Bab 18 : Dia Adik, Bukan Kekasih

...----------------...

Tok Tok Tok Tok 

Tok Tok Tok Tok 

Suara ketukan pintu membuatku terbangun. Itu berisik dan cukup mengganggu. 

Aku mengarahkan pandanganku ke jendela yang terbuka. Langit masih gelap dan udara masih terasa sangat dingin.

Siapa yang datang di jam segini? Apa itu pelayan? Ataukah ayah?

Aku membuka pintu kamar dan sosok yang sangat diriku kenal sedang berdiri di depan. Laki-laki yang memiliki popularitas yang cukup tinggi, bintang pergaulan kelas atas terbaru.

Noah Donovan.

"Oh, Noah, ada sesuatu yang mendesak sehingga membuatmu datang pagi-pagi begini?" tanyaku kepadanya.

Dia terlihat gugup. "Uh …. Uhm, ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengan Kakak," jawabnya. "Bo-boleh aku masuk?"

Aku mempersilahkan Noah untuk masuk ke kamar, kemudian dia duduk di kursi yang ada di dekat balkon.

"Hai Mort! Hai Teivel!" sapanya kepada Mort dan Teivel yang sedang mengawasi ruangan ini.

Protagonis pria yang satu ini tumbuh dengan sangat baik. Tidak heran jika dalam beberapa hari Noah bisa memikat hampir seluruh gadis bangsawan di pesta.

Karena alur kehidupan fantasi ini hampir mendekati alur cerita sebenarnya, maka aku perlu melakukan sesuatu agar tetap bisa bertahan di sini.

Protagonis wanita, Gabrielle Angelo, sudah tiba di ibukota bersama dengan Seth, Utusan Dewa sesuai dengan ceritanya.

Rapat pembasmian dalam skala kecil juga sudah, yang merupakan waktu bagi Gabrielle bertemu dengan beberapa protagonis pria lainnya, yaitu Duke Roan dan Putra Mahkota.

"Kak? Kakak? Apa Kakak mendengarkanku?"

"Ya Noah?" balasku setengah kaget. Wajah Noah begitu dekat dengan wajahku, aku menatapnya dan pipinya memerah.

"Ma-maafkan aku! A-aku tidak bermaksud … ah lupakan! Tolong lupakan!" ujarnya tidak jelas.

Meski kamar ini cukup gelap, mataku masih bisa melihat semburat merah di pipi Noah. Sepertinya dia malu.

"Jadi mengapa kamu datang ke kamarku pagi-pagi begini, Noah?" tanyaku mencairkan suasana di antara kami.

Seketika itu juga, Noah menghadapkan wajahnya ke arahku. Matanya menyiratkan rasa kesal dan juga keraguan.

Mulutnya terbuka dan dia berkata, "A-aku ingin mengajak Kakak berjalan-jalan ke pelabuhan dan pasar hari ini."

Diriku membeku.

Setiap kata yang baru saja diucapkan oleh Noah, kalimat ajakan itu seharusnya ditujukan kepada Gabrielle. Tapi mengapa malah diriku?

"No-Noah," panggilku. "Apa kamu yakin dengan ajakanmu barusan? Kamu tidak salah orang?" tanyaku kepadanya.

"Ya! Aku sama sekali tidak salah orang Kak," jawabnya penuh keyakinan. "Sebenarnya aku ingin mengajak Kakak berjalan-jalan kemarin, tapi aku kalah cepat dari Nona Angelo," tambahnya.

Aku menyetujui ajakan yang Noah berikan dan tak disangka kalau matahari akan terbit dengan cepat.

Sebelum pergi berjalan-jalan, aku menemui ayah, memberitau ke mana diriku dan Noah akan pergi.

Butuh waktu yang cukup lama untuk sampai di pelabuhan. Sesampainya di sana, suasana begitu ramai, lebih ramai daripada pasar di kota dekat kediaman kami.

Orang-orang asing, orang yang baru saja pulang dari negara seberang, dan para pekerja yang sedang mengangkut barang-barang. 

"Cuacanya cukup bagus. Bagaimana kalau kita ke tempat lain yang lebih sepi?" ajak Noah bersemangat.

Aku cukup menganggukkan kepala saja, karena pastinya tidak ada tempat di pelabuhan yang sepi.

Karena tak menemukan tempat yang sepi, Noah memutuskan untuk mengunjungi pasar. 

Jalan dipenuhi oleh manusia-manusia dari berbagai daerah yang sedang mencari barang yang mereka butuhkan. Ada pula pedagang asing yang menjual produk mereka.

"Aku tidak memyangka kalau pasar di sini memiliki suasana yang sangat-sangat ramai." Noah berbisik tepat di sebelah telingaku.

"Noah, jaga jarakmu dan batasi sentuhan fisik," perintahku kepadanya. Tetapi dia mengernyit tak suka.

"Kenapa? Kakak tidak suka dengan keberadaanku yang ada di sekitar Kakak?" tanyanya.

Ya ampun, aku sedang bertahan hidup di dunia fantasi ini dengan menjaga jarak antara diriku dengan para protagonis.

Tetapi ini sulit untuk Noah, karena kami tumbuh bersama sedari kecil. Dia tidak akan mudah untuk menjauh dariku.

"Bukan itu, aku hanya khawatir mungkin saja ada orang yang melihat kita. Lalu mungkin saja mereka bisa salah paham," jawabku memberi alasan.

"Jadi itukah alasan Kakak selalu menolak untuk bergandengan tangan denganku tadi?"

"Ya, tepat sekali."

Kami berjalan dalam keheningan. Apa Noah sedang marah sekarang?

"Kakak."

"Ya?"

"Seperti apa Kakak melihatku sekarang?"

Aku tidak ingin menjawabnya!

Dan sekarang Noah pasti sedang marah!

Sialnya lagi aku malah bertatapan dengan Seth, si Utusan Dewa yang sedang berbelanja di pasar ini. Mengapa harus begini?

Mengapa dari sekian banyaknya orang, diriku harus bertatapan dengan salah satu protagonis pria.

"Aku melihat tuan Utusan Dewa di sini, ayo menyapanya." Kali ini aku menggandeng tangan dan menarik Noah.

Pria yang memakai pakaian serba putih dengan beberapa aksesoris sedang sibuk melihat barang dari seorang pedagang. Dia terlihat sangat serius.

"Selamat pagi Tuan Utusan Dewa," sapaku membuatnya terkejut.

"Se-selamat pagi juga Nona Donovan dan Tuan Muda Donovan," balasnya dengan senyuman ramah.

"Halo Nona yang cantik, barang daganganku mungkin cocok dengan keanggunan milik Nona." Si pedagang mulai menawarkan barang miliknya.

"Maaf, tapi saya tidak tertarik untuk membeli salah satu barang milik Anda."

Pedagang itu tidak terlihat sedih atau kecewa, tapi dia malah tertawa. Apa ada yang lucu? "Hei Tuan, kekasih Anda adalah gadis yang sangat langka," katanya.

"Ke-kekasih?" 

"Maaf Tuan, tapi laki-laki ini adalah Adik saya," jawabku.

"Benarkah? Berarti aku salah mengira. Tapi Nona, Anda tetaplah gadis yang langka," katanya lagi sambil mengacungkan ibu jari.

"Sudahlah."

"Tapi kalian memang terlihat seperti pasangan …." tambah Seth.

Aku menatapnya dan dia menatap sesuatu, begitu pula dengan si pedagang. Tunggu, apa yang sedang mereka lihat?

Jangan bilang kalau tanganku dan tangan Noah.

"Ngomong-ngomong Tuan Utusan Dewa, apa yang sedang Anda cari?" tanyaku mengalihkan perhatian. 

"Oh! Saya sedang mencari hadiah yang cocok untuk gadis kecil yang imut. Karena saya sudah berjanji akan memberikannya jepit rambut saat kunjungan kali ini. Tapi saya bingung ingin memilih yang mana karena semua ini bagus dan cocok untuknya."

Seth tampak antusias dengan hal ini. Api dalam matanya terlihat jelas. 

"Mungkin saya dan Noah bisa membantu," ujarku menawarkan bantuan.

"Oh tentu saja! Pasti itu akan sangat membantu!" balasnya.

Dengan bantuan dariku dan Noah, Seth dapat memilih jepit rambut yang akan diberikan kepada gadis kecil. Dia juga mengajak kami untuk ikut dengannya.

Meski Noah sudah menolaknya dengan keras, Seth tetap menajak kami. Atau lebih tepatnya memaksa kami untuk ikut.

Ini gawat karena aku sedang berdekatan dengan dua protagonis pria sekaligus!!!

Episodes
1 Bab 1 : Menjadi Antagonis
2 Bab 2 : Duke Donovan Tidak Tahan Dengan Sikapnya
3 Bab 3 : Perubahan
4 Bab 4 : Jadwal Baru untuk Donovan Bersaudara
5 Bab 5 : Pesta Teh Iris Caedon
6 Bab 6 : Harus Memilih
7 Bab 7 : Keputusan Egois
8 Bab 8 : Demi Bertemu dengan Dirimu
9 Bab 9 : Orang yang Sedang Dirumorkan Adalah Aku
10 Bab 10 : Pembaruan yang Cepat
11 Bab 11 : Penasaran
12 Bab 12 : Menjadi Penyusup di Rumah Sendiri
13 Bab 13 : Acara Ulang Tahun Kaisar
14 Bab 14 : Hati yang Terbakar
15 Bab 15 : Rapat dan Kritik Pedas Bangsawan
16 Bab 16 : Sindiran Nona Donovan
17 Bab 17 : Kalah Cepat dari Protagonis Wanita
18 Bab 18 : Dia Adik, Bukan Kekasih
19 Bab 19 : Utusan Dewa yang Ceroboh
20 Bab 20 : Hari Baru, Tekad Baru
21 Bab 21 : Ajakan Makan Malam
22 Bab 22 : Percikan dalam Dada
23 Bab 23 : Benar-Benar Butuh Bicara
24 Bab 24 : Malam Perayaan
25 Bab 25 : Jaga Mulutmu!
26 Bab 26 : Kelinci Kecil, Monster di Hutan
27 Bab 27 : Akhir Pembasmian
28 Bab 28 : Pesta Perayaan
29 Bab 29 : Monster di Istana
30 Bab 30 : Pertemuan Setelah Penyerangan
31 Bab 31 : Villa (01)
32 Bab 32 : Villa (02)
33 Bab 33 : Villa (03)
34 Bab 34 : Villa (04)
35 Bab 35 : Kenapa Mereka Aneh?!
36 Bab 36 : Kedai Kue
37 Bab 37 : Kembali ke Lintasan
38 Bab 38 : Pemeriksaan
39 Bab 39 : Pergi untuk Ramuan
40 Bab 40 : Gabrielle dan Pemikirannya
41 Bab 41 : Bergerak Cepat
42 Bab 42 : Pemberhentian Pertama
43 Bab 43 : Tiga Pria dalam Sebuah Tenda
44 Bab 44 : Menawan dan Mengerikan
45 Bab 45 : Lebih Sensitif
46 Bab 46 : Meminjam Bahu
47 Bab 47 : Apakah Kalian Tidak Senang?
48 Bab 48 : Hancur Sudah!
49 Bab 49 : Sebelum Tersesat
50 Bab 50 : Nona Donovan Tidak Ada
51 Bab 51 : Perjalanan di Malam Gelap
52 Bab 52 : Pengakuan
53 Bab 53 : Gubuk Sederhana
54 Bab 54 : Mimpi Gabrielle (01)
55 Bab 55 : Mimpi Gabrielle (02)
56 Bab 56 : Melanggar Kontrak (01)
57 Bab 57 : Melanggar Kontrak (02)
58 Bab 58 : Saling Memiliki Rahasia (01)
59 Bab 59 : Saling Memiliki Rahasia (02)
60 Bab 60 : Saling Memiliki Rahasia (03)
61 Bab 61 : Pengungkapan Cinta yang Berbeda (01)
62 Bab 62 : Pengungkapan Cinta yang Berbeda (02)
63 Bab 63 : Pengungkapan Cinta yang Berbeda (03)
64 Bab 64 : Pembasmian Selesai
65 Bab 65 : Teman Masa Muda
66 Bab 66 : Berhenti! (End)
67 Ucapan Terima Kasih + Pengumuman Novel Baru
68 Special Chapter I
69 Special Chapter II
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 : Menjadi Antagonis
2
Bab 2 : Duke Donovan Tidak Tahan Dengan Sikapnya
3
Bab 3 : Perubahan
4
Bab 4 : Jadwal Baru untuk Donovan Bersaudara
5
Bab 5 : Pesta Teh Iris Caedon
6
Bab 6 : Harus Memilih
7
Bab 7 : Keputusan Egois
8
Bab 8 : Demi Bertemu dengan Dirimu
9
Bab 9 : Orang yang Sedang Dirumorkan Adalah Aku
10
Bab 10 : Pembaruan yang Cepat
11
Bab 11 : Penasaran
12
Bab 12 : Menjadi Penyusup di Rumah Sendiri
13
Bab 13 : Acara Ulang Tahun Kaisar
14
Bab 14 : Hati yang Terbakar
15
Bab 15 : Rapat dan Kritik Pedas Bangsawan
16
Bab 16 : Sindiran Nona Donovan
17
Bab 17 : Kalah Cepat dari Protagonis Wanita
18
Bab 18 : Dia Adik, Bukan Kekasih
19
Bab 19 : Utusan Dewa yang Ceroboh
20
Bab 20 : Hari Baru, Tekad Baru
21
Bab 21 : Ajakan Makan Malam
22
Bab 22 : Percikan dalam Dada
23
Bab 23 : Benar-Benar Butuh Bicara
24
Bab 24 : Malam Perayaan
25
Bab 25 : Jaga Mulutmu!
26
Bab 26 : Kelinci Kecil, Monster di Hutan
27
Bab 27 : Akhir Pembasmian
28
Bab 28 : Pesta Perayaan
29
Bab 29 : Monster di Istana
30
Bab 30 : Pertemuan Setelah Penyerangan
31
Bab 31 : Villa (01)
32
Bab 32 : Villa (02)
33
Bab 33 : Villa (03)
34
Bab 34 : Villa (04)
35
Bab 35 : Kenapa Mereka Aneh?!
36
Bab 36 : Kedai Kue
37
Bab 37 : Kembali ke Lintasan
38
Bab 38 : Pemeriksaan
39
Bab 39 : Pergi untuk Ramuan
40
Bab 40 : Gabrielle dan Pemikirannya
41
Bab 41 : Bergerak Cepat
42
Bab 42 : Pemberhentian Pertama
43
Bab 43 : Tiga Pria dalam Sebuah Tenda
44
Bab 44 : Menawan dan Mengerikan
45
Bab 45 : Lebih Sensitif
46
Bab 46 : Meminjam Bahu
47
Bab 47 : Apakah Kalian Tidak Senang?
48
Bab 48 : Hancur Sudah!
49
Bab 49 : Sebelum Tersesat
50
Bab 50 : Nona Donovan Tidak Ada
51
Bab 51 : Perjalanan di Malam Gelap
52
Bab 52 : Pengakuan
53
Bab 53 : Gubuk Sederhana
54
Bab 54 : Mimpi Gabrielle (01)
55
Bab 55 : Mimpi Gabrielle (02)
56
Bab 56 : Melanggar Kontrak (01)
57
Bab 57 : Melanggar Kontrak (02)
58
Bab 58 : Saling Memiliki Rahasia (01)
59
Bab 59 : Saling Memiliki Rahasia (02)
60
Bab 60 : Saling Memiliki Rahasia (03)
61
Bab 61 : Pengungkapan Cinta yang Berbeda (01)
62
Bab 62 : Pengungkapan Cinta yang Berbeda (02)
63
Bab 63 : Pengungkapan Cinta yang Berbeda (03)
64
Bab 64 : Pembasmian Selesai
65
Bab 65 : Teman Masa Muda
66
Bab 66 : Berhenti! (End)
67
Ucapan Terima Kasih + Pengumuman Novel Baru
68
Special Chapter I
69
Special Chapter II

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!