...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Daun-daun menari saat angin berhembus. Seorang gadis dengan celana hitam panjang berjalan di antara batang pohon yang menjulang tinggi dengan diikuti oleh dua ekor monster.
Suara keluar dari daun-daun kering yang dipijak oleh gadis itu dan juga monster-monsternya. Matanya yang merah mengawasi sekitar dengan teliti.
"Kalian merasakan sesuatu? Aku tidak merasakan apapun di sini," kata gadis itu.
"Kami pun sama Nona. Kami tak merasakan adanya monster lain di sini!" balas kedua monster tersebut.
Hutan begitu sunyi, hanya ada alam yang membuat melodi yang indah. Gadis itu meletakkan belatinya di tanah dan duduk di sampingnya.
Dia menyandarkan punggungnya ke batang pohon dan menikmati setiap udara yang masuk ke tubuhnya.
"Nona Lenka, apa Nona tau jika kami sebenarnya ingin mencabik-cabik pria-pria yang tidak berguna, bodoh, dan br*****k itu kemarin? Mengapa Anda malah menahan kami?!"
"Ya! Berani sekali mereka merendahkan Anda dan tuan besar! Aku ingin mencabut lidahnya agar mereka tidak bisa bicara!"
Lenka tertawa mendengar penuturan kedua monsternya, Mort dan Teivel. Kedua tangannya terangkat dan mengelus kepala keduanya.
"Aku juga ingin melakukan hal yang lebih saat itu. Tetapi aku sadar bahwa itu belum saatnya. Diriku belum cukup kuat," balas Lenka.
"Kemampuan Anda dalam menggunakan pedang dan tombak sudah bagus!"
"Sihir Anda juga bagus! Bahkan Duke Donovan sendiri kalah dari Anda!"
"Bukan itu, Mort, Teivel. Posisiku sekarang ini tidak cukup kuat untuk mereka. Aku saja masih menumpang hidup di kediaman Ayah. Jika saja aku keluar dari kediaman, sebenarnya aku adalah orang miskin," jelas Lenka.
Ketiganya mengakhiri pembicaraan mereka dan memilih untuk beristirahat sejenak.
Ini adalah hutan yang Putra Mahkota katakan. Hutan wilayah milik Marquess Doyle yang katanya ada monster. Tetapi selama Lenka berlatih dan berjalan-jalan, gadis itu tak merasakan apapun.
Semuanya tampak baik-baik saja dan normal.
Tapi tidak mungkin juga Putra Mahkota berbohong tentang hal yang serius ini. Apalagi dengan luka yang laki-laki itu dapatkan.
Sembari kembali ke istana, Lenka juga berpikir.
Lenka rindu kepada kediamannya, kamarnya, dan semua isinya. Tetapi apa yang dapat dia perbuat karena kaisar belum juga membuat keputusan.
Sejak terakhir kali mereka bertemu, yaitu saat rapat, kaisar masih belum menampakkan sosoknya di istana. Dia mendengar dari beberapa pelayan, bahwa kaisar hanya menemui putranya saja.
Lenka bertanya-tanya mengapa kaisar membuat keputusan ini sangat lama. Memang benar ini menyangkut banyak orang, tetapi beliau tidak melakukan apapun.
" … Anda sangat berbeda dengan Nona Donovan! Apa benar Anda adiknya?"
"Ya memang aku adalah adiknya. Memangnya kakak dan adik harus punya sifat yang sama begitu?!"
"He-hei kalian berdua … tenanglah."
"Diam kamu dasar penggoda! Jangan ikut campur!"
Lenka melihat keributan itu dari kejauhan. Tiga orang yang sedang bergerombol dan tiga orang lainnya yang berusaha menjaga jarak mereka.
Saking asiknya berdebat satu sama lain, ketiga orang yang sedang bertengkar itu tidak menyadari kedatangan Lenka.
"Nona, syukurlah Anda sudah kembali. Tolong hentikan keributan ini Nona, kami tidak tahan dengan perdebatan mereka," pinta seorang pelayan, Christine, kemudian didukung oleh kedua rekannya.
Lenka menghela napas panjang. Dia tak menyangka kalau pertemuannya dengan Gabrielle akan membuat Noah memusuhi si protagonis wanita asli.
......................
...Flashback...
...On...
"Mulut Anda manis juga ya, Tuan Utusan Dewa."
"Bu-bukan begitu Nona Donovan!"
"Lalu apa maksud Anda?" tanya Lenka dengan tatapan dingin dan mengancam. Seth jelas menjadi sangat ketakutan dan gugup menerima tatapan Lenka.
Seth sangat ingin menjawab, tetapi suaranya seperti terjebak di lehernya.
"Ta-tapi apa yang dikatakan oleh Seth adalah benar!" teriak seseorang di depan pintu, Gabrielle.
"A-Anda adalah satu-satunya gadis bangsawan yang memiliki keberanian besar. I-intinya Anda sangat mengagumkan!" kata Gabrielle lagi dengan menggebu-gebu.
Lenka menatap Gabrielle bingung. Ada urusan apa sampai protagonis wanita ini datang kepadanya? Ini aneh dan tidak benar!
"Kakak, ganti perbanku sekarang. Ini sudah waktunya." Lenka berbalik dan mendapati adiknya, Noah, dengan wajah masam.
Sebelum dia bisa berbicara, Noah menariknya keluar ruangan sembari berkata, "Jangan pernah mencoba mendekati Kakak lagi, dasar pria penggoda."
...Off...
......................
"Kalian, kenapa ribut-ribut begini?" tanya Lenka kepada tiga orang protagonis yang sedang beradu mulut.
Mereka menolehkan kepala bersamaan dan wajah gembira terlihat ada pada mereka.
"Kakak, syukurlah kamu sudah pulang. Aku ingin me-"
"Nona Donovan, ayo kita sedikit berjalan-jalan di ibukota. Mungkin pasar atau tempat lainnya. Saya percaya Anda belum sempat pergi jalan-jalan bukan?" ujar Gabrielle memotong perkataan Noah.
Laki-laki dengan rambut abu-abu itu menatap Gabrielle kesal. Menurutnya gadis itu sangat mengganggu, mengganggu hubungannya dengan Lenka.
Kakak tidak mungkin mau. Kakak tidak mungkin mau berjalan-jalan dengan gadis menyebalkan ini. kata Noah dalam hati.
Namun sayangnya, Lenka menerima ajakan Gabrielle dan pergi dengan gadis itu keluar istana.
Eve, Martha, dan Christine yang melihat reaksi Noah, segera menepuk-nepuk bahu laki-laki itu guna meredakan amarahnya.
"Tuan Muda tenanglah. Memang inilah tantangan Anda berada di ibukota," kata Martha.
"Apa itu berarti kakak jenuh denganku?"
"Tentu saja tidak! Meski banyak orang yang lebih menarik perhatian nona, nona Lenka masih menganggap keberadaan Anda itu ada, Tuan Muda!" balas Eve.
"Tapi Anda bisa saja tersingkir karena saking banyaknya orang yang menarik perhatian nona!" tambah Christine.
"Cu-cukup! Aku tak tahan lagi mendengarnya. Kalian bisa masuk, aku akan pergi menyusul kakak." Noah langsung pergi meninggalkan istana dan menyusul Lenka.
Beruntungnya bagi dia yang segera menemukan dimana Lenka berada, karena pergerakan Lenka dan Gabrielle yang begitu lambat.
Noah mengawasi kedua gadis itu dari kejauhan. Matanya hanya berfokus pada Lenka seorang.
"Ibukota itu mengerikan, kali ini saja kakak sudah berhasil direbut dariku. Dan yang merebut adalah gadis seperti dia?!" Noah menatap gadis yang sedang merangkulkan tangannya di lengan Lenka dengan manja, kemudian berdecak kesal.
"Seharusnya aku yang ada di samping kakak hari ini," katanya.
Kali ini Noah benar-benar menguji tingkat kesabarannya. Dengan mata kepalanya sendiri, Noah harus melihat Lenka yang meluangkan waktu dan tenaga untuk orang lain selain dirinya dan Duke Donovan.
Lenka dibawa kesana kemari oleh Gabrielle. Masuk ke sebuah toko, keluar, lalu masuk ke toko lain.
Itu melelahkan.
Tetapi ….
"Apa yang Anda katakan barusan tentang Nona Donovan?!"
"Aku bilang dia adalah gadis yang dibesarkan tanpa perhatian. Jika dia mendapat perhatian yang cukup, mana mungkin dia menggunakan topeng sepanjang hari." kata seseorang dengan nada mengejek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
antie
next thor
2022-05-17
3