🔥🔥🔥
Di sebuah cafe Bram sudah tiba 10 menit yang lalu. Sedangkan klien yang ingin bertemu dengannya belum juga datang.
"Mereka yang ingin bertemu kenapa aku yang harus menunggu. Menunggu adalah hal yang sangat membosankan. Sedangkan bos saat ini sedang *** *** mengerang di atas kasur," gumam Bram dengan wajah muram.
Ting
Notifikasi ponselnya masuk pesan. Seketika bibirnya melengkung menatap layar ponsel itu, dimana itu adalah video singkat dari wanita kesannya dengan penampilan vulgar.
"Cepatlah! Aku sudah tidak sabar," umpat Bram. Video singkat itu membuat jiwa di bawah sana meronta-ronta.
Bram adalah mafia 11 12 dengan Ben. Mereka pria gila se x. Cuma perbedaan mereka ada yaitu Baram menghujamkan pistol baja tepat di sasarannya, tentunya mengenakan pengaman sedangkan Ben membidik pistol baja miliknya didalam rongga mulut lawan mainnya.
Ssst
Bram mengeram sungguh tak tahan lagi. Ia lalu menyedot jus dingin sampai setengahnya, ingin menyegarkan otaknya kembali. Ia tidak ingin klien menyadari dirinya.
"Selamat siang Tuan," sapa seseorang menghampiri Bram. Bram kaget karena sejak tadi tidak fokus. Bahkan is tidak menyadari dua wanita sudah berdiri di hadapannya yang dibatasi meja tempatnya duduk.
Bram mengangkat kepalanya.
Deg
Tatapannya terhenti kepada wanita berparas cantik tengah tersenyum manis. Bram bahkan engan untuk berkedip saking terpesonanya.
Hmm
"Salam kenal Tuan. Kami klien dari perusahaan ALMERO GRUOP," ucap wanita berkaca mata sembari mengulurkan tangan.
"Iya saya asisten dari perusahaan B. B GROUP," ujar Bram menjabat tangan Jane.
"Saya Jane asisten dan ini Nona Almero yang menjadi CEO di perusahaan kami," terang Jane memperkenalkan Arabelle.
Bram kembali menatap Arabelle yang tengah mengulurkan tangan masih dengan tersenyum.
"Selamat siang Nona, saya Bramham," ucap Bram menjabat tangan Arabelle.
"Selamat siang juga Tuan Bram," balas Arabelle.
Hmm
Sekali lagi Jane sengaja berdehem karena Bram seakan betah menggenggam tangan Arabelle.
Seketika Bram menjadi salah tingkah sehingga membuatnya kikuk.
"Silahkan duduk Nona," titah Bram mempersilahkan Arabelle dan Jane. "Nona berdua ingin pesan apa?" tanya Bram.
"Samakan saja," ucap Jane mewakili setelah memperhatikan daftar menu. Mereka hanya pesan minuman saja karena kebetulan tadi sudah makan siang.
Ketiga mengambil alih duduk di sofa masing-masing, yang pastinya menghadap Bram.
"Maaf membuat menunggu," ucap Arabelle begitu lembut di telinga Bram. Bahkan suara lembut itu berhasil menebarkan hatinya.
"Tidak masalah Nona, saya juga baru tiba," bohong Bram padahal tadi ia sempat mengumpat atas keterlambatan mereka. "Tidak masalah asalkan yang aku temui adalah wanita cantik seperti Nona," batin Bram dengan menyunggingkan senyuman.
Mereka memulai membicarakan pembahasan yang disepakati. Jane menjelaskan lebih detailnya sedangkan Arabelle membenarkan apa yang dijelaskan Jane. Lain halnya dengan Bram, sejak tadi ia tidak terlalu fokus dengan apa yang dijelaskan Jane tetapi perhatiannya tidak lepas dari Arabelle.
"Sungguh luar biasa," ucap Bram tiba-tiba sehingga membuat Arabelle maupun Jane saling memandang. Bahkan Jane menghentikan penjelasannya sejenak karena ucapan Bram yang tiba-tiba mencela dengan ucapan uang tidak nyambung bagi mereka.
Seakan tersadar Bram berdehem untuk mengendalikan dirinya yang salah tingkah. Kapan sekarang anak buah mafia menjadi bodoh begini. Itulah yang di kutuk Bram kepada dirinya sendiri.
Jane kembali menjelaskan sampai akhir.
"Sejauh ini apa anda mengerti?" Arabelle melayangkan pertanyaan kepada Bram dengan tatapan serius.
"Saya paham Nona tetapi saya tidak dapat memutuskan pengajuan kerja sama ini dengan sepihak. Kebetulan atasan saya tidak bisa menghadiri pertemuan ini, dengan itu saya harus menyerahkan berkas penjelasan pertemuan kita hari ini," terang Bram dengan berwibawa. Ia melupakan sejenak mata keranjangnya itu untuk masalah yang serius, jika tidak siap-siaplah menjadi bahan kemurkaan Ben.
Arabelle maupun Jane mengangguk. "Berarti kita akan bertemu lagi?" ucap Jane.
Bram mengangguk karena itu yang ingin ia mau, bahkan jika bisa setiap hari mereka bertemu. Khususnya bertemu dengan Arabelle.
"Jika sudah pasti akan saya kabarkan kapan pertemuan kemabli," ujar Bram sembari menutup pena yang ada di tangannya.
"Baiklah. Jika tidak ada lagi kami akan permisi Tuan Bram," ucap Jane tidak ingin berlama-lama karena a masih banyak pekerjaan di kantor.
Bram mengangguk dan ikut berdiri. Berjabat tangan kembali. Setelah kepergian Arabelle dan Jane, Bram kembali duduk dengan kepala menggeleng sembari mengingat wajah cantik Arabelle.
Bahkan Bram tidak memikirkan tentang video hot singkat tadi. Kehadiran Arabelle yang sementara berhasil mencuri perhatian Bram.
"Aku tidak pernah tahu jika putri dari pemilik ALMERO GROUP secantik dan semanis itu. Bahkan bodynya aduhai," gumam Bram masih membayangkan senyuman manis serta lekuk tubuh Arabelle.
Drrtt
Ponselnya bergetar sehingga menyadarkan khayalannya. Dengan gerak perlahan Bram merai ponsel yang ia letakan di meja sofa. Matanya menyipit melihat nomor si penelepon.
Bram tidak berniat untuk menjawab panggilan itu.
Ting
Notifikasi pesan kembali menganggu khayalan Bram. Dengan menggertakkan gigi Bram terpaksa meraih ponsel itu kembali.
["Honey aku sudah menunggu di ran jangmu."]
Itulah pesan dari wanita yang mengirim video singkat tadi.
"Baiklah aku harus menyegarkan otak kotorku ini, anggap saja Sasha adalah Nona Almero," gumam Bram dengan otak kotornya.
🔥🔥🔥
Dalam perjalanan menuju kantor Arabelle banyak diam. Sejak tadi Jane berbicara yang topiknya mengarah ke Bram.
"Apa Nona tidak menyadari tatapan pria mata keranjang tadi? sejak pertama kita tiba, mata nakal itu tak berkedip melihat Nona," ucap Jane mengingat kelakuan Bram. "Membuat saya ingin mencolok biji matanya Nona," umpat Jane ikut kesal.
Hahaha.....
Arabelle terkekeh mendengar ucapan lucu Jane. "Kamu lucu Jane, apa kamu benar-benar berani melakukan itu? hmm jangan sampai hal itu terjadi Jane, kita belum me jalin kerja sama," papar Arabelle masih terkekeh.
"Habis saya muak jadinya Nona," celoteh Jane tetap fokus menyetir.
"Jangan mengatakan itu Jane, kadang benci jadi cinta loh," ucap Arabelle. Arabelle menyipitkan mata. "Hmm jika di lihat-lihat sepertinya kalian cocok," goda Arabelle sembari mengedipkan salah satu matanya.
"Amit-amit cabang bayi Nona. Pria mata keranjang tadi bukan tipe saya," tolak Jane dengan mentah-mentah.
Arabelle mengerutkan dahi. "Dari mana kamu tahu bahwa dia mata keranjang Jane?" pancing Arabelle.
"Dari cara ia menatap Nona, seakan ingin menelan Nona hidup-hidup," sahut Jane.
"Hmm berarti kamu juga memperhatikannya dengan seksama," pungkas Arabelle. Jane tersedak karena ucapannya bumerang bagi dirinya sendiri.
Huh.....
Jane menarik nafas lalu tidak ingin melanjutkan umpatannya kepada Bram.
"Ada yang salah Jane? kenapa diam?" goda Arabelle yang sebenar ia tahu jika Jane salah berbicara. Ia hanya ingin menggodanya saja, anggap saja candaan agar perjalanan tak terasa lama.
"Tidak Nona, jadi hilang mood saja," sahut Jane, wanita berkaca mata dengan tubuh molek tetapi kemolekan tubuhnya ditutupi oleh setelan baju kerja yang sedikit kebesaran sehingga tak menampakan lekuk tubuh aduhainya.
"Amit-amit deh, aku sudah hafal tipe-tipe pria semacam itu. Penjahat kelamin," batin Jane bergidik sendiri.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Audrey Chanel
jane nanti kamu suka loh sama si penjahaf kelamin nya
2022-12-02
1
Ristaulina Damanik
Bram mata keranjang
2022-10-19
0
adning iza
jdohy bram kah
2022-10-09
0