Tengah malam.
Violet masih berada di perpustakaan.
" Aku lelah.....
" Sudah satu minggu aku membaca buku di sini. "
Yah, tentu saja, Violet berusaha keras untuk menguasai semua yang tidak di ketahuinya. Bahkan dia harus makan, minum, tidur pun di perpustakaan, lalu kembali ke kamarnya di saat dia akan mandi.
" Aku harus memeriksa ke empat putraku. " Gumam Violet, seraya berdiri dan keluar dari perpustakaan dengan membawa lilin.
Meski Violet terus membaca di perpustakaan. Akan tetapi, Violet tidak pernah mengabaikan ke empat putra Sanjay. Violet selalu mengecek ke empat putranya.
Dia bahkan selalu bertanya kepada pelayan yang ada di kediamannya, apakah mereka makan dengan benar? apa terjadi sesuatu selagi dia belajar.
Tentu saja bertanya kepada pelayan bukan hal yang mudah. Violet harus menyiapkan telinganya dan hatinya. Karena para pelayan membenci Violet dan tidak menghormatinya.
Setelah melewati beberapa lorong gelap di kastil tua tersebut. Violet akhirnya berada di depan kamar Henric.
" Mari kita lihat Henric, dia selalu mengigau di tengah malam. " Violet masuk ke dalam kamar Henric dan dia melihat Henric.
Dia tertidur pulas, dengan badan yang setengah di tutup selimut. Melihat itu Violet lega.
| Apa aku sudah menjadi ibu, apa ibu selalu bersikap seperti ini? | Violet bertanya-tanya.
Kenapa Violet bertanya-tanya mengenai kasih sayang seorang ibu.
Karena Violet belum pernah merasakan kasih sayang seorang ibu ataupun ayahnya.
Ketika anak melakukan hal baik, kadang kala orang tua akan mengelus kepala sang anak atas kebaikan yang telah dia lakukan dan orang tua akan memujinya. Tapi berbeda dengan Violet, dia belum pernah merasakan elusan tangan hangat orang tua.
Dia tidak pernah mendapat pujian atas hal baik yang telah dia perbuat. Selama dia di besarkan oleh Bibinya Wanda, Violet hanya mendapat pukulan dan cacian.
| Aku tidak tahu bagaimana rasanya di elus di atas kepala oleh kedua orang tuaku, aku juga belum tahu rasanya di perhatikan oleh kedua orang tuaku. | Pikir Violet yang masih melihat Henric.
" Dari pada sebagai ibu, aku lebih terlihat sebagai kakak bagi anak-anak ini. " Gumam Violet.
Violet pun berbalik pergi dan beralih ke kamar yang lain. Yaitu kamar Berick, Jack dan yang terakhir.
Dia sekarang berada di depan pintu kamar Arnold.
" Aku tahu dia masih terjaga. " Gumam Violet pelan.
Violet tidak berani masuk ke dalam kamar Arlond, dia tahu jika Arnold akan bangun tengah malam.
" Aku tahu, Arnold tidak bisa menerima kematian Sanjay dengan mudah. " Gumam Violet.
Violet memutuskan untuk kembali ke perpustakaan setelah melihat ke empat Putra-putra Sanjay.
...----------------...
Keesokan Harinya.
Violet mulai mengurusi buku besar atau laporan keuangan.
Dia mulai sibuk mengurusi semuanya, meskipun banyak pelayan dan pekerja lainnya yang tidak menghiraukan perintah Violet.
Tapi Violet tidak bisa mundur begitu saja. Dia tidak boleh lemah jika mau merubah semuanya.
" Aku dengar kau adalah akuntan yang mengurusi keuangan keluarga ini? " Tanya Violet kepada Akuntan.
" Ya, memangnya kenapa? " Tanya Akuntan tersebut acuh dan sombong.
Akuntan itu adalah seorang bangsawan yang bekerja di kediaman Marquees, jika tidak salah, dia adalah putra dari Baron Sergei. Namanya Gerry.
" Biarkan aku melihat buku laporan keuangan tersebut. " Violet meminta buku laporan keuangan.
Gerry si akuntan tersebut menatap Violet rendah dan sinis, dia menatap Violet seperti kotoran kecil yang terlihat di matanya.
" Kau hanya anak kecil yang tidak tahu apa-apa, lebih baik kau pergi dan bermain. " Akuntan itu bicara dengan sombong.
Violet yang di temani dengan Eric dia hanya diam, lalu Eric akan menegur Akuntan itu.
" Kau—...
Tapi sebelum Eric berbicara, Violet menahannya dengan mengangkat kedua tangannya.
" Jangan membuang-buang waktumu Eric. Dia hanya mengira bahwa aku masih kecil dan tidak tahu apa-apa. " Violet berbicara dengan tegas dan serius.
Mata Violet yang hijau menatap Akuntan tersebut dengan tajam, dan Violet pun berbicara.
" Ada pepatah dari dongeng yang ku baca...
" Ya, anda hanya anak kecil, pasti buku yang anda baca adalah buku dongeng. " Ucap Akuntan itu sombong.
Violet tersenyum menyeringai, dia pun berbicara lagi.
" Di katakan bahwa. Rasa takut adalah naluri, kemauan membungkam rasa takut dan menyembunyikan di bawah rasa berani. "
Akuntan itu diam, dia tidak mengerti apa maksud dari pepatah itu.
" Kau tidak mengerti arti pepatah tersebut bukan? " Tanya Violet dengan mata yang menatap dingin dan berwibawa.
" Hanya pepatah dari buku dongeng saja, itu tidak penting. " Ucap Akuntan tersebut acuh.
Violet terkekeh dengan suara manis layaknya anak seusianya.
" Eric, ambil buku itu dan tunjukkan kepadaku!! " Perintah Violet kepada Eric.
Eric pun mengambil dengan paksa buku laporan keuangan tersebut dan memberikannya kepada Violet.
" Anda.....kenapa anda memberikan nya begitu saja!! " Akuntan tersebut marah dan berteriak.
Eric pun menegurnya.
" Beraninya kau berteriak di depan Nyonya!! " Eric berteriak.
Violet yang membuka buku laporan keuangan tersebut, dia menemukan kesalahan dan kecurangan di dalam buku laporan tersebut.
| Seharusnya dia tidak menulis semua ini, dan apa ini? kenapa dia membeli banyak barang dan prabotan yang tidak di butuhkan. Jika ada pengeluaran, harusnya ada pemasukkan. Tapi di sini tidak ada sama sekali. Lalu uangnya ke mana? |
| Bukan hanya itu, prabotan yang ada di kastil ini tidak ada yang terlihat baru. Apa Sanjay tidak pernah mengecek buku laporan keuangan? | Violet bertanya-tanya.
" Haaahh.....aku sudah menduga ini. " Gumam Violet.
" Apa? " Tanya Akuntan itu masih sombong.
" Apa kau sudah selesai dengan buku laporan keuangan tersebut....
" Kau main-main dengan buku itu, padahal kau sama sekali tidak mengerti isi buku tersebut. " Ucapnya sombong.
Violet dengan nada merendahkan dia berbicara.
" Orang dewasa yang bodoh!! " Ucap Violet.
" Apa kau bilang!! " Akuntan itu meledak marah, dia hampir melayangkan tangannya ke arah Violet.
Violet tidak gentar sama sekali, dia tidak takut. Bukan tidak takut, dia hanya sidah terbiasa dengan pukulan seperti tamparan.
Tapi untungnya Eric menahannya.
" Anda berani melayangkan tangan anda kepada Nyonya?!! " Eric memegang lengan yang hampir mendarat di pipi Violet.
" Lepaskan dia Eric, karena dia tidak akan lama berada di kediaman ini. " Ucap Violet.
Eric melepaskan, dan Violet berbicara lagi.
" Kau ingin tahu arti dari pepatah tadi? "
" Omong kosong!! " Bentak Akuntan tersebut.
" Kemauanmu membungkam rasa takut, dan rasa takut itu kau sembunyikan dengan sikap berani yang kau tunjukkan kepadaku. "
" Kau berani kepadaku bukan karena aku anak kecil yang berusia 9 tahun. Kau hanya berani karena berusaha menyembunyikan rasa takutmu. Itu adalah arti dari pepatah tadi. "
Ucap Violet.
" Apa...maksudmu? " Tanya Akuntan itu, dia mulai gemetar.
Violet dengan mata tajamnya setajam pisau, dia melirik rendah Akuntam tersebut, dan Violet membuka mulutnya perlahan.
" Kau telah....
" Memanipulasi laporan keuangan ini. " Ucap Violet dengan tegas dan dingin.
" Apa?!! " Eric tidak percaya.
" .... " Akuntan itu diam.
Eric pun segera melihat buku laporan keuangan tersebut. Dan dia pun menyadari bahwa buku itu telah di manipulasi.
...----------------...
BERSAMBUNG........
Selang 9 tahun kemudian.
Rambut merah, bibir lembut merah muda, dan mata hijau jamrud. Violet sekarang berusia 18tahun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Utiarli Manda
Arnold 19 thn, sdh dewasa
2023-03-28
0
Agustina Kusuma Dewi
gila kak, q sukak karya nt mu ini.. spt melihat komik.. yg anak q, kini tekuni dg gambar2.. spti ini.
like
komen
kopi
sub
tersemat
🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍓🍎🍎
aple n stroberi u. mu spt rambut merah nya
2023-02-28
0
Ariyanti💫
awal ny bingung 9 thn sudah menikah tapi seru nih
2022-12-22
0