aku tidak bisa menceritakan yang sebenarnya kepada pak Arthur karena setelah menerima telepon, pak arthur langsung pamit untuk keluar sebentar.
pak dimas pun mendekati dan menarik lenganku dan berkata, "kamu jangan coba-coba menceritakan tentang kejadian malam tadi, karena kalau kamu berani menceritakan hal itu, aku bersumpah akan menghancurkanmu!" ucap pak dimas dengan wajah yang membuatku sangat takut.
"anda sangat kejam, pak. anda telah merenggut paksa apa yang telah aku jaga selama ini. anda ingat, karma itu berlaku, kalau aku tidak bisa membalasnya, maka Tuhan yang akan membalasnya." aku membalas tatapannya dengan penuh kebencian.
"aku tidak perduli, apapun yang terjadi nanti, aku siap menerimanya." jawab pak dimas.
"aku tidak mau gara-gara masalah ini, rencana pernikahanku gagal." ucapnya lagi padaku.
tidak lama kemudian pak arthur kembali ke ruangannya.
"syukurlah kamu masih ada di sini natalia." ucap pak arthur.
"kamu beneran mau berhenti dari perusahaan ini, nat?" pak arthur bertanya lagi padaku.
"iya pak, saya mohon maaf. saya mau istirahat dulu pak." ucapku pada pak arthur
"sebenarnya saya berat melepas kamu, karena kamu sangat cerdas dan cekatan. jujur saja kamu sudah jadi orang kepercayaan saya, tapi mau bagaimana lagi? kalau memang itu keputusanmu saya terima, dan kamu bisa ambil pesangon kamu di bagian keuangan. sekali lagi terimakasih banyak untuk pengabdianmu." ucap pak arthur
"saya minta maaf, pak. sekali lagi terimakasih banyak untuk kebaikan bapa. kalau begitu saya pamit dulu." jawabku
aku pun segera keluar dari ruangan pak arthur dan mengambil pesangon di bagian keuangan. aku pun sempat berpamitan dengan teman-temanku dan segera pulang ke rumah. besok aku akan berusaha untuk mencari pekerjaan di tempat lain, yang penting aku tidak perlu lagi bertemu dengan pak dimas.
***
sesampainya aku di rumah, ternyata natalia sudah kembali dari kampusnya.
"kak, kamu udah pulang? kok cepat sekali?" tanya susi.
"aku sudah mengundurkan diri dari perusahaan itu, dek? jawabnya
"kok bisa? kamu kan baru saja pulang dari bandung, apa kamu membuat kesalahan di kantor?" tanya lagi padaku.
"aku gak membuat kesalahan apapun sus, hanya saja aku bosan. aku ingin mencari suasana baru, jadi besok aku akan mengantarkan lamaran di tempat lain." jawabku pada susi.
"kamu yakin, kak? pas kakak ke bandung kemarin dengan bosmu, tidak ada sesuatu yang terjadi kan?" tanya susi
"Deg... gak kok sus, semuanya baik-baik aja. ya udah aku mau istirahat dulu ya." ijinku kepada susi.
susi pun hanya menganggukkan kepala tanpa banyak bertanya lagi, aku pun segera menuju kamarku dan menguncinya. aku menangis tersedu-sedu mengingat perlakuan dimas yang sangat kasar padaku. aku pun takut kalau sampai aku hamil apa yang harus aku lakukan.
aku tertidur sangat lama, sadar-sadar ternyata hari sudah malam. aku pun segera keluar kamar untuk mandi dan setelah itu aku langsung makan.
"kak, kamu tidur lama sekali? sampai aku ketuk-ketuk pintu kamarmu, namun kamu tidak menjawabnya." jelas susi
"maaf sus, kaka merasa mengantuk sekali makanya tidur lama." jawabku singkat
akhirnya tanpa basa-basi selesai makan, kami langsung beristirahat. karena hari memang sudah malam dan besok aku harus mengantarkan lamaran ke perusahaan yang baru.
***
pagi ini aku mengantarkan surat lamaran ke sebuah perusahaan besar, di sana aku melamar sebagai sekretaris dari CEO muda bernama pak Adi Kusuma.
Pak Adi sangat baik dan bijaksana, biarpun masih muda dia mempunyai sifat hampir sama seperti pak arthur.
setelah melalui test dan proses yang panjang, akhirnya aku diterima bekerja di perusahaan itu sebagai sekretaris dari Pak Adi.
sampai suatu hari aku bertemu dengan dimas di perusahaan Pak Adi, ternyata di sana dia ingin membicarakan tentang kerjasamanya dengan perusahaan itu. dia tidak datang sendiri, tetapi dia datang bersama calon istrinya yang memang sangat cantik. kalau dibandingkan dengan diriku seperti langit dan bumi.
kami berdua sama-sama berbuat seolah-olah tidak saling mengenal, dan tidak pernah terjadi sesuatu di antara kami. walaupun aku masih mengingat malam itu, tapi sepertinya dimas sama sekali tidak ada perasaan bersalah padaku.
aku memutuskan untuk melupakan itu semua dan membuka lembaran baru. biar saja kalau memang aku sudah tidak perawan lagi, aku berharap suatu saat nanti aku bisa mendapatkan laki-laki yang bisa menerimaku apa adanya.
tapi sayangnya keinginan untuk membuka lembaran baru harus kandas, karena apa yang selama ini tidak aku harapkan terjadi juga.
***
tidak terasa sudah 2 bulan aku bekerja di perusahaan milik pak Adi. dan selama itupula pekerjaanku selalu rapi dan juga sempurna, itu kata pak Adi yang selalu puas dengan pekerjaanku.
sampai pada pagi itu "hoe..hoe.." aku merasa mual dan kepalaku sangat pusing. aku segera berlari ke arah kamar mandi untuk memuntahkan isi perutku
"kak, kamu kenapa?" tanya natalia sambil memijit leher dan punggungku.
aku belum bisa menjawab karena aku masih merasa ingin muntah.
"aku gak apa-apa, sus. aku hanya masuk angin saja, karena selama bekerja aku sering terlambat makan." jawabku sambil berlalu menuju meja makan. dan aku meminta tolong pada susi untuk membuatkan aku teh panas.
aku merasa sangat pusing, mual dan juga lemah. sepertinya sebelum ke kantor aku harus ke dokter dulu.
aku pun segera mandi dan sarapan. aku memberitahu pak adi, kalau aku agak terlambat ke kantor, karena aku harus pergi periksa di dokter dulu.
aku pun segera diperiksa oleh seorang dokter perempuan, selesai diperiksa, dokter itu pun berkata.
"selamat ya ibu, anda sekarang sedang hamil."
"ap-apa, aku hamil..??
***BERSAMBUNG***
jgn lupa like, vote dan comment ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments