"Saya sedang berlatih, Ayah," jawab Lenka polos.
Duke Donovan menatap Lenka tidak percaya. Pria itu melihat telapak tangan putrinya berniat untuk mengobati luka goresan tersebut, tapi luka itu sudah hilang dengan sempurna. Duke Donovan pun kembali menatap putrinya, kemudian matanya terfokus pada buku-buku yang terbuka di atas meja.
Buku-buku itu adalah buku milik kepala keluarga terdahulu yang diturunkan ke generasi-generasi penerus. Buku yang berisi tentang asal muasal kekuatan yang dimiliki oleh orang dengan darah Donovan, beserta dengan pengetahuan dan latihan dasar khusus untuk sihir.
"Lenka, apa ini alasanmu terus mengurung diri di kamar selama dua hari?" tanya Duke Donovan.
"Ya, Ayah benar. Ini adalah alasan saya mengurung diri di kamar," jawab Lenka tegas.
"Kamu berlatih sihir dasar?"
"Ya, saya melakukannya,"
Terkejut, Duke Donovan menatap Lenka cukup lama berusaha menemukan sedikit kebohongan di matanya. Namun nihil, Duke Donovan tidak menemukan sedikitpun kebohongan di mata Lenka.
Malam berganti menjadi pagi dan hari-hari baru dimulai. Sekarang, setelah Lenka tinggal beberapa hari di dunia barunya itu, dia sudah bisa beradaptasi dengan semua hal baru yang ada.
Pagi-pagi sekali sebelum pelayan pribadinya datang ke kamar, dua ekor monster masuk ke dalam kamarnya. Mereka cukup mirip dengan serigala, tapi ukuran tubuhnya sedikit lebih besar dengan mata merah sepenuhnya.
Kedua monster itu memang terlihat menyeramkan bila dilihat dari penampilan. Rasa ngeri dan ketakutan pasti terasa saat bertatapan dengan mata merahnya. Namun sifat mereka mirip seperti anjing yang setia, tentunya sifat seperti itu hanya akan ditunjukkan kepada orang dengan darah Donovan.
"Nona, bangun! Ini sudah pagi! Ini sudah pagi!" kedua monster itu melompat-lompat di atas kasur Lenka, membuat gadis itu terbangun.
Lenka meregangkan tubuhnya, matanya menyesuaikan dengan sinar matahari yang masuk. "Selamat pagi, Mort, Teivel," sapa Lenka kepada kedua monster tersebut.
Mort dan Teivel, itu adalah nama kedua monster itu. Lenka mengelus kepala kedua monster itu bersamaan, kemudian mulai bersiap-siap untuk melakukan aktivitas hari ini. Tak butuh waktu lama untuk Lenka bersiap-siap.
Gadis itu pergi ke ruang baca untuk mengambil beberapa buku yang diberikan oleh Duke Donovan kepadanya, tapi Lenka mematung saat tanpa sengaja hampir bersentuhan dengan Noah di depan pintu ruang baca.
Bocah laki-laki dengan rambut abu-abu itu menatap Lenka dengan terkejut, kemudian dia memberikan senyuman kepada Lenka.
Alarm tanda bahaya berbunyi di kepala Lenka. Gadis itu buru-buru masuk ke ruang baca, meninggalkan Noah di depan pintu sendirian. Memang itu jahat karena Lenka terkesan mengucilkan Noah dengan cara mendiamkan bocah itu, tapi Lenka harus menjauh dari para protagonis pria, salah satunya adalah Noah Donovan, adik angkatnya sendiri.
Kejadian seperti ini tidak terjadi satu atau dua kali saja, tetapi sudah berkali-kali. Saat Noah ada di dekat Lenka, gadis itu akan menjauh dari bocah laki-laki itu. Lenka tidak menghiraukan keadaan sekitar, siapa orang yang melihatnya dan apa pendapat orang tentang perilakunya. Hal yang terpenting adalah menjauh dari protagonis pria!
Seharian itu Lenka menghabiskan waktu untuk belajar, setelah itu dia bermain dengan Mort dan Teivel.
Tanpa Lenka sadari, ada seseorang yang terus mengamatinya. Orang itu tidak lain adalah Duke Donovan, ayahnya sendiri.
Semenjak perilaku Lenka berubah, Duke Donovan mulai mengawasi putrinya itu. Apa yang dia lakukan? Bagaimana cara dia memperlakukan orang lain?
Semuanya berbeda dari yang dulu, putri Duke Donovan itu berubah. Namun ada satu hal yang mengganjal, sikap Lenka kepada Noah masih tetap sama dan malah bertambah parah. Menurut Duke Donovan, sikap Lenka kepada Noah itu sama dengan diskriminasi dalam keluarga yang merupakan bukan sikap yang baik.
Duke Donovan yang sudah tidak tahan lagi pun memanggil Lenka ke ruangannya. "Selama beberapa hari ini, Ayah memperhatikanmu dari kejauhan, Lenka. Kemudian kamu yang terus menghindar dari Noah, Ayah sangat tidak menyukainya," kata Duke Donovan.
Lenka hanya diam saja, tidak menjawab satu patah katapun.
"Mulai sekarang kamu akan menggantikan Ayah berpatroli di daerah perbatasan. Ini bukan tugas, melainkan hukuman. Dan ini, jadwal yang sudah Ayah buat untukmu, Lenka," Lenka menerima jadwal itu dan dia mengeceknya.
Namun ada yang tidak dia sukai dalam jadwal tersebut, yaitu waktu yang dia habiskan bersama dengan Noah yang cukup banyak.
"Belajar bersama Noah, berlatih bersama Noah, menemani Noah istirahat. Ayah, mengapa Anda membuat waktu saya terbuang hanya untuk bocah itu?" tanya Lenka.
Alis Duke Donovan terangkat tampak heran dengan pertanyaan putrinya.
"Ayah ingin kalian akur. Menghabiskan waktu bersama dalam durasi yang lama merupakan salah satu caranya. Jadwal itu mulai dilakukan besok," ujar Duke Donovan.
Lenka mengangguk mengerti, kemudian kembali ke kamarnya. Gadis itu menatap langit-langit kamarnya sembari berbaring di atas tempat tidur. Dia memikirkan jadwal yang akan dia laksanakan mulai besok.
......................
Pukul 06.00 - 08.30 adalah waktu untuk belajar.
Pukul 09.00 - 15.00 adalah waktu untuk berpatroli di daerah perbatasan.
Pukul 15.30 - 20.00 adalah waktu yang dihabiskan bersama dengan Noah.
Jadwal itu membuat Lenka berpikir berlebihan, empat jam tiga puluh menit bersama dengan Noah. Lenka tak habis pikir bagaimana suasana yang terasa selama empat jam tiga puluh menit saat berdua dengan Noah. Pasti rasanya canggung.
Dan itulah yang Lenka rasakan saat bersama dengan Noah. Canggung.
Mereka berdua berada di dekat perapian dengan Lenka membaca buku, sedangkan Noah tengah melamunkan sesuatu. Tidak ada yang berniat membuka percakapan, sampai Noah memberanikan diri.
"A-Anu, Kakak," Noah memanggil Lenka dengan ragu-ragu.
"Ya?" balas Lenka terkejut, kemudian menjauh beberapa sentimeter dari Noah.
Noah yang melihat reaksi Lenka menjadi berkecil hati. Anak laki-laki itu berpikir bahwa Lenka memang tidak menyukai dirinya.
"Tidak apa-apa, maaf mengganggu Kakak belajar," katanya kemudian dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Lenka, kemudian kembali membaca bukunya.
Beberapa menit setelahnya, keheningan benar-benar menguasai mereka berdua. Lenka yang sudah terbawa fokus kepada bukunya tidak mempedulikan keberadaan adiknya, Noah.
Gadis itu membaca setiap halaman, kemudian beralih ke lembaran baru dan seterusnya sampai buku itu habis.
Setelah Lenka menutup bukunya, mata merahnya tidak sengaja bertemu dengan mata Noah yang tengah menatapnya. Sebelum Lenka menoleh ke arah lain, Noah lebih dulu memalingkan wajahnya.
"Ma-Maafkan saya Kakak, saya, saya tidak akan mengulanginya lagi," kata Noah.
"Yah … tidak apa-apa," balas Lenka masih menatap adiknya.
Suasana menjadi lebih canggung, Lenka ingin mengganti suasana ini menjadi sedikit lebih nyaman. Namun dia khawatir jika Noah salah sangka dengan perbuatannya, maka Lenka mengurungkan niatnya dan tidak melakukan apa-apa. Asal tidak melukai atau membuat masalah dengan Noah, itu cukup agar Duke Donovan tidak memanggil dirinya lagi.
Tetapi pemikiran Lenka salah total, dua hari setelahnya Duke Donovan memanggilnya kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ida. Rusmawati.
/Smile/
2024-02-25
1
Frando Kanan
krn anak angkat laki ini hidup seperti anjing krn ulah putri anda duke idiot 🙄
2022-10-17
0
AK_Wiedhiyaa16
Karena putra angkatmu di novel menjadi sumber penderitaan putri kandungmu Duke
2022-10-02
4