Becoming Empress
“Help! help ... “ Teriak seorang wanita paruh baya, yang baru saja di copet oleh dua orang pemuda yang memakai motor.
“What is it?” tanya seorang gadis yang berhenti di depan korban.
“The Man took my bag.” Tunjuk wanita itu, pada dua orang penjahat yang mengambil tasnya, melaju mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.
Alexsa yang melihat dua pencopet itu langsung menyalakan mesin motornya, menginjak pedal gas untuk mengejar pencopet itu.
Deru suara motor ducati terdengar sangat merdu di telinga, Alexsa mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Di jalan xxx di kota London.
Kedua motor itu saling mengejar, membelah jalanan yang padat penduduk. Banyak orang yang menjerit takut, saat kedua motor itu saling mengejar satu sama lain.
Hingga posisi motor Alexsa sudah sejajar, Alexsa menendang body motor pencopet itu dengan kuat ... sampai motor sang pencopet jatuh terguling..
Bruuug ...
Motor itu rusak terpecah belah, begitu pun dengan dua pencopet yang terpental tak jauh dari posisi motor mereka.
Alexsa turun dari motornya dengan santai, membuka helm yang ia pakai, “Baru di senggol gitu aja udah jatuh kalian.” Ledek Alexsa.
Salah satu pencopet itu berdiri, menatap tajam Alexsa. “Hei gadis kerdil, jangan ikut campur!” Bentak pria itu, menatap tajam Alexsa.
Alexsa melototkan matanya, saat dirinya di ledek kerdil oleh kedua pencopet tidak tau diri dan langsung menghampiri mereka.
Buugh ...
Alexsa menendang penjahat itu di bagian dada hingga mundur beberapa langkah, “Berani sekali kau mengejekku kerdil! Punya nyawa berapa anda.”
“Sialan!” Umpat salah satu pencopet itu, lalu keduanya menyerang Alexsa dengan brutal.
Alexsa dan dua penjahat itu saling menyerang, namun bagi Alexsa ... ini hanya sebuah pemanasan untuk tubuhnya.
Ia adalah Alexsa. Alexsa Alberto, yang mahir dalam bidang bela diri jenis apapun dan memiliki sabuk hitam taekwondo. Dan Alexsa adalah gadis muda yang termasuk mahir dalam bidang memanah, menembak, dan berkuda, serta bermain pedang adalah ahlinya.
Bruughh ..
...Bruughh ......
Bruughh ...
Alexsa menendang, memukul, membanting para penjahat itu hingga keadaan mereka berdua babak belur tak berbentuk.
“Aahkk ...” kedua penjahat itu kesakitan dan terkapar di tanah tak sadarkan diri.
Alexsa pun tersenyum lalu mengambil tas yang sudah mereka ambil, lalu merapihkan bajunya, “Dasar pecundang.”
Alexsa pun menaiki motornya dan memberikan tas itu pada pemiliknya, “ini milikmu Nyonya.”
“Thank you so much for helping me.”
“No problem, next time be careful if walking alone.”
Alexsa naik ke atas motornya, namun wanita itu mencekal pergelangan Alexsa dan memberikan sebuah buku novel miliknya.
“Saya tidak mempunyai apapun, terima ini sebagai kenang-kenangan.”
Alexsa melihat buku itu dan membacanya, “Becoming Empress?”
Alexsa menoleh namun tidak ada siapapun di sebelahnya, “kemana wanita itu pergi?” gumam Alexsa menggidikkan bahunya, lalu dengan segera melajukan motornya menuju Bodzagi Taekwondo.
Namun setelah sampai entah kenapa, Alexsa malah duduk dan membaca buku yang di berikan oleh wanita paruh baya yang dia tolong ... tanpa sadar, Alexsa tertidur dan menjatuhkan buku itu ke lantai, hingga sebuah cahaya bersinar dari dalam buku itu hingga membuka semua bab dengan sendirinya begitu cepat.
Perlahan tapi pasti, cahaya kuning ke emasan itu menyedot jiwa Alexsa yang tengah tertidur kedalam novel ... hingga dengan sendirinya buku itu tertutup kembali dan Alexsa pun tak sadarkan diri..
•
•
•
Dunia yang berbeda•
Alexsa yang kini jiwa sudah bertransmigrasi kedalam tubuh An Xia, mendengar tangisan yang sangat nyaring di telinga.
Perlahan Alexsa membuka matanya dan menguap dengan lebar, membuat tangisan nyaring itu berhenti.
“Nona An Xia, akhirnya anda bangun.” Ucap seorang gadis di sebelahnya.
Alexsa menoleh dan mengerutkan keningnya, saat ia melihat gadis kecil yang menangis di sebelahnya. “Siapa kamu?” tanya Alexsa dengan heran.
“Nona An Xia, apa anda tidak ingat saya? Apa sebegitu menyakitkan kepala anda hingga kehilangan ingatan?”
“Apa maksudmu?” tanya Alexsa yang belum memahami situasi.
“Nona An--.”
“Hei tunggu sebentar, kenapa kamu memanggilku Nona An Xia? Aku buk—“
Alexsa tidak bisa melanjutkan perkataannya, saat netra matanya melihat sekeliling adalah hutan lebat. Lalu Alexsa menoleh ke arah gadis kecil yang memakai baju dayang di kerajaan kuno, lalu melihat ke arah dirinya sendiri yang memakai baju hanfu lusuh.
“Ahhh ... tidak mungkinnn.” Teriak Alexsa menggema di seluruh hutan, hingga burung-burung berterbangan..
•
“Sial! Apa aku benar-benar masuk kedalam dunia Novel?” Gumam Alexsa dalam hati, saat Dayang Mei menceritakan apa yang terjadi.
Dayang yang bernama Mei Lie sangat khawatir, saat sang Nona tidak lagi bernafas, dan menceritakan bagaimana kejamnya kedua anak dari selir ayahnya yang selalu menindas sang jun-jungan.
Alexsa memijat keningnya yang terasa pening secara mendadak, ia tidak habis pikir akan bertransmigrasi seperti cerita di novel novel ... ia pikir itu hanya sebuah cerita belaka, namun apa ini? Alexsa mengalami perjalanan di dunia yang berbeda.
“Tunggu, tadi apa yang kamu bilang? Kedua adik tiriku dan selir itu menyiksaku sampai mati dan membuangku ke dalam hutan ini?” tanya Alexsa, yang langsung di angguki oleh dayang Mei lie.
“Jangan bilang kamu membuntutiku sampai di sini.” Tebak Alexsa.
“It- itu benar Nona.”
“Jangan bilang, kalau aku di siksa hanya karna sebuah guci?” tanya Alexsa memastikan kembali, bahwa tebakkannya benar.
Dan kedua mata Alexsa terbelalak saat dayang Mei mengangguk lagi, “Apa ada masalah Nona?” tanya Dayang Mei.
“Tentu saja masalah! Karna ak—aahh sudahlah, lebih baik kita kembali ke rumah sebelum hari gelap.”
Alexsa yang kini sudah menjadi An Xia berjalan lebih dahulu, di belakangnya dayang Mei mengekori sang jun-jungan..
Kedua orang itu berjalan menyulusuri hutan dan sungai, Alexsa tau jika kepulangannya ke kediaman An akan membuat ia dalam bahaya namun Alexsa akan menghadapi semua masalah dengan cara nya sendiri.
Alexsa merutuki kebodohannya karna tidak sempat membaca novel itu sampai selesai, hingga Alexsa hanya tau sampai part pertengahan saja.
•
Beberapa menit berlalu, akhirnya Alexsa dan Dayang Mei keluar dari hutan. Namun perjalanan mereka masih jauh untuk pualng ke kediaman An, dan mereka seharusnya menaiki kereta kuda agar cepat sampai.
“Nona, apa nona lelah?”
“Aku tidak lelah, hanya saja ... kaki ku pegal karna jalan terlalu lama.” Keluh Alexsa.
“Mari nona, kita istirahat di sebelah sana.” Tunjuk Dayang Mei, ke arah pedagang yang menjual makanan ringan di dekat pemukiman penduduk.
Namun sebelum melangkah, Alexsa terdiam mengingat dialog yang baru saja ia ucapkan dan dia dengar. Dialog itu sama persis seperti di dalam novel..
“Oh, God ... apakah aku di kirim ke dunia ini untuk merubah isi di dalam novel yang sudah ada?” Gumam Alexsa dalam hati.
“Nona ayo.”
Alexsa tersadar dari lamunanya dan mengangguk, ia sudah tau jika dia berjalan pasti setiap orang akan mengjeknya dan membicarakan dirinya..
Dan benar saja yang di pikirkan oleh Alexsa, jika dirinya menjadi bahan gunjingan oleh penduduk desa. Walau mereka semua berbisik, namun bisikan mereka bisa terdengar dari laut antartika hingga laut segi tiga permuda.
“Bukankah itu Nona dari kediaman An?”
“Iya ... itu putri pertama Jenderal An yang lemah dan jelek.”
“Sayang sekali yaa ... wajahnya buruk rupa hingga dia selalu memakai cadar kemana pun dan kapan pun.”
“Iya, berbeda sekali dengan Nona An Rumi dan Nona An Rian yang cantik dan anggun.”
“Jangan lupa, mereka juga berbakat.”
Itulah bisik bisik yang terdengar oleh Alexsa, yang membuat Alexsa geram dan ingin sekali merobek mulut yang tengah menggosipkan dirinya.
“Nona jangan dengarkan mereka, anda juga berbakat dan cantik.” Ucap Dayang Mei, seakan dirinya tau jika jun-jungan nya tengah merasakan panas hati.
“Hm ... kita lanjutkan saja perjalanan kita, aku ingin segera sampai di kediamanku.”
Dayang Mei mengangguk, dan mengikuti jun-jungan nya dari belakang ... belum juga hati Alexsa mereda, kini ia tak sengaja berpapasan dengan rombongan dari istana Kekaisaran Zhang.
Tak mau perduli, Alexsa terus berjalan lurus tanpa peduli rombongan dari istana yang menatapnya dengan kening mengkerut.
Jika di dalam novel yang dia baca, An Xia akan berlutut. Namun tidak dengan dirinya yang mempunyai keberanian untuk melawan, ia tidak akan berlutut pada siapapun.
Sedangkan Dayang Mei sudah was-was dan takut, mengapa jun-jungan nya ini berbeda sifat semenjak bangun dari pingsannya..
“Hei kalian!” bentak salah satu pengawal, yang mana membuat Dayang Mei membeku di tempat namun tidak untuk Alexsa.
“Ada apa?” tanya Alexsa dengan santai.
Yang mana membuat para pengawal dan Pangeran kedua dan ketiga dari Kekaisaran Zhang itu menyengitkan dahinya, karna baru kali ini ada seorang gadis yang berani menatap mereka.
''Hai kau Nona!'' Sentak Pangeran ketiga yang bernama Dong Zhang turun dari kudanya lalu menghampiri Alexsa..
''Apa kau tidak tau siapa kami?” tanya Pangeran Dong Zhang.
Alexsa memutar matanya dengan malas, ''Aku tidak tau.” Jawab Alexsa dengan nada malas dan membuang muka ke arah samping.
''Kami ini dari istana Kekaisaran Zhang. Dan aku adalah Pangeran ketiga Dong Zhang, apa kau tidak mau menghormatiku sebagai Pangeran.” Ucapnya dengan nada sinis.
Alexsa mengerutkan keningnya dan melengos ingin pergi, ia benar-benar malas untuk bertengkar namun tangan Alexsa di cekal oleh Pangeran Dong Zhang..
“Kau benar- benar harus di hukum karna tidak menghormati seorang Pangeran!” Bentaknya yang mana membuat Alexsa langsung menepis cengkraman Pangeran Dong Zhang dengan kasar..
“Maaf Pangeran, hamba harus segera pergi karna hari akan gelap.” Alexsa sedikit membungkukkan kepalanya lalu pergi.
“Lancang!” teriaknya.
''Adik ayo kita sudah terlambat, biarkan Nona itu pergi.” Ucap Pangeran kedua yang bernama Zhang Mo, mencoba melerai perdebatan sang Adik yang tidak berguna..
Pangeran kedua Zhang Mo sangat tahu sifat sang adik yang benar benar gila hormat terhadap siapapun yang berani mengacuhkan dirinya.
''Sudahlah Adik, ayo ...” Pangeran Zhang Mo, menarik tangan sang adik untuk secepatnya pergi.
Para rombongan dari istana pun melanjutkan perjalanannya, begitu pun dengan Alexsa dan Dayang Mei..
''Cari tau wanita itu.” Bisik Pangeran Dong Zhang pada pengawalnya.
“Baik Pangeran."
•
Setelah beberapa waktu terlewati, kini Alexsa dan Dayang Mei sudah sampai di kediaman Jendral An.
Alexsa berdiri sambil mengerutkan dahinya, saat dia melihat jika pintu besar dan lebar itu tertutup dengan rapat.
Alexsa mengangkat hanfu yang dia pakai, lalu berjalan ke arah pintu besar itu untuk membukanya ... namun sial, seberapa kuat Alexsa membuka pintu itu tapi tidak terbuka sedikit pun.
“Astaga ... pintu ini terbuat dari material apa hingga kokoh dan berat seperti ini. Tapi ini tidak akan bisa menghalangiku untuk masuk kedalam rumahku sendiri. Hiyaaaa ... “
Alexsa mengangkat kakinya untuk mendobrak pintu kokoh di depannya menggunakan tenaga dalamnya, namun ... belum juga sampai kaki Alexsa untuk mendobrak, pintu itu sudah di buka oleh penjaga di dalam sana..
Hiyaa ....
...Gubraak ......
Tuinggg ...
...Dhuugg ......
Aiiiiii ...
Alexsa masuk dengan cara terguling-terguling, membuat sang penjaga dan Dayang Mei terkejut bukan main.
“Yaa dewa ... anda tidak apa apa Nona?”
“Sialan! Siapa yang melakukan itu.” Bentak Alexsa yang masih menungging di tanah, “Adegan ini tidak ada di dalam novel bukan?” gumam Alexsa dalam hati.
...•••••...
...Jangan lupa tinggalkan jejak...
...Tap love...
...LIKE.KOMEN.VOTE.BUNGA...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Sri Mulyaningsih
😂😂😂😂😂
2024-10-19
0
Ajusani Dei Yanti
ngulang2 baca lagi karya Authorrr kuh
2024-10-14
0
Ahsin
aduh mules wkwk😂😂😂😂🤣🤣
2024-02-09
0