Di sebuah diskotik terkenal Ben bersama beberapa anak buahnya menghadiri pesta salah satu rekan kerja sesama mafia.
Ben duduk dengan beberapa wanita seksi yang mengelilingi tvbvhnya sembari menyesap minuman beralkohol.
"Bos," sapa Daniel pemilik diskotik sekaligus yang mengelar pesta.
"Daniel," balas Ben sembari menegakkan tubuhnya.
Melihat kode Ben membuat beberapa wanita penggoda itu bubar. Daniel langsung mendaratkan bokongnya di samping Ben.
"Bos apa ingin bermain-main? kami memiliki beberapa wanita yang bisa memvaskan bos," ujar Daniel seakan tau kebiasaan Ben sang bos mafia yang tidak dapat ditandingkan.
"Boleh Dan, aku butuh ketenangan," pungkas Ben sembari menyesap minumannya.
"Sam," panggil Daniel dengan kode tangan memanggil anak buahnya. "Pilih wanita yang sesuai selera bos," titah Daniel.
"Baik bos," sahut pria gondrong itu.
Ben dan Daniel kembali melanjutkan obrolan. Tiba-tiba Bram menghampiri mereka.
"Jika begitu aku akan menyambut yang lainnya bos," ujar Daniel karena para tamu yang ia undang sudah berdatangan.
Ben mengangguk dengan memberi kode dengan jarinya.
"Bos ada informasi," bisik Bram di telinga Ben.
"Informasi tentang apa?" balas Ben sedikit penasaran.
"Anak buah dari negara x mendapat informasi jika orang yang bos cari selama ini sudah kembali ke negara ini beberapa minggu lalu," terang Bram seperti yang disampaikan anak buah mereka di sana.
Ben langsung menegakkan tubuhnya dengan rahang mengeras. Dadanya seakan ingin meledak ketika mendengar orang yang selama ini ia cari sudah ada jejak.
"Bos baik-baik saja?" tanya Bram sedikit panik karena wajah Ben berubah menjadi pucat pasi. Bram mengulurkan air mineral kepada Ben, dengan tidak menolak Ben meraih botol mineral lalu meneguknya sampai tak tersisa dengan tangan meremas botol itu sampai penyok.
"Bram batalkan jadwalku malam ini, aku akan segera kembali ke apartemen," ujar Ben seakan nafzvnya hilang.
"Bos baik-baik saja?" tanya Bram menyakinkan Ben.
Ben tak menjawab. Keringat dingin sebesar biji jagung membanjiri seluruh wajahnya.
"Aku antar bos," papar Bram.
Ben menggeleng. "Aku akan pulang sendiri Bram. Sampaikan kepada Daniel aku pulang lebih awal karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan," ujar Ben sembari mengenakan topi serta jaket kulit warna hitam yang menjadi khas seorang mafia. Didalam jaket kulit itu tersembunyi benda kecil yang dapat menembus kepala jika dibidik.
"Baik bos," sahut Bram.
Ben segera keluar dengan dari kelap-kelip lampu samar-samar diskotik itu.
🍁🍁🍁
Di parkiran diskotik seorang wanita bertubuh tinggi semampai dengan rambut terurai sedang menangis histeris.
Wanita tersebut memergoki calon tunangannya sedang berbuat mezvm dengan seorang wanita yang sangat dikenalnya, bisa saja mereka menjadi pasangan selingkuhan.
"Kalian," seru wanita itu diluar jendela mobil.
"Honey...." seru pria yang me jadi calon tunangannya sembari menghentikan aktivitas panasnya didalam mobil.
"Tega kamu. Kalian menjijikan," papar wanita itu sembari berlari menjauhi mobil itu.
"Honey tunggu," teriak pria itu sembari menggenakan kembali pakaiannya.
Di samping mobil miliknya wanita itu menangis sesegukan sembari memegang dadanya. Bagaimana bisa kekasih yang sangat ia cintai telah mengkhianatinya dengan sahabatnya sendiri, sedangkan acara pertunangan mereka akan digelar satu minggu lagi.
"Kamu jahat Jos," lirihnya tanpa menghentikan tangisnya. "Dan kamu Lora menikam dari belakang, aku sangat bodoh selama ini dimainkan oleh kalian," imbuhnya dengan tubuh merosot ke bawah.
Tanpa disadari wanita itu, ternyata Ben melihat semua dari awal. Apa lagi saat ini wanita itu menangis di samping mobilnya yang terparkir.
"Ambil ini jika benda ini dapat menghapus air mata itu," ujar Ben dengan menyodorkan sapu tangan hitam miliknya di wajah wanita tersebut. Entah kenapa hati seorang Ben tergerak dengan wanita yang tidak jelas ia lihat rupa wajahnya karena cahaya lampu samar-samar.
Wanita itu langsung menadah wajahnya memandangi sebuah sapu tangan warna hitam disodorkan di wajahnya.
Dengan tangan bergetar wanita itu meraihnya dan segera bangkit, lalu tanpa berpikir panjang memeluk Ben dengan erat.
Ben membelalakkan mata mendapati wanita agresif itu pikirnya. Dengan beraninya wanita yang tak dikenalinya menyentuh tubuhnya.
"Mereka pengkhianat! Mereka tega melakukan itu kepadaku hiks hiks.....kekasihku berselingkuh," lirih wanita itu tak terlalu jelas karena ia membenamkan wajahnya di dada kekar milik Ben.
Ben membeku, pelukan wanita ini mampu menggetarkan hatinya. Baru kali ini ia merasakan tak berkutik.
"Aku terlalu bodoh mencintai orang yang tak pernah mencintaiku, sungguh sangat sakit," paparnya kembali masih terisak.
Ben menelan ludah. Ia ingin mendorong wanita asing itu tetapi ia urungkan karena aroma wanita ini sangatlah berbeda, aroma yang sangat nyaman dihirup.
Lama-kelamaan wanita itu tersadar sehingga membuatnya memundurkan diri, terlepas dari pelukan yang tak dapat balasan. "Maaf," lirihnya dengan wajah tertunduk tanpa ingin tau wajah pria yang sedang ia peluk begitu lancangnya.
Ben tak menjawab, ia juga tak berniat ingin melihat jelas wajah wanita itu. Apa lagi rambut panjang yang terurai semakin menutupi wajahnya.
"Terima kasih sapu tangannya," ucapnya tanpa ingin mengembalikan sapu tangan itu, entah disengaja atau tidak karena pikirannya lagi kacau.
Tanpa mendengar jawaban dari Ben wanita itu langsung masuk kedalam mobil dan segera melakukan kendaraannya dengan hati luka dan kecewa tak ada tara.
"Suaranya begitu lembut," gumam Ben. "Tidak! Semua wanita itu sama, sama-sama berkhianat kecuali Kak Brenda," ujar Ben seakan tersadar atas pujiannya kepada wanita tadi yang sama sekali tak ia kenali. "Cih.... menjijikan sekali, berani-beraninya dia menyentuh tubuhku ini," imbuhnya tiba-tiba merasa jijik.
Ben tidak ingin berlama-lama sehingga ia segera meluncurkan kecepatan roda empat mewahnya membelah jalanan malam.
Sepanjang perjalanan menuju apartemen, ingatannya kepada wanita tadi memenuhi pikirannya. "Ada apa denganku?" gumam Ben sembari memukul setir mobil tepat terjebak di lampu merah.
Ben berulang kali menggelengkan kepalanya agar kesadarannya kembali dan bayangan wanita itu menghilang dari benaknya.
🍁🍁🍁
Didalam kamar apartemen yang gelap, Ben membaringkan tubuhnya dengan posisi terlentang, dengan kedua tangan terangkat ke atas kepala.
Tiba-tiba dalam kegelapan itu bayangan wajah Brenda terlintas, seiringan ia teringat dengan wanita tadi.
"Suara itu mengingatkanku kepadanya," batin Ben sembari meneteskan air mata. Bagaimana tidak, sampai detik ini bos mafia itu sangat mengingat dimana Daddynya ditembak dengan brutal. Belum lagi dengan sang Kakak, bahkan itu lebih kejam.
Ben Brylee memang dikenal bos mafia kejam dan sangat ditakuti tetapi pria tampan itu memiliki kelemahan yang tidak diketahui orang kecuali Bram. Ya kelemahan Ben adalah ketika mengingat kedua orang yang sangat ia sayangi, yang telah pergi untuk selama-lamanya.
Ben langsung mendudukkan dirinya. "Dad, Kak sebentar lagi orang yang telah membunuh kalian akan segera terlempar ke alam baka," ujar Ben dengan rahang mengeras.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Apakah cewek ini yg namanya Arabelle??Anaknya Bird??
2023-07-01
0
m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ
jodoh mu suda terlihat hilal'y Ben🤭
2023-01-27
1
Erriz M'Prima
apa gadis itu anaknya Brid musuhnya Ben..🤔🤔
2022-05-26
2