...----------------...
Amon, atas perintah dari Edward, dia datang ke kastil Marquess. Saat dia tiba di kastil Marquess, Amon di sambut oleh Eric.
Tentunya Eric membawa Amon masuk ke dalam. Dalam hati Eric dia bertanya-tanya, kenapa Amon datang lagi ke kastil Marquess.
| Sebenarnya, kenapa Sir Amon datang lagi kemari, apa ada masalah dengan Tuan muda Henric. | Pikir Eric.
Ruang Tamu.
Eric menjamu Amon layaknya tamu, dia menyiapkan teh, dan beberapa camilan.
" Tolong tunggu di sini, saya akan memanggilkan Nyonya. " Ucap Eric sopan.
Amon yang sedang memegang cangkir teh di tangannya dia pun menjawab.
" Tentu, saya akan menunggu di sini. " Jawab Amon.
Eric pun pergi untuk memanggil Violet.
Saat Eric pergi, Amon yang di tinggalkan sendirian dia bergumam kecil.
" Apa yang harus aku katakan mengenai Tuan muda Henric. " Gumam Amon.
Saat ini dia sedang di landa kebingungan, biarpun Henric saat ini adalah seorang tahanan, tapi tetap saja statusnya belum tahanan tetap.
Dia belum menjalani sidang, sidang pun akan di lakukan besok.
" Baginda menyuruhku datang ke sini. Hah!! masa bodo, karena baginda sendiri yang akan mengahadapi Marcioness Violet. Tugasku hanya membawa Marcioness saja. " Gumam Amon.
Selang beberapa menit, Violet akhinya datang, dia datang di ikuti oleh Eric selaku kepala pelayan di kastil tersebut.
" Salam. " Violet memberi salam semestinya.
Amon pun berdiri dan dia pun memberi salam.
" Salam. " Ucapnya.
" Silahkah duduk. " Violet menyuruh Amon untuk duduk lagi.
Mereka kini telah duduk di tempat mereka masing-masing. Seolah memecah ke keheningan yang melanda, Violet pun akhinya bertanya alasan Amon datang lagi ke kastil ini.
" Sebenarnya, apa yang membuat anda datang kemari lagi? " Tanya Violet.
Amon pun menjawab pertanyaan Violet, dia langsung ke inti pembicaraan.
" Saya datang ke sini karena perintah dari baginda raja. Baginda menyuruh saya untuk membawa anda ke istana. " Ucap Amon.
" Kenapa? " Tanya Violet.
" Saya tidak tahu, tapi seharusnya anda memang ke istana. Karena besok anda juga akan menghadiri sidang untuk Tuan muda Henric. " Ucap Amon.
Violet yang mendengar ucapan Amon, dia terlihat acuh tidak peduli.
" Saya tidak akan menghadiri sidang tersebut. " Jawaban tidak terduga muncul dari mulut Violet.
Dia mengatakan bahwa dirinya tidak akan pergi, itu sudah pasti, karena Violet tidak mau pergi sebelum putra-putra Sanjay memintanya sendiri.
Dia harus melihat bagaimana putra-putranya yang keras kepala itu memohon kepada dirinya.
" Kenapa anda tidak akan hadir? " Tanya Amon.
Violet menjawab Amon dengan wajah dingin dan serius.
" Karena saudaranya sendiri yang akan menghadiri sidang tersebut. Mereka bilang tidak membutuhkan bantuan saya, mereka akan mengurusnya...
" Saya yang hanya ibu tiri bagi mereka, tidak berhak ikut campur, itulah kata mereka....
Violet dengan tatapan lurus dan serius, menjawab pertanyaan Amon.
Amon diam, dia memiliki ekspresi wajah aneh mendengar ucapan Violet. Bahkan Eric pun yang pada saat itu berada tepat di belakang Violet, dia kaget dengan ucapan Violet.
Selama ini, Violet tidak pernah mengabaikan putra-putranya, baru kali ini Violet seperti itu.
| Nyonya benar-benar sudah berubah. | Pikir Eric.
Amon yang tadinya diam, dia pun berkata lagi.
" Tapi....sidang di istana kerajaan tidak akan berjalan dengan lancar tanpa wali dan saksi. " Ucap Amon.
" Saya tahu, tapi mereka tetap tidak membutuhkan bantuan saya. Jadi apa boleh buat. " Ucap Violet seraya mengangkat bahunya.
Amon tidak bisa terua bertanya lagi, karena itu hak Violet untuk tidak datang. Tapi satu hal yang tidak bisa di tolak.
Yaitu perintah Edward.
" Walaupun anda tidak datang ke sidang tersebut, anda harus tetap memenuhi undangan Yang mulia raja. " Ucap Amon.
| Aku tidak tahu apa yang ingin beliau katakan, sampai harus mengundang Marcioness Violet. | Pikir Amon, dia bertanya-tanya.
" Baiklah saya akan ke istana, tapi bukan untuk menghadiri sidang anak itu, melainkan untuk memenuhi undangan yang mulia. " Ucap Violet.
| Aku tidak tahu kenapa beliau sampai mengundangku, apa ini ada hubungannya dengan Henric? | Violet bertanya-tanya.
...----------------...
Kamar Jack.
Di ruangan yang cukup besar itu, Jack dan Berick sedang berbincang mengenai sidang Henric, yang akan berlangsung besok.
" Kak, apa kak Arnold sedang mencari cara untuk mengeluarkan kak Henric? " Berick bertanya-tanya.
Jack yang sedang sibuk dengan gelas tehnya, dia pun menjawab, sembari melirik wajah Berick yang penasaran.
" Sepertinya begitu.....
" Besok adalah sidang Henric, tapi Arnold masih belum menemukan bukti kuat untuk mengeluarkan Henric......
Jack mengerutkan alisnya atas perkataan yang dia ucapkan, memang benar Arnold sedang mencari banyak bukti kuat untuk mengeluarkan Henric.
Tapi dia tidak kunjung mendapatkannya.
" Bagaimana mungkin tidak ada bukti kuat apapun untuk mengeluarkan kak Henric? " Berick tidak percaya.
Jack beranjak dari duduknya, dia lagi-lagi menyalakan perapian untuk rokoknya.
" Yang lebih sial adalah, perempuan itu sudah berani menentang kita, dia bahkan datang ke meja makan khusus keluarga.....
" Dia memang tidak tahu malu...
Jack berbicara seraya menghisap rokok yang ada di tangannya, kabut putih dari rokok tersebut mengelilingi ruangan tersebut.
Sebagai respon dari perkataan Jack, Berick memasang ekspresi benci dan muak.
" Kapan dia melakukan itu? jika memang seperti itu, dia benar-benar sudah menentang kita!! " Berick berbicara dengan suara yang di tekan.
" Kita harus membuatnya menderita Berick, agar dia keluar dari rumah ini, dia adalah bencana bagi kita.....
" Aku merasakan perbedaan sebelum dia datang dan sesudah dia datang, perbedaan itu sangat nyata dan terlihat jelas...
" Sebelum dia datang ayah baik-baik saja, tidak ada yang berubah sebelum penyihir itu datang..
" Tapi setelah dia datang, ayah meninggal, tutor yang kita gunakan tiba-tiba di ganti, dan masih banyak lagi....
Jack mengira bahwa kesialan yang melanda keluarganya itu di sebabkan oleh Violet, padahal kesialan keluarganya sudah terjadi bahkan sebelum Violet datang.
Malahan, Violet harus terbawa arus kesialan dari keluarga Sanjay. Dia harus memikul semuanya sendiri, bahkan dengan segala macam tuduhan yang mereka layangkan.
" Ya, kakak benar. " Berick mendukung ucapan kakaknya.
" Dia memang wanita yang paling licik dan menjijikan. Dia berpenampilan so polos dan peduli kepada kita, padahal semua itu hanyalah kebohongan..."
Sambil mengatakan hal itu, Jack menatap ke arah luar lewat jendela, dia melihat Violet yang sedang mengantar Amon pulang.
" Wanita itu mulai menggoda laki-laki lagi.....
" ....J*lang, memanglah j*lang, itu tidak bisa di rubah... " Ucap Jack dengan tatapan sinis, dia terus menatap ke arah luar jendela.
Berick bingung dengan perkataan kakaknya, dia pun bertanya.
" Apa maksudmu dengan mengatakan menggoda laki-laki lagi? " Tanya Berick.
" Dia menggoda ajudan pribadi yang mulia raja " Jack menjawab dengan tatapan yang masih memperhatikan Violet.
Berick pun melihat ke arah jendela, untuk melihat Violet.
".....Dia memang wanita murahan..." Gumam Berick.
Berick membuka jendela itu dengan kasar, lalu dia mengambil satu buku, buku itu lumayan tebal.
Jack yang melihat tingkah Berick, dia bertanya-tanya, mau apa dia.
" Apa yang akan kau lakukan? " Tanya Jack dengan wajah tidak sabar.
Berick menjawab dengan wajah kesalnya.
" Aku ingin melemparinya dengan buku ini. " Jawab Berick.
Jack berpikir apakah adiknya ini gila, dia mau melempari Violet dengan buku di saat Amon ada di sana.
" Apa kau gila? di sana masih ada Amon, kau bisa di tangkap. " Jack memberi peringatan.
Berick tidak seekstream Henric, dia tahu itu, karena itu dia akan melempari buku itu saat Amon sudah pergi.
" Aku tidak gila, lihat!! Sir Amon sudah pergi. " Ucap Berick dengan tangan yang sudah bersiap untuk melempar buku tersebut.
Jack pun melihat ke arah bawah, kamar Arnold ada di lantai 3, dia pun melihat bahwa Amon sudah pergi.
" Kau benar dia sudah pergi. " Ucap Jack.
Saat Jack berbalik ke arah Berick, dia melihat buku yang di pegang Berick terhempas keluar.
Buku itu di lempar oleh Berick ke arah Violet, pada saat yang bersamaan, buku itu terjatuh tepat di atas kepala Violet.
' Brukk....'
" Ughh!!! " Violet terjatuh.
" Astaga!! Nyonya!!! " Eric berteriak panik.
Secara refleks, Violet memegang kepalanya, dia merasa ada cairan hangat yang kental keluar dari kepalanya.
Bagaimana tidak, sesuatu yang padat baru saja menghantam kepalanya.
Violet melihat tangan yang tadi memegang kepalanya, saat dia melihatnya tangan itu sudah di penuhi oleh merahnya darah.
" Ughhh.....
" Darah....kepalaku berdarah. " Gumam Violet.
| Kepalaku sakit, pusing....pandanganku buram....| Violet bergumam.
Tubuh Violet terhuyung-huyung, padangannya buram, Violey dengan paksa melihat ke atas, dia ingin tahu siapa yang melemparinya dengan buku.
Saat Violet menatap ke atas dengan kondisi mata yang hampir tertutup, dia melihat Berick, Berick tersenyum licik, seolah dia puas.
" .....Ah....
" .....Iblis itu......Berick....
Violet tumbang setelah dia mengucapkan kata-kata itu.
...----------------...
BERSAMBUNG.......
Slow Update.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Frando Kanan
justru tdk Tau malu adalah klian sendiri dsr 4 bch busuk 🙄
2022-08-03
2
Frando Kanan
tentu saja menantang....krn klian sendirilh yg ingin buat violet me jdi ibu tiri sungguhan 🙄
2022-08-03
0
bunda s'as
dasar anak tiri durhakim ... okey fix violet udah tinggalin sekarang juga biar nanti sat sidang kamu sebagai wali harus datang kamu sudah pergi biar mereka tau rasa ... 😡
2022-06-05
6