PENGUNDURAN DIRI

POV NATALIA

aku melihat pria itu tertidur dengan sangat nyenyak. tapi, aku tidak bisa tidur sepanjang malam. aku menangis karena mahkota yang selalu aku jaga selama ini harus direnggut secara paksa oleh Dimas Anggara, pria tampan yang sangat dingin dan angkuh itu.

dia sangat jahat, tega sekali dia merenggut kesucian yang selama ini aku jaga dengan segenap jiwa.

apakah ini takdirku? aku tidak tau lagi harus berbuat apa? aku hanya bisa menangisi kejadian sial ini.

***

keesokan paginya aku melihat pak dimas tersadar dari tidurnya dan dia melihatku yang sedang menangis.

"kenapa kamu menangis?" tanyanya padaku

aku hanya terdiam tanpa bisa menjawab pertanyaannya.

"kok kamu diam?" tanyanya lagi

"kamu tidak sadar mas! dengan apa yang kamu lakukan padaku tadi malam?" teriakku padanya

dia pun segera bangun dan melihat sekeliling kamarku. "ini kamar siapa? dan kenapa aku bisa ada di sini?" tanyanya lagi sambil melihat diriku dan dirinya yang hanya tertutup selimut.

"kamu lupa mas, dengan apa yang sudah kamu lakukan terhadapku tadi malam?" tanyaku padanya sambil menangis.

dia pun segera turun dari tempat tidur dan buru-buru memakai pakaiannya. dia sempat terdiam karena melihat noda merah di seprei yang kami tiduri. iya, darah itu adalah darah perawanku.

"kamu tadi malam datang dalam keadaan mabuk, dan kamu telah memperkosaku, mas!" ucapku padanya sambil menangis.

dia terdiam dan terduduk lemas di atas kursi. aku tidak tau apa yang sedang dipikirkannya saat ini.

"maafkan aku natalia, aku sangat mabuk dan tidak ingat kejadian semalam." jawabnya

"minta maaf, mas! apa kamu pikir dengan minta maaf masalah ini akan selesai."

"lalu kamu maunya aku berbuat apa? bertanggung jawab begitu? maaf aku tidak bisa!" jawabnya padaku

"dan lagi pula aku sudah mempunyai calon istri. jadi, maaf sekali lagi aku tidak bisa bertanggung jawab. dan aku mohon lupakan kejadian tadi malam, anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa. dan jangan lupa juga kalau hari ini kita harus segera tanda tangan kontrak kerjasama supaya kita bisa cepat pulang." jelasnya padaku dengan sangat tegas.

dia pun segera meninggalkan aku di dalam kamar hotel sendirian, aku tidak menyangka dia sejahat itu padaku.

aku segera masuk di dalam kamar mandi, dan berendam di dalam bathup. aku membersihkan sisa-sisa keringat dari pria itu yang menempel di badanku. aku sangat jijik, dan juga sangat membenci laki-laki brengsek itu.

selesai mandi, aku bergegas bersiap diri dan menunggu pak dimas di lobi hotel. aku sebenarnya sudah tidak punya muka lagi untuk bertemu pria itu. tapi, ini untuk yang terakhir kalinya aku melaksanakan tugasku sebagai seorang sekretaris.

aku menunggu pak dimas di lobi hotel, tidak lama kemudian pak dimas datang. tanpa basa-basi kami segera naik ke dalam mobil, dan supir hotel mengantar kami ke kantor klien kami yang jaraknya tidak terlalu jauh dari hotel tempat kami menginap.

sesampainya kami di sana, kami disambut ramah oleh pak Surya, CEO dari perusahaan tersebut. "mari pak, ibu silakan masuk dan silakan duduk." sapanya dengan sangat ramah pada kami berdua.

pak Surya pun menyuruh sekretarisnya untuk mengambil berkas-berkas yang akan ditandatangani dan juga menyuruh OB untuk membuatkan kami berdua minuman.

tidak lama kemudian OB datang membawakan minuman dan juga berkas-berkas yang dibawakan oleh sekretarisnya pak Surya.

"silakan diminum dulu pak, ibu?" ucapnya pada kami berdua, kami pun segera meminumnya.

"pak, kita bisa langsung mulai tandatangan kontrak kerjanya pak? karena, sebentar siang kami sudah harus kembali ke jakarta.

pak surya pun menyetujuinya. beliau pun menyerahkan surat kontrak kepada pak dimas, dan pak dimas pun menandatanginya.

"selamat ya pak, akhirnya kita bisa bekerja sama, semoga kerja sama kita ini bisa berjalan lancar." ucap pak surya sambil menyalami aku dan pak dimas.

kami pun segera berpamitan dan meninggalkan kantor pak surya dan kembali ke hotel.

dalam perjalanan kami tidak berbicara sepatah katapun. sesampainya di hotel, tanpa basa-basi aku segera menuju kamarku dan membereskan semua barang-barangku, apalagi jam 11 kami harus segera check in.

dalam perjalanan ke bandara dan sampai di jakarta, aku tidak membuka suaraku sama sekali untuk pria itu. karena aku sudah sangat kecewa dan membenci dirinya.

***

sesampaiku di rumah, aku segera membuat surat pengunduran diri dan besok akan aku antarkan ke perusahaan pak arthur.

aku sudah tidak bisa lagi bekerja di sana, karena aku tidak akan sanggup melihat wajah pria itu setiap hari.

***

keesokan harinya aku datang pagi-pagi ke perusahaan pak arthur dan segera menuju ke ruangannya.

di dalam ruangan itu ada pak dimas juga, aku malas harus melihat wajahnya yang brengsek itu.

"selamat pagi pak arthur." sapaku kepadanya sambil menundukkan kepalaku.

"pagi nat, tumben sekali kamu datang pagi-pagi dan langsung ke ruangan saya. apa ada sesuatu yang penting nat?" tanya beliau padaku.

"aku ingin memberikan surat ini kepada bapak." jawabku sambil menyerahkan surat pengunduran diri yang aku ambil dari dalam tas.

"apa ini nat?" tanyanya padaku

"surat pengunduran diri?" ucap pak arthur dengan suara besar.

bahkan sampai pak dimas pun menatapku dengan perasaan cemas.

"kamu baru saja kembali dari bandung nat, tapi tanpa sebab kamu memberikan surat pengunduran diri. ada apa ini sebenarnya? apa dimas melakukan sesuatu ke kamu?" tanya pak arthur padaku.

aku dapat melihat kalau wajah pak dimas sangat pucat dan ketakutan.

tapi aku pun tidak mau perduli dengannya, aku akan menceritakan yang sebenarnya kepada pak arthur tentang kelakuan anaknya itu.

"aku..."

KRING...KRING...KRING...

***BERSAMBUNG***

jangan lupa like, vote, dan comment ya...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!