Kenyataan yang pahit

Arsen berulang kali melirik jam yang menempel di dinding dan melihat ke arah luar. Pria itu benar-benar merasa khawatir karena jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi,tapi belum ada tanda-tanda kalau Nathan sudah pulang.

Arsen memutuskan untuk berbaring di atas sofa dan memainkan game yang ada di ponselnya sembari menunggu Nathan pulang.

Di saat bersamaan, tampak Angga turun dari atas hendak mengambil minum. Keningnya seketika berkerut melihat Arsen yang rebahan di sofa. Sementara itu, di luar, Nathan mendorong motor masuk ke pekarangan rumah tanpa menghidupkan mesin motornya. Remaja pria itu sengaja tidak menyalakan mesin, karena tidak mau suara motornya itu menggangu tidur orang-orang yang di rumah itu.

Kemudian, Nathan mengayunkan kakinya melangkah menuju pintu. Ketika dia hendak membuka pintu, samar-samar dia mendengar suara dua orang pria yang dari suaranya dia tahu adalah kedua kakaknya. Pria itu akhirnya memutuskan untuk tidak masuk dan menguping pembicaraan keduanya.

"Sedang apa kamu di sini? ini sudah jam berapa? seharusnya kamu sudah tidur?" tanya Angga.

"Aku sedang menunggu Nathan pulang. Sudah jam segini dia belum pulang juga," sahut Arsen santai, membuat remaja di luar sana, merasa tersentuh.

"Buat apa kamu menunggunya? dia kan emang sudah biasa seperti ini? sudah, kamu masuk kamarmu saja, tidak perlu menunggunya," ucap Angga, sambil melanjutkan tujuannya untuk mengambil minum.

"Aku akan tetap menunggu Nathan. Terserah Kakak suka atau tidak. Aku tidak bisa tidur tenang, sebelum aku melihat jelas kalau Nathan pulang dengan keadaan baik-baik saja," Arsen tetap kekeuh, hingga membuat Angga kembali memutar tubuhnya dan menatap adiknya dengan tatapan curiga.

"Kenapa kamu bisa berubah seperhatian ini? sejak kapan kamu peduli pada anak tidak tahu diri itu?" tanya Angga dengan sinis.

" Aku sudah melakukannya dari dulu. Hanya saja Kakak, mama dan bahkan Nathan sendiri tidak pernah tahu, karena aku menunggu kepulangan Nathan dari balkon kamarku. Aku tidak pernah bisa seperti kakak dan mama yang bisa tidur tenang, padahal Nathan belum pulang. Setelah aku melihat dia pulang dan baik-baik saja, aku baru bisa tidur. Sekarang, aku berniat tidak menunggunya di balkon lagi, tapi di sini, karena aku ingin dia merasa kalau masih ada yang sayang padanya,"

Nathan terkesiap kaget mendengar pengakuan Arsen kakaknya. Pemuda itu tidak pernah menyangka kalau diamnya Arsen bukan berarti kakaknya itu tidak peduli padanya. Nathan menghela napasnya dan berniat hendak masuk. Namun, dia kembali mengurungkan niatnya, begitu mendengar suara Angga yang menggelegar marah.

"Arsen, apa kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan selama ini? kamu lupa ya kalau dia anak dari wanita yang sempat membuat keluarga kita hancur?" ucap Angga dengan suara yang tinggi, hingga membuat tangan Nathan yang sedang memegang tugas pintu bergetar.

"Kakak juga jangan lupa, kalau Nathan juga darah daging almarhum papa yang berarti adik kandung kita juga!" balas Arsen dengan sedikit bercampur emosi.

"Lagian,Nathan tidak bersalah dalam hal ini. Dia tidak tahu sama sekali, Kak. Harusnya sebagai seorang Kakak, kamu harus kasihan dan menyayanginya karena tumbuh tanpa mama kandung. Kakak juga tahu mamanya Nathan tidak salah sama sekali, semuanya ini murni salah papa kita, Kak. Kakak tahu jelas, kalau mamanya Nathan tidak tahu, kalau papa sudah punya istri sebelumnya, karena papa mengaku kalau dia belum menikah, makanya Tante itu mau menikah dengan papa dulu. Kakak juga tidak boleh menutup mata, kalau Tante Naura, sangat menyayangi kita dulu. Dia selalu tersenyum dan tidak pernah marah sekalipun Kakak selalu menolak kehadirannya," lanjut Arsen kembali, berapi-api.

Ya, Nathan adalah anak dari seorang wanita yang bernama Naura, istri kedua dari almarhum Aditya, papa ketiga pria bersaudara itu. Murni dan Aditya dulu sempat memilih bercerai karena Aditya tidak mau menceraikan Naura yang kebetulan saat itu sedang mengandung Nathan.

Naura yang sebenarnya baru tahu kalau Aditya ternyata sudah berbohong tentang status pernikahannya, awalnya berniat untuk mundur dan berpisah dengan Aditya. Namun, sepertinya Tuhan tidak mengizinkan mereka untuk berpisah, karena tiba-tiba Naura hamil.

Murni selaku istri pertama tidak terima dan akhirnya minta cerai. Namun,Naura tiba-tiba hilang tanpa sebab, ketika Nathan berusia 6 bulan, membuat Aditya rujuk kembali dengan Murni dengan syarat Murni mau merawat baby Nathan sampai besar.

"Tetap saja, kehadiran wanita itu sempat membuat papa dan mama kita berpisah, dan membuat wanita yang melahirkan kita menangis," sorot mata Angga terlihat penuh kebencian.

"Kak, tolong buka mata kamu lebar-lebar dan ingat sejelas-jelasnya! apa Kakak yakin kalau mama benar-benar sedih saat itu? aku merasa dia tidak sedih sama sekali, Kak, justru dia sangat bahagia. Coba ingat dengan jelas ketika kita merengek meminta pada mama untuk membawa kita ikut dengannya, mama sama sekali tidak mau, dan dengan tega dia mengatakan kalau kita akan jadi beban untuknya kalau kita ikut dia, Kakak ingat nggak?"

"Kalau untuk itu, Mama sudah menjelaskannya dan minta maaf. Mama melontarkan kata-kata itu hanya karena beban pikiran mama sangat berat saat itu. Harusnya kamu maklum pada kondisi mama,"

"Oh ya? seperti itu ya?" Arsen mendengus dan menyeringai sinis. "kalau begitu kenapa dia tidak pernah datang menemui kita, padahal papa dan Tante Naura tidak pernah melarang mama untuk datang? mama malah asik sibuk dengan pria lain, Kak. Dan selama mama tidak ada, tante Naura tetap menyayangi kita kan? jangan lupa akan hal itu! dia tidak pernah membiarkan kita kelaparan seperti yang pernah mama lakukan dulu. Dia bahkan selalu mengutamakan kepentingan kita, dari pada kepentingannya. Asal Kakak tahu, jauh di lubuk hatiku, aku sangat iri pada Nathan yang bisa lahir dari rahim wanita baik seperti Tante Naura," tampak Arsen sangat emosional saat mengucapkan kata-katanya.

"Tapi tetap saja dia bukan mama kita, Arsen! sampai kapanpun,mamanya Nathan tetap menjadi orang ketiga yang pernah membuat keluarga kita tercerai berai. Dan aku tidak akan pernah lupa akan hal itu," suara Angga kembali meninggi.

"Kak, bukan Tante Naura yang membuat keluarga kita tercerai berai, tapi mama sendiri,"

"Hahahaha!" Angga tiba-tiba tertawa keras, hingga membuat alis Arsen bertaut.

"Kamu terlalu memuji, wanita itu. Kalau dia wanita baik-baik, kenapa dia hilang begitu saja? dia bahkan tega meninggalkan anaknya sendiri. Kalau tidak ada mama yang membesarkan dia, dia tidak akan bisa tumbuh sebesar sekarang,"

Arsen terdiam, tidak bisa menjawab ucapan kakaknya, karena dia sendiripun bingung kenapa Naura mamanya Nathan menghilang tiba-tiba tanpa kabar.

"Mama, mau membesarkan Nathan, bukan karena keinginannya, tapi karena itu lah syarat utama yang diberikan papa ,agar dia bisa kembali bersama dengan papa lagi," ucap Arsen, mengingatkan.

"Ok, aku akui itu, tapi __"

Brakk

pintu dibuka keras oleh Nathan, karena pemuda itu sudah tidak bisa menahan diri lagi, mendengar pembicaraan kedua kakaknya itu.

"Jadi, aku bukan anak mama? Jadi inilah alasan kenapa kalian selalu menganggapku seperti tidak ada?" mata Nathan terlihat berkaca-kaca menahan tangis dan napas yang memburu.

Tbc

Terpopuler

Comments

Esther Lestari

Esther Lestari

Arsen menyayangi Nathan dalam diam, mskpun kelihatan cuek tapi sangat perhatian sama Nathan.

2023-12-06

0

Priska Jacob

Priska Jacob

arsen ternyata seorang kakak yg baik dan sayang sama nathan, walaupun kenyataan pahit harus dia ketahui secara gak sengaja

2022-05-07

1

Yulia Susanti

Yulia Susanti

semngt 💪

2022-05-06

1

lihat semua
Episodes
1 Selalu dibandingkan
2 Hampir setiap hari
3 Pembelaan Arsen
4 Aku harus mencegahnya
5 Menang
6 Kenyataan yang pahit
7 Pergi
8 Menghadapi geng motor
9 Photo
10 Kekagetan Nathan
11 Cerita Nicholas
12 Kekesalan Renata
13 Niat Renata
14 Malaikatku
15 Setannya Kakak
16 Bab16
17 Kecurigaan Rehan
18 Aku tidak suka dia
19 Aku bukan pencuri
20 Dia wanita yang baik
21 Tuduhan
22 Membongkar
23 Bab 23
24 Ancaman Renata
25 Acara perpisahan
26 Dia mamaku
27 Kalut
28 Sampai kapan?
29 Usul Rehan
30 Kecurigaan Naura
31 Bab 31
32 Sudah jatuh, tertimpa tangga lagi
33 Ancaman Nicholas
34 Menuntaskan kerinduan
35 Bab 35
36 Panik
37 Izinkan aku pergi!
38 Mengaku kalah
39 Aku pegang kata-katamu!
40 Akan pergi
41 Hallo, Naura!
42 Bab 42
43 Diciduk
44 Tentu saja aku mau
45 Pokoknya aku tidak mau!
46 Keputusan Nicholas
47 Pameran
48 Bab 48
49 Pertunangan
50 Kamu jadi sekretarisku
51 Dilema Nurdin
52 Renata bahagia
53 Panggilan video
54 Benar-benar sakit
55 Bab 55
56 Kamu buta ya?
57 Harus tetap Optimis
58 Kekesalan Nicholas
59 Kabar gembira
60 Nathan yang sama
61 Kepanikan Rehan
62 Sosok misterius
63 Kepanikan Rajendra
64 Bab 64
65 Kecurigaan Nicholas
66 Aku bisa melihat lagi.
67 Jangan berkata buruk tentang kakakmu!
68 Sepucuk surat
69 Diary Angga
70 Bertemu
71 Bab 71
72 Jadi bodoh
73 Sebaiknya kamu pulang.
74 Hobby berdebat
75 Fighting
76 Persiapkan dirimu!
77 Meminta Nathan untuk pulang
78 Tiba di Indonesia
79 Nathan menghadiri Acara
80 Tidak tahu malu
81 Flashback
82 Flashback Anisa
83 Jangan macam-macam!
84 Siapa bilang dia tidak punya kekasih?
85 Kita menikah saja!
86 Kekesalan Nicholas.
87 Rasanya pasti akan beda
88 Berat hati
89 Disetujui
90 Salah tingkah
91 Bab 91
92 Malu-malu
93 Ekstra part 1
94 Ekstra part 2(wedding)
95 Ekstra part 3
96 Kado Ulang tahun
97 Epilog (Ending)
98 Cerita Baru
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Selalu dibandingkan
2
Hampir setiap hari
3
Pembelaan Arsen
4
Aku harus mencegahnya
5
Menang
6
Kenyataan yang pahit
7
Pergi
8
Menghadapi geng motor
9
Photo
10
Kekagetan Nathan
11
Cerita Nicholas
12
Kekesalan Renata
13
Niat Renata
14
Malaikatku
15
Setannya Kakak
16
Bab16
17
Kecurigaan Rehan
18
Aku tidak suka dia
19
Aku bukan pencuri
20
Dia wanita yang baik
21
Tuduhan
22
Membongkar
23
Bab 23
24
Ancaman Renata
25
Acara perpisahan
26
Dia mamaku
27
Kalut
28
Sampai kapan?
29
Usul Rehan
30
Kecurigaan Naura
31
Bab 31
32
Sudah jatuh, tertimpa tangga lagi
33
Ancaman Nicholas
34
Menuntaskan kerinduan
35
Bab 35
36
Panik
37
Izinkan aku pergi!
38
Mengaku kalah
39
Aku pegang kata-katamu!
40
Akan pergi
41
Hallo, Naura!
42
Bab 42
43
Diciduk
44
Tentu saja aku mau
45
Pokoknya aku tidak mau!
46
Keputusan Nicholas
47
Pameran
48
Bab 48
49
Pertunangan
50
Kamu jadi sekretarisku
51
Dilema Nurdin
52
Renata bahagia
53
Panggilan video
54
Benar-benar sakit
55
Bab 55
56
Kamu buta ya?
57
Harus tetap Optimis
58
Kekesalan Nicholas
59
Kabar gembira
60
Nathan yang sama
61
Kepanikan Rehan
62
Sosok misterius
63
Kepanikan Rajendra
64
Bab 64
65
Kecurigaan Nicholas
66
Aku bisa melihat lagi.
67
Jangan berkata buruk tentang kakakmu!
68
Sepucuk surat
69
Diary Angga
70
Bertemu
71
Bab 71
72
Jadi bodoh
73
Sebaiknya kamu pulang.
74
Hobby berdebat
75
Fighting
76
Persiapkan dirimu!
77
Meminta Nathan untuk pulang
78
Tiba di Indonesia
79
Nathan menghadiri Acara
80
Tidak tahu malu
81
Flashback
82
Flashback Anisa
83
Jangan macam-macam!
84
Siapa bilang dia tidak punya kekasih?
85
Kita menikah saja!
86
Kekesalan Nicholas.
87
Rasanya pasti akan beda
88
Berat hati
89
Disetujui
90
Salah tingkah
91
Bab 91
92
Malu-malu
93
Ekstra part 1
94
Ekstra part 2(wedding)
95
Ekstra part 3
96
Kado Ulang tahun
97
Epilog (Ending)
98
Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!