Chapter 6 : The Royal Family

"Maafkan Ibu meninggalkanmu di sini. Ibu sangat merindukanmu."

Zielle semakin tercengang setelah mendengarnya. Mereka orang tua kandung Zielle? Orang yang menitipkan Zielle ke Dunia Manusia tanpa sebab yang jelas? Zielle tidak tahu ingin senang atau marah.

Wanita itu melepas pelukan. Wajahnya tampak sempurna membuat Zielle insecure. Dia tidak cocok disebut sebagai seorang ibu melainkan kakak. Zielle semakin ragu.

"Kamu pasti bingung, kami akan menjelaskannya segera." kata sang pria dengan suara bass-nya. Pria itu tampak dingin.

"Masuklah." Zielle bicara dengan lemah. Dia berharap tragedi ini cepat selesai. Mentalnya goyah.

Mereka masuk ke dalam. Di ruang tamu, sudah ada Jack dan Vega berdiri seakan menyambut mereka. Lagi-lagi Zielle dibuat terkejut dengan kehadiran keduanya yang tiba-tiba.

"Terima hormat kami, Yang Mulia." Mereka berdua membungkuk pada sepasang vampir itu.

"Kami datang menjemput Zielle untuk tinggal di Kerajaan Alonios," kata pria besar itu dengan suara tegas.

"Tunggu dulu, kerajaan? Ada apa sebenarnya di sini?" Zielle bingung. Ia tidak bisa meninggalkan orang tua angkatnya sendirian di sini. Dia tidak bisa melakukannya.

"Dunia Manusia sudah tidak aman. Bahkan Vega dan Jack sudah menjadi Vampir beberapa hari lalu. Zielle juga telah diserang tadi siang. Itu sebabnya kau harus kembali ke Vampland."

"Kalau begitu, kenapa kalian membawaku ke Dunia Manusia sejak awal?" Zielle bertanya dengan serak. Dia tidak terima jika tiba-tiba dipindahkan.

Mereka terdiam sejenak memikirkan masalahnya. Masalah Vampir pemburu tidak pernah berakhir. Zielle di Dunia Manusia tanpa pengawasan akan sangat berbahaya. Di Vampland, Zielle mendapat pengawasan ketat dari Kerajaan.

Wanita yang merupakan Ibu kandung Zielle itu menghampirinya. "Sayang, kami akan menjelaskannya padamu setelah sampai di kerajaan. Ini demi kebaikanmu."

"Aku tidak mengatakan bahwa aku setuju." Zielle bicara dengan nada datar. Bukannya tidak menerima mereka sebagai orang tua, tapi ia kesal telah dipisahkan dan semua orang berbohong padanya.

"Zielle, ini memang sulit. Tapi situasi sudah berubah, kamu tidak bisa tetap berada di sini, Jack dan Vega juga." Wanita cantik itu mencoba membujuk.

Zielle tertawa miris. "Kau membawaku ke sini, apa tidak berpikir aku akan pantas berada di sini?"

"Ada alasan di balik semua itu. Pertama, ikut kami sesegera mungkin, tidak ada penolakan," tegas pria yang cukup gagah dan agak menyeramkan itu. Ia tampan, namun memiliki aura menakutkan hingga Zielle terdiam sejenak.

"Aku tidak ingin meninggalkan mereka," tutur Zielle yang akhirnya melunak. Ia bisa saja ikut setengah hati, tapi bagaimana dengan oeang tua yang mengasuhnya sejak kecil?

"Kami juga tidak akan membiarkan mereka tinggal di sini. Mereka akan ikut dan tinggal di Alonios."

Zielle agak lega mendengarnya, namun tetap tidak bisa berpikir jernih lagi. Dia sudah pasrah menghadapi berbagai hal asing yang tidak pernah ia percaya sebelumnya.

Baru kemarin menghadapi kenyataan bahwa orang tua dan dirinya adalah Vampir. Sekarang dia harus pergi dari Dunia Manusia setelah orang tua kandungnya menjemput. Zielle harus menerima, suka maupun tidak suka.

Ding dong

Bel kembali berbunyi di tengah ketegangan. Zielle mengalihkan pandangan, berinisiatif membuka pintu karena empat Vampir ini masih dalam lamunan masing-masing.

Ketika membuka pintu, alangkah terkejutnya ia melihat Vampir Murni yang baru saja ditemui tadi siang. Tidak disangka mereka benar-benar datang.

"Kalian?"

"Apa terjadi masalah?" Darren bertanya ketika melihat raut pasrah Zielle yang menandakan terjadi sesuatu di dalam.

Zielle menghela napas. "Sedikit masalah."

"Bagaimana dengan penelepon itu? Apa itu Vampir Pemburu?" Cynthia bertanya.

Zielle hanya menjawabnya dengan senyuman kemudian menyingkir dari pintu. "Masuklah."

"Kenapa tidak dari tadi saja? Aku sudah lelah terus berdiri." Cynthia langsung masuk begitu saja diiringi yang lainnya.

Terakhir, ada Vince yang melirik Zielle dengan tatapan tidak bersahabat. Zielle mendengus kesal mengingat kejadian siang tadi di mana Vince nyaris membunuhnya. Ingin sekali Zielle menutup pintu tepat di depan wajahnya agar tidak bisa masuk.

"Aaaaaa!"

Mereka tersentak ketika mendengar teriakan histeris Cynthia. Buru-buru Zielle berlari ke arah ruang tamu untuk melihat apa yang terjadi padanya.

"Yang mulia apa kabar?"

Bahu Zielle jatuh merasa sia-sia mengkhawatirkannya, karena ternyata teriakan itu adalah teriakan terkejut akan kehadiran pasangan Vampir Murni itu.

"Zielle, kau tidak bilang ada Raja dan Ratu Alonios di sini. Apa mereka yang meneleponmu?" Cynthia menuntut pada Zielle membuat yang dituntut gelagapan. Zielle sendiri tidak tahu kalau itu mereka.

Wanita yang disebut Ratu tersenyum sebelum menjawab, "Sebenarnya, yang menelepon adalah pengawal Zielle."

Sekali lagi sebuah kejutan mendatangi Zielle. Sejak kapan dia memiliki pengawal? Kejutan ini terlalu mengguncang sehingga Zielle tidak dapat berkata-kata.

"Kau bahkan punya pengawal." Cynthia berbisik.

"Mana aku tahu." Zielle mengedikkan bahu.

"Ada apa kalian kemari?" Ratu bertanya pada mereka berempat.

"McGraw meminta kami menjemput Vampir murni dari dunia manusia ke akademi. Kami tidak tahu kalau Zielle adalah Putri Kerajaan Alonios." Calixto menjawabnya.

"Katakan pada Kepala Akademi McGraw, Zielle tidak akan langsung ke akademi."

"Baik, Ratu."

"Vega, Jack, bersiaplah pergi ke Vampland." Raja tiba-tiba memerintahkan membuat Zielle melongo. Secepat itu?

"Apa tidak bisa besok pagi saja?" Zielle merasa ini terlalu terburu-buru. Dia telah terpojok dan tidak bisa menolak maupun menerima.

"Jika kita berangkat besok pagi, tidak ada Vampir yang membantu mereka." Raja menjawab.

"Jangan bingung begitu," bisik Cynthia. "Vampland berbeda dengan dunia manusia. Malam di Vampland sama seperti siang di Dunia Manusia begitu juga sebaliknya. Itu karena Vampir biasa tidak bisa berjalan di bawah matahari."

Zielle mengangguk paham dan melihat Jack dan Vega menyiapkan barang-barang mereka. Sedangkan ia hanya diam memperhatikan enam vampir murni yang berkumpul di ruang tamu.

Dua Vampir itu mengatakan bahwa Zielle tidak perlu membawa barang karena semua barangnya sudah ada di Kerajaan. Paling tidak, Zielle hanya akan membawa barang terpentingnya saja.

"Wow Zielle, kau memiliki persediaan Darah Manusia yang cukup. Ini masih segar." Cynthia tiba-tiba bicara di depan kulkas ketika Zielle sedang ambil minum.

"Kalau mau ambil saja." Zielle bicara acuh tak acuh. Lagipula di Vampland akan ada banyak yang seperti itu.

"Benarkah?"

Dia langsung mengambil dua kantung darah dan duduk di kursi seperti anak kecil yang habis menemukan es krim. Cynthia sepertinya pecinta darah manusia.

"Kau tidak memberi orang tuamu minum?" Cynthia bertanya sambil meminum darah langsung dari kantungnya.

"Jujur, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk menyambut tamu Vampir. Apa aku harus memberinya air seperti Manusia pada umumnya atau darah, aku tidak tahu."

Cynthia memasang wajah berpikir. "Di Kynodontes, jika ada tamu kerajaan berkunjung, maka mereka akan menyiapkan perjamuan. Darah hewan, sirup, makanan, semua disiapkan pelayan. Karena ini bukan kerajaan melainkan rumah biasa, aku pikir kau hanya perlu memberi mereka segelas darah."

"Kau juga seorang Putri?"

Cynthia mengangguk pelan. "Semua Vampir Murni adalah anggota keluarga kerajaan seperti Pangeran atau Putri. Kami berempat merupakan anggota kerajaan tertinggi. Kamu juga sama."

"Kalau anggota kerajaan, kenapa banyak Vampir memburu Vampir Murni?" Pertanyaan itu terus berulang di pikiran Zielle sejak tadi. Seharusnya mereka takut akan diadili oleh para petinggi karena telah melanggar aturan menyakiti anggota kerajaan.

"Itu karena para Vampir Pemburu menginginkan kekuatan dari Vampir Murni. Vampir Murni memiliki kekuatan bawaan sejak lahir yang diturunkan dari generasi ke generasi. Seperti contohnya aku, bisa memanipulasi makhluk apapun, keistimewaan yang hanya aku miliki bisa memanipulasi walau dari jarak jauh. Itu sebabnya banyak yang takut padaku di akademi. Bisa dibilang, aku murid perempuan paling menakutkan di akademi. Tidak ada yang ingin berteman padaku." Cynthia tersenyum kecut.

Siapa sangka gadis ceria seperti Cynthia menjadi penyendiri di sekolah. Zielle tidak habis pikir. Dia pikir satu sekolah berteman akrab dengan Cynthia.

"Bagaimana dengan tiga pria bersamamu?" Zielle bertanya lagi.

"Mereka temanku. Untung saja mereka mau berteman denganku karena kami berempat pernah dikelompokkan ke rank teratas akademi. Kami berempat termasuk spesial, ada juga yang bernama Artemis. Tapi, Artemis tidak dekat dengan kami berempat."

"Kenapa?"

Cynthia tersenyum kecut. "Kau akan tahu setelah melihatnya. Bahkan Darren mengatainya Lumut setiap hari."

Zielle hanya mengiyakan. Kehidupan akademi terbilang sulit apalagi untuk Vampir seperti Cynthia. Tidak tahu apa yang akan terjadi ketika Zielle di sana sebagai pemilik kekuatan bayangan. Akan sulit menggunakannya di malam hari.

"Zielle, sudah saatnya pergi." Ratu tiba-tiba ada di depan dapur memanggil.

Zielle dan Cynthia saling tatap kemudian beranjak dari kursi mengikuti Sang Ratu ke luar dari rumah. Angin malam mengibarkan rambut perak mereka hingga sampai di depan mobil. Mereka berpisah saat itu juga sedangkan Zielle bersama orang tua kandungnya.

"Kamu tenang saja, kehidupan Vega dan Jack akan terjamin sebagai bentuk terima kasih telah merawatmu." Ratu menjelaskan setelah melihat raut gelisah Zielle.

Zielle mengiyakan sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil. Zielle satu mobil bersama dengan Raja dan Ratu Alonios. Empat Vampir remaja itu yang ada di mobil kedua begitu juga dengan Jack dan Vega di mobil ketiga.

Mereka pun segera berangkat ke arah di mana portal Otherworld, atau lebih tepatnya Vampland berada.

Terpopuler

Comments

Nurwana

Nurwana

lanjut....

2023-01-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!