tidak mau nantinya aku menjadi bahan gunjingan orang kalau bertemu di rumahku.

***

"wahhh, apartemen ini besar sekali sayang?" ucapku dengan terkagum-kagum

"kamu suka?" tanya pak dimas

"suka sih, tapi aku takut juga tinggal di sini sendirian." jawabku

"aku akan mencarikan kamu asisten rumah tangga untuk membantumu membersihkan rumah dan sekalian untuk menemani kamu." jawabnya

"boleh juga, tapi jangan cari yang muda. Takutnya nanti kamu akan tergoda dengannya." ucapku lagi

"tidak mungkinlah sayang." ucapnya lagi

"janji ya sayang, cukup aku dan tiara jangan ada yang lain lagi." ucapku walaupun dalam hati aku berjanji akan menyingkirkan wanita itu dari kehidupan mas dimas.

"iya janji sayangku. Yukk, kita lihat kamar kita." ajak dimas

dan kamar yang akan kami tempati itu sangat besar dan juga luas. Ditambah dengan ranjang king size dan juga sofa yang begitu empuk. Dengan tv 32 inch dan juga kamar mandi dalam yang sangat mewah, dan yang pastinya sangat besar biaya membeli apartemen ini.

"mas, kamu pasti mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk membeli apartemen ini." ucapku

"tidak masalah sayang, buat kamu semahal apapun tetap aku akan beli." jawabnya

"kalau seandainya aku memintamu menceraikan istrimu, apakah kamu bisa?" tanyaku

"bukan tidak bisa sayang, tapi bersabarlah dahulu. Biar bagaimanapun aku belum bisa menceraikan dia saat ini, apalagi Ayahku sebelum meninggal memintaku untuk tidak menceraikan tiara, karena tiara itu sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain aku." jelas mas dimas

"hmmm...nyebelin deh!!" aku sangat jengkel mendengarnya

"jangan marah dong sayang? Aku mohon supaya kamu bisa sedikit bersabar." ucap mas dimas sambil memeluk dan mencium bibirku.

Ciuman yang awalnya lembut, langsung berubah menjadi lebih ganas. dimas langsung menidurkan aku di atas tempat tidur dan menindihku dari atas. Dan mulai mencumbuku dengan penuh nafsu, kami pun melakukan kembali hubungan terlarang itu, dan kali ini aku begitu menikmatinya tanpa pernah memikirkan perasaan perempuan lain yang saat ini sedang terluka.

Saat ini yang terdengar hanyalah suara erangan dan desahan di dalam kamar yang besar dan luas itu.

Pov Author

Kayaknya susi makin hari makin berani ya? Dan dia semakin bertambah jahat. Tapi ini belum seberapa, ini masih permulaan. Kita lihat saja nanti perkembangan dari sifat susi kepada dimas, tiara dan anaknya dimas. Author akan berusaha membuat cerita ini lebih menarik lagi.

***BERSAMBUNG***

jangan lupa like, vote, dan comment ya...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!