......................
Berbagai jenis kerajinan tangan yang terbuat dari benang tertata rapi di sebuah meja khusus. Semua kerajinan ini adalah hasil dari perjuangan para nona bangsawan. Tenaga dan juga keterampilan mereka.
Lenka melihatnya satu per satu hanya untuk menghabiskan waktu yang ada. Karena disini Lenka tak mengenal orang lain, kecuali ayahnya dan Noah. Dan mereka berdua sedang sibuk dengan urusan baru mereka.
Duke Donovan memiliki urusan dengan beberapa kepala keluarga lain. Sedangkan Noah memang sengaja disuruh untuk berkenalan dengan yang lain, siapapun itu.
Meski gadis itu sendirian, bukan berarti dia terkucilkan. Malahan Lenka mendapati banyak orang menatap dirinya dan itu semua adalah hasil dari rumor itu.
Ini membuat gadis itu lelah meski dia tidak peduli dengan orang-orang yang sedang menatapnya itu.
"No-Nona Donovan, senang bertemu dengan Anda kembali," sapa seorang gadis bangsawan, yaitu Iris Caedon.
"Halo Nona Caedon, senang bertemu dengan Anda juga," balas Lenka dengan senyuman simpul.
Iris tertawa canggung sambil memandang ke lantai. Sebenarnya itu kurang sopan, tapi Lenka mengerti mengapa dia melakukan hal itu.
Gadis itu membawa sebuah sapu tangan dengan sulaman bunga Lily di tangannya.
Apakah dia ingin meletakkan benda itu di sini? Atau hanya sekedar menyapa diriku saja?
"Uhm, sa-saya membuat sulaman bunga Lily. A-apa yang Anda buat?" tanyanya gugup.
"Saya tidak membuat apapun," jawab Lenka dengan senyuman lagi dan jawabannya itu membuat percikan bahagia di mata Iris.
Dia segera meletakkan saputangannya itu di antara kerajinan tangan lainnya dengan wajah yang cukup berseri dan sirat lega di matanya. Dia tersenyum ke arah Lenka dengan manis.
"Setelah acara ini berakhir, saya berencana untuk mengadakan pesta teh lagi. Ji-jika Nona Donovan berkenan untuk datang, saya akan buat surat undangannya," katanya cukup berani dan bersemangat.
Tetapi setelah ulang tahun kaisar ini cerita sudah dimulai, dengan kata lain, Lenka pasti akan sibuk dengan segala urusan tentang hal itu.
"Bagaimana mungkin saya menolak tawaran dari gadis sebaik Anda, Nona Caedon. Saya akan datang, tetapi jika ada halangan, mungkin saya tidak." Iris tersenyum dan tiba-tiba mengambil kedua tangan Lenk.
"Saya senang bisa bertemu dengan Nona Donovan dan … dan saya yakin rumor yang beredar itu salah. Tidak mungkin Nona Donovan yang baik seperti ini adalah orang yang bengis bukan? Itu hanya omong kosong bukan?" katanya menarik perhatian orang-orang di sekitar kami.
Tersenyum adalah hal yang dipilih untuk menanggapi ucapan Iris.
Tentu itu bukan hanya omong kosong dia rasa. Lenka memang merasa dirinya itu bengis, tapi untuk beberapa hal. Dan semua orang juga bisa menjadi bengis untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan.
"Tampaknya kalian berdua menikmati acara ini bukan?" tanya seseorang dari belakang.
"Sa-salam kepada Yang Mulia Kaisar!" Iris memberikan penghormatan dengan gerakan yang cepat.
"Salam kepada Yang Mulia Kaisar!" kata Lenka ikut memberi salam.
"Aku menerima penghormatan kalian. Sekarang kalian bisa mengangkat kepala kalian kembali."
Iris dan Lenka menegakkan badan mereka, kemudian menghadap Kaisar yang tengah memperhatikan keduanya.
Kaisar tersenyum, kemudian berjalan ke arah semua kerajinan tangan berada. Pria itu mengamati semuanya. "Nona Caedon dan Nona Donovan, bagaimana pendapat kalian tentang kegiatan ini?" tanya Kaisar kepada kedua gadis itu. "Katakan pendapat kalian, apapun itu."
"Uhm, kegiatan ini cukup menarik, dengan ikut serta dalam kegiatan ini, kami dapat menunjukkan bakat kami kepada Yang Mulia dan juga bangsawan lainnya."
Iris adalah orang pertama yang memberikan pendapat dan kegugupan pun ada dalam dirinya. Kaisar menganggukkan kepalanya, kemudian beralih ke arah Lenka. Pria itu menunggu Lenka membuka mulutnya dan memberikan suara.
Karena tak ada pilihan lain lagi, Lenka pun terpaksa memberikan pendapatnya. Dia menghirup dan menghembuskan napas untuk menenangkan dirinya.
"Sebenarnya saya tidak cukup tertarik dengan kegiatan ini, itulah alasan mengapa saya tak ikut berpartisipasi. Dan sepertinya ini juga sering dilakukan. Jadi meskipun peserta merasa tegang, sebenarnya mereka telah melakukan ini puluhan kali." Lenka menundukkan kepalanya mengisyaratkan bahwa dirinya sudah selesai memberikan pendapat.
Orang-orang yang ada di sekitar menahan napas mereka dan suasana menjadi tegang saat Kaisar tampak berpikir oleh pendapat yang Lenka berikan.
"Pendapat yang berbeda dan berani yang pernah kudengar." Orang-orang menghela napas lega. "Tapi bukankah masih ada pendapat lainnya?" tanya Kaisar.
Helaan napas terdengar, itu adalah Lenka. "Sepertinya Yang Mulia bisa membaca pikiran saya," katanya.
"Jika aku bisa membaca pikiranmu, tidak mungkin aku menanyakan pendapat dari dirimu." Lenka tersenyum, begitu pula dengan Kaisar.
"Baiklah, karena ini perintah Yang Mulia. Saya rasa bahan yang disediakan bukanlah bahan dengan kualitas yang baik karena kebanyakan dari nona bangsawan cukup kesulitan saat membuat kerajinan. Hanya itu saja Yang Mulia."
"Izin berbicara Yang Mulia," kata Iris. "Menurut saya, dengan bahan yang seperti ini kami jadi bisa menunjukkan seberapa tangguh kami dalam menghadapi masalah," katanya mengungkapkan pendapat.
"Aku menghargai pandangan Nona Caedon. Tetapi aku mengharapkan nona-nona bangsawan dapat menyelesaikan masalah ini dengan lebih lagi, yaitu dengan-"
"Menggunakan bahan milik pribadi," potong Lenka dan disahut oleh tawa Kaisar.
Seusai selesai tertawa, Kaisar mendekat ke arah Lenka. Pria itu memegang bahu Lenka dan mendekatkan mulutnya ke telinga.
"Bawakan hadiah yang kamu pilih saat makan malam nanti dan berikanlah kepadaku, Nona Donovan," bisiknya kemudian pergi.
Tatapan iri mengarah kepada dirinya, khususnya dari nona bangsawan yang telah berjuang mati-matian membuat sebuah kerajinan tangan seindah mungkin dari bahan dengan kualitas yang tidak cukup bagus.
Mendapat perhatian Kaisar adalah salah satu dari rencana mereka untuk dapat duduk di posisi putri mahkota. Itu butuh perjuangan.
Tetapi Lenka yang hanya berjalan-jalan dan tidak membuat kerajinan, malah dengan mudah mendapatkan perhatian dari Kaisar. Itu tidak adil untuk mereka.
Sementara itu, Noah sedang berusaha lepas dari nona-nona bangsawan yang mengerubungi dirinya. Dia ingin bertemu dengan Lenka secepat mungkin dan membawa saudarinya itu bersembunyi di suatu tempat. Sayang sekali gadis itu sedang sibuk dengan beberapa bangsawan lain.
"Tuan Muda Donovan, bagaimana kalau kapan-kapan Anda datang ke pesta teh saya?"
"Hei, aku yang mengajaknya duluan! Antri dong!"
"Loh, Tuan Muda saja tidak marah. Kenapa malah kamu yang marah-marah? Lagipula aku duluan yang mengajak Tuan Muda Donovan untuk pergi ke toko buku."
"Dasar kutu buku! Tuan Muda pasti tidak akan menerima ajakanmu itu! Mana mungkin orang seperti beliau mau datang ke tempat yang tidak elit. Benar bukan Tuan Muda?"
"Tu-tunggu nona-nona, bisakah kalian membiarkan diriku beristirahat?" tanya Noah sesopan mungkin.
"Tidak, Anda tidak boleh pergi sebelum menjawab ajakan kami!" jawab para nona bangsawan bersamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
dk
lenka dan noah sama2 kelelahan mental saat di tempat ramai 😄😄😄
2024-05-26
0
Hanachi
kalau menggunakan bahan pribadi, bukankah akan terkesan lancang dan meragukan kekaisaran ?
2024-03-01
3
clarissa diva
"lenka"
2023-08-09
0