Bab16

"Nah, sepertinya kamu sudah mengerti. Sekarang kamu kerjasama soal yang ini dulu!" ucap Renata, setelah dirinya selesai menerangkan pelajaran yang dirasa Nathan sulit.

"Baiklah!" jawab Nathan singkat.

Di saat Nathan sibuk mengerjakan soal yang diberikan olehnya, Renata mengedarkan pandangannya ke segala penjuru apartemen.

"Dimana nih tuan rumah? masa tamu tidak dikasih minum? cuap-cuap begini dari tadi dikira tenggorokan nggak kering apa?" teriak Renata dengan menyelipkan sebuah sindiran. Sebenarnya gadis itu menyindir Nicholas, tapi yang merasa Nathan.

Nathan sontak berdiri hendak mengambilkan minuman pada Renata.

"Eh, kamu mau kemana?" cegah Renata.

"Mau ngambil minum. Bukannya tadi kamu mau minta minum?" ucap Nathan.

"Aku minta sama tuan rumah bukan sama kamu. Kamu kan bukan tuan rumah. Yang tuan rumah kan ono," Renata menunjuk ke arah Nicholas menggunakan bibirnya.

"Selama Nathan ada di sini, itu berarti dia juga tuan rumah," Nicholas menimpali ucapan Renata.

"Tapi, yang tuan rumah asli kan Kakak," Renata tidak mau kalah.

"Kalau kamu mau minum,ambil sendiri ke dapurnya. Kalau Nathan masih mengambilkan minuman untukmu, habis waktu. Tapi, kalau kamu tetap tidak mau ambil sendiri, tahan-tahan aja kehausan," ucap Nicholas, lugas dan santai tanpa menoleh ke arah Renata.

Nathan kembali berdecak sembari menggelengkan kepalanya. Dia menggaruk-garuk kepala karena jengah dengan perdebatan Nicholas dan Renata.

"Gak pa-pa untuk mempersingkat waktu, biar aku yang ambil minumnya," Nathan hendak melangkah menuju dapur, tapi langsung dicegah oleh Renata.

"Kamu di sini aja! buat aku ambil sendiri. Kamu lanjutkan saja menyelesaikan soalnya," ucap Renata sembari berdiri dan melangkah menuju dapur.

Sementara itu, Nathan mengembuskan napasnya dan kembali duduk untuk menyelesaikan soal

soal yang ada di buku.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Apa kamu menemukan minumnya?" tanya Nicholas yang memutuskan bahwa menyusul Renata ke dapur.

Renata yang awalnya fokus untuk mengambil gelas, seketika terkejut mendengar suara pria yang muncul tiba-tiba.

"Bukannya tadi, Kakak masih di ruang tamu? kenapa sudah ada di sini? Kakak ngagetin aja! coba kalau tadi aku punya penyakit jantung, bisa mati karena kaget," protes Renata sembari menggerutu.

"Hahahaha, maaf! aku hanya khawatir kamu tidak menemukan air minum," jawab Nicholas asal, di sela-sela tawanya.

"Aku nggak buta dan tidak bodoh, Kak. Aku masih bisa melihat dan tahu yang mana dispenser," cetus Renata kesal, dan lagi-lagi membuat Nicholas tertawa. Entah kenapa pria itu sangat senang melihat wajah kesal gadis berkacamata itu.

"Oh iya, ya. Aku lupa! mata kamu kan sudah ada empat. Kan nggak mungkin nggak bisa lihat," ledek Nicholas lagi, membuat bibir Renata semakin maju ke depan.

"Sebenarnya aku ke sini mau bertanya sedikit tentang Nathan. Sebenarnya dia di sekolah itu gimana sih? aku cuma penasaran, karena pertama kali melihatnya, mukanya selalu murung, seperti memiliki beban yang berat," tanya Nicholas mencoba untuk mengorek informasi dari gadis SMA itu. Sebenarnya Rehan papanya, meminta dia untuk menyelidiki siapa Nathan. Karena papanya itu curiga, kalau Nathan merupakan bagian masa lalu Naura istrinya.

"Kakak salah orang, untuk menanyakan tentang dia padaku. Soalnya aku dan dia selama ini tidak terlalu dekat. Baru hari ini aku dan dia akur. Kalau mau bertanya tentang dia, sebaiknya Kakak tanya pada dua sahabatnya di sekolah, namanya Bastian dan Dava. Aku yakin mereka pasti tahu mengenai Nathan," jawab Renata, sembari menekan tombol biru di dispenser untuk mengambil air minum yang sempat tertunda tadi.

"Oh, begitu? bukan maksudku ingin ikut campur urusan dan masalahnya, tapi aku benar-benar penasaran karena aku merasa kalau dia seperti menyimpan sesuatu dan tidak ingin ada orang lain yang tahu,"

Renata mengembuskan napasnya dan mencuci gelas bekas minumnya ke wastafel.

"Yang aku tahu dan aku lihat tadi di sekolah, dia selalu direndahkan oleh kakak dan mamanya. Dia dikatain bodoh, dan diragukan. Karena itu, Nathan keluar dari rumah mereka dan berjanji akan membuktikan kalau dia bisa sukses di luar dan tidak bergantung pada kakaknya itu. Itu aja sih. Selainnya aku sama sekali tidak tahu," jelas Renata jujur.

"Oh, seperti itu? terima kasih, ya Culun!" ucap Nicholas sembari mengacak-acak rambut Renata. Mode serius Nicholas berubah kembali ke mode awal, yaitu meledek Renata.

Sebelum diamuk oleh gadis itu Nicholas secepat kilat langsung berlari kembali ke ruang tamu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Wah, ternyata daya tangkap kamu cepat, Nath. Tapi, kenapa selama ini kamu terkesan lambat?"ujar Renata yang kagum melihat hasil belajar Nathan dalam mengerjakan soal, yang benar seratus persen.

Nathan tidak menjawab. Pemuda itu,hanya cukup tersenyum tipis, bahkan hampir tidak terlihat.

"Jadi, itu benar semua?" tanya Nathan memastikan dan Renata mengangguk, mengiyakan.

"Ternyata kamu tidak bodoh seperti yang mereka katakan. Kamu hanya__"

"Sudah jangan diteruskan!" potong Nathan dengan cepat dengan ekor mata yang melirik ke arah Nicholas.

Di saat bersamaan, tiba-tiba ponsel Renata berbunyi. Gadis itu dengan cepat melihat siapa yang sedang meneleponnya.

"Stttt!" Renata menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya sebagai isyarat agar dua laki-laki yang ada di ruangan itu tidak bersuara.

"Siapa?" bukan Nathan yang bertanya, melainkan Nicholas.

"Papaku. Diam ya, jangan berisik!" Nathan dan mengangguk kecil, sementara Nicholas mengangguk, tapi dengan ekspresi bingung.

"Papanya yang telepon,tapi kenapa kami tidak boleh bersuara?" bisik Nicholas dalam hati.

"Halo, Pa!"

"Kamu di mana? sudah jam segini kenapa belum ada di rumah?" tanya papanya Renata dari ujung sana.

"Aku lagi belajar,Pa!" jawab Renata.

"Belajar dimana? papa tadi telepon Tania, katanya kamu tidak ada bersama dia. Kamu belajar sama siapa?" terdengar nada curiga dari suara papanya Renata.

"Emm,aku belajar di toko buku, Pa," Renata terdengar gugup.

"Oh, ya udah. Jam berapa pulang?"

"Ini mau pulang kok, Pa!"

"Ya udah, hati-hati di jalan!" pembicaraan langsung berhenti setelah panggilan diputuskan oleh papanya Renata.

"Kenapa kamu bohong? jangan bilang kalau kalian berdua pacaran, tapi backstreet," tukas Nicholas dengan alis yang sedikit naik ke atas, curiga.

"Tidak sama sekali! kami murni ...." Renata menggantung ucapannya, karena handphonenya berbunyi lagi. Wanita itu seketika menjawab t

panggilan yang ternyata dari Tania.

"Ren, kamu dimana? papa kamu tadi meneleponku, katanya kamu belum ada di rumah. Kamu ada di mana sih?"

"Aku lagi di toko buku," jawab Renata, malas.

"Toko buku? ngapain?"

"Lagi belajar, Tan." jawab Renata kembali.

"Hmm, kamu bilang kamu di toko buku, tapi kenapa kamu suara kamu, bisa sekeras ini menjawab teleponnya? bukannya kalau di toko buku itu suara harus pelan ya?" Tania terdengar seperti curiga.

Raut wajah Renata seketika berubah panik.

"Sekarang aku sudah keluar dari toko buku, Tan, karena aku sudah mau pulang. Udah dulu ya!" ucap Renata, langsung memutuskan panggilan begitu Tania mengiyakan di ujung sana.

"Aku harus pulang sekarang! besok kita lanjut lagi belajarnya," Renata dengan sigap langsung merapikan buku-bukunya, dan memasukkan ke dalam tasnya.

"Kenapa kamu terlihat panik sih? apa dugaanku tadi benar? kalau kalian ini sebenarnya pacaran?" Nicholas kembali bertanya. Bukannya cemburu, tapi Nicholas merasa harus waspada. Dia tidak mau kalau nantinya dia tidak ada di apartemen, kedua sejoli yang masih remaja itu, melakukan perbuatan yang tidak-tidak di dalam apartemennya.

Renata menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya kembali ke udara. Mau tidak mau, akhirnya gadis itu menceritakan alasan kenapa dia tidak ingin ada yang tahu tentang apa yang dia lakukan dengan Nathan dan tentang rencananya untuk membalas perbuatan pacar dan sahabat yang sudah membohonginya.

"Oh, begitu?" akhirnya Nicholas mengerti.

"Apa kamu perlu diantar pulang?" Nathan buka suara setelah cukup lama diam.

"Tidak perlu! supir kan sudah menunggu ... aduh supirku! jangan sampai papa menelepon supir dan bertanya di mana aku sebenarnya." Renata seketika panik teringat dengan supir yang dari tadi menunggunya di bawah. Gadis langsung meraih tasnya dan berlari keluar tanpa pamit lagi.

Tbc

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

taburan komen, like dan 🌹 kudaratkan sampai sini dulu ya 😍

2022-05-29

0

Maryani

Maryani

wooooow, suka nih cerita, agak berbeda👍👍👍😘lanjuuut. GBU

2022-05-14

3

Priska Jacob

Priska Jacob

tuh kan nathan sebenarnya anak pintar, mungkin cuma dikit malas aja

2022-05-14

3

lihat semua
Episodes
1 Selalu dibandingkan
2 Hampir setiap hari
3 Pembelaan Arsen
4 Aku harus mencegahnya
5 Menang
6 Kenyataan yang pahit
7 Pergi
8 Menghadapi geng motor
9 Photo
10 Kekagetan Nathan
11 Cerita Nicholas
12 Kekesalan Renata
13 Niat Renata
14 Malaikatku
15 Setannya Kakak
16 Bab16
17 Kecurigaan Rehan
18 Aku tidak suka dia
19 Aku bukan pencuri
20 Dia wanita yang baik
21 Tuduhan
22 Membongkar
23 Bab 23
24 Ancaman Renata
25 Acara perpisahan
26 Dia mamaku
27 Kalut
28 Sampai kapan?
29 Usul Rehan
30 Kecurigaan Naura
31 Bab 31
32 Sudah jatuh, tertimpa tangga lagi
33 Ancaman Nicholas
34 Menuntaskan kerinduan
35 Bab 35
36 Panik
37 Izinkan aku pergi!
38 Mengaku kalah
39 Aku pegang kata-katamu!
40 Akan pergi
41 Hallo, Naura!
42 Bab 42
43 Diciduk
44 Tentu saja aku mau
45 Pokoknya aku tidak mau!
46 Keputusan Nicholas
47 Pameran
48 Bab 48
49 Pertunangan
50 Kamu jadi sekretarisku
51 Dilema Nurdin
52 Renata bahagia
53 Panggilan video
54 Benar-benar sakit
55 Bab 55
56 Kamu buta ya?
57 Harus tetap Optimis
58 Kekesalan Nicholas
59 Kabar gembira
60 Nathan yang sama
61 Kepanikan Rehan
62 Sosok misterius
63 Kepanikan Rajendra
64 Bab 64
65 Kecurigaan Nicholas
66 Aku bisa melihat lagi.
67 Jangan berkata buruk tentang kakakmu!
68 Sepucuk surat
69 Diary Angga
70 Bertemu
71 Bab 71
72 Jadi bodoh
73 Sebaiknya kamu pulang.
74 Hobby berdebat
75 Fighting
76 Persiapkan dirimu!
77 Meminta Nathan untuk pulang
78 Tiba di Indonesia
79 Nathan menghadiri Acara
80 Tidak tahu malu
81 Flashback
82 Flashback Anisa
83 Jangan macam-macam!
84 Siapa bilang dia tidak punya kekasih?
85 Kita menikah saja!
86 Kekesalan Nicholas.
87 Rasanya pasti akan beda
88 Berat hati
89 Disetujui
90 Salah tingkah
91 Bab 91
92 Malu-malu
93 Ekstra part 1
94 Ekstra part 2(wedding)
95 Ekstra part 3
96 Kado Ulang tahun
97 Epilog (Ending)
98 Cerita Baru
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Selalu dibandingkan
2
Hampir setiap hari
3
Pembelaan Arsen
4
Aku harus mencegahnya
5
Menang
6
Kenyataan yang pahit
7
Pergi
8
Menghadapi geng motor
9
Photo
10
Kekagetan Nathan
11
Cerita Nicholas
12
Kekesalan Renata
13
Niat Renata
14
Malaikatku
15
Setannya Kakak
16
Bab16
17
Kecurigaan Rehan
18
Aku tidak suka dia
19
Aku bukan pencuri
20
Dia wanita yang baik
21
Tuduhan
22
Membongkar
23
Bab 23
24
Ancaman Renata
25
Acara perpisahan
26
Dia mamaku
27
Kalut
28
Sampai kapan?
29
Usul Rehan
30
Kecurigaan Naura
31
Bab 31
32
Sudah jatuh, tertimpa tangga lagi
33
Ancaman Nicholas
34
Menuntaskan kerinduan
35
Bab 35
36
Panik
37
Izinkan aku pergi!
38
Mengaku kalah
39
Aku pegang kata-katamu!
40
Akan pergi
41
Hallo, Naura!
42
Bab 42
43
Diciduk
44
Tentu saja aku mau
45
Pokoknya aku tidak mau!
46
Keputusan Nicholas
47
Pameran
48
Bab 48
49
Pertunangan
50
Kamu jadi sekretarisku
51
Dilema Nurdin
52
Renata bahagia
53
Panggilan video
54
Benar-benar sakit
55
Bab 55
56
Kamu buta ya?
57
Harus tetap Optimis
58
Kekesalan Nicholas
59
Kabar gembira
60
Nathan yang sama
61
Kepanikan Rehan
62
Sosok misterius
63
Kepanikan Rajendra
64
Bab 64
65
Kecurigaan Nicholas
66
Aku bisa melihat lagi.
67
Jangan berkata buruk tentang kakakmu!
68
Sepucuk surat
69
Diary Angga
70
Bertemu
71
Bab 71
72
Jadi bodoh
73
Sebaiknya kamu pulang.
74
Hobby berdebat
75
Fighting
76
Persiapkan dirimu!
77
Meminta Nathan untuk pulang
78
Tiba di Indonesia
79
Nathan menghadiri Acara
80
Tidak tahu malu
81
Flashback
82
Flashback Anisa
83
Jangan macam-macam!
84
Siapa bilang dia tidak punya kekasih?
85
Kita menikah saja!
86
Kekesalan Nicholas.
87
Rasanya pasti akan beda
88
Berat hati
89
Disetujui
90
Salah tingkah
91
Bab 91
92
Malu-malu
93
Ekstra part 1
94
Ekstra part 2(wedding)
95
Ekstra part 3
96
Kado Ulang tahun
97
Epilog (Ending)
98
Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!