Bab 19 : Utusan Dewa yang Ceroboh

...----------------...

Setelah menerima ajakkan Noah dan berjalan-jalan sejenak di pelabuhan dan pasar, Lenka tidak sengaja bertatapan dengan Seth, Utusan Dewa yang merupakan salah satu protagonis pria yang lain.

Lenka menyapa Seth untuk formalitas saja, mengingat bagaimana kesan Seth di pertemuan resmi pertama mereka yang bisa dibilang cukup buruk untuk Lenka pribadi.

Di antara orang-orang yang tengah berlalu-lalang di jalan ini. Seth membawa banyak barang belanjaannya, mulai dari buah, mainan, dan barang lainnya.

Baru beberapa langkah saja, satu di antara barang yang Seth bawa itu jatuh. Ketika Seth ingin mengambilnya, barang lain ikut jatuh.

"Dia orang yang cukup ceroboh," ujar Noah memberi tanggapan tentang apa yang dirinya lihat saat itu.

Sedangkan Lenka hanya diam saja, tak mengeluarkan satu patah kata pun. Gadis itu menarik tangan adiknya untuk kembali berjalan-jalan, tapi siapa sangka Noah menolaknya.

Noah menggenggam erat-erat tangan Lenka dan membawa gadis itu bersamanya.

"Noah, kita akan kemana?" tanya Lenka bingung.

"Membantu Tuan Utusan Dewa yang ceroboh itu," jawab Noah.

"Bukannya kamu tidak menyukainya?" Noah tidak menjawab pertanyaan terakhir yang Lenka tanyakan dan mempercepat langkahnya.

Noah dan Lenka pun membantu Seth membawa barang-barangnya. Sebenarnya Lenka enggan melakukan hal ini, tapi dia memiliki tugas sebagai seorang kakak.

Setelah melakukan perjalanan dari pasar dengan kereta kuda, mereka pun sampai di tempat tujuan, yakni panti asuhan.

"Tuan Utusan Dewa sudah pulang! Hore!!!" ujar seorang anak dengan suara lantang.

Beberapa anak kecil datang menghampiri Seth dengan senyuman ceria. Seth meletakkan barang-barangnya di tanah dan membuka lengannya lebar-lebar.

Anak-anak kecil itu masuk dalam pelukan Seth dengan wajah penuh dengan sukacita.

"Anda cukup cepat kali ini!"

"Apa Tuan Utusan Dewa benar-benar membeli semua yang kami minta?"

"Ceritakan tentang orang-orang asing itu kepada kami!"

Anak-anak itu terus bertanya tanpa membiarkan Seth menjawab pertanyaan mereka. Pria itu tersenyum dan mengelus kepala anak-anak yang dapat tangannya jangkau.

Setelah anak-anak itu berhenti bertanya, barulah Seth mulai berbicara. "Aku mendapatkan semuanya dan kalian kedatangan tamu," kata Seth dengan bersemangat.

"Siapa itu?! Siapa itu?!" tanya mereka bersemangat.

Tanpa diminta oleh Seth, Lenka dan Noah turun dari kereta kuda. Tentu saja mereka juga membawa barang yang dibeli oleh Seth di pasar.

Anak-anak terlihat tertarik dengan kedua orang yang baru berkunjung, terutama kepada Lenka. Alasan? Tentunya karena gadis itu memakai topeng, sehingga membuat Lenka lebih unik dibanding Noah ataupun Seth.

Salah satu dari mereka berjalan mendekat ke arah Lenka. Dengan tangan kecilnya, anak itu menarik baju Lenka dan berkata, "I-itu topeng yang bagus!"

"Terima kasih," jawab Lenka singkat.

Lenka memandang bangunan di depannya yang merupakan panti asuhan. 

"Nona dan Tuan Muda Donovan, mari masuk ke dalam," ajak Seth.

Mereka masuk ke bangunan itu dan meletakkan barang belanjaan di ruang tengah di mana anak-anak biasanya beristirahat. Lenka duduk di salah satu kursi dan menghela napasnya.

Helaan napas itu terdengar dengan jelas sehingga Seth memutuskan membuatkan minum untuk Lenka dan juga Noah.

Beberapa rekan Seth yang merupakan kardinal, terheran-heran dengan tingkah lakunya. Biasanya setelah membeli keperluan panti asuhan, Seth akan bermain dengan anak-anak.

"Tuan Utusan Dewa, apa yang sedang Anda lakukan?" tanya seorang kardinal kepada Seth.

"Saya sedang membuat teh," jawab Seth.

Sebelum kardinal tersebut menyelesaikan pertanyaannya, Seth sudah melenggang pergi dengan membawa dua cangkir teh, gula, sendok kecil, dan sebuah teko.

Dengan jantung yang berdebar kencang dan rasa tegang yang mendominasi dirinya, Seth meneguhkan dirinya dan terus berdoa kepada Dewa supaya memberinya kekuatan.

Entah apa yang terjadi. Setiap kali dia dihadapkan dengan Lenka Donovan, dirinya merasa lemah dan tak berdaya.

"Nona dan Tuan Muda Donovan, terima kasih sudah membantu saya hari ini. Ngomong-ngomong saya membuatkan Anda berdua teh."

Noah menolehkan kepalanya, sedangkan Lenka hanya melirik ke arah pria yang baru saja datang. Seth.

"Sebenarnya Tuan Utusan Dewa tak usah repot-repot begini. Benar bukan, Kak?" kata Noah.

"Ya," balas Lenka singkat.

Balasan Lenka yang begitu singkat membuat Seth gugup. Gadis ini pasti sedang dalam suasana hati yang buruk, pikirnya.

Dengan berhati-hati, Seth berusaha meletakkan nampan yang dia bawa. Tapi entah mengapa tangannya malah gemetaran dan kepalanya terasa sedikit pusing.

Prang!!!

Nampan itu jatuh, membuat benda-benda yang ada di atasnya jatuh ke lantai dan pecah. "Ma-maafkan saya, ti-tiba-tiba saja tangan saya mati rasa," ucap Seth gugup.

"Ya ampun, kenapa Anda begitu ceroboh," kata Noah seperti merendahkan.

Sikap Noah kali ini sangat asing dan Lenka baru saja mengetahuinya.

"Kamu bantulah Tuan Utusan Dewa membersihkan pecahan itu. Sementara aku akan membawa anak-anak keluar supaya tidak ada yang terluka."

Lenka beranjak dari tempat duduknya dan membawa anak-anak keluar. Sementara Noah dan Seth segera membersihkan serpihan-serpihan yang tercecer di lantai.

Kesal. Noah memunguti serpihan itu setengah hati. Berbagai pertanyaan muncul dalam benaknya. Kenapa Lenka memberi perhatian kepada pria ceroboh ini?

Apa yang membuat Lenka tertarik kepada Utusan Dewa yang ceroboh?

Apa ada yang dirinya lewatkan?

"No-Noah, tanganmu berdarah. Biarkan aku-"

"Jangan pegang-pegang! Seberapa besarnya usahamu untuk meluluhkan hatiku, itu tidak akan mempan sama sekali! Dan tidak akan kubiarkan kamu dekat-dekat dengan kakak!" potong Noah dengan nada tinggi.

Seth jelas kebingungan dengan respon yang diberikan oleh Noah. Dia tersenyum.

Noah dan Seth keluar dari panti asuhan dan menuju ke halaman depan, dimana anak-anak sedang asik bermain.

Suara tawa riang dari anak-anak terdengar begitu jelas, Seth merasa lega karena keadaan anak-anak panti asuhan baik-baik saja.

Namun, begitu dia merasakan atmosfer yang berat dan mengerikan, Seth mulai menyadari apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Sesegera mungkin Seth mendekati Lenka.

"No-Nona Donovan, saya sudah selesai membersihkan kecerobohan saya. A-Anda sudah bisa kembali masuk," kata Seth.

"Sepertinya itu tidak perlu Tuan Utusan Dewa. Saya akan pulang," jawab Lenka datar.

"Sungguh Nona Donovan, saya minta maaf atas kejahilan anak-anak kepada Anda. Mereka hanya tertarik dan ingin dekat dengan Anda. Tetapi mungkin cara mereka tidak membuat Anda merasa nyaman." 

"Sudahlah, saya tau itu. Mereka terlalu aktif dan sulit untuk dikendalikan, Anda bisa mengasuh mereka lagi."

Lenka memberikan tempat dan waktu kepada Seth untuk mengasuh anak-anak panti. Jika Lenka diberikan pilihan antara mengasuh Mort dan Teivel atau anak-anak? Dia akan memilih untuk mengasuh Mort dan Teivel.

Sekali lagi Lenka menghela napasnya. Sebuah kelegaan karena dia sudah terbebas dari anak-anak.

Episodes
1 Bab 1 : Menjadi Antagonis
2 Bab 2 : Duke Donovan Tidak Tahan Dengan Sikapnya
3 Bab 3 : Perubahan
4 Bab 4 : Jadwal Baru untuk Donovan Bersaudara
5 Bab 5 : Pesta Teh Iris Caedon
6 Bab 6 : Harus Memilih
7 Bab 7 : Keputusan Egois
8 Bab 8 : Demi Bertemu dengan Dirimu
9 Bab 9 : Orang yang Sedang Dirumorkan Adalah Aku
10 Bab 10 : Pembaruan yang Cepat
11 Bab 11 : Penasaran
12 Bab 12 : Menjadi Penyusup di Rumah Sendiri
13 Bab 13 : Acara Ulang Tahun Kaisar
14 Bab 14 : Hati yang Terbakar
15 Bab 15 : Rapat dan Kritik Pedas Bangsawan
16 Bab 16 : Sindiran Nona Donovan
17 Bab 17 : Kalah Cepat dari Protagonis Wanita
18 Bab 18 : Dia Adik, Bukan Kekasih
19 Bab 19 : Utusan Dewa yang Ceroboh
20 Bab 20 : Hari Baru, Tekad Baru
21 Bab 21 : Ajakan Makan Malam
22 Bab 22 : Percikan dalam Dada
23 Bab 23 : Benar-Benar Butuh Bicara
24 Bab 24 : Malam Perayaan
25 Bab 25 : Jaga Mulutmu!
26 Bab 26 : Kelinci Kecil, Monster di Hutan
27 Bab 27 : Akhir Pembasmian
28 Bab 28 : Pesta Perayaan
29 Bab 29 : Monster di Istana
30 Bab 30 : Pertemuan Setelah Penyerangan
31 Bab 31 : Villa (01)
32 Bab 32 : Villa (02)
33 Bab 33 : Villa (03)
34 Bab 34 : Villa (04)
35 Bab 35 : Kenapa Mereka Aneh?!
36 Bab 36 : Kedai Kue
37 Bab 37 : Kembali ke Lintasan
38 Bab 38 : Pemeriksaan
39 Bab 39 : Pergi untuk Ramuan
40 Bab 40 : Gabrielle dan Pemikirannya
41 Bab 41 : Bergerak Cepat
42 Bab 42 : Pemberhentian Pertama
43 Bab 43 : Tiga Pria dalam Sebuah Tenda
44 Bab 44 : Menawan dan Mengerikan
45 Bab 45 : Lebih Sensitif
46 Bab 46 : Meminjam Bahu
47 Bab 47 : Apakah Kalian Tidak Senang?
48 Bab 48 : Hancur Sudah!
49 Bab 49 : Sebelum Tersesat
50 Bab 50 : Nona Donovan Tidak Ada
51 Bab 51 : Perjalanan di Malam Gelap
52 Bab 52 : Pengakuan
53 Bab 53 : Gubuk Sederhana
54 Bab 54 : Mimpi Gabrielle (01)
55 Bab 55 : Mimpi Gabrielle (02)
56 Bab 56 : Melanggar Kontrak (01)
57 Bab 57 : Melanggar Kontrak (02)
58 Bab 58 : Saling Memiliki Rahasia (01)
59 Bab 59 : Saling Memiliki Rahasia (02)
60 Bab 60 : Saling Memiliki Rahasia (03)
61 Bab 61 : Pengungkapan Cinta yang Berbeda (01)
62 Bab 62 : Pengungkapan Cinta yang Berbeda (02)
63 Bab 63 : Pengungkapan Cinta yang Berbeda (03)
64 Bab 64 : Pembasmian Selesai
65 Bab 65 : Teman Masa Muda
66 Bab 66 : Berhenti! (End)
67 Ucapan Terima Kasih + Pengumuman Novel Baru
68 Special Chapter I
69 Special Chapter II
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 : Menjadi Antagonis
2
Bab 2 : Duke Donovan Tidak Tahan Dengan Sikapnya
3
Bab 3 : Perubahan
4
Bab 4 : Jadwal Baru untuk Donovan Bersaudara
5
Bab 5 : Pesta Teh Iris Caedon
6
Bab 6 : Harus Memilih
7
Bab 7 : Keputusan Egois
8
Bab 8 : Demi Bertemu dengan Dirimu
9
Bab 9 : Orang yang Sedang Dirumorkan Adalah Aku
10
Bab 10 : Pembaruan yang Cepat
11
Bab 11 : Penasaran
12
Bab 12 : Menjadi Penyusup di Rumah Sendiri
13
Bab 13 : Acara Ulang Tahun Kaisar
14
Bab 14 : Hati yang Terbakar
15
Bab 15 : Rapat dan Kritik Pedas Bangsawan
16
Bab 16 : Sindiran Nona Donovan
17
Bab 17 : Kalah Cepat dari Protagonis Wanita
18
Bab 18 : Dia Adik, Bukan Kekasih
19
Bab 19 : Utusan Dewa yang Ceroboh
20
Bab 20 : Hari Baru, Tekad Baru
21
Bab 21 : Ajakan Makan Malam
22
Bab 22 : Percikan dalam Dada
23
Bab 23 : Benar-Benar Butuh Bicara
24
Bab 24 : Malam Perayaan
25
Bab 25 : Jaga Mulutmu!
26
Bab 26 : Kelinci Kecil, Monster di Hutan
27
Bab 27 : Akhir Pembasmian
28
Bab 28 : Pesta Perayaan
29
Bab 29 : Monster di Istana
30
Bab 30 : Pertemuan Setelah Penyerangan
31
Bab 31 : Villa (01)
32
Bab 32 : Villa (02)
33
Bab 33 : Villa (03)
34
Bab 34 : Villa (04)
35
Bab 35 : Kenapa Mereka Aneh?!
36
Bab 36 : Kedai Kue
37
Bab 37 : Kembali ke Lintasan
38
Bab 38 : Pemeriksaan
39
Bab 39 : Pergi untuk Ramuan
40
Bab 40 : Gabrielle dan Pemikirannya
41
Bab 41 : Bergerak Cepat
42
Bab 42 : Pemberhentian Pertama
43
Bab 43 : Tiga Pria dalam Sebuah Tenda
44
Bab 44 : Menawan dan Mengerikan
45
Bab 45 : Lebih Sensitif
46
Bab 46 : Meminjam Bahu
47
Bab 47 : Apakah Kalian Tidak Senang?
48
Bab 48 : Hancur Sudah!
49
Bab 49 : Sebelum Tersesat
50
Bab 50 : Nona Donovan Tidak Ada
51
Bab 51 : Perjalanan di Malam Gelap
52
Bab 52 : Pengakuan
53
Bab 53 : Gubuk Sederhana
54
Bab 54 : Mimpi Gabrielle (01)
55
Bab 55 : Mimpi Gabrielle (02)
56
Bab 56 : Melanggar Kontrak (01)
57
Bab 57 : Melanggar Kontrak (02)
58
Bab 58 : Saling Memiliki Rahasia (01)
59
Bab 59 : Saling Memiliki Rahasia (02)
60
Bab 60 : Saling Memiliki Rahasia (03)
61
Bab 61 : Pengungkapan Cinta yang Berbeda (01)
62
Bab 62 : Pengungkapan Cinta yang Berbeda (02)
63
Bab 63 : Pengungkapan Cinta yang Berbeda (03)
64
Bab 64 : Pembasmian Selesai
65
Bab 65 : Teman Masa Muda
66
Bab 66 : Berhenti! (End)
67
Ucapan Terima Kasih + Pengumuman Novel Baru
68
Special Chapter I
69
Special Chapter II

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!