Hari yang cerah merupakan awal yang bagus untuk memulai kegiatan dengan hati yang gembira, seperti seorang laki-laki yang sedang bersenandung kecil sambil menata makanan untuk seseorang.
Laki-laki itu beralih ke arah lain, memotong daging, sayuran, dan bumbu-bumbu dengan terampil. Aroma yang sedap tercium saat laki-laki itu menumis.
"Hm~ Aromanya sangat lezat, Tuan Muda! Sepertinya profesi saya sebagai koki tidak akan dibutuhkan lagi." Seorang pria dengan badan besar masuk ke dapur dengan sekotak tomat di kedua tangannya.
"Terima kasih pujiannya, Paman. Dan tolong jangan berkata demikian. Jika Paman keluar dari kediaman, siapa yang akan mengajari saya lebih banyak masakan?"
Kedua orang itu kemudian tertawa. Setelah sekotak tomat itu diletakkan, laki-laki yang dipanggil 'Tuan Muda' oleh koki di kediaman tersebut mengambil beberapa buah, kemudian mencucinya.
"Tomat-tomat ini sangat segar dan bagus. Kakak pasti senang," ujar laki-laki itu dengan wajah berseri.
"Nona Lenka pasti senang, Tuan Muda! Apalagi yang membawakannya adalah Tuan Noah sendiri, adik kesayangannya," balas si koki dengan mengedipkan sebelah matanya.
Laki-laki itu, Noah, tertawa kecil saat mendengar perkataan koki kediamannya. Adik kesayangan. Sebuah julukan yang tidak pernah laki-laki itu harapkan di dalam hidupnya sebagai adik dari Lenka Donovan.
Jangankan mengharapkan, memikirkannya saja tidak pernah terlintas dalam otaknya. Dirinya bahkan sangat jarang berinteraksi dengan kakak perempuannya itu.
Tetapi semuanya perlahan mulai berubah dan perubahan itu dimulai sejak Lenka mengobati kakinya yang terluka beberapa tahun lalu. Gadis yang terlihat jahat itu ternyata sangat baik dan perhatian.
Setelah masakannya matang, Noah meletakkannya ke dalam kotak bekal, kemudian memasukkannya ke keranjang bersama dengan makanan lainnya. Tujuan akhir adalah mengantarkannya kepada kakak perempuannya.
Dengan kecepatan sedang Noah mengendarai kuda untuk sampai ke daerah perbatasan, tempat di mana Lenka sedang berpatroli seperti biasa.
Di tengah-tengah perjalanan, Noah menangkap sesosok serigala dari kejauhan. Selain itu, ada juga kereta kuda yang berjalan di belakangnya. Noah pun memperlambat kecepatannya.
"Halo Teivel," sapa Noah kepada sosok serigala besar ketika mereka berpapasan.
Orang-orang yang melihat itu menatap aneh Noah. Menyapa makhluk mengerikan dengan ramah adalah suatu hal yang aneh.
Noah menyapa orang-orang yang menatap aneh dirinya dengan senyuman dan melanjutkan perjalanannya menuju ke tempat kakaknya berada.
Wajah Noah tampak berseri-seri saat melihat surai emas seorang gadis yang berdiri tak jauh dari tempatnya. Noah bertambah senang saat gadis itu menoleh ke arahnya.
"Kakak!" panggil Noah dengan bersemangat. Kemudian turun dari kuda yang dia naiki. Sebelum mendekati Lenka, Noah mengikat tali kuda ke pohon terdekat.
"Hai Kakak, aku membawakanmu makan siang," kata Noah sembari menyerahkan keranjang yang berisi makanan untuk Lenka.
"Terima kasih." Lenka menerima keranjang makanan dan membukanya. Daging tumis, roti lapis, dan buah kesukaannya, tomat.
Gadis itu memakannya masih sambil memperhatikan sekitar. Noah memutuskan untuk duduk di sebelah kakaknya dan ikut memperhatikan sekitar juga.
"Bagaimana makanannya? Khususnya tomat yang baru Kakak makan."
Lenka menatap laki-laki yang ada di sebelahnya. Laki-laki rupawan yang pintar memasak dan memiliki sifat yang lembut. Benar-benar mencerminkan sifat protagonis pria yang menjadi idaman kaum hawa.
Tetapi sifat Noah sekarang sangat berbeda dengan sifat Noah yang ada di novel yang asli. Sifat lembut ini hanya ditujukan hanya pada orang-orang tertentu saja, tapi sekarang, dia bersikap ramah dan lembut hampir kepada semua orang.
"Apa ada masalah dengan makanannya? Kakak tidak suka dengan itu? Atau ada ulat di dalam tomatnya? Atau ada sesuatu di wajahku?" Noah begitu panik karena Lenka terus menatapnya.
"Noah," panggil Lenka. Gadis itu menepuk bahu adiknya. "Tidak ada yang salah sama sekali. Tenanglah."
Matahari sudah hampir terbenam. Hutan juga semakin gelap. Lenka mengajak adiknya, Noah, untuk pulang. Gadis itu tau kalau Noah pasti memiliki tugas yang belum dikerjakan dari gurunya.
Lenka dan Noah sampai di kediaman tepat ketika matahari tenggelam sepenuhnya. Mereka membersihkan diri kemudian bertemu kembali di perpustakaan.
Jika tadi Noah menemani Lenka berpatroli, sekarang giliran Lenka yang menemani Noah belajar dan mengerjakan tugas.
Hubungan mereka sangat baik, jauh berbeda dengan beberapa tahun yang lalu, di mana kesalahpahaman membuat jarak di antara Lenka dan Noah.
Sebuah ketukan pintu menyita perhatian Lenka dan Noah. Ternyata orang yang mengetuk pintu itu adalah seorang pelayan. Pelayan tersebut menyampaikan bahwa ayah mereka, Duke Donovan, sudah menunggu di ruang makan.
"Kami akan segera ke sana." Lenka membantu Noah memberesi buku-buku yang sempat digunakan tadi, kemudian pergi ke ruang makan.
Ketika kedua anaknya datang bersama ke ruang makan, sebuah senyuman terukir di wajah Duke Donovan. Meski senyuman itu tidak selembut senyuman milik Noah.
Mereka memulai memakan hidangan makan malam dalam suasana hening. Bila dilihat secara sekilas, suasana hening di antara ketiga orang ini sangatlah tidak nyaman, seakan hubungan mereka tidaklah baik.
Namun yang sebenarnya sangat bertolak belakang. Hubungan antara Duke Donovan, Lenka, dan Noah sungguh baik. Hanya saja mereka mengekspresikan kasih sayang mereka dengan cara mereka sendiri.
"Bagaimana daerah perbatasan? Semuanya tetap terkendali bukan?" tanya Duke Donovan kepada putrinya setelah beliau selesai makan malam.
"Ayah tidak perlu khawatir. Saya melakukan pekerjaan saya dengan baik, tentu saja Mort dan Teivel membantu saya," jawab Lenka.
Duke Donovan menganggukkan kepalanya puas, kemudian beralih kepada putranya. "Lalu bagaimana denganmu, Noah? Semuanya berjalan lancar bukan?" tanyanya.
"Ya Ayah, semuanya berjalan lancar. Ah, Kakak juga membantu saya saat saya kesulitan mengerjakan tugas," jawab Noah.
Duke Donovan kembali menganggukkan kepalanya. Pria itu menatap kedua anaknya bergantian. Putrinya yang kecil sudah tumbuh menjadi gadis cantik dan mandiri. Putranya yang pendiam dan cengeng tumbuh menjadi laki-laki tampan dan ramah.
Hal ini adalah anugerah bagi Duke Donovan.
Karena kini sudah tidak ada lagi kesalahpahaman antara Lenka dan Noah, Duke Donovan memutuskan untuk sedikit mengubah jadwal keduanya.
"Lenka, Noah, ini jadwal baru kalian." Duke Donovan memberikan masing-masing satu lembar kertas kepada kedua anaknya. "Ayah harap kalian bisa lebih mengembangkan diri kalian dengan jadwal baru ini. Ingat bahwa yang Ayah putuskan adalah demi masa depan kalian."
"Ayah, saya cukup keberatan dengan jadwal baru ini." Noah mengungkapkan rasa keberatannya dengan tegas.
"Apa kamu merasa keberatan, Lenka?" Duke Donovan bertanyakepada putrinya, kemudian dijawab dengan gelengan kepala. "Baiklah Noah, bisa kamu katakan alasanmu?"
Noah menelan ludahnya dengan susah payah, otaknya sedang berusaha untuk menemukan alasan yang tepat. Karena laki-laki itu tidak bisa mengatakan secara gamblang jika dirinya keberatan bila waktu yang dia habiskan dengan Lenka berkurang cukup banyak.
"Saya sudah nyaman dengan jadwal yang lalu dan saya juga cukup khawatir dengan guru baru yang akan mengajar saya."
"Dengar Noah, Ayah percaya kepadamu dan Ayah juga melihat dirimu yang berkembang selama beberapa tahun ini. Ayah memutuskan hal ini karena Ayah percaya kepada dirimu dan juga kepada Lenka, bahwa kalian siap untuk mencoba hal baru," balas Duke Donovan.
"Tapi Ayah-"
"Tidak ada kata tapi. Ikuti dengan penuh tanggung jawab!"
"Ba-baiklah."
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
dk
noah nga mau jauh2 sama kakak nya 🤭🤭🤭
2024-05-26
0
Hanachi
jangan jangan Noah jatuh cinta sama Lenka
2024-02-09
3