Bab. 02. Masa Kecil Ben 1

"Gres tolong jangan pergi. Lihat anak-anak, mereka masih membutuhkanmu," seru pria bermata coklat itu sembari menghalangi jalan wanita berkulit putih.

"Minggir Wil, jangan halangi aku!" Teriak Gres sembari menghentakkan tangannya sehingga genggaman Williams itu terlepas.

"Kau benar-benar seorang wanita yang tak punya perasaan. Dimana hati nurani kau Gres?" bentak Williams sudah tersulut emosi, selama ini ia hanya mengabaikan apa yang dilakukan oleh istrinya itu. Tetapi kali ini ia tidak bisa diam saja karena Gres sudah kelewatan batas.

"Wil aku tidak ingin hidup dengan terlilit hutang sana sini. Aku tidak bisa Wil," cecar Gres tak mau mengalah. "Sekarang kita tak punya apa-apa lagi, yang ada terlilit hutang. Semua perusahaan sudah bangkrut, aku tidak ingin menjadi gembel, dimana aku taruh wajahku ini dengan teman-teman sosialita?" imbuhnya dengan menggebu-gebu.

"Itu semua karena kau, terlalu royal dengan uang perusahaan. Gaya hidupmu sungguh diluar nalar. Selama ini aku membanting tulang untuk mendirikan perusahaan tetapi dengan mudahnya kau hancurkan, kau kuras Gres!" Pungkas Williams sembari mencengkram erat lengan Gres.

"Lepas sakit," lirih Gres seperti hentakan sembari menghentakkan tangannya agar terlepas tetapi sayangnya tidak membuahkan hasil.

"Sakit? asal kau tau yang lebih sakit di sini adalah aku. Dengan tak tau diri kau menduakan aku dan membayar sejumlah gigolo di luaran sana untuk memenuhi nafsu setanmu itu!"

Gres tersenyum mengejek.

"Apa kau bisa memenuhi itu semua? apa kau bisa Wil? tidak bukan?" ucap Gres sembari tertawa mengejek tak mau disalahkan.

Williams mengeraskan rahang dengan kedua tangan terkepal erat.

"Aku seperti ini juga karena kau, asal kau tau itu," ujar Williams.

Gres membeku sesaat, ingatan beberapa tahun yang lalu terlintas di ingatannya. Dimana saat itu ia hampir saja dilindas sebuah mobil, tetapi nyawanya masih terselamatkan oleh Williams.

Williams menyelamatkan Gres sehingga ia sendiri yang mengalami kecelakaan. Akibat dari musibah itu alat vitalnya divonis tidak bisa lagi berfungsi.

Tahun ketahun Gres mulai berubah. Ia lebih banyak wara-wiri sana sini dengan para geng sosalitanya. Entah pergaulan bebas sehingga membuatnya terjerumus lebih dalam. Perselingkuhan itu sudah dari awala diketahui Williams tetapi ia masih sabar.

Dret....

Ponsel milik Gres bergetar sehingga membuat keadaan sempat hening kembali memanas.

"Halo say.... oke aku akan segera ke sana"

Dengan santainya Gres menjawab telepon itu dihadapan Williams.

Williams menajamkan matanya mendengar apa yang dibicarakan Gres.

Tok tok

Tiba-tiba pintu rumah diketuk.

Williams segera membuka pintu karena ia pikir itu adalah pria yang ingin menjemput Gres.

Klek

Pintu terbuka. Ternyata di depan pintu sedang berdiri dua pria dengan tangan memegang kertas.

"Tuan Williams tujuan kami datang ke sini ingin menyampaikan jika rumah milik Tuan Williams akan disita," ucap salah satu pria berpakaian kemeja putih itu sembari menyodorkan kertas yang bertuliskan rumah ini disita.

Deg

Williams segera memegang dadanya yang begitu sakit. Bagaimana tidak, rumah mewah satu-satu miliknya akan disita oleh bank.

"Kami akan memberi waktu tiga hari untuk keluarga Tuan Williams angkat kaki," ujar mereka kembali.

Williams terdiam, tidak tau akan berkata apa karena sekarang ia tak memiliki harta sepeserpun.

Selepas kepergian dua petugas bank itu, Gres kembali mencecar Williams.

"Dasar sumi tak berguna. Kita tak memiliki apapun lagi, lihat rumah ini juga akan disita," teriak Gres sembari menatap tajam Williams.

Dengan santainya ia berlalu sembari menyenggol bahu Williams yang berdiri mematung diambang pintu.

"Gres..... " panggil Williams tetapi tak digubris oleh Ibu dua anak itu.

Williams hancur, ia berlutut dengan dua kaki di lantai terbuat dari marmer tersebut.

Aaak....

Teriaknya sembari meninju lantai. Mencurahkan rasa kehancurannya.

Tanpa disadari dua sosok sejak tadi memperhatikan pertikaian kedua orang tua mereka. Bukan ini kalinya mereka mempertontonkan pertengkaran itu, bahkan hampir setiap kedua orang tua mereka.

"Ben ayo ikut Kakak. Sebaiknya kita kerjakan tugas masing-masing," ucap lirih anak remaja berparas cantik itu.

"Kak Brenda kenapa Mommy jahat sekali kepada Daddy?" ucap Ben setelah mereka berada diruang belajar.

"Sayang jangan pikirkan itu ya? apa lagi membicarakan hal itu kepada Daddy. Daddy sudah banyak pikiran," ucap lembut remaja berusia 15 tahun itu.

"Mommy sungguh keterlaluan Kak," cicit Ben kembali mengutuk sang Mommy.

Seketika bayangan dimana Gres membawa pria lain ke rumah itu, dan bahkan Ben melihat bagaimana Gres bercinta dengan beberapa pria di rumah ini.

"Sayang apapun yang terjadi tetap semangat," hanya itu yang bisa dikatakan Brenda karena ia sendiri juga sudah tau bagaimana perselingkuhan sang Mommy.

Ben mengepalkan kedua tangannya dengan rahang mengeras. Bocah berusia 9 tahun itu sangat murka dan muak dengan perbuatan wanita yang sudah melahirkannya ke dunia ini.

"Ben benci Mommy, sangat benci!" Cecar Ben dengan tatapan tajamnya.

Brenda langsung membawa Ben kedalam pelukannya.

"Kakak juga sangat membenci Mommy. Sungguh jika disuruh memilih, Kakak tidak ingin terlahir dari rahim Mommy," batin Brenda berusaha menahan tangisnya.

Hmm

Deheman seseorang yang mereka kenali diambang pintu membuat kesadaran keduanya membuyar.

"Daddy...." seru mereka serentak.

"Sepertinya kalian lagi melepas kerinduan?" ucap Williams sembari melangkahkan kaki masuk kedalam ruang belajar.

"Daddy," Brenda langsung memeluk tubuh kekar yang berdiri menjulang dihadapannya.

"Ada apa sayang? apa ada masalah?" tanya Williams berpura-pura, ia tau bahwa kedua buah hatinya mendengar pembicaraan mereka dengan petugas bank tadi.

"Daddy yang sabar ya?" lirih Brenda dengan wajah dibenamkan untuk menahan tangisnya.

"Son," panggil Williams kepada Ben yang hanya berdiri mematung dengan mata memerah.

"Daddy," balas Ben seiringan ikut memeluk pinggang Williams.

Williams mendekap kedua tubuh itu dengan dada sesak. Bagaimana mampu ia membawa kedu buah hatinya meninggalkan rumah mewah ini. Dari sejak kecil mereka sudah hidup bergelimang harta.

Sungguh Williams tidak mampu untuk membayangkan semua itu. Mereka akan tinggal dimana? sedangkan ia sudah tak memiliki apa-apa lagi. Semua hartanya sudah terkuras.

Williams membawa keduanya kembali duduk di kursi masing-masing.

"Daddy minta maaf," ucap Williams dengan wajah menunduk.

Brenda maupun Ben menggelengkan kepala. Mereka tidak setuju dengan permintaan maaf Williams, karena semua yang terjadi bukanlah kesalahan Daddy mereka tetapi semua adalah kesalahan seseorang yang salah satunya adalah wanita yang telah melahirkan mereka. Wanita yang tak punya hati nurani.

"Daddy tidak salah apapun. Bagi Brenda Daddy adalah pria hebat dan luar biasa," kata Brenda sembari berusaha tersenyum.

"Kamu anak yang baik, tidak mengikuti jejak Mommy kalian," Williams membatin.

"Daddy adalah seorang superhero," timpal Ben dengan gaya menepuk dada Williams berkali-kali.

Seketika Williams menyunggingkan senyuman mendengar dan melihat gaya Ben, putra tampannya itu.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

sangat memiluhkan 2 orang anak yang harus melihat orang tua bertengkar dan itu bukan sekali dia kali🥺🥺🥺🥺

2023-01-27

1

Alya Yuni

Alya Yuni

Dsar si Gres trllu jhat

2022-09-08

0

Erriz M'Prima

Erriz M'Prima

gitu deh klu orang tua pisah pasti anak yg jdi korban...ih jgn sampe terjadi pda diri ini amit amit ah... lnjut ka 👌👌

2022-05-26

3

lihat semua
Episodes
1 Bab. 01. Pistol Baja
2 Bab. 02. Masa Kecil Ben 1
3 Bab. 03. Masa Kecil Ben 2
4 Bab. 04. Masa Kecil Ben 3
5 Bab. 05. Bayangan Masa Lalu
6 Bab. 06. Hal Yang Berbeda
7 Bab. 07. Keluarga Almero
8 Bab. 08. Bercocok Tanam Untuk Pertama
9 Bab. 09. Nasi Sudah Menjadi Bubur
10 Bab. 10. Drakula Bergigi Lembut
11 Bab. 11. Lion Vs Bird
12 Bab. 12. Sapu Tangan Hitam
13 Bab. 13. Visual
14 Bab. 14. CEO Cantik
15 Bab. 15. Ketua Mafia Hareudeng
16 Bab. 16. Buah Semangka Kendor
17 Bab. 17. Wanita Itu
18 Bab. 18. Tutup Mulut Akan Mati
19 Bab. 19. Ara Kotor
20 Bab. 20. Tangkap Wanita Itu
21 Bab. 21. Dia, Dia
22 Bab. 22. Menikah
23 Bab. 23. Aku Berkuasa Atas Tubuhmu!
24 Bab. 24. Layani Aku!
25 Bab. 25. Mencangkul, Bercocok Tanam
26 Bab. 26. Kebrutalan Ben Brylee
27 Bab. 27. Tidak Mungkin! Bohong
28 Bab. 28. Menuai Apa Yang Ditabur
29 Bab. 29. Ingin Mengakhiri
30 Bab. 30. Biar Saja Aku Mati
31 Bab. 31. Benarkah Itu Dia?
32 Bab. 32. Pilihan Sulit
33 Bab. 33. Aku Istrinya
34 Bab. 34. Ceraikan Aku!
35 Bab. 35. Tanda Itu
36 Bab. 36. Terluka
37 Bab. 37. Luka Ini Tak Sebanding
38 Bab. 38. Sapu Tangan Pengobat Lara
39 Bab. 39. Obat Perangsang
40 Bab. 40. Keganasan Arabelle
41 Bab. 41. Bertemu Gres
42 Bab. 42. Sandiwara Lexsi
43 Bab. 43. Sang Mafia Seperti Anak Kucing
44 Bab. 44. Apakah Dia Mengidam?
45 Bab. 45. Sama-sama Menginginkannya
46 Bab. 46. Sosis Kok Makan Sosis
47 Bab. 47. Jane Menantang Bram
48 Bab. 48. Jangan Sakiti Dia
49 Bab. 49. Ben Di Sandera
50 Bab. 50. Ben Vs Brid
51 Bab. 51. Ibu Dan Anak
52 Bab. 52. Rahasia Terbesar
53 Bab. 53. Penyesalan Ben
54 Bab. 54. Aku Minta Maaf
55 Bab. 55. I Love Yau
56 Bab. 56. 12 Bibit Unggul
57 Bab. 57. Hamil
58 Bab. 58. Melahirkan
59 Bab. 59. Happy END
60 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab. 01. Pistol Baja
2
Bab. 02. Masa Kecil Ben 1
3
Bab. 03. Masa Kecil Ben 2
4
Bab. 04. Masa Kecil Ben 3
5
Bab. 05. Bayangan Masa Lalu
6
Bab. 06. Hal Yang Berbeda
7
Bab. 07. Keluarga Almero
8
Bab. 08. Bercocok Tanam Untuk Pertama
9
Bab. 09. Nasi Sudah Menjadi Bubur
10
Bab. 10. Drakula Bergigi Lembut
11
Bab. 11. Lion Vs Bird
12
Bab. 12. Sapu Tangan Hitam
13
Bab. 13. Visual
14
Bab. 14. CEO Cantik
15
Bab. 15. Ketua Mafia Hareudeng
16
Bab. 16. Buah Semangka Kendor
17
Bab. 17. Wanita Itu
18
Bab. 18. Tutup Mulut Akan Mati
19
Bab. 19. Ara Kotor
20
Bab. 20. Tangkap Wanita Itu
21
Bab. 21. Dia, Dia
22
Bab. 22. Menikah
23
Bab. 23. Aku Berkuasa Atas Tubuhmu!
24
Bab. 24. Layani Aku!
25
Bab. 25. Mencangkul, Bercocok Tanam
26
Bab. 26. Kebrutalan Ben Brylee
27
Bab. 27. Tidak Mungkin! Bohong
28
Bab. 28. Menuai Apa Yang Ditabur
29
Bab. 29. Ingin Mengakhiri
30
Bab. 30. Biar Saja Aku Mati
31
Bab. 31. Benarkah Itu Dia?
32
Bab. 32. Pilihan Sulit
33
Bab. 33. Aku Istrinya
34
Bab. 34. Ceraikan Aku!
35
Bab. 35. Tanda Itu
36
Bab. 36. Terluka
37
Bab. 37. Luka Ini Tak Sebanding
38
Bab. 38. Sapu Tangan Pengobat Lara
39
Bab. 39. Obat Perangsang
40
Bab. 40. Keganasan Arabelle
41
Bab. 41. Bertemu Gres
42
Bab. 42. Sandiwara Lexsi
43
Bab. 43. Sang Mafia Seperti Anak Kucing
44
Bab. 44. Apakah Dia Mengidam?
45
Bab. 45. Sama-sama Menginginkannya
46
Bab. 46. Sosis Kok Makan Sosis
47
Bab. 47. Jane Menantang Bram
48
Bab. 48. Jangan Sakiti Dia
49
Bab. 49. Ben Di Sandera
50
Bab. 50. Ben Vs Brid
51
Bab. 51. Ibu Dan Anak
52
Bab. 52. Rahasia Terbesar
53
Bab. 53. Penyesalan Ben
54
Bab. 54. Aku Minta Maaf
55
Bab. 55. I Love Yau
56
Bab. 56. 12 Bibit Unggul
57
Bab. 57. Hamil
58
Bab. 58. Melahirkan
59
Bab. 59. Happy END
60
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!