Photo

Setelah menekan pin untuk membuka pintu apartemen, Nicholas langsung mengajak Nathan untuk masuk. Kemudian pria itu membawa Nathan ke sebuah pintu yang tertutup. Pria itu membukanya perlahan, tampak kamar itu sangat rapi.

"Kamu bisa gunakan kamar ini. Kalau aku kamar yang di sana," Nicholas menunjuk ke arah ruangan yang pintunya juga tertutup.

"Terima kasih, Kak!" ucap Nathan, yang tiba-tiba memanggil Nicholas kakak.

"Kak?" Nicholas mengrenyitkan keningnya.

"Iya, aku tahu kamu pasti lebih tua dariku. Jadi, sudah sepantasnya aku memanggilmu kakak,"

"Kalau boleh tahu, berapa usia kamu?" tanya Nicholas.

"Aku masih 18 tahun, kalau Kakak sendiri?"

"Aku sudah 22 tahun. Tahun ini aku akan lulus kuliah," sahut Nicholas.

"Oh," Nathan mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kamu masih 18 tahun, tapi sikapmu tidak sesuai dengan usiamu. Kamu bahkan lebih dewasa dariku," puji Nicholas jujur.

"Aku didewasakan oleh keadaan, Kak," Nathan tersenyum tipis.

"Maaf, ya kalau pertanyaanku menyinggungmu. Apa keluargamu lagi butuh banyak uang?makanya kamu ikut balapan demi mendapatkan uangnya?" tanya Nicholas hati-hati.

"Bukan keluargaku yang butuh uang, tapi aku. Mereka sudah punya lebih dari cukup uang," jawab Nathan ambigu.

"Maksudmu?" Nicholas mengrenyitkan keningnya, bingung.

Nathan tidak menjawab sama sekali. Pria itu terlihat masih enggan untuk menceritakan apapun tentang dirinya, karena dia merasa belum lama mengenal pria di depannya itu.

"Tidak ada maksud apa-apa, Kak. Maaf, kalau aku belum bisa menceritakan tentangku," ucap Nathan lirih.

Nicholas menghela napasnya dengan sekali hentakan dan tersenyum.

"Baiklah. Tidak apa-apa! Oh ya,aku mau ke kamarku dulu ya!" Nicholas merasa tidak perlu memaksa Nathan untuk terbuka padanya, walaupun sebenarnya pemuda itu sangat penasaran. Pria itu memutar tubuhnya, dan hendak berlalu pergi.

"Kak, Apa kamu juga butuh uang? kalau butuh uang hasil balap tadi, kita bisa bagi dua," Nicholas menyurutkan langkahnya begitu mendengar ucapan Nathan.

Pemuda itu kembali memutar tubuhnya, dan menatap Nathan.

"Nathan, sebenarnya aku tidak butuh uang itu. Aku ikut balap bukan demi hadiahnya, tapi aku ingin bersenang-senang saja. Ada rasa kebanggaan ketika namaku dielu-elukan, mendapat pandangan kagum dari para gadis-gadis, ketika aku bisa menang. Seandainya aku menang pun tadi, yang kecipratan hadiahnya bukan aku, melainkan teman-teman," Nicholas berhenti sejenak untuk meraup oksigen yang ada di sekitar. Kemudian di bibir pemuda itu terbit seulas senyuman.

"Aku ikut balap-balapan seperti itu hanya untuk memuaskan masa mudaku sebelum aku terjun mengelola perusahaan papa. Sebentar lagi, aku akan lulus kuliah, dan itu otomatis aku akan segera terjun membantu papaku,mengelola perusahaan," lanjut Nicholas lagi menjelaskan.

"Oh, seperti itu!" ujar Nathan dengan suara yang sangat pelan. "Oh ya,Kak. Sekali lagi,terima kasih ya buat tumpangannya. Besok aku janji akan langsung pergi dan mencari kontrakan," lanjut Nathan lagi.

"Buat apa kamu cari kontrakan? kamu bisa tinggal di sini. Uang yang untuk kontrakan itu, bisa kamu gunakan untuk keperluan lain. Kebetulan apartemen ini jarang aku tempati. Hanya ketika aku terlambat pulang saja, baru aku datang ke sini," jelas Nicholas.

"Tapi, Kak. Aku jadi tidak enak," Nathan tiba-tiba merasa sangat sungkan.

"Udah kamu Gak usah sungkan. Sekarang aku mau masuk ke kamarku dulu ya," Nicholas kali ini benar berlalu dari kamar yang ditempati oleh Nathan dan masuk ke dalam kamarnya.

Setelah Nicholas benar-benar pergi Nathan berniat untuk mencari minum ke dapur. Begitu melintasi kamar Nicholas yang belum tertutup dengan sempurna, samar-samar Nathan mendengar pria itu sedang menjawab panggilan telepon.

"Maaf, Ma! besok-besok aku kalau nggak pulang aku akan kabarin deh. Mama sekarang tidur ya, besok Nicho akan pulang," ucap Nicholas yang sepertinya sedang membujuk mamanya yang sedang marah.

"Nicho nggak bohong, Ma. Nicho benar-benar ada di apartemen sekarang. Nggak macam-macam kok," ucap Nicholas lagi.

Nathan seketika tersenyum miris, dan merasa iri melihat Nicholas yang mendapatkan perhatian dari seorang ibu. Perhatian yang selama ini selalu dia rindukan.

"Kenapa sih aku tidak seperti mereka yang bisa merasakan kasih sayang seorang ibu?" batinnya sembari melanjutkan langkahnya menuju dapur.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Nathan kini sudah kembali ke dalam kamar. Setelah mengganti pakaiannya Nathan merebahkan tubuh lelahnya. Pria itu sama sekali belum ngantuk, sehingga dia memutuskan untuk bermain game di ponselnya.

Nathan mengrenyitkan keningnya melihat ada sebuah pesan yang dikirimkan oleh Arsen kakaknya. Dengan cepat, pemuda itu membuka pesan itu yang ternyata adalah sebuah photo seorang wanita yang sedang tersenyum manis. Wanita itu berwajah cantik dan lembut,dan menyiratkan aura positif.

"Nathan,ini adalah photo Tante Naura mama kamu. Mama kamu orang yang sangat baik, dan dia seorang pelukis, sama sepertimu. Kamu jangan percaya dengan apa yang dikatakan oleh kak Angga. Tante Naura pergi pasti karena ada mudah-mudahan suatu saat kamu bisa bertemu dengannya," itulah isi pesan Arsen pada Nathan.

Nathan tersenyum smirk, melihat photo wanita yang katanya mamanya itu.

"Bagiku dia tetap bukan seorang ibu yang baik. Mana ada seorang ibu yang baik sanggup meninggalkan anak yang masih bayi," batin Nathan yang bersiap-siap hendak menghapus photo yang dikirimkan oleh kakaknya itu. Namun entah kenapa, dia merasa berat untuk menghapusnya.

"Sepertinya aku memang harus mencarinya. Bukan untuk mengemis agar bisa hidup dengannya, tapi untuk bertanya kenapa dia bisa tega meninggalkanku dulu," Nathan bermonolog sembari meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Pemuda itu akhirnya memutuskan untuk tidak bermain game lagi, tapi dia mengambil alat melukisnya dan melukis sesuatu.

Tbc

Terpopuler

Comments

Sya Fei

Sya Fei

klw dari ceritanya sih , seperti kisah ku, tapi beda versi, klw aku gak pernah tau keduanya, memang sedih sih hidup di keluarga bukan sekandung,

2024-04-23

0

Yeni Eka

Yeni Eka

apa jgn2 Nicho SM Nathan adik kakak?

2022-06-16

3

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

emang Deksayku ini selalu keren kalau bikin kisah😍

2022-05-29

1

lihat semua
Episodes
1 Selalu dibandingkan
2 Hampir setiap hari
3 Pembelaan Arsen
4 Aku harus mencegahnya
5 Menang
6 Kenyataan yang pahit
7 Pergi
8 Menghadapi geng motor
9 Photo
10 Kekagetan Nathan
11 Cerita Nicholas
12 Kekesalan Renata
13 Niat Renata
14 Malaikatku
15 Setannya Kakak
16 Bab16
17 Kecurigaan Rehan
18 Aku tidak suka dia
19 Aku bukan pencuri
20 Dia wanita yang baik
21 Tuduhan
22 Membongkar
23 Bab 23
24 Ancaman Renata
25 Acara perpisahan
26 Dia mamaku
27 Kalut
28 Sampai kapan?
29 Usul Rehan
30 Kecurigaan Naura
31 Bab 31
32 Sudah jatuh, tertimpa tangga lagi
33 Ancaman Nicholas
34 Menuntaskan kerinduan
35 Bab 35
36 Panik
37 Izinkan aku pergi!
38 Mengaku kalah
39 Aku pegang kata-katamu!
40 Akan pergi
41 Hallo, Naura!
42 Bab 42
43 Diciduk
44 Tentu saja aku mau
45 Pokoknya aku tidak mau!
46 Keputusan Nicholas
47 Pameran
48 Bab 48
49 Pertunangan
50 Kamu jadi sekretarisku
51 Dilema Nurdin
52 Renata bahagia
53 Panggilan video
54 Benar-benar sakit
55 Bab 55
56 Kamu buta ya?
57 Harus tetap Optimis
58 Kekesalan Nicholas
59 Kabar gembira
60 Nathan yang sama
61 Kepanikan Rehan
62 Sosok misterius
63 Kepanikan Rajendra
64 Bab 64
65 Kecurigaan Nicholas
66 Aku bisa melihat lagi.
67 Jangan berkata buruk tentang kakakmu!
68 Sepucuk surat
69 Diary Angga
70 Bertemu
71 Bab 71
72 Jadi bodoh
73 Sebaiknya kamu pulang.
74 Hobby berdebat
75 Fighting
76 Persiapkan dirimu!
77 Meminta Nathan untuk pulang
78 Tiba di Indonesia
79 Nathan menghadiri Acara
80 Tidak tahu malu
81 Flashback
82 Flashback Anisa
83 Jangan macam-macam!
84 Siapa bilang dia tidak punya kekasih?
85 Kita menikah saja!
86 Kekesalan Nicholas.
87 Rasanya pasti akan beda
88 Berat hati
89 Disetujui
90 Salah tingkah
91 Bab 91
92 Malu-malu
93 Ekstra part 1
94 Ekstra part 2(wedding)
95 Ekstra part 3
96 Kado Ulang tahun
97 Epilog (Ending)
98 Cerita Baru
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Selalu dibandingkan
2
Hampir setiap hari
3
Pembelaan Arsen
4
Aku harus mencegahnya
5
Menang
6
Kenyataan yang pahit
7
Pergi
8
Menghadapi geng motor
9
Photo
10
Kekagetan Nathan
11
Cerita Nicholas
12
Kekesalan Renata
13
Niat Renata
14
Malaikatku
15
Setannya Kakak
16
Bab16
17
Kecurigaan Rehan
18
Aku tidak suka dia
19
Aku bukan pencuri
20
Dia wanita yang baik
21
Tuduhan
22
Membongkar
23
Bab 23
24
Ancaman Renata
25
Acara perpisahan
26
Dia mamaku
27
Kalut
28
Sampai kapan?
29
Usul Rehan
30
Kecurigaan Naura
31
Bab 31
32
Sudah jatuh, tertimpa tangga lagi
33
Ancaman Nicholas
34
Menuntaskan kerinduan
35
Bab 35
36
Panik
37
Izinkan aku pergi!
38
Mengaku kalah
39
Aku pegang kata-katamu!
40
Akan pergi
41
Hallo, Naura!
42
Bab 42
43
Diciduk
44
Tentu saja aku mau
45
Pokoknya aku tidak mau!
46
Keputusan Nicholas
47
Pameran
48
Bab 48
49
Pertunangan
50
Kamu jadi sekretarisku
51
Dilema Nurdin
52
Renata bahagia
53
Panggilan video
54
Benar-benar sakit
55
Bab 55
56
Kamu buta ya?
57
Harus tetap Optimis
58
Kekesalan Nicholas
59
Kabar gembira
60
Nathan yang sama
61
Kepanikan Rehan
62
Sosok misterius
63
Kepanikan Rajendra
64
Bab 64
65
Kecurigaan Nicholas
66
Aku bisa melihat lagi.
67
Jangan berkata buruk tentang kakakmu!
68
Sepucuk surat
69
Diary Angga
70
Bertemu
71
Bab 71
72
Jadi bodoh
73
Sebaiknya kamu pulang.
74
Hobby berdebat
75
Fighting
76
Persiapkan dirimu!
77
Meminta Nathan untuk pulang
78
Tiba di Indonesia
79
Nathan menghadiri Acara
80
Tidak tahu malu
81
Flashback
82
Flashback Anisa
83
Jangan macam-macam!
84
Siapa bilang dia tidak punya kekasih?
85
Kita menikah saja!
86
Kekesalan Nicholas.
87
Rasanya pasti akan beda
88
Berat hati
89
Disetujui
90
Salah tingkah
91
Bab 91
92
Malu-malu
93
Ekstra part 1
94
Ekstra part 2(wedding)
95
Ekstra part 3
96
Kado Ulang tahun
97
Epilog (Ending)
98
Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!