Suasana ruang VIP itu mencekam, semua memandangi Joseph dengan sinis.
"Mommy kecewa kepadamu Jo. Wanita secantik dan sebaik Ara kamu perlakukan tidak adil, dimana otakmu itu. Kamu membuang Ara dan mengambil sampah dari kotoran," cecar Mia sangat murka.
"Aku tidak pernah mencintai Ara Mom tetapi mencintai Lora," akui Joseph yang berhasil membuat mereka semua menganga tak percaya. Hubungan selama 3 tahun itu dengan mudahnya Joseph mengatakan itu.
"Apa....?" desis Arabelle tak pernah menyangka.
Buk buk
Bogem mentah melayang di wajah serta dada Joseph yang dilakukan oleh Almero. Almero sangat murka me dengar pengakuan Joseph.
"Brengsek, kau kira putriku sebuah mainan?" ujar Almero dengan tangan terkepal.
"Itu bukan kesalahanku Om. Ara saja yang sangat bersikap posesif, dan hal itu membuatku muak. Ara yang memaksa agar aku bisa menjadi pasangannya," tuduh Joseph memojokkan Arabelle.
Arabelle membelalakkan mata mendengar tuduhan tak benar oleh Joseph. "Jangan mengada-ngada Jo, kamu sendiri yang mendekatiku serta mengungkapkan perasaanmu," papar Arabelle tidak ingin dituduh.
"Aku bosan menjalani hubungan tanpa rasa garam, setiap bersama Ara serasa hambar. Beda halnya dengan Lora, dia adalah wanita tipe setiap lelaki. Lora dapat memenuhi apa keinginan pasangannya," pungkas Joseph dengan santainya.
Mendengar hal itu membuat Arabelle meneteskan air mata. Sesaat ingatannya terlintas dimana saat mereka berkencan, Joseph selalu mengajaknya melakukan hubungan dibatas kewajaran tetapi Arabelle mampu menolaknya. Selama menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih mereka sama sekali tak pernah berciuman, mungkin itu yang membuat Joseph bosan.
"Aku baru sadar ternyata kamu bukan pria yang baik. Aku sangat beruntung selama ini menjalani hubungan denganmu hanya sebatas kewajaran," ucap Arabelle sembari tersenyum sinis. "Aku sangat membenci pria memiliki watak seperti itu, mulai saat ini hubungan kita selesai. Selamat Jo atas hubungan kalian," sambung Arabelle lalu segera bangkit berdiri dan meninggalkan ruangan itu.
"Dasar anak kurang ajar!" Seru Lukas sembari menatap tajam kepada Joseph seakan tak merasa bersalah.
"Mommy malu memiliki anak sepertimu Jo," lirih Mia sembari menangis dengan dada terasa sesak.
"Ayo sayang kita kejar Ara," kata Gres.
"Kau harus membayar perbuatanmu," ancam Almero sebelum meninggalkan ruangan.
🍁🍁🍁
Arabelle berlari dengan kecepatan tinggi sehingga kedua orang tuanya tak dapat menemukannya.
Hiks.... hiks....
Tangis Arabelle sepanjang jalan. Langkah kaki gontai itu membawa dirinya kesebuah rumah seperti gudang yang sudah usang, jika dilihat dari luar. Di sanalah Arabelle menumpahkan isi hatinya.
Arabelle masuk dan terus masuk dari cela gerbang yang sedikit terbuka. Karena hatinya terluka ia sama sekali tidak menyadari jika mendatangkan bahaya.
Arabelle mendudukkan dirinya di kursi kayu tepat terdapat di teras gudang. Ia kembali mengingat dimana momen kebersamaannya dengan Joseph selama 3 tahun ini.
Duar....
Tiba-tiba petir memecah keheningan. Tidak lama hujan turun begitu lebat sehingga gemercik hujan itu mengenai Arabelle.
Merasa kedinginan Arabelle bangkit lalu mulai memperhatikan keadaan disekitarnya, ia baru sadar ternyata berada di sebuah rumah besar yang kelihatan sepi.
Tok tok
Arabelle mencoba mengetuk pintu itu dengan keberaniannya. Tetapi tidak ada sahutan dari dalam.
Klek
Ia mencoba menekan handle pintu, ternyata pintu itu tak dikunci oleh pemiliknya. Arabelle melangkah masuk perlahan dengan penuh kehati-hatian.
"Permisi.... apakah ada orang?" ucap Arabelle dengan pandangan ke seluruh arah. Dalam rumah tersebut ternyata bagus dan rapi, tidak seperti dari luar seperti sebuah gudang usang. "Sepertinya kosong," gumam Arabelle.
Duar....
Bunyi petir kembali terdengar sehingga membuat Arabelle sedikit takut, ia memang takut dengan dentuman sebuah petir. Entah sudah sejauh mana langkah Arabelle dalam rumah tersebut, sehingga kini kakinya menapak di sebuah tangga menuju lantai atas.
Tepat di datar tangga terdapat kamar dengan pintu terbuka. Dengan keberanian terkumpul Arabelle memasuki kamar dengan nuansa hitam itu.
Dari ambang pintu kamar aroma maskulin menyambut rongga hidungnya. Aroma mengundang rasa ingin lebih dalam.
Deg
Dari kejauhan ia mendapati sesosok pria berdiri dengan kekar menggenakan handuk sebatas pinggang dengan posisi membelakanginya.
"Permisi," ucap Arabelle tetapi tidak membuat pria itu menoleh sedikit pun. Apakah karena gemercik hujan di atas genteng mengakibatkan panggilannya tak didengar? itulah yang ada dalam pikiran Arabelle.
Dengan keberanian Arabelle melangkah semakin dekat, dan aroma maskulin itu semakin membuatnya terpana. Belum lagi memandangi tubuh kekar itu dengan otot-otot menggiurkan hati.
Glek
Arabelle menelan ludah, ini pertama kalinya ia memandangi tubuh telan jang seorang lelaki, walaupun sebagian masih tertutup handuk.
Dalam sekejam ingatan ketika ia memergoki Joseph terlintas begitu saja. Rasa ingin balas dendam muncul begitu saja dibenak Arabelle.
Karena rasa balas dendam itu membuat Arabelle nekat memeluk erat pria itu dari arah belakang, pria yang sama sekali tidak ia kenali rupanya.
Sontak saja pria itu sangat kaget tetapi engan membuatnya terlepas dari pelukan yang ia tahu adalah seorang wanita.
Arabelle menghirup aroma maskulin yang membuatnya candu itu sembari memejamkan mata. Sedangkan jantung pria itu berdebar-debar merasakan kulitnya digesek dua ganjalan yang mengenai belakangnya. Seketika pistol baja miliknya langsung mengacung ke atas.
"Aku lagi patah hati dan saat ini hatiku sangat sakit atas pengkhianatan mantan kekasihku," bisik Arabelle tepat di telinga pria itu dengan cara menjinjitkan kaki agar setara dengan pria yang sedang ia peluk. "Katakanlah aku ingin membalas dendam atas ia merendahkan diriku, hmmm katakanlah aku ini seorang wanita penggoda," imbuh Arabelle memberanikan diri, padahal saat ini tubuhnya gemetaran menahan rasa takut.
Pria itu tersenyum menyeringai, ia dapat menyadari tubuh Arabelle yang gemetaran serta detak jantung itu terasa sangat jelas menyentuh kulitnya langsung.
"Katakan kau ingin melemparkan diri di ran jangku? dan sanggup memberi kepvazan untukku? begitu maksud anda?" suara bariton itu membuat Arabelle bergidik ketakutan.
Arabelle menelan ludahnya sembari mengigit bibir bawahnya.
Duar.....
Sekali lagi bunyi petir memecah keheningan siang itu. Karena cuaca tak mendukung mengakibatkan diluar sana membendung.
Klip
Tiba-tiba lampu mati begitu saja setelah petir yang ketiga kali yang lebih keras. Tanpa membuang waktu pria itu langsung membalikan tubuhnya sehingga kini mereka saling berhadapan dengan tubuh saling bersentuhan.
Tangan kekar pria itu mulai meraba-raba tvbvh Arabelle dalam kegelapan. Ia kecvp bwbirnya dengan kelembutan, entah ketertarikan apa yang membuatnya terlena dengan wanita yang sama sekali ia tak lihat bagaimana rupanya. Tetapi dari aroma tvbvh wanita itu membuatnya tidak sadar.
Keduanya saling bercivman dengan sedikit kaku, entah karena ini pertama kali bagi keduanya melakukan itu. Lama-kelamaan membuat keduanya rileks.
Suara aneh dari keduanya memecah keheningan kamar gelap gulita itu. Kini posisi Arabelle sudah terbaring di atas kasur tanpa sehelai benang. Sedangkan pria itu menjajal seluruh tvh bvhnya dengan menggunakan jari-jemari serta li dahhnya.
Hmmp
Suara merdu membuat pria itu semakin memperdalam permainannya. Bagaimana tidak dua bulatan coklat muda itu sedang di **** dengan halus oleh mulut manis itu.
Arabelle semakin tak karuan, bahkan dengan tak tahu malu ia mendekap kepala pria itu agar semakin memperdalam.
Pria itu tersenyum. Lalu kini merubah posisinya menjadi berlawan arah. Arabelle membeku merasakan benda aneh yang menimpa wajahnya, dan ia tau jika itu adalah pistol baja milik pria yang sedang menggagahi dirinya.
"Lakukan," ujar pria itu dengan serak sedangkan ia sudah bersiap untuk menikmati daging lunak yang kini berada di bawah wajahnya.
Hmmp
Gumam Arabelle dengan kedua tangan tak sengaja memegang pistol baja tersebut. Bagaimana tidak benda yang selama ini ia jaga kini di obrak-abrik oleh pria asing.
Dalam sekejap keduanya tengelam dalam kenik maattan masing-masing. Karena tidak tahan lagi pria itu menyudahi dengan cara menggulingkan tubuhnya untuk sesaat. Tidak lama lagi ia kembali menindih tu.... Arabelle.
Pistol baja itu langsung menghujam di sasaran yang sebenarnya tetapi tidak membuahkan hasil karena tercekat di tengah permukaan.
A.....
Teriak Arabelle sekenanya merasakan kulit halusnya seperti di iris pisau tumpul.
Pria itu terdiam sesaat, ia yakin jika wanita yang berada di bawahnya saat ini adalah masih suci. Dengan banyak belajar dari film dewasa ia lalu kembali mencivm bwbir Arabelle.
"Apa kau masih pera wan?" bisiknya dengan suara serak.
"Aku takut," gumam Arabelle seakan menjawab pertanyaan pria itu.
Mendengar pengakuan Arabelle ada kebahagiaan tersendiri yang dirasakan pria itu.
Ia kembali menghujam pistol baja itu dengan perlahan, seiringnya berjalan kini pistol baja itu sudah terbenam di sasaran yang sebenarnya.
Awalnya Arabelle merasakan sakit yang luar biasa, sampai-sampai ia ingin berteriak tetapi pria itu tidak membiarkan hal itu terjadi dengan cara membekap mulutnya dengan civmann.
Keduanya merasakan sen zazi yang luar biasa nik Matt. Keni kmattan yang baru pertama mereka rasakan.
Siang berganti sore, sore berganti malam. Mereka melakukan berulang-ulang sampai keduanya menyerah kelelahan masih dalam kegelapan.
Mereka lunglai di atas kasur dengan seprei berwarna putih yang sudah tak berbentuk rapi lagi.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Siti Rahayu
duh SM pacar dijaga kesucian bahkan ciuman aja nggk pernah mlah melempar kan diri ke orang yg nggak dikenal..terkesan murahan
2024-07-14
1
Qaisaa Nazarudin
Gimana kecewa dan patah hati nya kamu, gak gitu konsepnya Ara, kalo gitu apa bedanya kamu dgn Lora, Sama2 cewek murahan..
2023-07-01
2
Qaisaa Nazarudin
Berani banget Ara udah masuk kerumah orang, Sekarang dgn beraninya dia masuk ke kamar pria, Astaga,,😱😱
2023-07-01
2