Satu minggu kemudian, di pusat kota•
Alexsa dan Dayang Mei tengah berjalan-jalan di pasar, Alexsa akan melihat lihat usaha apa yang akan dia jalani selama dirinya ada di jaman kuno..
Namun setelah cukup lama berjalan dan melihat lihat, tidak ada yang Alexsa suka dan ingin ia jalani.
“Mei, lebih baik kita pulang. Tidak ada yang aku sukai untuk berjualan di jaman kuno ini.” Ucap Alexsa, membuat Mei mengerutkan keningnya.
“Jaman kuno ... memangnya Nona dari jaman apa jika bukan jaman sekarang?” Gumam Dayang Mei dalam hati.
Bukan kali ini saja Dayang Mei mendengar gerutuan sang majikan seperti itu, karna Dayang Mei sudah sering mendengar jika majikannya menggerutu tak jelas.
“Maaf Nona, memangnya usaha apa yang ingin anda jalani?” tanya Dayang Mei.
“Aku tidak tau Mei, memangnya apa yang bisa menghasilkan uang tanpa modal? Aku tidak punya uang, tapi aku ingin banyak uang dan hanya diam saja di kediaman ku ... heheheh.”
Mei ikut tertawa. “Jika seperti itu, nona harus menjadi Selir atau menjadi Permaisuri agar diam di kediaman dan uang terus mengalir di peti anda.” Guyon Dayang Mei, membuat langkah Alexsa terhenti.
“Benarkah itu?” tanya Alexsa.
Dayang Mei menghentikan langkahnya, lalu menoleh kebelang dimana sang Jun-jungan tengah menatapnya.
“Saya hanya becanda Nona, walau pun di Istana itu terlihat aman dan bergelimang harta, tapi ... yang saya dengar di Istana belakang itu sangat mengerikan, dan saling membunuh dalam halus untuk mendapatkan hati Kaisar.”
“Benarkah seperti itu?”
Dayang Mei mengangguk, “Ayo kita pulang Nona.” Ajak Dayang Mei.
“Baiklah, ayo.”
Mereka berdua pun melangkah akan pulang, tapi suara kuda menggema di area pusat kota. Membuat langkah mereka terhenti.
“Pengumuman dari Istana Kekaisaran Zhang, Kaisar Zhang Dai Lian mengumumkan jika festival tahunan akan di gelar minggu depan. Para gadis berusia 15 thn ke atas harap ikut berpartisipasi, dan pemenang pertama sampai pemenang ke tiga akan mendapatkan hadiah dari Kaisar langsung.” Teriak pengawal kepercayaan Kaisar, lalu pergi setelah mengumumkan apa yang di perintahkan sang Jun-jungan.
Para rakyat berbisik-bisik, terutama para gadis yang membanggakan bakatnya akan ikut agar para Pangeran melirik mereka.
“Nona, apa anda akan ikut?” tanya Mei, antusiasi membuat tiga orang yang tidak jauh dari arah Alexsa menertawakan pertanyaan Dayang Mei.
“Dasar sampah, ternyata kau belum mati yaa ...” Ucap wanita yang bersama An Rian dan An Rumi.
Alexsa mengerutkan keningnya, dia tidak ingat tokoh perempuan yang ada di depannya ini.
“Sialan! Kenapa sewaktu membaca novel itu aku harus tidur sih, apa alur cerita di dalam novel tidak sama?” gumam Alexsa dalam hati, karna seingat dirinya dia hanya membaca sampai part di mana ia selamat dari fitnah kedua sodarinya sewaktu di Istana..
Alexsa berbisik pada Dayang Mei, “Mei ... siapa wanita itu?”
“Dia adalah Nona Rouring, putri ketiga dari sodagar kaya di kota ini Nona.” Bisik Mei.
“Aa ... hh.” Alexsa mengangguk.
“Lihatlah, anak tertua dari keluarga An yang tidak memiliki bakat sama sekali ingin ikut berpartisipasi. Kau adalah sampah masyarakat, tidak pantas berjalan jalan keluar apa lagi ikut dalam lomba! Apa kau tidak memiliki muka?” ledek Rauliying.
Alexsa hanya tersenyum dengan anggun. “Nona Rauliying, bagaimana anda bisa berbicara seperti itu denganku? Bagaimana pun juga, aku adalah Nona pertama di keluarga Jendral An. Kau tidak pantas berbicara kasar kepadaku.” Ucap Alexsa.
“Haha-hahaha- hahaha” Ketiga orang itu tertawa.
“Si bodoh tak tau diri.” Ledek An Rian.
“Lebih baik kau mati saja untuk kedua kalinya, di bandingkan ikut lomba dan hanya mempermalukan dirimu sendiri.” Ledek Rauliying.
“Menangislah, menangis ... ayo menangis seperti yang sudah sudah.” An Rumi ikut meledek Alexsa.
Mereka tertawa puas.
“Sepertinya kalianlah yang sampah bukan aku.” Ucap Alexsa tak peduli.
“Beraninya kau!” Bentak Rauliying dengan marah.
“Sudah Rau, biarkan si sampah ini terus berbicara.” Ucap An Rian, lalu menoleh pada sang Kakak dengan tatapan mengejek. “An Xia, aku tantangan dirimu dalam lomba festival tahun ini ... dan jika kau pemenangnya, kita bertiga akan menjadi pelayan mu selama dua musim.” Ucap An Rian menantang Alexsa.
Alexsa yang tadinya tidak ingin ikut dalam lomba, kini dia berpikir jahat jika mereka bertiga ini menjadi pelayannya ... akan seru dan bisa mengerjai anak Selir yang tidak tau diri ini.
“Baiklah, aku terima tantangan mu.” Alexsa menyanggupi, lalu melihat Dayang Mei, “Ayo Mei, kita pergi dari sini ... biarkan ketiga anjing menggong-gong sesuka hatinya.
Alexsa dan Dayang Mei pergi, meninggalkan tiga orang yang sedang menahan amarahnya.
“Jalangg itu sudah berani melawan kita.”
“Jangan khawatir, kita akan memberikan pelajaran padanya nanti.” Ucap An Rian yang langsung di angguki Rauliying dan An Rumi.
An Rian sangat percaya, jika sang Kakak tidak akan memenangkan lomba festival yang akan di gelar satu minggu lagi. Karna An Rian sangat mengetahui jika An Xia tidak memiliki bakat dalam bidang apapun.
•
•
•
Di istana•
“Kau harus memilih salah satu gadis untuk di jadikan Permaisuri mu, tidak mungkin kau menjadi Kaisar dan tidak memiliki Permaisuri di samping mu Pangeran Jun.”
“Tapi Ibunda, aku tidak ingin memiliki istri di sampingku yang sama dengan gadis pada umumnya yang hanya mengandalkan bakat menari, menyulam, bermusik, atau bernyanyi ... itu membuat ku bosan Ibunda, aku ingin memiliki istri yang berbeda dengan yang lain.”
“Lantas, wanita apa yang kau inginkan?” Tanya Kaisar Zhang Dai Lian.
Pangeran Jun berpikir sejenak, entah mengapa ... tiba-tiba saja pikirannya melintas wajah An Xia yang menurutnya dia adalah tipe gadis idamannya.
“Aku ingin An Xia yang menjadi Permaisuri ku.”
JEDEEERRRR ...
Semua orang terkejut memegang dadanya secara bersamaan, saat Putra Mahkota Kekaisaran Zhang menginginkan gadis yang tidak memiliki bakat menjadi Permaisuri Kekaisaran Zhang ini.
“Tapi Nak, rumor mengatakan jika Nona pertama An tidak memiliki bakat dan menjadi sampah masyarakat.” Ucap ibunda Permaisuri.
“Ibunda ... itu hanyalah rumor belaka yang di sebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab Ibunda. Apa Ibunda melihatnya sendiri, jika Nona pertama di keluarga An tidak memiliki bakat?”
Semua orang diam.
“Untuk itu ... Pangeran ini menginginkan festival yang akan di gelar menjadi ajang untuk aku mencari Permaisuri yang tangguh dan tidak bisa di gertak oleh siapapun.”
“Bagaimana caranya?” tanya Ayahanda Kaisar Zhang.
Pangeran Jun tersenyum pada kedua orang tuanya.
“Ini yang aku inginkan.”
Pangeran Jun pun membisikkan rancana dirinya yang sudah ia susun dengan rapih, Kaisar dan Permaisuri pun mengangguk setuju dengan rencana anak pertamanya.
•
...••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Elly Sari Narulita
appan sih yang dibisikin 🤔
2022-10-29
0
Septi Verawati
bisik2 apa itu thor,, ikutan dengar dong 😁😁😁
2022-10-22
0
Aqiyu
ga kedengeean Thor.... apa yang di bisikan pangeran Jun
2022-09-26
1