Bab. 11. Lion Vs Bird

🔥🔥🔥

Di dermaga yang tersembunyi rombongan geng Lion yang dipimpin oleh Ben Brylee sedang mengatur strategi. Mereka akan menunggu sebuah kapal ilegal yang akan membawa obat-obatan terlarang semacam narkotika. Itu adalah anak buah dari geng Bird.

"Bos sasaran tinggal beberapa meter lagi dari daratan," ujar salah satu anak buah Ben yang bertugas menyelidiki gerak-gerik kapal dari layar monitor.

"Bersiap-siap semuanya, atur tempat masing-masing. Jangan membuat lawan mengetahui keberadaan kalian, aku tidak ingin mendengar kata kegagalan," ujar Ben dengan tegas, ia bangkit berdiri dengan wajah beringasnya seperti nama yang diberikan geng mereka.

"Baik bos," seru mereka serempak dan segera bertindak dengan ketetapan masing-masing dengan dibekali senjata tajam seperti pisau serta pistol.

Ben mengangguk sebagai saatnya bubar dan mengambil alih untuk menyerbu lawan. Sedangkan ia berjalan disebuah tempat yang tidak bisa diketahui oleh kelompok lawan dengan dibekali benda kecil yang selalu tersembunyi dibalik jaket kulitnya. Benda pertama yang diberikan guru ketika ia menjadi ketua bos mafia.

Ben mulai memakai topeng kulit yang menjadi ciri khasnya yaitu menyerupai kepala singa. Sehingga musuh dari geng mafia manapun tidak pernah tahu rupa wajah sang ketua mafia yang berkuasa di atas mereka.

Kapal sasaran sudah mendekat dengan persembunyian anak buah geng Lion.

"Apa semuanya aman?" ujar kaki tangan geng Bird.

"Sepertinya aman bos," sahut salah satu dari anak buahnya.

"Jangan terkecoh karena lawan mencari kesempatan. Beberapa dari geng mafia mengetahui rencana kita karena mendapat bocoran," pungkasnya dengan pandangan lebarnya memeriksa keadaan apakah aman seperti laporan rekan bawahannya.

"Sepertinya geng Lion tidak mengetahui rencana kita, jadi itu keuntungan bagi kita," ujar pria dengan tato memenuhi tubuhnya berlambang burung.

"Tetap waspada karena bos tidak ingin rencana besar ini gagal," ujarnya mengingatkan. "Laksanakan penuh kematian, utamakan jangan terkecoh," imbuhnya kembali setelah kapal mendarat ditepian.

Narkotika yang sudah terbungkus dengan dilapisi bahan makanan itu mulai diangkut oleh mobil yang sudah menunggu sejak tadi. Mobil milik mereka yang bertugas menjemput.

Narkotika terbungkus begitu apik sehingga tidak mencurigai siapapun tetapi mereka menyuap yang bertugas.

Mereka mulai memasukan pak demi pak makanan konsumsi di sebuah truk. Sungguh mereka tidak menyadari sulit yang berada didalam truk tersebut.

"Apa semuanya siap?" ujar bawahan ketua geng Bird.

"Sudah bos," seru mereka serempak.

"Bagi dua ikut aku beberapa orang dan sisanya ikut dengan truk," titahnya tanpa curiga sedikitpun.

Didalam truk tepatnya di bagian setir Ben mengedipkan mata, pertanda anak buahnya bersiap-siap.

"Apa semuanya sudah siap?" tanya Ben dengan suara dibuat-buat agar dua orang yang berada di sampingnya tidak curiga.

"Sudah Jim. Hmm kenapa kau memakaikan pakaian yang berbeda dan menggenakan masker beda juga?" tanya salah satu diantara dua orang tersebut.

"Biar tidak mencurigai," hanya itu jawaban singkat yang mereka kira Jimy rekan kerja sesama mereka.

Ben mengangguk tanpa menoleh ke samping.

Tin tin

Klakson mobil jeep warna hitam itu memberi peringatan agar truk segera meluncur meninggalkan dermaga.

Truk segera melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan dermaga. Tiba-tiba di persimpangan jalan sepi Ben mengerem mendadak karena mereka dihadang komplotan bertopeng yang tak lain adalah anak buahnya sendiri.

"Brengsek," umpat dua pria yang berada di samping Ben. Sedangkan Ben tersenyum menyeringai tanpa khawatir.

"Bos sepertinya kita dihadang," ujar Ben dengan bibir melengkung.

"Turun!" Ujar mereka ingin membuka pintu mobil.

Dor dor

Dua tembakan membidik kepala masing-masing tanpa berbunyi. Dalam sekejap dua anak buah geng Bird tak bernyawa karena Ben sangat tahu letak sasaran tembakannya.

Di depan sana anak buah Lion dan Bird saling membidik secara brutal. Ini kesempatan bagi Ben lari membawa narkotika itu karena semua anak buah dari geng Bird turun di lapangan.

Dari jarak jauh kaki tangan bos ketua mafia Bird tersenyum penuh kemenangan karena ia menyangka itu adalah anak buahnya.

"Aman," ujarnya sembari mengelak pukulan lawan.

Entah sudah berapa banyak korban yang mengalami luka-luka. Merasa cukup aman kaki tangan bos ketua mafia memasuki mobilnya kembali untuk menuju markas.

🔥🔥🔥

"Sangat ceroboh! Kalian tidak bisa diandalkan," ujar pria begitu murka bahkan ia melayangkan pukulan di setiap anak buahnya. "Sungguh bodoh!" Paparnya dengan rahang mengeras serta buku-buku tangan kekarnya mengepal.

Anak buah dari geng Bird hanya menunduk sembari merasakan sakit yang luar biasa di seluruh tubuh mereka. Sudah mengalami luka di lokasi lapangan kini di markas mereka mendapatkan pukulan lagi sehingga menambah rasa nyeri yang luar biasa. Sampai-sampai ada sebagian dari mereka yang memiliki wajah tak berbentuk lagi, jangan harap ketua mafia itu iba dengan luka yang mereka dapatkan.

"Mark kau sudah bosan bekerja denganku? sehingga kau begitu ceroboh? atau kau bermain belakang?"

"Tidak bos bukan itu. Maaf untuk kali ini aku gagal," ujar Mark yang menjadi kaki tangan ketua mafia Bird.

"Ini keuntungan sangat besar. Tetapi karena kelalaian kalian aku mengalami kerugian dalam jumlah besar," ujarnya dengan wajah membunuh.

"Maaf bos," ujar Mark dengan kepala menunduk.

Ini adalah pertama kalinya mereka gagal dalam menjalankan aksi, selama ini aman-aman saja karena tidak ada yang bisa mengalahkan mereka.

"Apa kalian tahu mereka dari komplotan geng mafia mana?" ujar pria itu sembari menyesap sebatang rokok.

"Maaf Tuan kami tidak bisa mengenali mereka karena mereka menggenakan topeng untuk menutupi seluruh wajah mereka," terang Mark. "Kekuatan mereka sungguh luar biasa, mereka dapat melumpuhkan anak buah kita," pungkasnya memberitahukan kehebatan gerak-gerik lawan.

Mendengar pujian dari Mark membuat pria bermata elang itu meremas kerah jaket kulit Mark. "Kau memuji musuh Mark?" ujarnya dengan suara meninggi disertai tatapan tajam seperti menghujam di ulu hatinya.

Mark menggeleng seakan tuduhan bosnya itu tidaklah benar. "Tidak bos, bukan itu maksudku," ujarnya dengan nafas sesak akibat lehernya tercekik.

"Urus mereka," titahnya menunjuk ke anak buahnya yang mengalami luka serius di sekujur tubuh untuk segera diobati.

Setelah kepergian anak buahnya pria itu mendaratkan bokongnya di sebuah kursi goyang yang terbuat dari kayu. Sembari menyesap putung rokok yang tinggal setengah, ia memutar bola matanya. "Mereka siapa? benarkah mereka komplotan dari geng Lion?" ujarnya dengan merapatkan gigi sehingga menimbulkan bunyi yang menyeramkan bagi orang yang baru pertama kali mendengarnya.

Tidak ingin membuang waktu pria bermata elang itu bangkit lalu meninggalkan markas dengan perasaan murka, bagaimana tidak rencana yang sangat menguntungkan menjadi milik lawan atau musuh. Dengan kegagalan itu ia mengalami kerugian cukup besar.

"Brengsek," umpatnya sembari memukul setir untuk beberapa kali sebelum melaju.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

pecinta COGAN 💋

pecinta COGAN 💋

semangat thor👍👍

2022-05-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 01. Pistol Baja
2 Bab. 02. Masa Kecil Ben 1
3 Bab. 03. Masa Kecil Ben 2
4 Bab. 04. Masa Kecil Ben 3
5 Bab. 05. Bayangan Masa Lalu
6 Bab. 06. Hal Yang Berbeda
7 Bab. 07. Keluarga Almero
8 Bab. 08. Bercocok Tanam Untuk Pertama
9 Bab. 09. Nasi Sudah Menjadi Bubur
10 Bab. 10. Drakula Bergigi Lembut
11 Bab. 11. Lion Vs Bird
12 Bab. 12. Sapu Tangan Hitam
13 Bab. 13. Visual
14 Bab. 14. CEO Cantik
15 Bab. 15. Ketua Mafia Hareudeng
16 Bab. 16. Buah Semangka Kendor
17 Bab. 17. Wanita Itu
18 Bab. 18. Tutup Mulut Akan Mati
19 Bab. 19. Ara Kotor
20 Bab. 20. Tangkap Wanita Itu
21 Bab. 21. Dia, Dia
22 Bab. 22. Menikah
23 Bab. 23. Aku Berkuasa Atas Tubuhmu!
24 Bab. 24. Layani Aku!
25 Bab. 25. Mencangkul, Bercocok Tanam
26 Bab. 26. Kebrutalan Ben Brylee
27 Bab. 27. Tidak Mungkin! Bohong
28 Bab. 28. Menuai Apa Yang Ditabur
29 Bab. 29. Ingin Mengakhiri
30 Bab. 30. Biar Saja Aku Mati
31 Bab. 31. Benarkah Itu Dia?
32 Bab. 32. Pilihan Sulit
33 Bab. 33. Aku Istrinya
34 Bab. 34. Ceraikan Aku!
35 Bab. 35. Tanda Itu
36 Bab. 36. Terluka
37 Bab. 37. Luka Ini Tak Sebanding
38 Bab. 38. Sapu Tangan Pengobat Lara
39 Bab. 39. Obat Perangsang
40 Bab. 40. Keganasan Arabelle
41 Bab. 41. Bertemu Gres
42 Bab. 42. Sandiwara Lexsi
43 Bab. 43. Sang Mafia Seperti Anak Kucing
44 Bab. 44. Apakah Dia Mengidam?
45 Bab. 45. Sama-sama Menginginkannya
46 Bab. 46. Sosis Kok Makan Sosis
47 Bab. 47. Jane Menantang Bram
48 Bab. 48. Jangan Sakiti Dia
49 Bab. 49. Ben Di Sandera
50 Bab. 50. Ben Vs Brid
51 Bab. 51. Ibu Dan Anak
52 Bab. 52. Rahasia Terbesar
53 Bab. 53. Penyesalan Ben
54 Bab. 54. Aku Minta Maaf
55 Bab. 55. I Love Yau
56 Bab. 56. 12 Bibit Unggul
57 Bab. 57. Hamil
58 Bab. 58. Melahirkan
59 Bab. 59. Happy END
60 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab. 01. Pistol Baja
2
Bab. 02. Masa Kecil Ben 1
3
Bab. 03. Masa Kecil Ben 2
4
Bab. 04. Masa Kecil Ben 3
5
Bab. 05. Bayangan Masa Lalu
6
Bab. 06. Hal Yang Berbeda
7
Bab. 07. Keluarga Almero
8
Bab. 08. Bercocok Tanam Untuk Pertama
9
Bab. 09. Nasi Sudah Menjadi Bubur
10
Bab. 10. Drakula Bergigi Lembut
11
Bab. 11. Lion Vs Bird
12
Bab. 12. Sapu Tangan Hitam
13
Bab. 13. Visual
14
Bab. 14. CEO Cantik
15
Bab. 15. Ketua Mafia Hareudeng
16
Bab. 16. Buah Semangka Kendor
17
Bab. 17. Wanita Itu
18
Bab. 18. Tutup Mulut Akan Mati
19
Bab. 19. Ara Kotor
20
Bab. 20. Tangkap Wanita Itu
21
Bab. 21. Dia, Dia
22
Bab. 22. Menikah
23
Bab. 23. Aku Berkuasa Atas Tubuhmu!
24
Bab. 24. Layani Aku!
25
Bab. 25. Mencangkul, Bercocok Tanam
26
Bab. 26. Kebrutalan Ben Brylee
27
Bab. 27. Tidak Mungkin! Bohong
28
Bab. 28. Menuai Apa Yang Ditabur
29
Bab. 29. Ingin Mengakhiri
30
Bab. 30. Biar Saja Aku Mati
31
Bab. 31. Benarkah Itu Dia?
32
Bab. 32. Pilihan Sulit
33
Bab. 33. Aku Istrinya
34
Bab. 34. Ceraikan Aku!
35
Bab. 35. Tanda Itu
36
Bab. 36. Terluka
37
Bab. 37. Luka Ini Tak Sebanding
38
Bab. 38. Sapu Tangan Pengobat Lara
39
Bab. 39. Obat Perangsang
40
Bab. 40. Keganasan Arabelle
41
Bab. 41. Bertemu Gres
42
Bab. 42. Sandiwara Lexsi
43
Bab. 43. Sang Mafia Seperti Anak Kucing
44
Bab. 44. Apakah Dia Mengidam?
45
Bab. 45. Sama-sama Menginginkannya
46
Bab. 46. Sosis Kok Makan Sosis
47
Bab. 47. Jane Menantang Bram
48
Bab. 48. Jangan Sakiti Dia
49
Bab. 49. Ben Di Sandera
50
Bab. 50. Ben Vs Brid
51
Bab. 51. Ibu Dan Anak
52
Bab. 52. Rahasia Terbesar
53
Bab. 53. Penyesalan Ben
54
Bab. 54. Aku Minta Maaf
55
Bab. 55. I Love Yau
56
Bab. 56. 12 Bibit Unggul
57
Bab. 57. Hamil
58
Bab. 58. Melahirkan
59
Bab. 59. Happy END
60
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!