Dua hari berlalu. Besok adalah jangka waktu yang ditetapkan.
Williams mengusap wajahnya merasa frustasi. Ia tidak mendapat pinjaman, padahal ia sudah menemui beberapa rekan kerjanya dulu tetapi mereka seakan tidak merasa simpatik, yang ada mereka sekarang menilai rendah seorang Williams.
"Mereka seolah tak mengenal diriku lagi," gumam Williams dengan mata terpejam. "Aku harus bagaimana? bagaimana masa depan Brenda dan Ben?" imbuhnya kembali dengan hati tersayat.
Williams saat ini sangat terpuruk, beban pikiran tak sanggup untuk ia pikul.
Brak
Dentuman beberapa koper di lantai membuat Williams tersentak kaget sehingga ia segera membuka mata.
"Gres," ujar Williams sembari menegakkan tubuhnya.
"Aku sudah mengajukan gugatan cerai Wil," cicit Gres disela kehancuran Williams.
Williams membeku, ia tidak begitu terkejut karena lambat laun Gres akan melakukan itu.
Gres berdiri santai sembari memain-mainkan kuku indahnya. "Aku akan pergi. Hak asuh anak-anak kepadamu," imbuhnya kembali.
Sungguh seorang istri atau Ibu yang kejam. Gres sama sekali tak prihatin dengan keadaan mencekam itu.
"Aku tidak bisa hidup menjadi gelandangan, dimana aku taruh harga diriku ini," cecarnya tanpa merasa tindakannya salah.
"Gres apa sedikitpun hatimu itu tak tergerak kepada Brenda maupun Ben? mereka masih membutuhkan sesosok pendamping yaitu Mommy mereka," ujar Williams membentak.
"Turunkan nada suaramu Wil, kau berani membentak? sekarang kau tidak punya apa-apa lagi!"Gres balik membentak, bahkan suaranya lebih meninggi.
" Kau!"
"Apa?"
"Dad, Mom," tiba-tiba suara lirihan di muka tangga menghentikan pertikaian mereka.
Brenda turun dengan kedua kaki gontai. Gadis remaja itu mendengar perdebatan kedua orang tuanya dari awal. Hatinya begitu perih ketika mendengar sang Mommy mengucapkan kata cerai.
"Bagus kau ada di sini Brenda. Mommy dengan Daddy akan bercerai, kau dan Adikmu akan diasuh oleh Daddy kalian," ucap Gres tanpa memperdulikan perasaan Brenda.
Brenda membeku. Hatinya sangat sakit mendengar pernyataan wanita yang telah melahirkannya. Tidak lama bibirnya melengkung dan itu membuat kedua orang dewasa itu mengerutkan kening. "Jika itu keputusan Mommy, Brenda tidak mempersalahkan karena Brenda dan Ben berada dalam hal asuh yang tepat, bukan jatuh kepada seorang wanita yang tidak memiliki hati nurani sama sekali, wanita yang tega meninggalkan keluarganya ditengah badai menghadang, wanita yang tega mengkhianati pernikahannya sendiri demi kebahagiaannya sendiri," ucap Brenda panjang lebar seakan menyindir sang Mommy.
Plak
Tamparan keras melayang di pipi sebelah kiri Brenda. "Anak kurang ajar!" Serunya dengan amarah, bahkan urat-urat di lehernya timbul dengan sangat jelas.
"Brenda atau Mommy yang kurang ajar?" teriak Brenda. Kini saatnya ia menumpahkan rasa kecewanya.
Gres ingin melayangkan tamparan sekali lagi tetapi hal itu tidak dibiarkan Williams. "Lepas Wil, anak tak tau diri ini perlu dikasi pelajaran," teriak Gres sembari menghentakkan tangannya dari cengkraman erat Williams.
"Sekali lagi kau menyentuh tubuh Brenda, akan aku patahkan tanganmu itu Gres. Seharusnya kau yang koreksi diri, siapa dan siapa yang kurang ajar atau tidak tau diri di sini?" bentak Williams sembari mengancam. "Kau bukan?" pungkasnya.
"Daddy dan anak sama saja," cecar Gres tanpa merasa bersalah. "Hmm tidak, kalian tidak memiliki ikatan darah, aku sampai melupakan itu," seru Gres dengan santainya.
Seketika Williams maupun Brenda saling memandang dengan mata melebar.
"Apa maksud dari ucapan kau Gres?" ujar Williams sembari melangkah mendekati Gres.
"Maksud Mommy apa dengan mengatakan hal itu?" timpal Brenda dengan mata berkaca-kaca.
Gres memutar bola matanya sesaat, lalu menghela nafas sejenak. "Wil aku akan kasi tau bahwa Brenda sebenarnya bukan darah dagingmu, dia bukanlah anak kandungmu," terang Gres dengan santainya.
Deg
Mendengar pernyataan Gres membuat Williams langsung mencengkram kedua rahang Gres dengan mata berapi-api. "Jangan omong kosong Gres, jika kau ingin pergi, pergi saja tetapi jangan katakan omong kosong itu!" Bentak Williams semakin mengeratkan cengkraman tersebut.
"Itulah kenyataannya, kau bukanlah Daddy biologis Brenda," lirih Gres sembari menahan sakit.
Plak
Setelah melepaskan cengkraman itu Williams langsung melayangkan tamparan keras di wajah Gres. Selama berumah tangga baru kali ini ia mengotori tangannya.
Gres tersenyum sinis sembari mengusap bekas jari-jari kasar itu tercetak di pipinya. "Jika belum yakin silahkan lakukan tes DNA," ucap Gres dengan sinis.
Williams langsung melemas mendengar pengakuan Gres. Ia ingin sekali apa yang dikatakan Gres adalah sebuah kebohongan tetapi ia tidak bisa menolak dengan kenyataan yang ada.
Williams menyeret kedua kakinya kembali duduk di sofa. Pandangannya jatuh kepada Brenda yang masih berdiri dengan mematung.
"Itu bohong kan Mom? Daddy adalah Daddy Brenda. Katakan jika itu hanya sebuah kebohongan?" teriak Brenda diiringi tangisan.
"Terserah bagaimana kalian menanggapinya tetapi apa yang aku katakan itu adalah kebenarannya," ucap Gres tanpa memperdulikan perasaan keduanya. "Kamu jangan khawatir Brenda, Daddymu sangat menyayangimu seperti anak kandungnya sendiri. Bukankah begitu Wil?" pungkasnya dengan wajah tersenyum dengan bergantian menatap Williams dan Brenda.
"Brenda segera masuk ke kamar," titah Williams, ia ingin berbicara empat mata dengan Gres sebelum wanita itu pergi.
Brenda tak berkutik, ia masih berdiri mematung dengan perasaan tercabik-cabik.
"Brenda!" Peringatan Williams sekali lagi sehingga lamunan Brenda buyar.
"Baik Dad," lirih Brenda dengan wajah tertunduk.
Brenda meninggalkan ruang keluarga dengan perasaan sesak. Ia memilih menenangkan dirinya kedalam kamar.
Williams mendekati Gres dengan tatapan tak bersahabat. Cinta yang dulu kini hanya kebencian di hati dan pancaran mata Williams.
"Kau sungguh wanita licik Gres. Kau menipu keluargaku selama ini," ujar Williams dengan mata tajamnya. "Kau menutupi aib itu dengan menerima lamaranku," imbuhnya Williams.
Gres terdiam dalam arti mengabaikan perkataan Williams.
"Pergi! Pergi!" Teriak Williams sembari menunjuk pintu dengan jari telunjuknya kearah pintu keluar.
Hahaha...
"Kau mengusirku? oke tidak masalah karena besok hal itu juga terjadi kepadamu, bahkan itu sangat memalukan," ucap Gres sembari tertawa seakan mengejek.
"Pergi!" Peringatan dari Williams kembali karena ia sudah sangat muak melihat diri Gres, wanita yang dulu sangat ia cintai.
Gres merapikan dua buah koper. "Selamat menikmati jadi gelandangan Tuan Williams," ejek Gres sembari melangkahkan kakinya meninggalkan rumah selama belasan tahun ditempatinya dengan Williams.
Selepas kepergian Gres membuat Williams mengeram murka di ruang keluarga.
Di halaman rumah Gres menghentikan langkahnya karena sosok Ben yang menghalangi langkahnya.
"Minggir Ben," bentak Gres tanpa merasa sedih meninggalkan Ben.
"Bagus anda keluar dari rumah ini," ucap Ben sangat berani.
Plak
"Dasar anak kurang ajar," seru Gres sembari melayangkan tamparan di wajah kecil Ben.
"Aku kurang ajar karena belajar dari anda," sahut Ben sungguh sangat berani.
"Kau!"
"Apa?"
"Jangan pernah mencari Mommy lagi. Mommy akan menikah dengan kekasih Mommy," ucap Gres dengan santainya kepada Ben.
Mendengar hal itu membuat darah Ben seakan mendidih. Walau di usia 9 tahun tetapi ia cukup paham dengan apa yang Gres katakan.
"Aku tak memiliki seorang Mommy, jadi untuk apa dan apa keuntunganku mencari anda? anda adalah seorang wanita egois serta tak miliki hati nurani pada umumnya. Bahagia selagi langit dan bumi berpihak kepada anda, jika kedua benda itu sudah bosan maka berlapang dada menerimanya," cicit Ben panjang lebar.
"Anak kecil sok tau. Pikirkan saja besok bagaimana nasib kalian," ucap Gres lalu berjalan meninggalkan Ben yang tetap berdiri mematung.
"Anda yang mengajariku untuk berbuat kasar. Tunggu balas dendam dariku," gumam Ben sembari memandangi mobil yang mulai meluncur, meninggalkan rumah yang sebentar lagi mereka tinggalkan.
Ben masuk kedalam rumah dengan kedua kaki melemah.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ
dia tak pantas di sebut momy... yang ada dia bagaikan iblis yang menyerupai seorang ibu 🤧🤧🤧🤧tak ada rasa kasih dan empati pada anak dan juga suami
2023-01-27
2
Audrey Chanel
kalau ada aku tak pites gres ya
2022-12-01
1
adning iza
bner² istri dn emak iblis
2022-10-08
0