Bab. 04. Masa Kecil Ben 3

Ben masuk kedalam rumah dengan keadaan sunyi. Di ruang keluarga ia mendapati kerapuhan seseorang yang sangat ia sayangi yang tak lain adalah Williams, sosok Daddy yang laur biasa bagi Ben.

"Dad," panggil Ben, ia baru pulang dari sekolah.

Mendengar panggilan Ben membuat lamunan Williams tersadar. Dengan segera ia menyeka sisa-sisa air mata keterpurukan itu.

"Son kau sudah pulang?" ujar Williams. "Sebaiknya kau segera makan," imbuhnya berusaha tegar seperti tidak ada yang terjadi barusan tadi. Sedangkan Ben sangat tau jika kedua orang tuanya kembali bertengkar.

"Kakak mana Dad?" tanya Ben karena tak mendapati sosok Brenda.

"Didalam kamarnya, mungkin Kakakmu mengemasi barang-batangnya. Son besok kita harus meninggalkan rumah ini jadi sebaiknya kau bantu Kakakmu mengemasi barang-barang kalian," pungkas Williams dengan mata memerah.

"Iya Dad," sahut Ben tidak ingin banyak bertanya lagi karena ia tidak ingin menambah beban sang Daddy.

Ben berlalu menaiki tangga menuju kamar milik Brenda.

Williams memandangi tubuh Ben sampai tak terlihat lagi.

"Daddy minta maaf karena harus membuat kalian menderita," gumam Williams sembari mengusap wajah pilunya.

Bukan hanya kekayaan mereka yang menghilang tetapi istri yang pernah ia cintai juga ikut menghilang. Istri yang tidak punya kesetiaan seperti ada uang abang disayang tak ada uang abang ditendang. Peribahasa ini sangat cocok diselipkan kepada Gres.

Klek

Ben langsung membuka pintu kamar Brenda. Benar saja apa yang dikatakan Williams, Brenda sedang mengemasi barang miliknya kedalam beberapa koper besar.

"Ben kamu sudah pulang?" lirih Brenda sembari menyeka air matanya. Bagaimana tidak air mata itu terus menetes, ucapan Gres terngiang-ngiang di telinganya.

"Kak Brenda menangis? apa yang wanita itu lakukan kepada Kak Brenda?" seru Ben dengan khawatir.

Brenda menggeleng sembari berusaha tersenyum.

"Kamu sudah makan? makan dulu sana, Kakak sudah masakin spaghetti kesukaan kamu," ucap Brenda ingin mengalihkan pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkan Ben. Ia sangat hafal bagaimana watak Adik tampannya ini.

"Ben tidak lapar Kak. Apa yang wanita itu lakukan sehingga membuat mata Kak Brenda sembap?" ujarnya kemabli.

"Ben hiks hiks....." Brenda langsung memeluk Ben sembari menangis.

Tentu saja membuat Ben semakin penasaran.

"Mommy mengatakan jika Kak Brenda bukanlah putri Daddy hiks... hiks...." lirih Brenda sembari menangis.

Deg

Mendengar pernyataan Brenda membuat Ben segera melepaskan pelukan mereka.

"Apa? apa yang Kak Brenda katakan? bagaimana mungkin?" cecar Ben sembari mendekap kedua bahu Brenda yang bergetar akibat menangis.

"Iya Kak Brenda bukanlah putri kandung Daddy, itulah yang dikatakan Mommy sebelum pergi meninggalkan kita. Mommy juga sudah menceraikan Daddy, sedangkan kita tetap bersama Daddy," ungkap Brenda dengan pilu.

Ben mengepalkan kedua tangannya dengan rahang mengeras, menggertak seluruh gigi rapat itu. Jiwa kejamnya mulai terlihat.

"Brengsek," ujar Ben tertahankan.

Ben kembali memeluk Brenda yang semakin menangis. "Jangan pernah panggil wanita itu dengan sebutan Mommy. Dia bukan manusia," cicit Ben dengan serius. Brenda hanya bisa terdiam.

Tanpa mereka sadari, sesosok diambang pintu memperhatikan mereka dengan hati hancur. Tidak tahan lagi Williams melangkah mendekati kedua buah hatinya.

Usapan di punggung masing-masing membuat Ben maupun Brenda tersentak kaget sehingga membuat mereka melepaskan pelukan itu.

"Daddy," seru keduanya secara bersamaan.

Williams mengatupkan bibir sembari mengangguk. Ia segera mendudukkan dirinya di samping Brenda.

"Brenda sampai kapanpun kau adalah putri Daddy, putri kesayangan Daddy. Jangan dengarkan perkataan Mommy, Mommy bohong," ucap Williams seakan membalikan fakta atas kenyataan itu.

Brenda menggeleng karena semua yang dikatakan Gres adalah benar. "Brenda juga sayang Daddy, walaupun Daddy bukanlah Daddy kandung Brenda seperti yang dikatakan wanita itu," lirih Brenda.

Williams membawa Brenda kedalam pelukannya, walau kenyataan mereka tidak memiliki ikatan darah tetapi tidak mengubah rasa sayang Williams kepada Brenda. Gadis cantik itu tetap menjadi putri kesayangannya, sejak dalam kandungan sampai saat ini Williams sangat menyayangi Brenda.

"Brenda sayang Daddy," lirih Brenda dengan terisak.

Williams memejamkan mata mendengar ungkapan kasih sayang Brenda."Daddy juga sangat menyayangi Brenda dan Ben," balas Williams.

🍁🍁🍁

Hari yang tak ingin mereka lewati tiba juga. Kini mereka sedang berdiri di depan rumah mewah itu dengan beberapa koper besar.

Sorot mata Williams tak lepas dari tulisan yang bertengkar di papan pintu.

"Akan aku ambil kembali rumah ini," batin Williams dengan kedua tangan terkepal erat. "Akan aku buat orang yang merebut hasil kerasku," imbuhnya dengan gigi menggertak.

"Daddy suatu saat Ben akan mengembalikan apa yang menjadi milik Daddy dengan cara apapun akan Ben tempuh. Ben akan membuktikan itu Dad," batin Ben dengan tatapan tajamnya.

"Rumah penuh kehangatan kini milik orang lain. Kasian Daddy karena itu semua hasil dari kerja kerasnya, dan kita harus tinggal dimana?" Brenda membatin dengan pilu.

Tiba-tiba langkah mereka terhenti ketika seorang wanita yang sangat mereka kenali menghalangi jalan mereka. Siapa lagi jika bukan Gres, wanita yang tak punya hati nurani.

"Selamat Wil," seru Gres seperti memberi ejekan. Bukannya simpatik tetapi ia malah menambah menyakitkan.

"Terima kasih Gres," balas Williams dengan santai seperti tidak ada yang terjadi, hal itu membuat Gres mengeram marah sendiri.

"Anak-anak Mommy, maaf Mommy tidak bisa membawa kalian," ucap Gres kepada Brenda maupun Ben. "Ini ada sedikit rezeki," Gres langsung menyodorkan beberapa uang tunai di hadapan kedua buah hatinya.

Dengan cepat Ben merebut uang itu, lalu melemparkan kembali sampai mengenai wajah Gres. "Kami tidak butuh uang panas itu," cicit Ben dengan tatapan tajam. Walaupun ia berusia 9 tahun tetapi aura kekejaman sangat terlihat jelas.

"Dasar anak tak tau di untung, sudah dikasi hati minta jantung," cecar Gres dengan sinis.

Bruk

Seketika tubuh Ben didorong cukup keras oleh Gres sehingga Ben tersungkur mengenai besi pakar.

Darah segar menetes dari ujung kening Ben.

"Gres," seru Williams membalas perlakuan Gres sehingga Gres juga tersungkur tetapi tidak separah Ben. "Dasar wanita tak punya ota*," inbuh Williams sangat murka sembari memapah Ben.

"Brengse*," umpat Gres sembari bangkit berdiri.

"Anda sungguh keterlaluan," ucap Brenda sangat marah melihat perbuatan Gres.

Gres mengatupkan bibirnya dengan gigi mengelutuk. "Wil begini hasil didikanmu selama ini? lihat mereka sama sekali tidak menghormati atau menghargaiku sebagai Mommy mereka," ucap Gres dengan sinis.

"Jika ingin dihormati atau dihargai, lebih baik hargai atau hormati dulu orang lain," seru Williams.

Gres bergumam yang pastinya mengutuk ketiganya.

"Suatu saat anda merasakan apa yang kami rasakan," ancam Ben tanpa menghormati Gres, sungguh amarah atau rasa dengan itu menyelimuti seluruh dirinya. Perbuatan hina serta tak terpuji Gres membuat Ben sangat marah.

"Son sebaiknya kita pergi sekarang," ujar Williams sembari menarik lengan Ben.

Gres menatap kepergian mereka dengan wajah sinis, sedikitpun ia tak merasa prihatin. "Terlalu sombong, masih kecil sudah berani mengancam," gumamnya dengan memasang badan.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Diana Silaen

Diana Silaen

dasar jalang

2024-07-14

0

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

u g punya kaca ya... sini pinjemin nie, ngaca yang bener baru ngomong 😏😏😏😏minta di panggil. momy tapi krlakuan 🅣🅘🅓🅐🅚 seperti seorang momy🙄🙄🙄

2023-01-27

1

lovely

lovely

marathon bacanya ngos2an😜

2022-09-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 01. Pistol Baja
2 Bab. 02. Masa Kecil Ben 1
3 Bab. 03. Masa Kecil Ben 2
4 Bab. 04. Masa Kecil Ben 3
5 Bab. 05. Bayangan Masa Lalu
6 Bab. 06. Hal Yang Berbeda
7 Bab. 07. Keluarga Almero
8 Bab. 08. Bercocok Tanam Untuk Pertama
9 Bab. 09. Nasi Sudah Menjadi Bubur
10 Bab. 10. Drakula Bergigi Lembut
11 Bab. 11. Lion Vs Bird
12 Bab. 12. Sapu Tangan Hitam
13 Bab. 13. Visual
14 Bab. 14. CEO Cantik
15 Bab. 15. Ketua Mafia Hareudeng
16 Bab. 16. Buah Semangka Kendor
17 Bab. 17. Wanita Itu
18 Bab. 18. Tutup Mulut Akan Mati
19 Bab. 19. Ara Kotor
20 Bab. 20. Tangkap Wanita Itu
21 Bab. 21. Dia, Dia
22 Bab. 22. Menikah
23 Bab. 23. Aku Berkuasa Atas Tubuhmu!
24 Bab. 24. Layani Aku!
25 Bab. 25. Mencangkul, Bercocok Tanam
26 Bab. 26. Kebrutalan Ben Brylee
27 Bab. 27. Tidak Mungkin! Bohong
28 Bab. 28. Menuai Apa Yang Ditabur
29 Bab. 29. Ingin Mengakhiri
30 Bab. 30. Biar Saja Aku Mati
31 Bab. 31. Benarkah Itu Dia?
32 Bab. 32. Pilihan Sulit
33 Bab. 33. Aku Istrinya
34 Bab. 34. Ceraikan Aku!
35 Bab. 35. Tanda Itu
36 Bab. 36. Terluka
37 Bab. 37. Luka Ini Tak Sebanding
38 Bab. 38. Sapu Tangan Pengobat Lara
39 Bab. 39. Obat Perangsang
40 Bab. 40. Keganasan Arabelle
41 Bab. 41. Bertemu Gres
42 Bab. 42. Sandiwara Lexsi
43 Bab. 43. Sang Mafia Seperti Anak Kucing
44 Bab. 44. Apakah Dia Mengidam?
45 Bab. 45. Sama-sama Menginginkannya
46 Bab. 46. Sosis Kok Makan Sosis
47 Bab. 47. Jane Menantang Bram
48 Bab. 48. Jangan Sakiti Dia
49 Bab. 49. Ben Di Sandera
50 Bab. 50. Ben Vs Brid
51 Bab. 51. Ibu Dan Anak
52 Bab. 52. Rahasia Terbesar
53 Bab. 53. Penyesalan Ben
54 Bab. 54. Aku Minta Maaf
55 Bab. 55. I Love Yau
56 Bab. 56. 12 Bibit Unggul
57 Bab. 57. Hamil
58 Bab. 58. Melahirkan
59 Bab. 59. Happy END
60 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab. 01. Pistol Baja
2
Bab. 02. Masa Kecil Ben 1
3
Bab. 03. Masa Kecil Ben 2
4
Bab. 04. Masa Kecil Ben 3
5
Bab. 05. Bayangan Masa Lalu
6
Bab. 06. Hal Yang Berbeda
7
Bab. 07. Keluarga Almero
8
Bab. 08. Bercocok Tanam Untuk Pertama
9
Bab. 09. Nasi Sudah Menjadi Bubur
10
Bab. 10. Drakula Bergigi Lembut
11
Bab. 11. Lion Vs Bird
12
Bab. 12. Sapu Tangan Hitam
13
Bab. 13. Visual
14
Bab. 14. CEO Cantik
15
Bab. 15. Ketua Mafia Hareudeng
16
Bab. 16. Buah Semangka Kendor
17
Bab. 17. Wanita Itu
18
Bab. 18. Tutup Mulut Akan Mati
19
Bab. 19. Ara Kotor
20
Bab. 20. Tangkap Wanita Itu
21
Bab. 21. Dia, Dia
22
Bab. 22. Menikah
23
Bab. 23. Aku Berkuasa Atas Tubuhmu!
24
Bab. 24. Layani Aku!
25
Bab. 25. Mencangkul, Bercocok Tanam
26
Bab. 26. Kebrutalan Ben Brylee
27
Bab. 27. Tidak Mungkin! Bohong
28
Bab. 28. Menuai Apa Yang Ditabur
29
Bab. 29. Ingin Mengakhiri
30
Bab. 30. Biar Saja Aku Mati
31
Bab. 31. Benarkah Itu Dia?
32
Bab. 32. Pilihan Sulit
33
Bab. 33. Aku Istrinya
34
Bab. 34. Ceraikan Aku!
35
Bab. 35. Tanda Itu
36
Bab. 36. Terluka
37
Bab. 37. Luka Ini Tak Sebanding
38
Bab. 38. Sapu Tangan Pengobat Lara
39
Bab. 39. Obat Perangsang
40
Bab. 40. Keganasan Arabelle
41
Bab. 41. Bertemu Gres
42
Bab. 42. Sandiwara Lexsi
43
Bab. 43. Sang Mafia Seperti Anak Kucing
44
Bab. 44. Apakah Dia Mengidam?
45
Bab. 45. Sama-sama Menginginkannya
46
Bab. 46. Sosis Kok Makan Sosis
47
Bab. 47. Jane Menantang Bram
48
Bab. 48. Jangan Sakiti Dia
49
Bab. 49. Ben Di Sandera
50
Bab. 50. Ben Vs Brid
51
Bab. 51. Ibu Dan Anak
52
Bab. 52. Rahasia Terbesar
53
Bab. 53. Penyesalan Ben
54
Bab. 54. Aku Minta Maaf
55
Bab. 55. I Love Yau
56
Bab. 56. 12 Bibit Unggul
57
Bab. 57. Hamil
58
Bab. 58. Melahirkan
59
Bab. 59. Happy END
60
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!