Lenka menunjukkan sebuah amplop yang berisi surat undangan pilihannya. Surat undangan yang ada di tangannya itu berbeda dengan surat undangan lainnya. Karena surat yang sedang dia pegang adalah surat khusus kepala keluarga.
Jika tidak salah, undangan ini adalah undangan pertemuan bangsawan yang selalu Duke Donovan hadiri setiap bulannya.
Tujuan dari pertemuan bangsawan yang satu ini adalah kerja sama, bisnis, dan masalah suksesor. Surat undangan inilah yang Lenka cari! Sebuah acara yang memang mendukung masa depannya di dunia fantasi ini!
Sementara itu, di kediaman Duke Donovan.
"Haish, heran sekali dengan keluarga bangsawan yang satu ini. Apa yang mereka lakukan sampai otak mereka begitu pintar?" Seseorang sedang bergumam sembari mengoreksi angka-angka di depannya.
Orang itu adalah guru khusus Noah yang merupakan salah satu guru profesional yang ada di kekaisaran.
Umurnya kira-kira hampir kepala enam, tapi seorang profesional tetaplah profesional. Usia bukanlah hambatan untuk profesinya selama ini karena dia masih mengajar di akademi.
Melihat pria yang sudah tua itu bercucuran keringat di dahinya, Noah selaku murid pria itu menjadi khawatir.
"Guru bisa beristirahat bila kelelahan. Tolong jangan memaksakan tubuh guru yang sudah tua ini," kata Noah khawatir.
"Terima kasih karena sudah khawatir dengan kakek tua ini. Tapi aku akan memberikan tugas tambahan jika kamu menyebutku tua dengan wajah polosmu itu."
Sebuah perempatan muncul di dahi pria tua itu. Dia merasa kesal karena dipanggil tua, meski itu adalah fakta.
Bukannya menampilkan ekspresi bersalah atau meminta maaf, Noah malah menampilkan ekspresi antusiasnya yang berhasil membuat gurunya bertambah kesal.
"Guru ingin memberikan tugas tambahan? Benarkah itu?" tanya Noah dengan mata berbinar.
"Benar. Tapi jika kamu tidak menginginkan-"
"Saya menginginkannya guru! Saya menginginkannya!" kata Noah cepat.
Pria tua itu menghela napas, kemudian menyerahkan setumpuk kertas di depan Noah. Kertas yang memang sudah dia persiapkan jauh-jauh hari jika dirinya kehabisan materi untuk diajarkan.
"Itu tugas tambahannya. Mungkin dalam beberapa pertemuan lagi kamu bisa mengikuti ujian umum terbatas di akademi," kata sang guru.
"Baik, guru. Saya tidak sabar menunggu hari itu!" balas Noah.
Ketika jam berdentang, Noah dan gurunya keluar dari ruang belajar. Pelajaran mereka sudah selesai hari ini dan sekarang Noah akan melanjutkan jadwalnya.
Jantungnya berdegup kencang sekarang. Dia gugup dengan guru baru yang akan mengajarnya seni pedang.
Ayahnya bilang gurunya ini adalah ksatria utama di salah satu keluarga bangsawan di lain kekaisaran. Setelah sekian tahun, akhirnya dia mengambil cuti yang cukup lama untuk kembali ke kampung halamannya.
"…. Ah, itu dia putraku," ujar Duke Donovan saat Noah sedang berjalan mendekat.
Seorang pria dengan tubuh kekar berdiri di dekat Duke Donovan. Tidak salah lagi jika itu adalah guru baru Noah. Tampangnya lebih mengerikan dari Duke Donovan karena bekas luka di wajahnya.
"Tuan Muda, selamat siang," sapa pria kekar itu kepada Noah sambil tersenyum.
"Selamat siang juga tuan. Saya Noah, mohon kerjasamanya," balas Noah.
"Nah, karena kalian sudah bertemu dan saling menyapa, saya akan kembali ke ruangan saya. Mohon bantuan Anda untuk mengajarkannya seni pedang, Sir Ethan, dan Noah, lakukan yang terbaik."
"Baik Ayah!"
"Baik Yang Mulia!"
Duke Donovan tersenyum sopan kemudian masuk kediamannya.
"Ah akhirnya …." Sir Ethan menghela napas panjang setelah kepergian Duke Donovan. Pria itu menghela napas satu kali lagi dan tersenyum lebih ramah.
Setelah itu mereka memulai pelajaran.
Sir Ethan tidak semenakutkan yang Noah bayangkan. Dia merupakan tipe orang yang santai dan mudah bersosialisasi. Dia adalah kebalikan dari ayahnya.
Saat langit mulai berwarna jingga, Sir Ethan mengakhiri pelajarannya meski Duke Donovan memintanya untuk melatih Noah sampai petang.
Sir Ethan melirik laki-laki di sebelahnya yang sedang bercucuran keringat. Laki-laki yang menurutnya condong dalam hal intelektual daripada harus mengayunkan pedang.
"Apa ada sesuatu di wajah saya?" tanya Noah.
"Ya, ada sesuatu di wajahmu. Wajah yang tampan," balas Sir Ethan.
"Sir Ethan juga tak kalah tampan dari Noah."
Suara seorang gadis menyita perhatian kedua laki-laki yang sedang beristirahat. Noah senang dengan kehadiran gadis itu, sedangkan mata Sir Ethan membulat terkejut.
"Selamat sore Sir Ethan. Saya putri Duke Donovan, senang bertemu dengan Anda." Senyuman sopan terukir di wajah Lenka.
"Se-selamat sore Nona Donovan, senang bertemu dengan Anda!"
Saat ini suasana terasa begitu berat, khususnya untuk Sir Ethan yang benar-benar tegang sekarang. Gadis yang baru saja datang itu memiliki aura yang sama kuatnya dengan Duke Donovan.
"Saya akan kembali, kalian bisa melanjutkan latihan. Selamat sore." Lenka kembali tersenyum sopan sebelum meninggalkan kedua orang itu.
"Tuan Muda, boleh saya sedikit bertanya?"
"Ya?"
"Beberapa hari lalu saya pulang, tentu saja untuk masuk ke wilayah ini harus ada yang mendampingi supaya terhindar dari serangan monster," ujar Sir Ethan membuka pertanyaannya.
"Gadis yang mendampingi saya selama perjalanan mirip dengan Nona Donovan. Maaf sebelumnya … uh-"
"Anda tidak perlu minta maaf dan benar itu adalah kakak," potong Noah. "Sir Ethan, ayo latihan satu kali lagi! Lalu Anda bisa kembali untuk beristirahat!"
......................
Seusai makan malam Lenka datang kepada Duke Donovan. Gadisitu meletakkan surat yang dia pilih di depan ayahnya.
"Ini pertemuan yang akan saya hadiri, Ayah," katanya.
Duke Donovan pun mengambil surat itu dan membacanya. Alangkah terkejutnya dia saat surat pilihan putrinya itu adalah undangan pertemuan bulanan khusus untuknya.
"Bisakah kamu memilih undangan yang lain?" tanya Duke Donovan kepada putrinya.
"Saya tidak mau." Dengan tegas Lenka mengatakannya. "Bukankah pertemuan bangsawan yang ini lebih menguntungkan? Di sana saya dapat bertemu dengan kepala keluarga dan calon penerusnya," tambahnya.
"Memang benar Lenka, pemikiranmu memang tidak salah. Tapi pertemuan ini cukup berisiko bagimu, apalagi kamu itu perempuan."
Lenka menundukkan kepalanya. Benar sekali bahwa pertemuan yang dia pilih itu berisiko. Hanya kaum adam saja yang ada di sana dan yang pasti kehadirannya tidak mungkin diterima baik oleh mereka.
Ditertawakan, dihina, dan direndahkan. Itulah yang akan Lenka alami bila datang ke sana.
"Saya tidak akan mengubah pilihan saya."
"Kamu siap dengan segala sesuatu yang akan terjadi?" tanya Duke Donovan.
"Ya, saya siap!"
"Semua perbuatanmu di sana adalah tanggung jawabmu. Jika terjadi sesuatu, Ayah tidak akan ikut campur. Kamu siap dengan itu?"
"Ya, saya siap!" jawab Lenka lagi dengan tegas.
Helaan napas terdengar. Duke Donovan memandang putrinya. "Baiklah. Pukul sebelas kita akan berangat dari kediaman. Kamu bisa beristirahat sekarang."
"Terima kasih telah menyetujui keputusan saya yang egois ini, Ayah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Reirin Mitsu
Ya Allah, si Noah beneran giat banget belajar. Guru auto ketar-ketir ngasih tugas.
2022-05-16
8