Bab. 09. Nasi Sudah Menjadi Bubur

Sinar matahari masuk dari cela-cela jendela sehingga membuat pria yang tengah tertidur di samping Arabelle mengerjapkan mata.

Bayangan demi bayangan melintas dalam ingatannya. Dengan segera ia menoleh kearah samping.

Di sana ia dapat melihat punggung mulus Arabelle yang terbuka. Selimut hanya menutupi dada sebatas pinggang. Kebetulan posisi berbaring Arabelle menyamping.

Pria itu mengusap wajahnya berkali-kali seakan tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi.

"Siapa dia?" gumam pria itu tanpa melepaskan pandangannya kearah Arabelle yang masih terlelap. Dengan penasaran pria itu semakin mendekat dengan posisi duduk. "Aku harus tahu siapa dia, bisa saja ini jebakan para musuh," gumamnya kembali.

Arabelle menggeliatkan tubuh terbukanya, mengubah posisi tidurnya menjadi bergantian ke samping kanan. Hal itu memudahkan untuk pria itu memperhatikan wajah Arabelle yang masih ditutupi oleh helaian rambut yang sudah kusut.

Perlahan jari-jemari pria itu menyibak helaian rambut yang menutupi wajah terlelap Arabelle.

Deg

Tubuhnya membeku dengan tangan masih menempel di pucuk kepala Arabelle. Pria itu terpesona dengan paras cantik Arabelle yang tertidur dengan nyenyak.

"Ternyata wanita yang aku gagahi sangatlah cantik," batin pria itu tanpa melepaskan tatapan nya ke wajah Arabelle. Ia kembali memperhatikan seluruh tubuh Arabelle, di sana banyak tercetak maha karya yang ditinggalkan pria itu ketika mereka sedang bertarung di atas ran jang. "Sungguh mahluk yang paling sempurna," batinya kembali mengagumi lekuk tubuh Arabelle yang menurutnya sempurna.

Pria bermata coklat kebiruan itu masih betah menatap Arabelle. "Dia patah hati sehingga menjajakan tubuhnya, sungguh pikirannya sangat pendek," ujar pria itu dengan senyuman sinis. Seketika rasa tidak suka memenuhi dirinya. "Tetapi dia orang pertama yang berhasil meluluhkan pertahanaku selama ini. Pistol baja milikku berhasil menerobos sasaran yang sebenarnya," imbuhnya.

Karena merasa ingin buang air kecil membuat pria itu terpaksa menyudahi tatapannya ke wajah Arabelle. Dengan segera ia beranjak dari tempat tidur lalu melangkah memasuki kamar mandi.

Pria itu sedang di kamar mandi. Arabelle mulai menggeliatkan kembali tubuhnya, dan berusaha mengerjapkan mata. Kepalanya terasa berat.

Kedua mata Arabelle telah terbuka perlahan. Bola matanya memutar ke atas.

Deg

Tak lama ia baru sadar dengan apa yang terjadi. Lebih lagi membuatnya kaget melihat keadaannya tanpa sehelai benang.

Arabelle ingin sekali berteriak tetapi dengan cepat ia urungkan setelah mendengar gemercik air didalam kamar mandi. Arabelle yakin jika yang ada dalam kamar mandi adalah pria yang menjadi lawan panasnya dalam ran jang.

Dengan berurai air mata Arabelle berusaha bangun. Area intimnya terasa sangat nyeri tetapi tidak membuatnya berdiam diri.

Arabelle meraih semua pakaian yang berserakan di lantai, dengan terburu-buru ia mengenakannya. Arabelle ingin tahu rupa pria yang memuaskannya tetapi rasa malu dan jijik membuatnya segera meninggalkan rumah itu.

Dengan langkah buru-buru Arabelle keluar dari kamar dan menuju pintu keluar. Seakan dunia mendukung sehingga memudahkannya untuk keluar menjauh dari rumah seperti gudang itu. Rumah yang menjadi saksi bisu pertempuran mereka di ran jang.

Sepanjang perjalanan pulang menuju Mansion, Arabelle seperti patung. Ia pulang menaiki taxi.

Tiba di Mansion Arabelle langsung bergegas menuju kamar, sangat beruntung karena ia tidak bertemu dengan kedua orang tuanya.

Arabelle masuk kedalam kamar dengan tidak lupa untuk mengunci pintu dengan rapat. Ia langsung bergegas menuju kamar mandi, ingin membersihkan tubuhnya yang sangat menjijikan itu.

Kini Arabelle duduk dengan memeluk kedua kakinya di bawah aliran air shower. Seakan air shower membersihkan sisa-sisa keganasan pria yang menggagahinya serta pria yang mengambil mahkota yang selama ini ia jaga.

"Aku kotor, aku kotor dan menjijikan," lirih Arabelle sembari menangis histeris dengan tangan menggosok seluruh tubuhnya, ingin menghilangkan stempel yang diberikan pria itu. Bukannya menghilang malah gosokan itu mengakibatkan kulitnya memerah.

Arabelle menangis tanpa henti, menangisi kebodohannya. Penyesalan kini ia rasakan, penyesalan yang tidak dapat mengembalikan semuanya seperti semula. Seperti pepatah mengatakan nasi sudah menjadi bubur dan tak mungkin kembali menjadi nasi lagi.

"Kau bodoh Ara, sungguh kau sangat bodoh. Kau sama saja seperti wanita-wanita penggoda di luaran sana yang dengan mudah melemparkan dirinya kepada pria yang sama sekali tidak dikenal. Hiks.... hiks.... " Ara mengoceh disertai tangisan.

Merasa sudah sangat kedinginan membuat Arabelle bangkit perlahan. Jari tangan serta kakinya mulai mengerut pertanda ia sudah kedinginan.

Dengan langkah gontai Arabelle melangkah keluar kamar, lalu menggenakan pakaian lengkap. Untuk hari ini ia tidak akan keluar dari kamar, ia akan mengurungkan diri berdiam di kamar.

Arabelle membaringkan tubuhnya dengan menutupi seluruh tubuhnya. Ia tidak ingin siapapun melihat tubuhnya seperti macan tutul.

Arabelle tidak sanggup jika sang Daddy mengetahui apa yang terjadi kepadanya. Orang tua mana yang tidak akan terluka bila tahu putri kesayangannya baru saja di perkoza, yang tepatnya itu dasar suka sama suka, malahan aku sendiri yang menggoda bahkan melemparkan diri di ran jang miliknya.

🍁🍁🍁

Usai membersihkan diri pria itu segera keluar dengan handuk dililitkan sebatas pinggang seperti awal sebelum kejadian waktu itu.

Dengan wajah segar ia melangkah keluar kamar mandi. Langkahnya terhenti ketika tidak mendapati wanita yang awalnya tadi masih tertidur nyenyak.

Tempat tidur itu kosong dengan seprei serta bantal berserakan kemana-mana.

Pria itu melangkah dengan wajah muram karena tidak menemukan sesosok itu. "Kemana dia?" ujarnya dengan mendudukkan diri di atas kasur. Seketika pandangannya terpusat di atas seprei yang terdapat noda merah seperti darah.

Ia membungkuk untuk meraih seprei yang berjuntai jatuh di lantai. Diusapnya noda darah yang sangat diyakininya itu adalah darah kesucian wanita yang ia tiduri.

Tanpa merasa jijik ia cium dengan mata terpejam. Bau amis tentu saja yang dapat ia cium. Ia hanya memastikan dengan jelas jika noda itu adalah darah.

Hmmm

Tidak ingin berpikir panjang pria itu segera bangkit memakaikan pakaiannya. Ia masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, ia tidak ingin memikirkan yang baru saja terjadi. Ini bukan kesalahannya tetapi wanita itu sendiri yang melemparkan dirinya tanpa imbalan.

🍁🍁🍁

Tok tok

"Ara.... Arabelle," panggil Almero dari luar kamar, tepatnya di depan pintu.

Arabelle mendengar beberapa kali panggilan itu tetapi tidak membuat dirinya beranjak dari tempat tidur.

"Sayang.... buka pintunya, Daddy ingin bertemu denganmu. Jangan mengurung diri untuk pria brengsek itu, dia tidak pantas untukmu sayang," papar Almero di luar pintu.

"Ara tak ada ubahnya dengan Joseph Dad. Ara juga brengsek," batin Arabelle kembali mengeluarkan air mata.

"Sayang mungkin Ara ingin sendiri," ucap Gres menghampiri Almero. "Sebaiknya kita biarkan dia menenangkan diri," imbuhnya sembari mengusap punggung Almero.

"Ini semua gara-gara Joseph, putriku sangat terluka. Awas kau Joseph, kau akan merasakan bagaimana sakitnya Ara," ujarnya dengan rahang mengeras.

"Selalu sajalah memanjakan putrimu itu," Gres membatin dengan tatapan sinis di daun pintu kamar Arabelle yang tertutup rapat.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Adek kamu itu Ben, anak Gres dgn Almero..

2023-07-01

0

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

kalian sama" baru pertama x melakukan'y Ara n Ben🤭🤭🤣🤣

2023-01-28

2

lovely

lovely

gimna cowok ga pindah klaim hati istrinya begokkkk ga mau berhub ma cowok malah memberikannya cm2 SM mafia yg tukang main perempuan 🥵

2022-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 01. Pistol Baja
2 Bab. 02. Masa Kecil Ben 1
3 Bab. 03. Masa Kecil Ben 2
4 Bab. 04. Masa Kecil Ben 3
5 Bab. 05. Bayangan Masa Lalu
6 Bab. 06. Hal Yang Berbeda
7 Bab. 07. Keluarga Almero
8 Bab. 08. Bercocok Tanam Untuk Pertama
9 Bab. 09. Nasi Sudah Menjadi Bubur
10 Bab. 10. Drakula Bergigi Lembut
11 Bab. 11. Lion Vs Bird
12 Bab. 12. Sapu Tangan Hitam
13 Bab. 13. Visual
14 Bab. 14. CEO Cantik
15 Bab. 15. Ketua Mafia Hareudeng
16 Bab. 16. Buah Semangka Kendor
17 Bab. 17. Wanita Itu
18 Bab. 18. Tutup Mulut Akan Mati
19 Bab. 19. Ara Kotor
20 Bab. 20. Tangkap Wanita Itu
21 Bab. 21. Dia, Dia
22 Bab. 22. Menikah
23 Bab. 23. Aku Berkuasa Atas Tubuhmu!
24 Bab. 24. Layani Aku!
25 Bab. 25. Mencangkul, Bercocok Tanam
26 Bab. 26. Kebrutalan Ben Brylee
27 Bab. 27. Tidak Mungkin! Bohong
28 Bab. 28. Menuai Apa Yang Ditabur
29 Bab. 29. Ingin Mengakhiri
30 Bab. 30. Biar Saja Aku Mati
31 Bab. 31. Benarkah Itu Dia?
32 Bab. 32. Pilihan Sulit
33 Bab. 33. Aku Istrinya
34 Bab. 34. Ceraikan Aku!
35 Bab. 35. Tanda Itu
36 Bab. 36. Terluka
37 Bab. 37. Luka Ini Tak Sebanding
38 Bab. 38. Sapu Tangan Pengobat Lara
39 Bab. 39. Obat Perangsang
40 Bab. 40. Keganasan Arabelle
41 Bab. 41. Bertemu Gres
42 Bab. 42. Sandiwara Lexsi
43 Bab. 43. Sang Mafia Seperti Anak Kucing
44 Bab. 44. Apakah Dia Mengidam?
45 Bab. 45. Sama-sama Menginginkannya
46 Bab. 46. Sosis Kok Makan Sosis
47 Bab. 47. Jane Menantang Bram
48 Bab. 48. Jangan Sakiti Dia
49 Bab. 49. Ben Di Sandera
50 Bab. 50. Ben Vs Brid
51 Bab. 51. Ibu Dan Anak
52 Bab. 52. Rahasia Terbesar
53 Bab. 53. Penyesalan Ben
54 Bab. 54. Aku Minta Maaf
55 Bab. 55. I Love Yau
56 Bab. 56. 12 Bibit Unggul
57 Bab. 57. Hamil
58 Bab. 58. Melahirkan
59 Bab. 59. Happy END
60 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab. 01. Pistol Baja
2
Bab. 02. Masa Kecil Ben 1
3
Bab. 03. Masa Kecil Ben 2
4
Bab. 04. Masa Kecil Ben 3
5
Bab. 05. Bayangan Masa Lalu
6
Bab. 06. Hal Yang Berbeda
7
Bab. 07. Keluarga Almero
8
Bab. 08. Bercocok Tanam Untuk Pertama
9
Bab. 09. Nasi Sudah Menjadi Bubur
10
Bab. 10. Drakula Bergigi Lembut
11
Bab. 11. Lion Vs Bird
12
Bab. 12. Sapu Tangan Hitam
13
Bab. 13. Visual
14
Bab. 14. CEO Cantik
15
Bab. 15. Ketua Mafia Hareudeng
16
Bab. 16. Buah Semangka Kendor
17
Bab. 17. Wanita Itu
18
Bab. 18. Tutup Mulut Akan Mati
19
Bab. 19. Ara Kotor
20
Bab. 20. Tangkap Wanita Itu
21
Bab. 21. Dia, Dia
22
Bab. 22. Menikah
23
Bab. 23. Aku Berkuasa Atas Tubuhmu!
24
Bab. 24. Layani Aku!
25
Bab. 25. Mencangkul, Bercocok Tanam
26
Bab. 26. Kebrutalan Ben Brylee
27
Bab. 27. Tidak Mungkin! Bohong
28
Bab. 28. Menuai Apa Yang Ditabur
29
Bab. 29. Ingin Mengakhiri
30
Bab. 30. Biar Saja Aku Mati
31
Bab. 31. Benarkah Itu Dia?
32
Bab. 32. Pilihan Sulit
33
Bab. 33. Aku Istrinya
34
Bab. 34. Ceraikan Aku!
35
Bab. 35. Tanda Itu
36
Bab. 36. Terluka
37
Bab. 37. Luka Ini Tak Sebanding
38
Bab. 38. Sapu Tangan Pengobat Lara
39
Bab. 39. Obat Perangsang
40
Bab. 40. Keganasan Arabelle
41
Bab. 41. Bertemu Gres
42
Bab. 42. Sandiwara Lexsi
43
Bab. 43. Sang Mafia Seperti Anak Kucing
44
Bab. 44. Apakah Dia Mengidam?
45
Bab. 45. Sama-sama Menginginkannya
46
Bab. 46. Sosis Kok Makan Sosis
47
Bab. 47. Jane Menantang Bram
48
Bab. 48. Jangan Sakiti Dia
49
Bab. 49. Ben Di Sandera
50
Bab. 50. Ben Vs Brid
51
Bab. 51. Ibu Dan Anak
52
Bab. 52. Rahasia Terbesar
53
Bab. 53. Penyesalan Ben
54
Bab. 54. Aku Minta Maaf
55
Bab. 55. I Love Yau
56
Bab. 56. 12 Bibit Unggul
57
Bab. 57. Hamil
58
Bab. 58. Melahirkan
59
Bab. 59. Happy END
60
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!