Bab. 05. Bayangan Masa Lalu

"Bram apa kau sudah menemukan orang yang selama ini aku cari?" ujar Ben kepada kaki tangannya yaitu Bram.

"Belum bos, sepertinya sengaja ditutupi," terang Bram karena sangat sulit mengorek orang yang selama ini dicari oleh Ben.

"Lebih perketat lagi," pungkas Ben.

"Baik bos!" Setelah perbincangan mereka usai Ben masuk kedalam kamar yang bernuansa serta hitam itu.

Ben berdiri di depan cermin besar. Seketika pandangannya berpusat di bekas luka tepat diujung keningnya.

"Dimana aku harus mencarimu wanita brengse*," ujar Ben dengan mata memerah sembari mengusap bekas luka itu yang tertutup oleh rambut panjangnya.

Ben beringsut mendaratkan bokongnya di atas kasur. Ingatan dimana Daddy serta Kakaknya meregang nyawa.

🍁🍁🍁

"Ben, Daddy dimana?" tanya Brenda.

"Ben juga baru pulang dari rumah Bibi Rut Kak Brenda," sahut Ben karena ia juga tidak tau.

"Atau jangan-jangan Daddy pergi ke kantor," tebak Brenda.

"Tidak mungkin Kak Brenda, bukankah kantor sudah di segel?" ucap Ben.

Brenda terdiam sesaat. "Ikut Kakak," ucap Brenda langsung menarik tangan Ben, ia membawa Ben ke kantor milik Williams dulu dan kini milik orang lain.

Dengan tidak menolak Ben mengikuti Brenda. Mereka menggunakan sepeda untuk menempuh perjalanan yang memakan waktu 20 menit itu. Tanpa merasa lelah keduanya tetap semangat mengayuh sepeda masing-masing.

Tiba di depan kantor dari kejauhan mereka melihat sosok yang dicari sedang cekcok dengan beberapa orang. Dengan rasa khawatir Brenda maupun Ben segera mendekati Williams.

"Dad," panggil mereka secara bersamaan.

"Kenapa kalian ke sini?" ujar Williams tidak menyangka jika kedua buah hatinya akan menyusul dirinya.

Tiga orang itu mengalihkan pandangan mereka kepada Brenda maupun Ben.

"Serahkan bukti itu Williams," bentak salah satu pria yang tidak asing bagi Brenda maupun Ben.

"Tidak semudah itu Brid, kau sudah merampas apa yang telah menjadi milikku. Akibat niat jahatmu itu hidup kami beberapa bulan ini sangat menderita," ujar Williams.

"Jangan paksa aku untuk melakukan tindakan kasar Williams!" Bentaknya kembali.

Williams lalu menoleh kepada Brenda dan Ben. "Kalian pulang sekarang juga, ayo pulang sana," titah Williams memaksa kedua buah hatinya segera meninggalkan tempat itu karena merasa tidak aman.

Brenda maupun Ben saling memandang dan tetap berdiri di belakang Williams.

"Serahkan Wil atau kepalamu pecah sekarang juga!"

Deg

Mereka sontak kaget dengan todongan pistol di kepala Williams.

"Daddy," teriak Brenda maupun Ben dengan kedua kaki bergetar.

"Serahkan sekarang juga atau anak-anakmu juga akan aku penggal?" ujar Brid tidak main-main.

"Pergi kalian Nak, pergi!" Titah Williams.

Brenda terpaksa menarik tangan Ben tetapi langkah mereka terhenti ketika dus pria menghadang mereka. "Kalian mau kemana? kalian sudah masuk perangkap," ujar salah satu pria itu sehingga membuat Brenda ketakutan tetapi beda halnya dengan Ben, bocah laki-laki itu tak merasa takut sama sekali.

"Lepaskan Kakakku," ujar Ben tak gentar.

"Kau punya nyali besar juga bocah ingusan," ejek mereka kepada Ben.

Kedua pria itu membawa Brenda dan Ben masuk kedalam kantor yang sudah disegel dengan cara paksa, dan bahkan sekali-kali memukul Ben karena bocah itu melawan.

"Jangan sakiti mereka. Mereka tidak tau apa-apa," teriak Williams. Ada perasaan menyesal karena dari awal ia tidak menyerahkan bukti kecurangan atau tindakan Brid yang ia temukan.

"Jika dari awal kau menyerahkan bukti itu maka anak-anakmu tidak akan ikut mati bersamamu Wil," ujar Brid sembari menuntun Williams ikut masuk kedalam.

Didalam mereka bertiga ditodong oleh pistol.

"Lepaskan mereka, maka aku akan menyerahkan bukti itu Brid. Lepaskan mereka," teriak Williams menyerukan agar Brenda maupun Ben dilepaskan.

"Serahkan dulu bukti itu," seru Brid.

Williams merogoh ****** ******** karena ia menyimpan bukti rekaman itu di sana.

"Jangan Dad jangan," seru Ben melarang Williams memberikan bukti satu-satunya yang mereka punya.

Buk

Seketika mulut Ben dibungkam dengan pukulan anak buah Brid.

"Ben," lirih Brenda sembari menangis mendapati ujung bibir Ben mengeluarkan darah.

"Ambil ini dan lepaskan mereka," pungkas Williams sembari menyerahkan flashdisk kepada Brid.

Dengan segera Bird merebut benda tersebut dari tangan Williams. "Tembak mereka semua," titah Bird tak ada ampun.

Deg

Mendengar pernyataan Brid tentu saja membuat mereka membelalakkan mata.

"Bos gadis ini sangat cantik serta memiliki tvbvh aduhai," ujar pria dengan wajah menyeramkan.

"Terserah kalian ingin memperlakukan gadis itu," ujar Brid tanpa peduli.

"Jangan sakiti mereka, bunuh saja aku tetapi tolong lepaskan mereka," seru Williams.

Brid tersenyum menyeringai mendengar seorang Williams memohon.

"Kau telah merebut Gres darimu Wil, dan sekarang pembalasanku. Kau merebut wanita yang menjadi calon tunanganku," ujar Brid.

"Aku tidak pernah merebut Gres dari siapapun Brid, kau sendiri yang meninggalkan dia," balas Williams dengan sengit tidak Terima dengan tuduhan itu.

"Ucapkan selamat tinggal kepada putra putrimu Wil sebelum mereka menyusul ke alam baka," ujar Brid tidak main-main bahkan pistol itu ingin dibidik.

Brenda maupun Ben menggelengkan kepala, berusaha melepaskan diri dari kedua pria yang memegang mereka.

Dor dor dor

Tiga tembakan menebus kepala, dada serta perut Williams.

"Daddy....." teriak Brenda dan Ben bersamaan sembari memberontak. Keduanya berhasil terlepas dan mereka berlari memeluk tubuh Williams yang sudah tak bernyawa. "Daddy hiks... hiks...." tangis keduanya semakin keras, memenuhi ruangan itu.

"Akhirnya aku berhasil melenyapkan kau Williams," ujar Brid dengan senyuman menyeringai.

Ben menatap Brid dengan mata berapi-api. Rahangnya mengeras menahan amarah. Ia perhatikan lekat-lekat wajah bringas Brid.

"Urus mereka dan lenyapkan secepatnya," titah Brid lalu berlalu meninggalkan tempat berdarah itu.

"Tunggu pembalasanku," batin Ben.

Brenda maupun Ben kembali di pegang, bahkan mereka diikat.

"Lepas," mohon Brenda.

"Aku duluan atau kau?" bisik salah satu anak buah Brid.

"Aku," sahutnya.

Pria itu memulai aksinya. Semua pakaian yang dikenakan Brenda sudah terlepas.

"Jangan, jangan....." teriak Brenda sembari menghindari jari-jemari kasar itu yang merayangi setiap jengkal tvbvhnya.

Ben mengeram, tetapi ia tidak bisa melakukan apapun. Kedua pria itu melakukan hal yang menjijikan dihadapannya. Tangisan atau teriakan Brenda sama sekali tidak menghentikan perbuatan mereka. Silih berganti mereka menikmati kesucian Brenda.

Brenda menoleh kepada Ben dengan berurai air mata. Ben ingin sekali membunuh kedua pria yang sedang bersenang-senang itu tetapi kekuatannya tidak sebanding.

"Ben," lirih Brenda hanya bisa komat kamit sebelum akhirnya menutup mata.

"Bro sepertinya dia pingsan," ujar pria yang sudah menikmati tvbvh Brenda.

"Bro darah," ujar pria yang menghentikan aktivitasnya. "Dia pendarahan bro," imbuhnya kembali.

Mereka berusaha menepuk wajah pucat Brenda tetapi tidak menyadarkan Brenda. Mereka memeriksa nadi serta detak jantung Brenda.

"Dia sudah mati," seru mereka secara bersamaan.

Deg

Ben membulatkan mata sembari memberontak kuat. "Kakak....." teriak Ben dengan menangis.

"Sekarang giliran bocah ingusan itu," mereka mengalihkan perhatian kepada Ben. "Kau yang tembak atau aku?"

Dor

Satu tembakan menembus sisi kiri perut Ben.

Aaaak....

Teriak Ben dan seketika tidak sadarkan diri.

Jasad ketiganya mereka bawa masuk kedalam mobil. Mereka membawa mobil itu keluar kota dengan jalur perjalanan penuh dengan hutan belantara.

Tanpa mereka sadari Ben masih hidup karena peluru itu hanya melukai sedikit kulitnya. Tetapi Ben hanya berpura-pura mati.

Jasad mereka dibuang begitu saja di lobang yang tidak begitu dalam. Setelah melakukan itu kedua pria itu kembali ke mobil.

Mengetahui keadaan aman Ben segera bangun lalu memeluk jasad Williams dan Brenda. Ben menangis melihat kedua orang yang sangat ia sayangi berakhir dengan tragis, terlebih lagi Brenda.

"Aku akan balas dendam atas kematian kalian Dad. Aku berjanji akan membuat wanita atau keluarga mereka seperti yang kalian rasakan," ujar Ben.

Dari sanalah Ben tidak sengaja bertemu dengan ketua begal. Ketua begal serta anak buahnya lah yang mengubur jasad Williams dan Brenda.

🍁🍁🍁

Aaak....

Ben mengeram setelah mengingat masa menyakitkan itu. Ia bahkan meninju cermin itu sehingga membuat buku-buku tangannya mengeluarkan darah segar.

"Kau akan menerima atas perbuatanmu Brid. Di manapun kau berada aku akan mencari kau," ujar Ben dengan mata memerah.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Diana Silaen

Diana Silaen

cepat balas kematian kakamu Ben

2024-07-14

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ya tuhan,, Brenda mati karena diperkosa 😫😫😫😫😫😫😫😭😭😭😭

2023-07-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

😱😱😱😱😩😩😩😩Sialan Bird 😡😡😡😡😡

2023-07-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 01. Pistol Baja
2 Bab. 02. Masa Kecil Ben 1
3 Bab. 03. Masa Kecil Ben 2
4 Bab. 04. Masa Kecil Ben 3
5 Bab. 05. Bayangan Masa Lalu
6 Bab. 06. Hal Yang Berbeda
7 Bab. 07. Keluarga Almero
8 Bab. 08. Bercocok Tanam Untuk Pertama
9 Bab. 09. Nasi Sudah Menjadi Bubur
10 Bab. 10. Drakula Bergigi Lembut
11 Bab. 11. Lion Vs Bird
12 Bab. 12. Sapu Tangan Hitam
13 Bab. 13. Visual
14 Bab. 14. CEO Cantik
15 Bab. 15. Ketua Mafia Hareudeng
16 Bab. 16. Buah Semangka Kendor
17 Bab. 17. Wanita Itu
18 Bab. 18. Tutup Mulut Akan Mati
19 Bab. 19. Ara Kotor
20 Bab. 20. Tangkap Wanita Itu
21 Bab. 21. Dia, Dia
22 Bab. 22. Menikah
23 Bab. 23. Aku Berkuasa Atas Tubuhmu!
24 Bab. 24. Layani Aku!
25 Bab. 25. Mencangkul, Bercocok Tanam
26 Bab. 26. Kebrutalan Ben Brylee
27 Bab. 27. Tidak Mungkin! Bohong
28 Bab. 28. Menuai Apa Yang Ditabur
29 Bab. 29. Ingin Mengakhiri
30 Bab. 30. Biar Saja Aku Mati
31 Bab. 31. Benarkah Itu Dia?
32 Bab. 32. Pilihan Sulit
33 Bab. 33. Aku Istrinya
34 Bab. 34. Ceraikan Aku!
35 Bab. 35. Tanda Itu
36 Bab. 36. Terluka
37 Bab. 37. Luka Ini Tak Sebanding
38 Bab. 38. Sapu Tangan Pengobat Lara
39 Bab. 39. Obat Perangsang
40 Bab. 40. Keganasan Arabelle
41 Bab. 41. Bertemu Gres
42 Bab. 42. Sandiwara Lexsi
43 Bab. 43. Sang Mafia Seperti Anak Kucing
44 Bab. 44. Apakah Dia Mengidam?
45 Bab. 45. Sama-sama Menginginkannya
46 Bab. 46. Sosis Kok Makan Sosis
47 Bab. 47. Jane Menantang Bram
48 Bab. 48. Jangan Sakiti Dia
49 Bab. 49. Ben Di Sandera
50 Bab. 50. Ben Vs Brid
51 Bab. 51. Ibu Dan Anak
52 Bab. 52. Rahasia Terbesar
53 Bab. 53. Penyesalan Ben
54 Bab. 54. Aku Minta Maaf
55 Bab. 55. I Love Yau
56 Bab. 56. 12 Bibit Unggul
57 Bab. 57. Hamil
58 Bab. 58. Melahirkan
59 Bab. 59. Happy END
60 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab. 01. Pistol Baja
2
Bab. 02. Masa Kecil Ben 1
3
Bab. 03. Masa Kecil Ben 2
4
Bab. 04. Masa Kecil Ben 3
5
Bab. 05. Bayangan Masa Lalu
6
Bab. 06. Hal Yang Berbeda
7
Bab. 07. Keluarga Almero
8
Bab. 08. Bercocok Tanam Untuk Pertama
9
Bab. 09. Nasi Sudah Menjadi Bubur
10
Bab. 10. Drakula Bergigi Lembut
11
Bab. 11. Lion Vs Bird
12
Bab. 12. Sapu Tangan Hitam
13
Bab. 13. Visual
14
Bab. 14. CEO Cantik
15
Bab. 15. Ketua Mafia Hareudeng
16
Bab. 16. Buah Semangka Kendor
17
Bab. 17. Wanita Itu
18
Bab. 18. Tutup Mulut Akan Mati
19
Bab. 19. Ara Kotor
20
Bab. 20. Tangkap Wanita Itu
21
Bab. 21. Dia, Dia
22
Bab. 22. Menikah
23
Bab. 23. Aku Berkuasa Atas Tubuhmu!
24
Bab. 24. Layani Aku!
25
Bab. 25. Mencangkul, Bercocok Tanam
26
Bab. 26. Kebrutalan Ben Brylee
27
Bab. 27. Tidak Mungkin! Bohong
28
Bab. 28. Menuai Apa Yang Ditabur
29
Bab. 29. Ingin Mengakhiri
30
Bab. 30. Biar Saja Aku Mati
31
Bab. 31. Benarkah Itu Dia?
32
Bab. 32. Pilihan Sulit
33
Bab. 33. Aku Istrinya
34
Bab. 34. Ceraikan Aku!
35
Bab. 35. Tanda Itu
36
Bab. 36. Terluka
37
Bab. 37. Luka Ini Tak Sebanding
38
Bab. 38. Sapu Tangan Pengobat Lara
39
Bab. 39. Obat Perangsang
40
Bab. 40. Keganasan Arabelle
41
Bab. 41. Bertemu Gres
42
Bab. 42. Sandiwara Lexsi
43
Bab. 43. Sang Mafia Seperti Anak Kucing
44
Bab. 44. Apakah Dia Mengidam?
45
Bab. 45. Sama-sama Menginginkannya
46
Bab. 46. Sosis Kok Makan Sosis
47
Bab. 47. Jane Menantang Bram
48
Bab. 48. Jangan Sakiti Dia
49
Bab. 49. Ben Di Sandera
50
Bab. 50. Ben Vs Brid
51
Bab. 51. Ibu Dan Anak
52
Bab. 52. Rahasia Terbesar
53
Bab. 53. Penyesalan Ben
54
Bab. 54. Aku Minta Maaf
55
Bab. 55. I Love Yau
56
Bab. 56. 12 Bibit Unggul
57
Bab. 57. Hamil
58
Bab. 58. Melahirkan
59
Bab. 59. Happy END
60
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!