MAFIA HOBI BERCOCOK TANAM
"Sebut namaku!"
Teriak Ben.
"Sekarang giliran kau darl....! pv waskan aku!!!" Ujar pria tampan itu menghentikan aktifitasnya sehingga membuat wanita di bawahnya merasa kecewa karena pelepasannya gagal.
Pria bermata coklat tajam itu berdiri dengan cucuran keringat sehingga membuatnya tampak lebih menggoda.
Dengan nafas menggebu-gebu seorang wanita berjongkok dengan kepala menadah ke atas. Tanpa menunggu lama memangsa pistol baja yang sudah berdiri keras.
Waww...
Suara serak itu tertahankan dengan kedua tangan menarik mundurkan kepala wanita yang sedang menik Matti pistol baja miliknya.
"Cepat darl....." Pistol baja ingin di ledakan didalam mulut hangat itu.
Kepala wanita itu menggeleng, ingin mengakhiri tetapi sayangnya tidak bisa melepaskan.
Ssst....
Eran gan itu memenuhi isi kamar. Pistol baja meledak bukan di sarangnya.
Plak
"Pergi sekarang juga!" Ujar pria itu setelah menampar pipi sebelah kiri wanita yang baru saja memberi kenikmatan untuk dirinya.
"Darl.....kamu curang, bahkan aku belum merasakan pistol baja per kaza itu," lirih wanita tersebut sembari memegang pipi bekas tamparan tadi.
"Pergi sekarang juga!" Bentaknya dengan mata tajam seperti ingin menelan hidup-hidup sembari melemparkan segepok uang.
Dengan rasa takut bahkan tubuh bergetar wanita panggilan itu beringsut memunguti pakaian yang berserakan di lantai. Lalu memakainya dan bergegas keluar dari kamar tersebut dengan perasaan takut.
🍁🍁🍁
Prolog
Ben Brylee adalah ketua mafia atau bos mafia yang sangat berkuasa dan ditakuti oleh para saingannya. Pria berusia 27 tahun itu memiliki ketampanan luar biasa sehingga memikat hati para kaum hawa.
Ben Brylee tidak memiliki satupun keluarga. Dari usia 10 tahun ia ditinggal oleh Daddy dan Kakak perempuannya dengan cara tragis.
Ben Brylee adalah dikenal sebagai mafia kejam dan hobi bercocok tanam kepada wanita panggilan. Tetapi ada satu keunikan dari pria itu yaitu ia tidak pernah menembakan pistol baja didalam sasaran tepat.
Dendam dan dendam itulah yang menjadi misi dari awal.
🍁🍁🍁
Dalam markas Ben mengumpulkan beberapa orang kepercayaannya.
"Bos geng Bird malam ini akan mengirimkan barang lewat jalur A B," terang Bram memberi informasi yang ia selidiki.
"Jangan biarkan! gagalkan," ujar Ben.
"Mereka membawa rombongan dengan senjata lengkap bos," pungkas Bram.
Ben menyipitkan ujung matanya. "Bram kau takut dengan senjata mereka? senjata mereka tak sebanding dengan senjata yang ku rakit sendiri," ujar Ben dengan mata menajam.
"Tidak bos, hanya saja orang yang kita lawan cukup kuat," ungkap Bram kembali.
"Bram kau meremehkan aku? apa kau lupa siapa mafia yang terkenal di Rusia ini? Ben Brylee, Bram!" Ujar Ben dengan suara menggema. "Mereka hanya aku singkirkan dengan seujung kuku, jika kalian takut biar aku sendiri yang menghadapi," pungkasnya dengan murka.
"Maaf bos bukan maksud saya seperti itu. Bos tidak perlu turun tangan, biar kami yang menghadapi geng Bird," ujar Bram dengan takut. Bagaimana tidak takut jika berhadapan dengan seorang Ben.
"Kerjakan apa yang menjadi tugas kalian. Aku tidak ingin mendengar kata gagal dan lain sebagainya. Bawa hasil dari kerja keras kalian," ujar Ben sembari memberi ancaman.
"Baik bos," sahut mereka bersamaan.
"Laksanakan!"
Beberapa diantara mereka meninggalkan markas.
"Tunggu Bram. Aku akan menunggu ditempat biasa, cari wanita yang dapat me mvwazkan," ujar Ben seperti biasanya. Satu hari ia bisa tidvr dengan tiga wanita atau bahkan bisa lebih jika moodnya lagi menginginkan.
"Baik bos," sahut Bram. Lalu tidak lama menghubungi seseorang.
Hmm
Kini Ben sudah berada di tempat biasa, dimana ia akan bermain panas dengan sejumlah wanita.
"Kenapa lama sekali? keburu moodku hilang," umpat Ben karena sudah 20 menit ia menunggu sedangkan pekerjaannya telah menunggu.
Tok tok tok
"Masuk!"
Klek
"Bos mangsa sudah datang," ucap pria yang sering mengantarkan wanita kedalam kamar hotel tersebut. Mangsa itu adalah sebutan wanita panggilan.
"Suruh masuk sekarang juga, kenapa bisa lama sekali?" ujar Ben dengan marah.
"Maaf bos ada sedikit masalah."
"Masalah?" ujar Ben meniru ucapan anak buahnya. "Masalah apa? apa ada yang menghalangi?" tanyanya dengan rahang mengeras.
"Mangsa sedikit berulah bos. Hmm sok jual mahal," pungkasnya.
"Kurang aja*! Berani melakukan itu kepada seorang Ben Brylee? panggil jala** itu sekarang juga!"
Anak buah Ben langsung keluar, dan segera menyuruh wanita panggilan tersebut.
"Jangan macam-macam dan berulah karena bos membenci hal tersebut," peringatan dari anak buah Ben.
"Diam jangan banyak omong," ucap ketus wanita panggilan itu sembari berlenggang dengan percaya diri.
"Wanita banyak tingkah," ujar pria yang memiliki rambut gondrong bergidik jiji*.
Klek
Pintu kamar kembali dibuka.
"Maaf darl.... menunggu lama," ucap wanita bertvbvh sintal itu berlenggang mendekati.
Ben yang lagi tengah membalas email yang masuk dari ponselnya menoleh kearah belakang. Tatapannya langsung menyelusuri seluruh tvbvh wanita itu dari atas sampai bawah.
Senyuman menyeringai tercetak di bibir tebal menggoda itu. Bagaimana tidak wanita yang berulah seperti yang diinfokan oleh anak buahnya adalah wanita yang berpenampilan perfek.
Waaw....
Ujar Ben seketika melihat dva tonjolan yang menjulang indah dihadapannya.
"Oh shitt...." Ben mengigit bibir bawahnya merasakan jari-jemari halus itu mera yapi seluruh tvbvhnya.
"Darl.... sekarang pv waskan aku," bisik manja wanita itu sembari mengigit halus daun telinga Ben.
Ben melakukan seperti biasa ia lakukan ketika bermain di rangg jang. Pria tampan itu hanya menggunakan jari-jemarinya saja untuk menikmati di setiap jengkal aset milik sang wanita. Jangan pernah mengharapkan lebih dari itu sehingga tidak sedikit wanita yang merasa kecewa tetapi tidak membuta mereka berhenti menjerit nik Matt.
"Darl..... plis?" mohon wanita itu yang kini menginginkan, sedangkan Ben dengan santai mengobok aset wanita tersebut menggunakan jari-jemarinya.
Ben langsung menghentikan aktivitasnya.
"Darl...." wanita itu ingin protes.
"Kau sudah ba zzah, sekarang gantian," ujar Ben sudah tidak tahan lagi.
Huh....
Mau tidak mau wanita itu menuruti keinginan Ben. Ben berbaring dengan telentang, lalu wanita itu berjongkok. Kini pistol baja sudah tengelam didalam sasarannya.
Awww....
"It's okay!" Ucap Ben dengan serak. Wanita itu semakin mengikuti irama Ben.
"Darl.... kenapa si membidik pistol bajanya di sini?" ucap wanita itu sembari mengelap sisa cairan kental itu dari bwbirnya.
"Siapa kau berani menanyakan itu? pergi sekarang juga!" Bentak Ben seakan membenci wajah wanita yang baru saja memberi Kenik***** untuk dirinya.
Ben melemparkan segepok uang sehingga mengenai wajah wanita yang kini pucat pasi itu. Dengan tangan bergetar wanita itu memungut pakaian serta uang yang dilemparkan oleh Ben.
Setelah kepergian wanita itu Ben langsung masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sebenarnya ia sendiri muak dengan itu tetapi kecanduan itu tidak bisa lagi ia hindarkan.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Mus Rifah
blum ketemu pawangnya makanya begitu
2024-07-17
0
Rhenii RA
Perfect!
2024-07-16
1
m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ
👣👣jejak mampir ka
2023-01-27
1