Di Istana, tepatnya di kediaman Pangeran Zhang Junda. Ia tengah menunggu pengawal setianya membawakan kabar yang dia perintahkan, untuk menyelidiki gadis yang dia lihat di rumah makan petang tadi.
Tidak berapa lama, bayangan hitam masuk begitu cepat seperti angin. “Salam, Yang Mulia Pangeran Mahkota Jun.”
“Bagaimana? Apa yang kau dapatkan.”
“Gadis itu bernama An Xia, Pangeran. Dia adalah putri pertama dari Jendral An Chen, yang selalu di kucilkan karna dia bodoh dan tidak memiliki bakat apapun.”
Pangeran Jun mengerutkan keningnya, “Bodoh dan tidak memiliki bakat apapun?” Ulang Pangeran Jun.
“Benar Pangeran.”
“Apa kau tidak salah memberikan informasi? Mengapa yang aku lihat berbeda ... dari Auranya saja sudah kuat! Dan dia tidak mudah untuk di tindas.” Ucapnya pada sang pengawal setia.
“Mohon maaf Pangeran, tapi itulah informasi yang hamba dapatkan.”
“Baik, kau boleh pergi.”
•
Ke esokkan harinya•
Rombongan kereta kuda keluarga Jendral An masih berada di perjalanan menuju Istana. Mereka sengaja pergi lebih awal, di karnakan Jendral An selalu tepat waktu dalam membuat janji apapun.
An Rian dan An Rumi begitu bersemangat, karna yang ada di otak mereka ialah bertemu dengan para Pangeran yang tampan, dan menjerat salah satu dari mereka agar menjadikannya istri sah atau Selir pun tidak buruk.
Tapi, lain halnya dengan Alexsa yang merasakan pening di kepalanya karna menaiki kereta kuda yang bergoyang..
“Oh yaa ampun ... aku tidak sudi menaiki kereta kuda untuk kedua kalinya.” Gerutu Alexsa dalam hati, sambil memegangi hiasan di kepalanya agar tidak berantakan.
Perutnya seperti di kocok dan Ingin memuntahkan sesuatu dari dalam, namun Alexsa menahannya sekuat tenaga.
An Rian menoleh ke arah Alexsa lalu tersenyum namun mengejek, saat netra matanya memperhatikan sang Kakak yang merasa tidak nyaman dengan pakaian yang dia kenakan.
“Kau sangat memalukan An Xia.” Ucap An Rian.
“Kenapa Ayah tidak meninggalkan dirimu saja sih! Bikin malu saja.” An Rumi pun mengejek Alexsa.
Sedangkan Alexsa mendelik tak suka pada kedua sodara tiri An Xia.
“Kalian pikir aku mau ikut! Aku lebih baik diam di kediaman ku dan bergulung selimut, di bandingkan naik kereta kuda sialan ini!” Bentak Alexsa.
An Rian dan An Rumi diam lalu saling pandang, mereka tidak menyangka jika An Xia yang mereka kenal bodoh dan mudah untuk di tindas, kini bisa menjawab ejekan mereka bahkan berani membentak mereka.
“Jalangg ini, sekarang begitu berani melawan setelah kematiannya hari itu.” Gumam An Rian mengepalkan kedua tangannya, “Lihatlah, aku akan mempermalukan mu di hadapan semua orang.” Ucapnya lagi dalam hati, penuh akan tekad.
•
•
Setelah beberapa menit di perjalanan, kini kereta kuda itu berhenti di depan gerbang Istana.
Sang Jendral dan keluarganya di perobolehkan masuk, setelah selesai pemeriksaan oleh para pengawal Istana.
An Xia yang penasaran, membuka sedikit tirai kereta kudanya untuk melihat keluar ... alangkah terkejutnya Alexsa saat netra matanya melihat Istana Kekaisaran Zhang begitu megah dan mewah.
“Apa semua bangunan material di Istana ini menggunakan emas?” Gumam Alexsa lalu menutup tirai kereta kudanya, karna mereka akan segera turun.
Ketika mereka turun, mereka di sambut oleh Kasim kepercayaan Kaisar dan membawa mereka ke Aula Taman, dimana semua orang sudah berkumpul termasuk para menteri dan pejabat Istana, beserta keluarganya masing-masing.
An Rian dan An Rumi tengah berbaur ... mereka seakan sudah akrab satu sama lain, sedangkan An Xia hanya celingak-celinguk tidak mengenali siapapun.
“Ah ... seandainya Mei ikut, mungkin aku tidak kesepian seperti ini.” Ucap Alexsa mengerucutkan bibirnya.
Tak berapa lama•
“Perjamuan makan malam akan segera di mulai, mohon untuk masuk ke Aula ...” Teriak sang Kasim.
Semua orang yang mendengar pengumuman dari Kasim kepercayaan Kaisar, bergegas masuk kedalam Aula.
An Rian memberikan kode pada salah satu pelayan Istana untuk menjalankan siasat yang sudah di susun rapih.
Pelayan Istana itu mengangguk dengan pelan, seakan mengerti kode dari An Rian, lalu pergi ke arah An Xia yang tengah berjalan ke arah Aula bersama yang lainnya.
Bang ...
Gubraaakk ...
“Ya Dewa ... Nona pertaman An, maafkan saya.” Ujar pelayan Istana itu terkejut, ketika barang yang dia bawa jatuh menubruk An Xia, dan sial bagi Alexsa ... karna tubuh kecilnya harus tertimpa oleh tubuh sang pelayan.
Semua orang melihat ke arah keributan, dan saling berbisik satu sama lain. Sedangkan pelayan itu membenarkan posisinya lalu bersujud.
“Maafkan saya Nona pertama An. Bukan maksud saya untuk menumpahkan makanan di pakaian anda, terutama menindih anda.” Ucapnya berpura-pura menyesal.
Alexsa mengerutkan keningnya, dia seperti merasakan hal aneh dan teringat akan alur cerita di dalam Novel yang dia baca.
Jika pelayan ini akan memfitnah An Xia, dan malangnya bagi An Xia yang tidak bisa melawan dan menerima hukuman cambuk.
“Ah ... ini yang kalian rencanakan? Ck, murahan sekali siasat kalian.” Alexsa melirik kedua sodaranya yang tengah memperhatikan dirinya.
Alexsa tersenyum ramah pada pelayan Istana, “Tidak apa ... hanfu yang aku pakai tidak terlalu kotor, berdirilah.” Alexsa membantu pelayan itu berdiri..
“Te-terima kasih Nona pertama An.”
Alexsa tersenyum dan mengangguk, “Kalian pikir ini akan selesai? Tidak semudah itu memfitnah diriku furgoso.” Gumam Alexsa tersenyum lalu masuk kedalam Aula, begitu pun para gadis lainnya.
•
•
•
Ketika semua orang sudah duduk di tempat mereka masing-masing, pintu Aula terbuka bersamaan dengan teriakkan sang Kasim menggema di dalam ruangan.
“Kaisar Zhang Dai Lian dan Permaisuri memasukki Aula ...” Teriak Kasim, membuat semua orang berdiri menyambut orang nomer satu di Kekaisaran Zhang.
Semua orang membungkukkan kepala, ketika Kaisar dan Permaisuri beserta para Pangeran telah memasuki Istana, di susul para Selir di belakang mereka.
Kaisar Zhang Dai Lian duduk di singgah sana, lalu mengangguk dan tersenyum ramah.
“Zhèn mengucapkan banyak terima kasih, untuk kalian karna sudah hadir di perjamuan makan malam, di tengah kesibukan kalian. Semoga kalian menikmati jamuan yang Zhèn suguhkan.” Ucap sang Kaisar mempersilahkan untuk menikmati hidangan yang akan di sajikan.
Ketika semua orang tengah menikmati perjamuan dengan tenang, tak berapa lama seseorang berteriak kehilangan barang berharga miliknya.
Putri perdana mentri perdangangan, telah kehilangan giok berharga yang tidak ternilai harganya ... dan itu membuat semua orang berbisik-bisik.
Putri perdana mentri yang bernama Qiuyu maju kehadapan Kaisar, lalu berlutut. "Yang Mulia, hamba meminta keadilan."
“The game will start soon. (Permainan akan segera di mulai.) Gumam Alexsa dalam hati, namun dengan bibir tersenyum.
•
...•••••...
...Mohon dukungannya ya Ziyeng ... Karya ini ikut lomba, jadi setelah membaca jangan lupa di like setiap babnya.....
... LIKE.KOMEN.VOTE.BUNGA ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
syafa
😘😘😘😘
2023-01-25
2
Patrish
mulaiii... mulaiii... aku syyuukkaa...
2023-01-15
1
Kiss me💋
👍✌️
2023-01-09
1