"Tidak mungkin aku mengunjungi dia di tengah malam begini. Jika ayah tau, aku bisa kena marah. Tapi jika aku tidak melihat si Donovan itu, aku tidak bisa tidur karena rasa penasaran ini!"
"Argh sialan!" teriak Putra Mahkota. Dan sebuah ide muncul. "Aku akan mengunjungi si Donovan itu, paling tidak aku melihat wajahnya saja!"
Putra Mahkota membuka pintu lemarinya dan mengambil salah satu baju untuk dia pakai. Masih dengan perasaan setengah kesal, Putra Mahkota membuka kamar jendelanya dan keluar.
Rasa penasaran ini adalah kelemahannya, karena dia tak bisa mengendalikan dirinya. Contohnya seperti sekarang ini. Dia menyelinap seperti penyusup di istananya sendiri hanya demi melihat Lenka, putri dari sahabat ayahnya, Duke Donovan.
Istana yang begitu sunyi semakin mempermudah pergerakan dari laki-laki itu. Paling hanya ada beberapa prajurit yang lewat sambil menguap, kemudian pergi ke tempat lain.
Kenapa aku harus bertingkah seperti seorang penyusup di rumahku sendiri? Kesal Putra Mahkota dalam hati, lalu mulai mengumpati Lenka yang terlanjur membuat dirinya penasaran.
Kamar untuk para tamu ada di sebelah utara Istana Lily yang tidak pernah terjamah oleh siapapun kecuali mendiang permaisuri ketika masih hidup.
Putra Mahkota memperhatikan setiap jendela kamar yang ada dan mengira-ira dimana Lenka tinggal.
"Itu dia!!!" katanya setelah melihat salah satu jendela kamar yang terbuka.
Bagaikan diberkati oleh Dewa, jalan Putra Mahkota seperti dipermudah.
Kamar yang ditempati oleh Lenka ada di lantai dua, tapi Putra Mahkota dapat sampai di sana tanpa kesusahan karena ada sebuah pohon yang cukup besar di dekat jendela kamar Lenka.
Tanpa menunggu lagi Putra Mahkota memanjat pohon itu dan sampai di balkon kamar dengan aman.
"Heh, ini terlalu mudah. Kurasa si Donovan itu tidak punya otak sama sekali karena membiarkan jendela ini terbuka lebar-lebar," komentar Putra Mahkota sambil berdecak.
Laki-laki itu melangkahkan kakinya ke depan untuk melihat lebih jelas gadis yang sedang terlelap di hadapannya.
Cahaya bulan yang tadinya tertutupi oleh awan, kini kembali menyinari bumi. Cahaya itu masuk ke dalam kamar Lenka, memperlihatkan sosok gadis yang sedang dirumorkan oleh orang-orang.
Putra Mahkota tersentak, laki-laki itu mengambil beberapa langkah lagi ke depan. Dirinya bagai tersihir oleh Lenka. Gadis itu terlihat mempesona dengan balutan gaun tidurnya.
Di tengah-tengah kesibukannya mengagumi sosok Lenka yang sedang tertidur, Putra Mahkota mendengar suara geraman di dalam bayang-bayang.
Laki-laki itu menoleh ke sudut kamar dan matanya bertatapan dengan sepasang mata merah menyala. Itu membuatnya panik dan dirinya mengatakan untuk keluar dari sini!
Sayangnya, satu-satunya jalan untuk keluar sudah tertutup. Jalan itu dihadang oleh seekor serigala besar dengan mata merah yang menatapnya dengan nyalang. Gigi taringnya yang tajam terlihat jelas.
"Apa yang kamu lakukan di sini?"
Putra Mahkota meruntuki dirinya sekarang. Dia akan mati! Harga dirinya! Kehormatannya! Dan rasa malunya!
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Lenka lagi dan beranjak dari tempat tidur. "Siapa kamu? Apa tujuanmu?" tanyanya lagi.
"Nona, dia ini orang cabul. Biarkan kami menghukumnya Nona!"
"Benar Nona, laki-laki ini berusaha menyentuh Anda. Biarkan kami mematahkan tangannya itu!"
Lenka menaikkan tangannya memberi perintah kepada Mort dan Teivel untuk diam. Gadis itu berjalan semakin mendekati orang yang baru saja menyusup ke dalam kamarnya. Sementara Lenka semakin maju, Putra Mahkota semakin mundur.
Karena di belakang ada seekor serigala, Putra Mahkota tidak bisa mundur lagi dan terpaksa berhenti. Sementara itu Lenka yang semakin mendekat mulai mengernyitkan dahinya.
Seorang laki-laki dengan rambut dan bola mata berwarna biru ….
Putra Mahkota!!!
Lenka cukup syok dengan identitas laki-laki yang menyusul dalam kamarnya. Laki-laki ini adalah Putra Mahkota. Tapi apa kepentingannya di sini? Mengapa harus kamarnya? Dan di tengah malam? Lewat jendela pula?!
Lenka tak habis pikir dengan salah satu protagonis pria yang satu ini!
Namun sebelum itu, Lenka harus mengeluarkan si protagonis pria keluar dari kamarnya dahulu. Maka Lenka meraih baju bagian leher Putra Mahkota dan menyeretnya sampai ke depan pintu.
"Jangan lakukan ini kepada saya," katanya, kemudian menendang Putra Mahkota keluar dari kamar dan menutup semua akses jalan yang masuk ke kamarnya.
Keesokan harinya, Christine melayani Lenka dalam persiapan untuk datang ke pesta. Setelah dua malam satu hari melewati perjalanan dan satu hari satu malam berada di ibukota, akhirnya acara yang ditunggu-tunggu akan dimulai.
"Nona, tuan besar ingin saya menyampaikan sesuatu kepada Anda," kata Christine sebelum mengakhiri pekerjaannya menata rambut.
"Apa itu?" tanya Lenka sambil memakai topengnya.
"Tuan meminta Anda untuk berhati-hati saat berbicara, khususnya dengan nona bangsawan lain. Ini untuk menghindari kesalahpahaman, karena dalam acara ini nona bangsawan sedang berkompetisi untuk mendapat lerhatian dari Kaisar."
Lenka menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Gadis itu pun keluar dari kamar dan melihat lorong yang sudah cukup ramai dengan orang-orang.
"Rambut emas, mata merah, dan memakai topeng …."
"Dia Nona Donovan yang sedang ramai dibicarakan itu?"
"Sepertinya iya. Tapi kalau ingin lebih pastinya lagi, tanyalah kepada orangnya."
"Kamu gila?! Bisa-bisa kepalaku lepas dari tubuhku!"
Bisik-bisikan dan tatapan mata yang mengarah ke Lenka memang tidak terasa nyaman. Jika bukan tatapan yang penuh kekaguman, itu tidak akan membuatmu percaya diri.
Di ujung lorong, tepat di dekat tangga, ayahnya, Duke Donovan dan adiknya, Noah sedang menunggunya.
Duke Donovan yang memang terlihat tampan meski umurnya sudah tua dan Noah yang terlihat unik dengan rambut abu-abunya berhasil menyita perhatian nona bangsawan yang ada di sana.
"Kakak terlihat lebih cantik hari ini," puji Noah dengan senyum lembutnya.
"Terima kasih. Ayo segera pergi atau kalian berdua akan terus jadi pusat perhatian di sini."
Duke Donovan, Lenka, dan Noah berjalan bersama menuju ke tempat pesta. Tapi setelah Lenka pikir-pikir lagi, mereka datang lebih awal sebelum acara sebenarnya dimulai. Tiga jam lebih awal.
"Sepertinya kalian bingung kenapa kita sudah ada di tempat pesta tiga jam sebelum acara dimulai." Lenka dan Noah mengangguk bersamaan. "Secara tidak langsung acara ini adalah kompetisi untuk nona atau keluarga bangsawan yang mengincar posisi Putri Mahkota.
Dengan adanya beberapa kegiatan, yaitu merajut, menyulam, menulis puisi, dan menjahit. Para nona bangsawan akan berusaha untuk mendapat perhatian dari Kaisar."
"Apakah itu wajib? Masalahnya saya tidak tertarik melakukannya," tanya Lenka.
"Tidak. Hal ini tidak wajib," jawab Duke Donovan. "Ngomong-ngomong, Kaisar mengundang kita setelah pesta hari ini selesai."
"A-apa?!" pekik Noah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Hanachi
bagaimana nasib para bandit yang menghadang kereta kuda Duke Donovan ?
bagaimana cara Noah mengatasinya ?
2024-03-01
3
Hanachi
membuka kamar jendelanya ?
mungkin maksudnya membuka jendela kamarnya ya.
2024-03-01
0
clarissa diva
"perhatian"
2023-08-09
0