CHAPTER 4

Tengah malam.

Violet masih berada di perpustakaan.

" Aku lelah.....

" Sudah satu minggu aku membaca buku di sini. "

Yah, tentu saja, Violet berusaha keras untuk menguasai semua yang tidak di ketahuinya. Bahkan dia harus makan, minum, tidur pun di perpustakaan, lalu kembali ke kamarnya di saat dia akan mandi.

" Aku harus memeriksa ke empat putraku. " Gumam Violet, seraya berdiri dan keluar dari perpustakaan dengan membawa lilin.

Meski Violet terus membaca di perpustakaan. Akan tetapi, Violet tidak pernah mengabaikan ke empat putra Sanjay. Violet selalu mengecek ke empat putranya.

Dia bahkan selalu bertanya kepada pelayan yang ada di kediamannya, apakah mereka makan dengan benar? apa terjadi sesuatu selagi dia belajar.

Tentu saja bertanya kepada pelayan bukan hal yang mudah. Violet harus menyiapkan telinganya dan hatinya. Karena para pelayan membenci Violet dan tidak menghormatinya.

Setelah melewati beberapa lorong gelap di kastil tua tersebut. Violet akhirnya berada di depan kamar Henric.

" Mari kita lihat Henric, dia selalu mengigau di tengah malam. " Violet masuk ke dalam kamar Henric dan dia melihat Henric.

Dia tertidur pulas, dengan badan yang setengah di tutup selimut. Melihat itu Violet lega.

| Apa aku sudah menjadi ibu, apa ibu selalu bersikap seperti ini? | Violet bertanya-tanya.

Kenapa Violet bertanya-tanya mengenai kasih sayang seorang ibu.

Karena Violet belum pernah merasakan kasih sayang seorang ibu ataupun ayahnya.

Ketika anak melakukan hal baik, kadang kala orang tua akan mengelus kepala sang anak atas kebaikan yang telah dia lakukan dan orang tua akan memujinya. Tapi berbeda dengan Violet, dia belum pernah merasakan elusan tangan hangat orang tua.

Dia tidak pernah mendapat pujian atas hal baik yang telah dia perbuat. Selama dia di besarkan oleh Bibinya Wanda, Violet hanya mendapat pukulan dan cacian.

| Aku tidak tahu bagaimana rasanya di elus di atas kepala oleh kedua orang tuaku, aku juga belum tahu rasanya di perhatikan oleh kedua orang tuaku. | Pikir Violet yang masih melihat Henric.

" Dari pada sebagai ibu, aku lebih terlihat sebagai kakak bagi anak-anak ini. " Gumam Violet.

Violet pun berbalik pergi dan beralih ke kamar yang lain. Yaitu kamar Berick, Jack dan yang terakhir.

Dia sekarang berada di depan pintu kamar Arnold.

" Aku tahu dia masih terjaga. " Gumam Violet pelan.

Violet tidak berani masuk ke dalam kamar Arlond, dia tahu jika Arnold akan bangun tengah malam.

" Aku tahu, Arnold tidak bisa menerima kematian Sanjay dengan mudah. " Gumam Violet.

Violet memutuskan untuk kembali ke perpustakaan setelah melihat ke empat Putra-putra Sanjay.

...----------------...

Keesokan Harinya.

Violet mulai mengurusi buku besar atau laporan keuangan.

Dia mulai sibuk mengurusi semuanya, meskipun banyak pelayan dan pekerja lainnya yang tidak menghiraukan perintah Violet.

Tapi Violet tidak bisa mundur begitu saja. Dia tidak boleh lemah jika mau merubah semuanya.

" Aku dengar kau adalah akuntan yang mengurusi keuangan keluarga ini? " Tanya Violet kepada Akuntan.

" Ya, memangnya kenapa? " Tanya Akuntan tersebut acuh dan sombong.

Akuntan itu adalah seorang bangsawan yang bekerja di kediaman Marquees, jika tidak salah, dia adalah putra dari Baron Sergei. Namanya Gerry.

" Biarkan aku melihat buku laporan keuangan tersebut. " Violet meminta buku laporan keuangan.

Gerry si akuntan tersebut menatap Violet rendah dan sinis, dia menatap Violet seperti kotoran kecil yang terlihat di matanya.

" Kau hanya anak kecil yang tidak tahu apa-apa, lebih baik kau pergi dan bermain. " Akuntan itu bicara dengan sombong.

Violet yang di temani dengan Eric dia hanya diam, lalu Eric akan menegur Akuntan itu.

" Kau—...

Tapi sebelum Eric berbicara, Violet menahannya dengan mengangkat kedua tangannya.

" Jangan membuang-buang waktumu Eric. Dia hanya mengira bahwa aku masih kecil dan tidak tahu apa-apa. " Violet berbicara dengan tegas dan serius.

Mata Violet yang hijau menatap Akuntan tersebut dengan tajam, dan Violet pun berbicara.

" Ada pepatah dari dongeng yang ku baca...

" Ya, anda hanya anak kecil, pasti buku yang anda baca adalah buku dongeng. " Ucap Akuntan itu sombong.

Violet tersenyum menyeringai, dia pun berbicara lagi.

" Di katakan bahwa. Rasa takut adalah naluri, kemauan membungkam rasa takut dan menyembunyikan di bawah rasa berani. "

Akuntan itu diam, dia tidak mengerti apa maksud dari pepatah itu.

" Kau tidak mengerti arti pepatah tersebut bukan? " Tanya Violet dengan mata yang menatap dingin dan berwibawa.

" Hanya pepatah dari buku dongeng saja, itu tidak penting. " Ucap Akuntan tersebut acuh.

Violet terkekeh dengan suara manis layaknya anak seusianya.

" Eric, ambil buku itu dan tunjukkan kepadaku!! " Perintah Violet kepada Eric.

Eric pun mengambil dengan paksa buku laporan keuangan tersebut dan memberikannya kepada Violet.

" Anda.....kenapa anda memberikan nya begitu saja!! " Akuntan tersebut marah dan berteriak.

Eric pun menegurnya.

" Beraninya kau berteriak di depan Nyonya!! " Eric berteriak.

Violet yang membuka buku laporan keuangan tersebut, dia menemukan kesalahan dan kecurangan di dalam buku laporan tersebut.

| Seharusnya dia tidak menulis semua ini, dan apa ini? kenapa dia membeli banyak barang dan prabotan yang tidak di butuhkan. Jika ada pengeluaran, harusnya ada pemasukkan. Tapi di sini tidak ada sama sekali. Lalu uangnya ke mana? |

| Bukan hanya itu, prabotan yang ada di kastil ini tidak ada yang terlihat baru. Apa Sanjay tidak pernah mengecek buku laporan keuangan? | Violet bertanya-tanya.

" Haaahh.....aku sudah menduga ini. " Gumam Violet.

" Apa? " Tanya Akuntan itu masih sombong.

" Apa kau sudah selesai dengan buku laporan keuangan tersebut....

" Kau main-main dengan buku itu, padahal kau sama sekali tidak mengerti isi buku tersebut. " Ucapnya sombong.

Violet dengan nada merendahkan dia berbicara.

" Orang dewasa yang bodoh!! " Ucap Violet.

" Apa kau bilang!! " Akuntan itu meledak marah, dia hampir melayangkan tangannya ke arah Violet.

Violet tidak gentar sama sekali, dia tidak takut. Bukan tidak takut, dia hanya sidah terbiasa dengan pukulan seperti tamparan.

Tapi untungnya Eric menahannya.

" Anda berani melayangkan tangan anda kepada Nyonya?!! " Eric memegang lengan yang hampir mendarat di pipi Violet.

" Lepaskan dia Eric, karena dia tidak akan lama berada di kediaman ini. " Ucap Violet.

Eric melepaskan, dan Violet berbicara lagi.

" Kau ingin tahu arti dari pepatah tadi? "

" Omong kosong!! " Bentak Akuntan tersebut.

" Kemauanmu membungkam rasa takut, dan rasa takut itu kau sembunyikan dengan sikap berani yang kau tunjukkan kepadaku. "

" Kau berani kepadaku bukan karena aku anak kecil yang berusia 9 tahun. Kau hanya berani karena berusaha menyembunyikan rasa takutmu. Itu adalah arti dari pepatah tadi. "

Ucap Violet.

" Apa...maksudmu? " Tanya Akuntan itu, dia mulai gemetar.

Violet dengan mata tajamnya setajam pisau, dia melirik rendah Akuntam tersebut, dan Violet membuka mulutnya perlahan.

" Kau telah....

" Memanipulasi laporan keuangan ini. " Ucap Violet dengan tegas dan dingin.

" Apa?!! " Eric tidak percaya.

" .... " Akuntan itu diam.

Eric pun segera melihat buku laporan keuangan tersebut. Dan dia pun menyadari bahwa buku itu telah di manipulasi.

...----------------...

BERSAMBUNG........

Selang 9 tahun kemudian.

Rambut merah, bibir lembut merah muda, dan mata hijau jamrud. Violet sekarang berusia 18tahun.

Terpopuler

Comments

Utiarli Manda

Utiarli Manda

Arnold 19 thn, sdh dewasa

2023-03-28

0

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

gila kak, q sukak karya nt mu ini.. spt melihat komik.. yg anak q, kini tekuni dg gambar2.. spti ini.
like
komen
kopi
sub
tersemat
🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍎
aple n stroberi u. mu spt rambut merah nya

2023-02-28

0

Ariyanti💫

Ariyanti💫

awal ny bingung 9 thn sudah menikah tapi seru nih

2022-12-22

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 CHAPTER 40
41 CHAPTER 41
42 CHAPTER 42
43 CHAPTER 43
44 CHAPTER 44
45 CHAPTER 45
46 CHAPTER 46
47 CHAPTER 47
48 CHAPTER 48
49 CHAPTER 49
50 CHAPTER 50
51 CHAPTER 51
52 CHAPTER 52
53 CHAPTER 53
54 CHAPTER 54
55 CHAPTER 55
56 CHAPTER 56
57 CHAPTER 57
58 CHAPTER 58
59 CHAPTER 59
60 CHAPTER 60
61 Maaf Mau Tanya Aja
62 CHAPTER 61
63 CHAPTER 62
64 CHAPTER 63
65 CHAPTER 64
66 CHAPTER 65
67 CHAPTER 66
68 CHAPTER 67
69 CHAPTER 68
70 CHAPTER 69
71 CHAPTER 70
72 PENGUMUMAN
73 CHAPTER 71
74 CHAPTER 72
75 CHAPTER 73
76 CHAPTER 74
77 CHAPTER 75
78 CHAPTER 76
79 CHAPTER 77
80 CHAPTER 78
81 CHAPTER 79
82 CHAPTER 80
83 CHAPTER 81
84 CHAPTER 82
85 CHAPTER 83
86 CHAPTER 84
87 CHAPTER 85
88 CHAPTER 86
89 CHAPTER 87
90 CHAPTER 88 END
91 PROMOSI
Episodes

Updated 91 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
CHAPTER 40
41
CHAPTER 41
42
CHAPTER 42
43
CHAPTER 43
44
CHAPTER 44
45
CHAPTER 45
46
CHAPTER 46
47
CHAPTER 47
48
CHAPTER 48
49
CHAPTER 49
50
CHAPTER 50
51
CHAPTER 51
52
CHAPTER 52
53
CHAPTER 53
54
CHAPTER 54
55
CHAPTER 55
56
CHAPTER 56
57
CHAPTER 57
58
CHAPTER 58
59
CHAPTER 59
60
CHAPTER 60
61
Maaf Mau Tanya Aja
62
CHAPTER 61
63
CHAPTER 62
64
CHAPTER 63
65
CHAPTER 64
66
CHAPTER 65
67
CHAPTER 66
68
CHAPTER 67
69
CHAPTER 68
70
CHAPTER 69
71
CHAPTER 70
72
PENGUMUMAN
73
CHAPTER 71
74
CHAPTER 72
75
CHAPTER 73
76
CHAPTER 74
77
CHAPTER 75
78
CHAPTER 76
79
CHAPTER 77
80
CHAPTER 78
81
CHAPTER 79
82
CHAPTER 80
83
CHAPTER 81
84
CHAPTER 82
85
CHAPTER 83
86
CHAPTER 84
87
CHAPTER 85
88
CHAPTER 86
89
CHAPTER 87
90
CHAPTER 88 END
91
PROMOSI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!