Hari telah berganti menjadi baru dengan tekad baru dan juga keputusan baru, khususnya untuk Lenka Donovan. Jemarinya yang ramping sedang memegang pedang kayu, gadis itu mengayunkannya menebas udara.
Dari kejauhan, seorang pelayan sedang melihat Lenka yang tengah berlatih dengan syal yang menutupi sebagian tubuhnya untuk mempertahankan suhu badan.
Saat dirasa Lenka selesai dengan latihannya itu, si pelayan menghampiri nona yang dia layani dengan membawa botol minum dan handuk ukuran kecil.
"Terima kasih Martha," ujar Lenka sembari mengelap keringatnya.
"Sa-sama-sama Nona!" balas Martha gugup.
Pelayan itu, Martha, memperhatikan Lenka. Nonanya itu terlihat menawan di malam hari meski dengan keringat yang bercucuran.
Tentu saja rumor tentang Lenka masih belum hilang dan sekarang orang-orang tidak terlalu sering membicarakan Lenka setelah melihatnya di pesta ulang tahun kaisar.
Kini orang-orang tidak percaya lagi bahwa 'Gadis Monster' itu bengis. Dan mulai menganggap bahwa si 'Gadis Monster' itu sama dengan gadis-gadis bangsawan lainnya.
"Tolong bawakan kopi ke kamarku setelah ini ya."
"Baik, Nona."
Lenka mengakhiri sesi latihannya di pagi hari dan kembali ke kamar. Saat kembali, Mort dan Teivel menyambut kedatangannya dengan gembira.
Gadis itu duduk, dia beristirahat.
"Mort, Teivel," panggil Lenka.
"Ya, Nona?" balas mereka bersamaan.
"Mulai sekarang kalian boleh pergi bersamaku keluar," ujar Lenka. "Kalian pasti bosan terus berada di dalam kamar bukan?" tambahnya.
Hal tersebut membuat Mort dan Teivel lebih bersemangat.
Perhatian Lenka teralihkan oleh suara ketukan pintu kamarnya. "Masuklah," katanya memberi izin.
Gadis itu pikir orang yang mengetuk pintu kamarnya adalah Martha, pelayannya. Tetapi dugaannya itu salah, karena orang yang mengetuk pintu kamarnya adalah seorang gadis asing.
Gadis itu memakai pakaian pelayan pada umumnya. Namun ada yang membedakan dari pakaian pelayan yang dikenakan oleh gadis asing itu, yakni sebuah bros mawar.
"Selamat pagi Nona Donovan, saya membawakan kopi untuk Anda," kata pelayan tersebut.
"Iya, kamu dapat meletakkannya di sini," balas Lenka. "Tapi dimana pelayanku dan siapa kamu? Siapa tuanmu dan apa maumu datang kepadaku?" tanya Lenka.
Gadis pelayan itu tersenyum manis, dia membuka mulutnya dan berkata,"Saya adalah Zica, pelayan pribadi dari Putra Mahkota. Kebetulan saya berteman dengan pelayan Nona Donovan akhir-akhir ini."
"Baiklah, jika tidak ada keperluan lain lagi kamu boleh keluar."
"Oh iya, Yang Mulia Kaisar meminta saya untuk menyampaikan sesuatu. Beliau ingin Anda datang ke ruangannya setelah sarapan," kata Zica.
"Baiklah, terima kasih untuk pesannya dan juga kopi ini."
Setelah pelayan pribadi dari putra mahkota itu keluar dari kamarnya, Lenka tak membiarkan siapapun mengganggu dirinya sampai saat sarapan tiba.
Orang-orang begitu terkejut ketika mereka melihat makhluk mengerikan yang sedang berjalan di lorong dengan seorang gadis.
Tentunya makhluk mengerikan itu adalah Mort dan Teivel. Kemudian gadis itu adalah Lenka Donovan 'Gadis Monster' yang sedang dirumorkan.
"Nona Donovan, apa yang maksud Anda sebenarnya? Mengapa ada dua makhluk mengerikan di istana kekaisaran ini?" tanya seorang bangsawan yang tidak suka dengan keberadaan Mort dan Teivel.
Lenka menatap bangsawan itu. "Anda tidak perlu khawatir dengan mereka," katanya sembari menunjuk Mort dan Teivel. "Mereka adalah makhluk-makhluk yang baik dan lucu," tambahnya.
"Tapi tak seharusnya mereka berada di sini. Mereka adalah monster, makhluk mengerikan yang berbahaya."
"Itulah mengapa keluarga Donovan ada," jawab seseorang sebelum Lenka membuka mulutnya.
Orang itu adalah Kaisar. Dia tersenyum dan meminta Lenka dan bangsawan tadi masuk ke ruangannya bersama dengan beberapa orang yang lain.
Setelah semua orang berada di ruangan Kaisar, Kaisar memulai pertemuan pada pagi hari itu. Dia menyampaikan keputusannya, bahwa kekaisaran akan melakukan pembasmian monster.
Dengan beberapa saran, Kaisar pun mencapai pada keputusan akhir. Setiap pemimpin wilayah wajib mengirimkan kelompok ksatria untuk melaksanakan pembasmian monster dalam skala kecil.
Pertemuan pun selesai.
Lenka berniat untuk kembali ke kamarnya, tetapi seseorang memanggilnya. Itu adalah Seth, Utusan Dewa.
"Nona Donovan, sebentar, ada yang ingin saya sampaikan kepada Anda," katanya.
"Ya, Anda bisa mengatakannya sekarang," balas Lenka.
"Uh, Gabrielle ingin Anda untuk datang ke taman. Dia ingin bertemu dengan Anda."
"Terima kasih telah menyampaikannya kepada saya."
Seth tersenyum. "Sama-sama Nona Donovan. Sayang sekali saya tidak dapat ikut dengan Anda karena saya memiliki urusan. Sampai nanti Nona Donovan dan kalian berdua."
Lenka menganggukkan kepalanya, kemudian Seth pergi untuk mengurus pekerjaan miliknya. Bersama dengan Mort dan Teivel, Lenka berjalan ke taman kekaisaran.
Jika Gabrielle sudah dapat mengakses taman kekaisaran, maka pertemuan antara Gabrielle dan Putra Mahkota sudah terjadi.
"Nona, apa Anda yakin akan bertemu dengan Gabrielle?" tanya Teivel kepadanya.
"Ya, kenapa tidak? Karena ini adalah kesempatan untuk diriku membuat hubungan kami terputus," jawab Lenka.
"Anda tidak ingin menjalin pertemanan dengan dia? Kenapa Nona malah repot-repot datang sekarang?"
"Aku tidak ingin ada kesalahpahaman. Jadi aku akan bertemu dengan Gabrielle dan memintanya untuk menjaga jarak dengan diriku."
Ini adalah bagian dari rencana Lenka, yakni menjaga jarak dengan protagonis. Tetapi tidak semudah itu menjalankan rencana yang telah dirinya tetapkan.
Tidak seperti apa yang Lenka duga, taman kekaisaran begitu ramai. Celotehan perempuan terdengar saat jaraknya semakin dekat dengan tempat tersebut.
"Oh Nona Donovan, akhirnya Anda datang juga." Gabrielle tampak sangat senang dengan kedatangan Lenka.
Lenka tersenyum sopan dan berjalan ke arah Gabrielle. Gadis itu menganalisis situasi sekarang ini. Jika tebakannya benar, Gabrielle sedang mengadakan pesta minum teh.
"Selamat siang Nona Angelo dan nona-nona sekalian. Selamat siang, Duke Roan," sapa Lenka.
"Nona Donovan, silahkan duduk di sini." Gabrielle mempersilahkan Lenka untuk duduk di satu kursi kosong.
Setelah Lenka duduk, nona-nona mulai mengobrol kembali. Sementara Gabrielle menikmati acaranya itu, Lenka diam dan mendengarkan setiap percakapan.
"Ngomong-ngomong Nona Angelo, bagaimana bisa mengenal Nona Donovan?" tanya salah seorang nona bangsawan.
"Pertama kali saya bertemu dengan Nona Donovan adalah saat rapat yang terakhir kali dengan Yang Mulia Kaisar."
"Ya ampun. Saya paham kalau Nona Angelo ini mengikuti rapat, tapi apa yang dilakukan Nona Donovan di ruang rapat itu?"
Tawa mengejek terdengar jelas, tatapan sinis juga terasa dengan jelas. Saat ini mereka sedang berusaha menjatuhkan harga diri Lenka.
"Uhm, Nona Donovan hanya memperhatikan rapat. Itu menurut saya. Mengapa Anda tidak menanyakannya langsung? Padahal Nona Donovan ada di sini."
"Tidak ada gunanya sama sekali Gabrielle," ujar Duke Roan memberi tanggapan.
"Yah~ sepertinya teman-teman Anda keberatan dengan saya yang ada di sini ya~" Lenka menatap setiap pasang mata yang kini mengarah kepadanya.
"Ya ampun, kami hanya mencoba memasukkan Anda dalam percakapan kami."
"Benar sekali. Jangan membuat Nona Angelo khawatir hanya karena ra- KYAAA!!!!"
Bersamaan dengan jeritan tersebut, suasana menjadi tegang, menakutkan sampai-sampai membuat mereka menahan napas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments