Chapter 19 : Hybrid Potion

Zielle tersontak begitu sadar betapa gila dirinya. Iris hitamnya kembali merah, ia melepas gigitan dan melihat pemuda pucat itu yang sewaktu-waktu akan mati kapan saja. Rasa bersalah menghantuinya membuatnya sangat tidak nyaman dan ingin pergi dari tempat ini.

Baru saja akan pergi, tiba-tiba tubuhnya melemas disertai kerongkongan yang mengering seolah darah barusan tidak cukup memenuhi rasa haus. Zielle menahannya, namun itu membuatnya semakin sakit. Selanjutnya, rasa mual disertai aroma amis yang menjijikan muncul menambah ketidaknyamanan hingga ia sangat ingin muntah.

Tidak ada yang menyadari kondisi Zielle karena mereka sibuk akan pesta. Zielle yang sudah sangat pucat. Ia haus, tapi juga mual bersamaan sehingga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Bahkan tubuhnya melemas hingga tidak bisa berdiri dengan benar ketika beranjak dari kursi.

Pintu dibuka secara tiba-tiba membuat semua perhatian teralih. Vince bersama Kennedy hadir menjadi sorotan utama sehingga mereka semakin mengabaikan Zielle di paling belakang.

Begitu iris merah Vince mendapati Zielle yang tidak baik-baik saja, ia segera melangkah mendekat dengan rahang mengeras. Semua orang diam merasakan aura dingin yang menusuk sambil memperhatikan mereka. Kini, mereka baru tahu telah terjadi sesuatu pada Zielle.

Zielle melihat Vince di depannya lalu mengerutkan kening. Tidak mungkin Vince mengikuti pesta para wanita, 'kan? "Kenapa kau di sini?" lirihnya.

"Tidak ada pertanyaan." Vince menolak menjawab dan langsung menarik lengan Zielle ke luar ruangan.

Ia telah melihat pemuda yang sepertinya dijadikan makanan oleh Zielle barusan sehingga terlihat sangat menyedihkan. Sepertinya ia memiliki tebakan atas apa yang terjadi pada Zielle.

Kennedy sebagai ajudannya tidak tahu apa yang dipikirkan Vince. Ia ditugaskan membawa Manusia itu ke istana untuk memastikan kondisi Zielle dengan pikiran rumit.

Vince membawa Zielle ke kamarnya tanpa sepengetahuan Zielle yang tengah sibuk akan rasa mual di tenggorokannya. Begitu sampai di kamar, Zielle langsung melesat ke kamar mandi dan menuntaskan rasa mual yang sejak tadi melandanya.

Darah merah keluar dari mulutnya berturut-turut membuat wajah Zielle semakin pucat. Meski sudah muntah, ia tetap tidak nyaman dan terus mual mengeluarkan darah dari perutnya.

Di luar kamar, Vince bertemu Kennedy yang memberi laporan bahwa manusia sebelumnya telah dibawa ke ruangan Vince. Sekarang tengah istirahat karena sebelumnya kehilangan banyak darah.

Vince tidak peduli pada kondisi manusia itu. Ia hanya ingin memastikan bahwa tebakannya salah. "Periksa darahnya, apa pernah bercampur dengan darah Vampir atau tidak."

Kennedy berpikir sejenak. "Yang Mulia, apa kau curiga—"

"Lakukan yang harus kau lakukan," sela Vince kemudian menutup pintu membiarkan Kennedy di luar sana.

Vince menghela napas dengan kening yang berkerut. Banyak sekali pikiran di kepalanya saat ini. Tidak di akademi, tidak di rumah, semuanya sama saja.

Pintu kamar mandi terbuka, menampakkan Zielle yang tampak menyedihkan berdiri melihatnya. Vince menghampiri, di tangannya terdapat gelas berisikan darah hewan dan diberikan pada Zielle.

"Minum jika tidak ingin mati lebih cepat."

Zielle tidak banyak melawan menerima 'niat baik' Vince dan meminumnya. Namun ketika darah di gelas habis, ia kembali merasa mual dan masuk ke kamar mandi untuk muntah.

Vince mengerutkan kening lebih dalam, dugaannya benar. Zielle keracunan.

Selepas muntah berkali-kali, Zielle keluar dari kamar mandi dan menatap Vince malas. "Kau ingin membunuhku?"

"Aku sedang membantu."

Zielle diam untuk beberapa saat kemudian bertanya, "Kau tahu apa yang terjadi padaku?"

"Tidak, sampai mengetahui kebenarannya. Aku hanya tahu bahwa kau keracunan."

"Racun?"

"Bukan racun seperti sianida atau yang kau pikirkan. Seseorang sengaja mencelakaimu dan kau sama sekali tidak waspada."

"Lalu aku harus berpikir bahwa seluruh kerajaanmu ingin membunuhku, begitu?" Zielle telah jengkel.

"Benar, seharusnya aku memperingatimu sejak awal." Vince menjawab acuh tak acuh.

Zielle kehabisan kata-kata. Apa Vince sedang bercanda dan mencurigai negaranya sendiri? Sepertinya kerajaan yang terlihat damai tidak sesederhana yang terlihat.

"Siapa menurutmu? Rodriguez?" Zielle ingat yang memberinya manusia itu adalah Duchess Rodriguez sedangkan ia keracunan pasti ada hubungannya dengan manusia itu. Tapi, racun apa yang dapat meracuni vampir melalui manusia?

"Mungkin. Aku akan mencarinya."

Zielle mengangguk pelan membiarkan Vince menginvestigasikan sendiri. Ia duduk di sofa dan menghela napas. Wajahnya masih pucat dan ia benar-benar lemas karena haus.

Pintu diketuk membuat perhatian mereka teralih. Vince membuka pintu, melihat Kennedy yang sepertinya telah menyelesaikan tugas.

Zielle tidak tahu apa yang mereka bicarakan sehingga hanya diam dalam keadaan lemas. Tiba-tiba saja ia merasa mual lagi dan melesat ke kamar mandi untuk muntah. Jika terus seperti ini, ia benar-benar akan mati.

Di depan pintu, Vince sedikit menoleh melihat gadis itu muntah untuk kesekian kalinya. Ia meminta Kennedy mengambilkan darah lain. Tidak butuh waktu lama dengan kecepatan Vampir, Kennedy kembali membawa sekantung darah manusia dan diserahkan pada Vince sebelum akhirnya Vince kembali ke dalam melihat Zielle di depan pintu kamar mandi dalam keadaan menyedihkan.

Vince menghampiri, melemparkan sekantung darah manusia ke arah Zielle untuk diminumnya. "Tidak tahu akan membaik atau tidak, kau bisa mencobanya."

Zielle menatap kantung darah di tangannya dan menghela napas. Meski ia haus, ia tidak ingin terus muntah seperti sebelumnya, sangat menyakitkan. "Apa akan berhasil?"

"Tidak tahu jika tidak mencoba."

"Apa yang meracuniku?" tanya Zielle.

Vince tidak berniat menyembunyikannya. Ia pun mengatakan sebuah kata yang membuat Zielle terkejut. "Hybrid ... Vampir setengah Manusia."

Zielle diam untuk beberapa saat. Mendengar kalimat itu, ia jadi mengingat seseorang yang pernah berhadapan langsung dengannya tempo hari. "Greyfend?" gumamnya tidak percaya. "Jika benar itu dia, bagaimana bisa ada di sini? Kenapa ingin membunuhku melalui bangsawan lain?"

"Menurutku, kau adalah ancaman baginya. Ketika Nycterida dan Alonios menjalin hubungan pernikahan, kedua kerajaan akan lebih kuat dari sebelumnya menyebabkan kesempatan baginya menduduki kerajaan lebih kecil. Tujuannya adalah memecah belah, kemudian mengajukan perang lebih cepat ketika seluruh kerajaan diambang keruntuhan akibat konflik. Tidak hanya berlaku untuk Nycterida dan Alonios saja," jelasnya.

"Jadi dia sudah merencanakannya .... Apa dia membuat manusia itu meminum darahnya sehingga ketika aku meminum darah manusia itu aku teracuni? Darah Hybrid manapun akan sangat beracun, tapi aku pikir tidak sesederhana ia ingin membunuhku dan memecah belah kedua kerajaan."

"Kau tahu itu. Oleh sebab itu, jangan sampai mati. Aku tidak menjamin itu menyelamatkanmu, tapi kau bisa coba."

Zielle pikir tidak semudah itu hanya dengan darah manusia, maka racun Hybrid akan terselesaikan. Tapi ia tidak memiliki pilhan lain karena rasa haus yang melanda sehingga ia cepat-cepat meminum cairan merah di kantung tersebut.

Tapi begitu setengah dari darah dalam kantung masuk ke kerongkongannya, Zielle merasa perutnya menolak semua darah dan ingin mengeluarkannya sekarang juga. Entah kenapa darah manusia menjadi lebih menijijikan sehingga semua darah keluar dari mulutnya sampai terbatuk.

Ia melepas kantung darah begitu saja lalu melesat ke kamar mandi untuk muntah. Vince yang melihatnya menghela napas untuk kesekian kali. Bukannya tidak memiliki solusi, masalahnya ia ragu apa solusinya akan benar-benar berhasil. Jika tidak berhasil, sama saja ia membunuh Zielle.

Di dalam sana, Zielle semakin memburuk sampai sulit menopang tubuh untuk berdiri. Ia menjadikan dinding sebagai penopang lalu keluar dari kamar mandi. Ia merasa tubuhnya sangat berat disertai rasa haus yang kian memburuk setelah mengeluarkan semua darah dari perutnya.

"Aku menolak semuanya ... aku tidak ingin lagi," lirihnya kemudian bersandar di dinding dengan lemas.

"Memang tidak ada pilihan lain," gumam Vince sebelum akhirnya berdiri di hadapan Zielle membuat gadis itu agak terkejut.

Ia menggigit pergelangan tangannya sampai berdarah dan akan memberikannya pada Zielle, namun gadis itu langsung menghindar ke sisi lain dengan kening berkerut.

"Aku tidak minum darah sesama." Zielle menolak. Ia bukan Vampir liar atau Vampir pemburu yang minum darah sesama Vampir untuk memperoleh kekuatan.

"Kau ingin mati lebih cepat?"

"Jika racun Hybrid bisa diselesaikan dengan darah yang biasa dijadikan makanan, aku pikir itu tidak akan menjadi racun berbahaya. Kecuali jika kau adalah Hybrid ...."

Vince menatap Zielle tajam membuat gadis itu terdiam. Tapi Zielle tidak menghentikan penolakannya. Tidak ada yang gratis di dunia ini. Ia tidak bisa terus meminta bantuan pada Vince.

"Lebih baik aku mati .... Tenang saja, aku tidak akan mati di kerajaanmu-"

"Bukan itu yang kutakutkan," sela Vince. Tanpa banyak bicara lagi, ia menempelkan lengannya yang berdarah ke mulut Zielle memaksa Zielle meminumnya.

Zielle ingin mundur menolak, tapi Vince justru menarik tubuhnya sehingga punggungnya bersandar di tubuh Vince tanpa bisa pergi. Ia terpaksa melakukannya, darah hangat itu memasuki kerongkongan memberi perasaan baru padanya.

Ia pikir rasanya akan tidak enak dan pahit, tapi itu sama seperti darah manusia sehingga semua penolakan di tubuhnya hilang. Ia menggigit lengan Vince dan menghisapnya lebih dalam. Secara naluriah, sama seperti ketika ia minum darah manusia. Kala rasa hausnya menjadi-jadi, ia semakin mempererat pegangannya ketika warna irisnya menggelap.

Vince tidak memiliki ekspresi lain selain kelegaan, membiarkan Zielle terus menghisap darahnya seperti Vampir kehausan. Ia sedikit tersenyum lalu bergumam, "Berhasil."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di siang hari yang cerah kala semua Vampir berlindung di dalam kediaman yang tertutup rapat dari sinar matahari, salah satu tempat yang gelap tertutup oleh penutup jendela dari cahaya luar terdapat Zielle yang terbaring di atas ranjang mulai membuka mata.

Ia tidak lagi sepucat sebelumnya. Ketika membuka mata, pandangannya langsung jernih melihat ruangan yang baru ia sadari ternyata bukan kamarnya sendiri. Ia bangun, menyadari pakaiannya berubah menjadi gaun tidur asing yang bukan miliknya, saat itu juga ia tersontak dan langsung melompat dari ranjang.

Hal yang pertama kali ia pikirkan adalah plat yang menjadi lambang kekuasaan di Alonios. Meskipun ia hanya seorang putri, ia telah mendapatkan kekuatan Alonios setara dengan Raja semenjak bertunangan. Ia baru saja mendapatkannya sebagai hadiah pertunangan dari Raja Filemon setelah pesta dansa kemarin.

Setiap kerajaan memiliki lambang kekuasaan yang berfungsi sebagai kunci negara untuk memimpin dan mewakili Raja. Seperti salah satu bagian lencana yang dimiliki Artemis sebelumnya, itu adalah milik Wizarland yang hanya dimiliki penerus kekuasaan negara.

Sekarang lencana Alonios telah hilang, ini benar-benar kesalahan terbesarnya seumur hidup. Bagaimana jika seseorang mengambilnya dan menyalahgunakan lencana tersebut? Zielle dalam masalah besar.

"Apa yang harus kulakukan?" Zielle dilanda kepanikan. Ia berkeliling ruangan di tiap sudut berpikir mungkin saja lencana jatuh di suatu tempat. Ia bahkan mengobrak-abrik lemari buku yang jelas-jelas tidak pernah ia dekati sebelumnya.

Mengesampingkan semua hal termasuk apa yang ia lakukan semalam, pikirannya penuh dengan lencana Alonios yang hilang. Ia sangat merasa bersalah sampai tidak ingin menemui orangtuanya.

Semua sudut ruangan sudah ia cari, tapi tidak ditemukan. Ia melesat ke arah pintu hendak mencarinya di luar, namun pintu terbuka secara mendadak membuatnya berhenti dan nyaris menabrak seseorang di depan pintu.

Zielle agak terkejut melihatnya sampai nyaris jatuh. Vince berdiri di depannya dengan tatapan datar, kemudian melihat kamarnya yang dibuat kacau oleh tunangannya sendiri.

"Kita baru saja bertunangan dan kau memasuki kamarku kemarin, sekarang sudah mengacaukannya. Bagaimana jika sudah menikah?" Vince menatap Zielle yang mematung. "Kau akan menghancurkannya?"

"Kamarmu?" Zielle nyaris tidak percaya. Ia pikir ini adalah kamar tamu, jadi tidak peduli apa akan berubah menjadi kapal pecah atau tidak. Ketika ia menoleh, melihat kamar besar yang sepertinya terlalu mewah untuk disebut kamar tamu, ia menjadi malu sendiri.

"Kau akan keluar dengan pakaian seperti ini?" Vince melihat gaun tidur Zielle yang tipis-meski tidak transparan.

Zielle melihat gaunnya acuh tak acuh. "Kenapa?"

"Ini bukan rumahmu, atau istana sementaramu."

Zielle menaiikan alisnya dan memilih menyerah tidak ingin berurusan dengan pria ini lagi. "Baik, panggilkan pelayan."

Vince tampak tidak setuju. "Kau menyuruhku?"

"Siapa lagi di sini?" Zielle merasa tidak ada yang salah. Apa ia melakukan kesalahan? Meski ia mengacaukan kamar Vince, ia bisa membereskannya sementara Vince memanggil pelayan untuk membawakan pakaian. Tidak ada yang salah, 'kan?

"Aku baru tahu kau sangat tidak tahu malu."

"Apa lagi kesalahanku?" Zielle telah kesal saat ini.

"Aku ingat seseorang keracunan dan menjadikan tempatku sebagai klinik pribadi dan menggunakan darahku sebagai obat. Sepertinya orang itu sudah pergi entah ke mana."

Zielle diam untuk beberapa saat dan baru ingat bahwa dirinya keracunan semalam. Bagaimana ia bisa lupa? Begitu bangun, ia langsung terpikir tentang lencana tanpa mengingat hal yang sebenarnya terjadi. Ia pun menghela napas merasa pemikirannya sangat dangkal.

"Terima kasih," ucapnya.

"Aku tidak menerima sekadar ucapan 'terima kasih'."

"Apa yang kau inginkan?"

Vince tersenyum misterius. "Sudah kudapatkan."

Zielle semakin merasa otak Vince bermasalah. Ia sangat ingin mencakar wajah tampan itu sampai tidak dikenali. "Lalu kenapa kau menolak terima kasihku?" Pada saat itu Zielle baru menyadari ada yang salah. "Apa yang kau dapatkan?"

"Menurutmu?" Ia melangkahkan kakinya mendekati Zielle membuat gadis itu harus mundur menjaga jarak aman.

Perasaan Zielle tidak enak. Ia kehilangan lencana, apa berhubungan dengan Vince? Kalau benar, ia dalam masalah besar karena tidak bisa menghadapi Vince. Pria ini ... sangat licik.

Tapi sepertinya berbeda dari yang Vince pikirkan. Pria itu tersenyum misterius dan meraih jubah tidur Zielle. "Menurutmu, siapa yang mengganti gaun pestamu?"

Zielle mendengus. "Tidak mungkin kau, 'kan? Ada sangat banyak pelayan-"

Vince menyela. "Kau yakin? Sayang sekali, sepertinya kau tidak ingat apa yang terjadi semalam."

"Semalam?" Zielle ingat terakhir ia sadar, ia menggigit lengan Vince. Tapi apa hubungannya dengan 'mengganti pakaian'? "Jangan berusaha membohongiku."

Vince tidak merubah wajah menyebalkannya dan memojokkan Zielle di dinding terdekat. "Aku tidak bohong."

"Berdasarkan sifatmu, untuk apa merepotkan diri mengurusku? Masalah kau menggantikan pakaianku, aku tidak percaya. Ada sangat banyak pelayan, kau tidak mungkin melakukan pekerjaan itu."

"Kita bertunangan, apa yang tidak mungkin? Lagi pula, dengan apa yang terjadi antara kau dan aku, bukan hal yang aneh jika aku melakukannya."

"Jangan mengatakan hal ambigu!"

"Kau malu? Aku lihat kau sangat kenikmatinya semalam dan sangat agresif. Kau bahkan tidur sangat nyenyak," bisiknya di telinga Zielle.

Ketika ia merasa hembusan napas dingin menerpa lehernya hingga tubuhnya meremang, Zielle langsung mendorong Vince sekuat tenaga. Zielle sendiri tidak tahu apa yang ia pikiran, namun itu semua berisikan hal negatif dan dia tidak ingin memikirkannya. Ia hanya merasa sangat kesal dan akan memukulnya, namun lengan Zielle tertahan oleh genggaman erat Vince.

"Kau tidak bisa memukulku."

"Kau pantas dipukul."

"Apa kau sedang marah?" Vince menatapnya penuh provokasi.

"Jangan katakan ap—"

"Kau marah karena aku melihatmu tanpa pakaian atau ...."

Zielle semakin kesal dan akan menendangnya, namun Vince berubah tempat lebih cepat sedikit menjauh. Namun tatapannya seolah akan melucuti pakaian Zielle membuat gadis itu takut. Mau tidak mau Zielle melesat pergi dengan perasaan kesal.

Vince melihat kepergian Zielle, ia menarik salah satu sudut bibirnya. Ketika melihat Kennedy yang tertegun di depan pintu melihat tuannya, dia kembali datar seperti seharusnya.

Terpopuler

Comments

『Minecraft』

『Minecraft』

wkwkw Vince sangat amat iseng

2022-06-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!