🔥🔥🔥
Sudah membersihkan diri Arabelle langsung keluar kamar. Langkahnya terhenti karena ternyata Gres berdiri di depan pintu kamarnya.
"Ara kamu baru pulang?" tanya Gres tanpa basa basi.
"Sudah dari tadi Mom," jawab Arabelle apa adanya. "Ada perlu apa Mommy ke kamarku?" tanya Arabelle dengan heran.
"Apa di perusahaan lagi ada masalah?" tanya Gres.
"Setiap pekerjaan pasti ada masalah atau kendala," sahut Arabelle membenarkan.
"Masalah kecil bukan? tanpa Daddy kamu pasti dapat menyelesaikannya sendiri," papar Gres.
Arabelle terdiam tanpa ingin menjawab.
"Mommy hanya heran saja, sudah satu minggu berturut-turut ini Daddy sering keluar tengah malam begini. Setiap ditanyai jawabannya ada urusan," terang Gres.
Arabelle memutar bola matanya ia baru tau karena baru dua hari kembali dari luar negeri. Bahkan ia tahu baru tadi, itupun karena kebetulan ia pulang larut malam. "Aku tidak tahu Mom karena tadi Daddy juga mengatakan seperti yang Mommy katakan. Kebetulan tadi aku bertemu Daddy di garansi," papar Arabelle.
"Sebenarnya urusan apa yang dimaksudkan? apa jangan-jangan Daddymu berselingkuh dari Mommy?" ucap Gres melayangkan tuduhan yang tak terbukti.
Arabelle melebarkan mata mendengar tuduhan Gres. Arabelle yakin pria yang sangat menyayanginya itu berpaling dari wanita yang kini berada di hadapannya. "Jangan asal menuduh Mom, mungkin saja memang ada urusan," ucap Arabelle tidak sependapat dengan tuduhan Gres.
"Segeralah istirahat. Kamu mau kemana lagi?"
"Aku akan tidur bersama Bibi," sahut Arabelle.
Gres berdehem lalu membalikan tubuh kembali menuju kamarnya. Ia sudah tidak heran lagi tentang Arabelle tidur dengan pelayan karena hal seperti itu sudah biasa.
Arabelle juga melangkah menuju kamar Bibi.
Klek
Arabelle membuka kenop pintu kamar Bibi yang terdapat di antara sekat dapur. Bibi sengaja memilih kamar disekitar itu supaya lebih mudah untuk ke area dapur.
"Bi," panggil Arabelle sembari menutup pintu kembali.
"Sini Nak," ucap Bibi sembari menepuk tempat tidur di sampingnya.
Arabelle melangkah mendekati Bibi, lalu mendaratkan bokongnya tepat dimana yang barusan ditepuk Bibi.
"Apa Bibi tahu selama satu minggu ini Daddy selalu keluar tengah malam?" tanya Arabelle berharap mendapat jawaban dari Bibi.
"Bibi tidak pernah tahu Nak, karena selama kamu pergi ke luar negeri Bibi langsung masuk ke kamar setelah Tuan dan Nyonya makan malam," ungkap Bibi.
"Oh," ucap Arabelle ber oh ria.
"Apa masalah ini yang ingin kamu ceritakan?" tanya Bibi sembari meraih selimut untuk Arabelle.
Arabelle menggeleng karena bukan itu yang ingin ia ceritakan.
"Bibi, Ara harap Bibi jangan membenci Ara, bahkan memberitahu siapapun," lirih Arabelle sebelum menceritakannya.
"Atas dasar apa Bibi berani membencimu Nak?" ucap Bibi dengan dahi mengerut.
Arabelle meraih tangan Bibi, lalu mulai menceritakan dari awal sampai akhir.
"Ara kotor Bi hiks.... hiks...." Seketika tangisan Arabelle pecah.
Wanita paruh baya itu membeku tanpa harus mengatakan apa, bahkan lidahnya keluh untuk berbicara. Apa yang diungkapkan Arabelle sangat membuatnya kaget dan tak pernah menyangka.
Bibi lalu merengkuh tubuh Arabelle yang sedang bergetar akibat menangis.
"Ara kotor Bi. Ara kotor," lirih Arabelle kembali dalam pelukan Bibi.
Sesak, terluka itulah yang dirasakan Bibi atas apa yang menimpa Arabelle. Wanita cantik yang sudah ia anggap putri sendiri.
"Sabar Nak." Hanya itu yang bisa Bibi katakan.
Arabelle masih tergugu menangis karena bayangan itu terus-menerus menghantuinya.
"Tidurlah, besok kamu akan kembali bekerja lagi," ucap Bibi sembari menyelimuti tubuh Arabelle sebatas dada. Dengan penuh kesabaran ia mengusap-usap rambut Arabelle seperti biasanya jika menjelang tidur.
Usapan itu membuat Arabelle tenang, rasa kantuk mulai merasuki dirinya. Tanpa menunggu lama deru halus nafas terdengar, menandakan Arabelle telah terlelap.
Bibi bangun perlahan. Kini wanita itu meneteskan air mata menatapi wajah tenang Arabelle yang tengah terlelap. Sejak tadi ia berusaha menahan semua itu karena tidak ingin membuat Arabelle semakin menyalahkan dirinya sendiri.
"Maafkan Bibi Nak sudah gagal menjagamu," lirihnya dengan dada sesak, ia menyeka sisa air mata dikedua pipi yang sudah mengerut.
🔥🔥🔥
Di pagi hari Arabelle sengaja lebih awal bangun. Setelah selesai melakukan kegiatan pagi, ia langsung bergegas keluar kamar untuk sarapan.
Kini Arabelle sudah berada di meja makan, ia terlebih dahulu dari kedua orang tuanya.
"Selamat pagi Bi?" sapa Arabelle ketika Bibi melangkah membawa segelas susu.
"Pagi Nak. Tidurmu begitu nyenyak," ucap Bibi.
"Habis tidurnya sama Bibi sih, rasa takut atau tidak tenang seakan hilang. Apa boleh Ara setiap malam tidur bersama Bibi?" papar Arabelle.
"Boleh saja, bahkan Bibi sangat senang," sahut Bibi.
Tap tap
Derap sepatu membuat Arabelle dan Bibi menghentikan obrolan mereka. Ternyata yang datang adalah kedua orang tuanya.
"Selamat pagi sayang?" ucapan selamat pagi Almero sembari mengecup dahi Arabelle de gan penuh kasih sayang.
"Pagi Dad," balas Arabelle sembari melemparkan senyuman. "Selamat pagi Mom?" Arabelle beralih menyapa Gres.
Hmm
Gres hanya berdehem sembari mengangguk, begitulah biasanya.
"Bibi mau kemana?" tanya Arabelle menghentikan niat Bibi untuk melangkah.
"Bibi akan menyirami tanaman Nak," sahut Bibi.
"Bibi sarapan dulu," kata Arabelle.
"Bibi sudah sarapan tadi," papar Bibi sembari tersenyum.
"Baiklah!"
Kini tinggallah mereka bertiga, menikmati sarapan dengan diam karena beginilah peraturan di keluarga Almero ketika sedang menikmati hidangan jika di Mansion.
Setelah sarapan habis di piring masing-masing, Arabelle mulai membuka suara. Tetapi terlebih dahulu Almero yang bertanya.
"Sayang apa tadi malam kamu tidur di kamar Bibi?" tanya Almero seakan tahu jika putrinya tidak berada di kamar kemungkinan akan tidur bersama Bibi.
"Daddy benar, Ara tidur bersama Bibi," sahut Arabelle membenarkan.
Hmm
"Daddy pulang jam berapa?" tanya Arabelle padahal ia tahu jam berapa Almero pulang karena kebetulan ia terbangun di jam segitu ketika merasa haus, tanpa sengaja menyadari kepulangan Almero.
"Jam 4 sayang," sahut Almero dengan jujur.
Arabelle menatap kedua orang tuanya silih berganti dalam diam. "Apa hubungan Daddy sama Mommy baik-baik saja?" Arabelle melemparkan pertanyaan yang tak pernah disangka oleh kedua orang tuanya. Sehingga membuat kedua paruh baya itu saling memandang. Sedangkan pandangan Arabelle tak lepas dari mereka. "Maaf jika Ara lancang," imbuhnya sembari kembali menyesap susu sampai tandas.
"Tidak sayang, hubungan Daddy sama Mommy baik-baik saja," ujar Almero. "Gres apa kau mengatakan yang tidak-tidak kepada putriku?" pungkas Almero kepada Gres.
"Tidak Dad, Mommy tidak mengatakan apapun. Ini hanya inisiatif Ara saja," Arabelle langsung menjawab.
Hmm
"Dad, hari ini pertemuan kembali dengan klien perusahaan B. B. GROUP. Karena Ara tidak bisa menghadiri pertemuan tempo hari, kita gagal mendapat tanda tangan kerja sama. Untuk itu Ara tidak ingin kembali mensia-siakan kesempatan ini," pungkas Arabelle membicarakan soal pekerjaan.
"Bagus sayang, sangat sulit untuk mendapat kerja sama dengan perusahaan tersebut tetapi kamu dapat menarik perhatian mereka dengan cara kinerja kalian. Daddy salut, baru beberapa memimpin kamu sudah luar biasa," ungkap Almero salut dengan kinerja Arabelle bersama Jane, orang kepercayaannya di kantor.
Arabelle hanya bisa melemparkan senyuman bahagia.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Bet Flowers
lanjut thor
2022-05-08
2