🔥🔥🔥
Di dermaga yang tersembunyi rombongan geng Lion yang dipimpin oleh Ben Brylee sedang mengatur strategi. Mereka akan menunggu sebuah kapal ilegal yang akan membawa obat-obatan terlarang semacam narkotika. Itu adalah anak buah dari geng Bird.
"Bos sasaran tinggal beberapa meter lagi dari daratan," ujar salah satu anak buah Ben yang bertugas menyelidiki gerak-gerik kapal dari layar monitor.
"Bersiap-siap semuanya, atur tempat masing-masing. Jangan membuat lawan mengetahui keberadaan kalian, aku tidak ingin mendengar kata kegagalan," ujar Ben dengan tegas, ia bangkit berdiri dengan wajah beringasnya seperti nama yang diberikan geng mereka.
"Baik bos," seru mereka serempak dan segera bertindak dengan ketetapan masing-masing dengan dibekali senjata tajam seperti pisau serta pistol.
Ben mengangguk sebagai saatnya bubar dan mengambil alih untuk menyerbu lawan. Sedangkan ia berjalan disebuah tempat yang tidak bisa diketahui oleh kelompok lawan dengan dibekali benda kecil yang selalu tersembunyi dibalik jaket kulitnya. Benda pertama yang diberikan guru ketika ia menjadi ketua bos mafia.
Ben mulai memakai topeng kulit yang menjadi ciri khasnya yaitu menyerupai kepala singa. Sehingga musuh dari geng mafia manapun tidak pernah tahu rupa wajah sang ketua mafia yang berkuasa di atas mereka.
Kapal sasaran sudah mendekat dengan persembunyian anak buah geng Lion.
"Apa semuanya aman?" ujar kaki tangan geng Bird.
"Sepertinya aman bos," sahut salah satu dari anak buahnya.
"Jangan terkecoh karena lawan mencari kesempatan. Beberapa dari geng mafia mengetahui rencana kita karena mendapat bocoran," pungkasnya dengan pandangan lebarnya memeriksa keadaan apakah aman seperti laporan rekan bawahannya.
"Sepertinya geng Lion tidak mengetahui rencana kita, jadi itu keuntungan bagi kita," ujar pria dengan tato memenuhi tubuhnya berlambang burung.
"Tetap waspada karena bos tidak ingin rencana besar ini gagal," ujarnya mengingatkan. "Laksanakan penuh kematian, utamakan jangan terkecoh," imbuhnya kembali setelah kapal mendarat ditepian.
Narkotika yang sudah terbungkus dengan dilapisi bahan makanan itu mulai diangkut oleh mobil yang sudah menunggu sejak tadi. Mobil milik mereka yang bertugas menjemput.
Narkotika terbungkus begitu apik sehingga tidak mencurigai siapapun tetapi mereka menyuap yang bertugas.
Mereka mulai memasukan pak demi pak makanan konsumsi di sebuah truk. Sungguh mereka tidak menyadari sulit yang berada didalam truk tersebut.
"Apa semuanya siap?" ujar bawahan ketua geng Bird.
"Sudah bos," seru mereka serempak.
"Bagi dua ikut aku beberapa orang dan sisanya ikut dengan truk," titahnya tanpa curiga sedikitpun.
Didalam truk tepatnya di bagian setir Ben mengedipkan mata, pertanda anak buahnya bersiap-siap.
"Apa semuanya sudah siap?" tanya Ben dengan suara dibuat-buat agar dua orang yang berada di sampingnya tidak curiga.
"Sudah Jim. Hmm kenapa kau memakaikan pakaian yang berbeda dan menggenakan masker beda juga?" tanya salah satu diantara dua orang tersebut.
"Biar tidak mencurigai," hanya itu jawaban singkat yang mereka kira Jimy rekan kerja sesama mereka.
Ben mengangguk tanpa menoleh ke samping.
Tin tin
Klakson mobil jeep warna hitam itu memberi peringatan agar truk segera meluncur meninggalkan dermaga.
Truk segera melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan dermaga. Tiba-tiba di persimpangan jalan sepi Ben mengerem mendadak karena mereka dihadang komplotan bertopeng yang tak lain adalah anak buahnya sendiri.
"Brengsek," umpat dua pria yang berada di samping Ben. Sedangkan Ben tersenyum menyeringai tanpa khawatir.
"Bos sepertinya kita dihadang," ujar Ben dengan bibir melengkung.
"Turun!" Ujar mereka ingin membuka pintu mobil.
Dor dor
Dua tembakan membidik kepala masing-masing tanpa berbunyi. Dalam sekejap dua anak buah geng Bird tak bernyawa karena Ben sangat tahu letak sasaran tembakannya.
Di depan sana anak buah Lion dan Bird saling membidik secara brutal. Ini kesempatan bagi Ben lari membawa narkotika itu karena semua anak buah dari geng Bird turun di lapangan.
Dari jarak jauh kaki tangan bos ketua mafia Bird tersenyum penuh kemenangan karena ia menyangka itu adalah anak buahnya.
"Aman," ujarnya sembari mengelak pukulan lawan.
Entah sudah berapa banyak korban yang mengalami luka-luka. Merasa cukup aman kaki tangan bos ketua mafia memasuki mobilnya kembali untuk menuju markas.
🔥🔥🔥
"Sangat ceroboh! Kalian tidak bisa diandalkan," ujar pria begitu murka bahkan ia melayangkan pukulan di setiap anak buahnya. "Sungguh bodoh!" Paparnya dengan rahang mengeras serta buku-buku tangan kekarnya mengepal.
Anak buah dari geng Bird hanya menunduk sembari merasakan sakit yang luar biasa di seluruh tubuh mereka. Sudah mengalami luka di lokasi lapangan kini di markas mereka mendapatkan pukulan lagi sehingga menambah rasa nyeri yang luar biasa. Sampai-sampai ada sebagian dari mereka yang memiliki wajah tak berbentuk lagi, jangan harap ketua mafia itu iba dengan luka yang mereka dapatkan.
"Mark kau sudah bosan bekerja denganku? sehingga kau begitu ceroboh? atau kau bermain belakang?"
"Tidak bos bukan itu. Maaf untuk kali ini aku gagal," ujar Mark yang menjadi kaki tangan ketua mafia Bird.
"Ini keuntungan sangat besar. Tetapi karena kelalaian kalian aku mengalami kerugian dalam jumlah besar," ujarnya dengan wajah membunuh.
"Maaf bos," ujar Mark dengan kepala menunduk.
Ini adalah pertama kalinya mereka gagal dalam menjalankan aksi, selama ini aman-aman saja karena tidak ada yang bisa mengalahkan mereka.
"Apa kalian tahu mereka dari komplotan geng mafia mana?" ujar pria itu sembari menyesap sebatang rokok.
"Maaf Tuan kami tidak bisa mengenali mereka karena mereka menggenakan topeng untuk menutupi seluruh wajah mereka," terang Mark. "Kekuatan mereka sungguh luar biasa, mereka dapat melumpuhkan anak buah kita," pungkasnya memberitahukan kehebatan gerak-gerik lawan.
Mendengar pujian dari Mark membuat pria bermata elang itu meremas kerah jaket kulit Mark. "Kau memuji musuh Mark?" ujarnya dengan suara meninggi disertai tatapan tajam seperti menghujam di ulu hatinya.
Mark menggeleng seakan tuduhan bosnya itu tidaklah benar. "Tidak bos, bukan itu maksudku," ujarnya dengan nafas sesak akibat lehernya tercekik.
"Urus mereka," titahnya menunjuk ke anak buahnya yang mengalami luka serius di sekujur tubuh untuk segera diobati.
Setelah kepergian anak buahnya pria itu mendaratkan bokongnya di sebuah kursi goyang yang terbuat dari kayu. Sembari menyesap putung rokok yang tinggal setengah, ia memutar bola matanya. "Mereka siapa? benarkah mereka komplotan dari geng Lion?" ujarnya dengan merapatkan gigi sehingga menimbulkan bunyi yang menyeramkan bagi orang yang baru pertama kali mendengarnya.
Tidak ingin membuang waktu pria bermata elang itu bangkit lalu meninggalkan markas dengan perasaan murka, bagaimana tidak rencana yang sangat menguntungkan menjadi milik lawan atau musuh. Dengan kegagalan itu ia mengalami kerugian cukup besar.
"Brengsek," umpatnya sembari memukul setir untuk beberapa kali sebelum melaju.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
pecinta COGAN 💋
semangat thor👍👍
2022-05-05
1